• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROCEEDINGS - Repository UM - Universitas Negeri Malang

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "PROCEEDINGS - Repository UM - Universitas Negeri Malang"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PROCEEDINGS

PENGEMBANGAN BUKU SAKU 量 [LIÀNGCÍ] SEBAGAI PENUNJANG PEMBELAJARAN GRAMATIKA MAHASISWA PRODI BAHASA MANDARIN

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

Apriliani Carera (1),Primardiana Hermilia Wijayati (2),Aiga Ventivani(3)

MI Darussalam 1 Kalipuro, Banyuwangi

1

Universitas Negeri Malang

2

Universitas Negeri Malang

3

fillacarera@gmail.com

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan buku saku 量词 [liàngcí] sebagai bahan ajar dan sumber belajar gramatika kuantifikasi bahasa Mandarin. Model pengembangan yang digunakan adalah Five Phases of Intructional Design oleh Cennamo dan Kalk (2005). Prosedurnya terdiri dari: define, design, demonstrate, develop, dan deliver.

Instrumen yang digunakan adalah lembar angket. Data dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa buku saku sangat baik dan layak digunakan dalam pembelajaran.

Kata Kunci: buku saku, 量词[Liàngcí], kuantifikasi, gramatika

PENDAHULUAN

Bahan ajar merupakan salah satu faktor penting dalam keefektifan sebuah pembelajaran. Lestari (2013) mengungkapkan bahwa bahan ajar adalah seperangkat materi pembelajaran yang mengacu pada kurikulum sesuai jenis pendidikannya, untuk mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah ditentukan. Selain itu, menurut Syairi (2013) bahan ajar dapat memengaruhi kualitas pembelajaran. Dari pendapat-pendapat tersebut dapat diketahui bahwa bahan ajar menjadi bahan atau instrumen perbaikan mutu pembelajaran.

Sampai saat ini, bahan ajar cetak berupa buku teks dianggap sebagai bahan ajar paling utama (Sitepu, 2015).

Yongxin & Budianto (2005) mengemukakan bahwa tanpa adanya tata bahasa maka tidak akan muncul suatu bahasa, karena tata bahasa merupakan suatu kaidah pembentukan kalimat dengan kata yang ada. Hal ini menandakan bahwa tata bahasa memegang peranan penting dalam keutuhan suatu kalimat. Seperti yang diungkapkan oleh Suparto & Wu (2003), kalimat tersusun atas kata dan frasa dengan kaidah tata bahasa tertentu yang bisa mengungkapkan suatu arti yang lengkap. Oleh karena itu setiap bahasa, termasuk bahasa Mandarin memperhatikan pembelajaran tata bahasa atau gramatika.

Dalam bahasa Mandarin terdapat berbagai macam jenis kata untuk menyusun sebuah kalimat, antara lain kata benda, kata bilangan, kata kerja, kata sifat, kata keterangan, kata ganti,

(2)

PROCEEDINGS

kata depan, kata sambung, dan kata bantu. Salah satu keistimewaan bahasa Mandarin adalah memiliki banyak kata bantu bilangan (Sylvia, 2008). Setiap kata benda dan kegiatan memiliki kata bantu bilangan yang berbeda- beda. Dalam bahasa Mandarin kata bantu bilangan atau kuantifikasi disebut 量词[liàngcí].

Menurut katalog Progam Studi Pendidikan Bahasa Mandarin (PSPBM) edisi 2015 hingga 2018 menunjukkan bahwa pembelajaran gramatika ditempuh pada semester 2 dengan kompetensi capaian level HSK 3. Namun, seharusnya pembelajaran 量词[liàngcí] sudah dimulai pada semester 1. Karena pembelajaran gramatika tidak hanya terbatas pada mata kuliah gramatika saja, tetapi juga pada mata kuliah yang mencakup keterampilan berbahasa. Untuk memperkuat hasil observasi, peneliti menelaah HSK 1 dan 2. Pada level HSK 1 materi 量词 [liàngcí] yang dibahas adalah 本 [běn], 个[gè], 块 [kuài], 岁 [suì], dan 些[xiē]. Adapun pada HSK 2 量词[liàngcí] yang dibahas yaitu 量词 [liàngcí] pada HSK 1 dengan tambahan次 [cì], 公斤 [gōngjīn], 件 [jiàn], 元 [yuán], dan 张[zhāng].

Peneliti kemudian mencermati buku yang digunakan dalam mata kuliah pada semester 1, yaitu menyimak dan berbicara I, serta membaca dan menulis I. Pada mata kuliah menyimak dan berbicara I, diketahui bahwa buku yang digunakan adalah汉语会话301句(上册)[hànyǔ huìhuà 301 jù (shàngcè)] (Conversational Chinese 301).

Pada buku ini terdapat materi 量词 [liàngcí], yaitu 口 [kǒu], 件 [jiàn], 个 [gè], 种[zhǒng], 课 [kè], 张 [zhāng], 本 [běn], dan 套 [tào]. Namun penjelasannya tidak mendetail, hanya disinggung pada catatan dari dialog dan contoh-contoh kalimat saja.

Adapun pada mata kuliah membaca dan menulis I, buku yang digunakan adalah 汉语语言文字启蒙I [hànyǔ yǔyán wénzì qǐméng I] (A Key to Chinese Speech and Writing I). Di dalam buku tersebut, terdapat materi 量词 [liàngcí] yaitu 个[gè] , 口 [kǒu], 块 [kuài], 些 [xiē], 位 [wèi], 张[zhāng], 次 [cì], 遍 [biàn], 种 [zhǒng], 本[běn], 杯 [bēi], 份 [fèn]. Penjelasan buku ini menggunakan bahasa Inggris tanpa disertai aksara Han, juga disediakan sedikit contoh.

Berdasarkan pengamatan peneliti, dapat diketahui bahwa buku semester 1 sudah memuat materi 量词 [liàngcí], namun kurang memenuhi target HSK sesuai kurikulum. Selain itu, penjelasan

materi kurang mendetail tanpa menggunakan aksara Han, dan contoh penggunaan sedikit. Oleh karena itu, peneliti mengembangkan bahan ajar berupa buku saku materi 量词 [liàngcí] sesuai target HSK pada kurikulum. Buku saku dipilih karena merupakan bahan ajar yang efisien, menarik dan mudah dibawa kemana pun. Seperti yang diungkapkan oleh Yuliani & Lina (2015), buku saku merupakan suatu buku berisi informasi yang dicetak dengan ukuran kecil, sehingga dapat disimpan di saku agar lebih efisien, praktis, serta mudah dibawa kemanapun.

METODE

Buku saku 量词 [liàngcí] dikembangkan dengan menggunakan model Five Phases of Intructional Design oleh Cennamo dan Kalk (2005). Prosedur dari model ini terdiri dari lima tahap

(3)

PROCEEDINGS

yang meliputi: (1) define, (2) design, (3) demonstrate, (4)develop), dan (5) deliver.

Pengembangan buku saku 量词 [liàngcí] menggunakan lembar angket berdasarkan skala Likert sebagai instrumen pengumpulan data.

Lembar angket diberikan kepada subjek validasi yaitu ahli media dan ahli materi, serta diberikan kepada subjek uji coba. Ahli materi adalah ibu Octi Rjeky Mardasari, B.A., MTCSOL selaku dosen prodi bahasa Mandarin UM. Adapun ahli media yaitu bapak Robby Yunia Irawan, M.Pd. selaku dosen jurusan Sastra Jerman UM. Sementara subjek uji coba adalah mahasiswa Prodi Bahasa Mandarin yang sedang menempuh mata kuliah level HSK 1 dan level HSK 4.

Data yang telah diperoleh dari angket dianalisis dengan teknik kualitatif dan kuantitatif.

Teknik analisis kualitatif digunakan untuk menganalisis data kualitatif yaitu data yang didapat dari instrumen angket validasi materi maupun media.

Sementara teknik analisis kuantitatif digunakan untuk menganalisis data hasil uji coba.

Data kualitatif akan dianalisis dengan dideskripsikan atau dijelaskan secara logis dan bermakna dalam bentuk uraian kalimat agar lebih mudah untuk dipahami, sedangkan data kuantitatif dianalisis dengan deskriptif perhitungan persentase rata- rata. Adapun perhitungan nilai persentase rata-rata, adalah sebagai berikut.

∑X

𝑃 = ∑Xi × 100%

Keterangan: 𝑃 = persentase rata-rata

∑X = jumlah skor rata-rata dari tiap kriteria yang diperoleh

∑Xi = jumlah skor maksimal per-kriteria dari objek uji coba

HASIL

1.Tahap Definisi (Define)

Tahap definisi dilakukan peneliti dengan menelaah kurikulum. Hasil dari telaah kurikulum Progam Studi Pendidikan Bahasa Mandarin (PSPBM) edisi 2015 hingga 2018 menunjukkan bahwa pembelajaran gramatika ditempuh pada semester 2 dengan kompetensi capaian level HSK 3. Namun seharusnya pembelajaran 量词[liàngcí] dapat dimulai dari level pembelajaran terendah yaitu HSK 1 dan 2. Peneliti kemudian menelaah HSK 1 dan 2, untuk memperkuat hasil telaah kurikulum tersebut.

Hasil dari telaah gramatika pada level HSK 1 dan 2 yaitu, pada level HSK 1 materi 量词 [liàngcí] adalah 本 [běn], 个[gè], 块 [kuài], 岁 [suì], dan 些[xiē].

Adapun pada HSK 2 terdapat penambahan 次 [cì], 公斤 [gōngjīn], 件 [jiàn], 元[yuán], dan 张 [zhāng]. Dengan demikian materi 量词 [liàngcí] seharusnya sudah ada pada mata kuliah dengan kompetensi capaian HSK 1 dan 2.

Peneliti juga mencermati buku-buku mata kuliah pada semester 1, yaitu menyimak dan berbicara I, serta membaca dan menulis I. Diketahui bahwa buku yang digunakan pada mata kuliah menyimak dan berbicara I, 汉语会话 301 句(上册) [hànyǔ huìhuà 301 jù (shàngcè)]

(4)

PROCEEDINGS

terdapat materi 量词 [liàngcí]. Materi ini mencakup 口 [kǒu], 件 [jiàn], 个 [gè], 种 [zhǒng], 课 [kè], 张 [zhāng], 本 [běn], dan 套 [tào] dengan penjelasan yang tidak mendetail. Adapun pada mata kuliah membaca dan menulis I dengan buku 汉语语言文字启蒙 I [hànyǔ yǔyán wénzì qǐméng I] juga sudah memuat materi 量词 [liàngcí] yaitu 个[gè] , 口 [kǒu], 块 [kuài], 些 [xiē], 位[wèi], 张[zhāng], 次 [cì], 遍 [biàn], 种 [zhǒng], 本 [běn], 杯 [bēi], 份 [fèn]. Namun penjelasannya hanya menggunakan bahasa Inggris tanpa aksara Han, dengan sedikit contoh.

Berdasarkan pengamatan peneliti, dapat diketahui bahwa kedua buku tersebut sudah memuat materi 量词 [liàngcí], namun kurang memenuhi target HSK sesuai kurikulum. Oleh karena itu, peneliti mengembangkan materi 量词 [liàngcí] yang sesuai target HSK pada kurikulum, yang nantinya diwujudkan dalam sebuah buku saku.

2. Tahap Desain (Design)

Pada tahap desain peneliti mulai merancang sebuah produk dalam sebuah draf, meliputi rancangan tujuan pembuatan produk, komponen-komponen produk, serta penyajian produk yang akan diterapkan. Langkah pertama, peneliti mulai merancang dan membuat materi 量词 [liàngcí]

dari HSK 1 sampai HSK 4. Materi dikumpulkan peneliti dari berbagai sumber, seperti buku teks perkuliahan, e-book, web, pengumuman, dan koran. Materi dijelaskan menggunakan 汉字 [hànzì], 拼音[pīnyīn], terjemahan bahasa Indonesia, dan ilustrasi gambar. Selain itu materi dilengkapi dengan contoh, latihan soal, daftar kosakata baru hingga membuat penjelasan idiom.

Kemudian, peneliti menentukan komponen buku saku beserta penyajiannya mengacu pada teori pembuatan buku ajar bahasa Mandarin oleh Antje Benedix (2005). Ukuran buku saku berkisar 11 cm × 18 cm terfokus pada materi 量词[liàngcí] yang dilengkapi dengan CD. Buku saku terbagi menjadi bagian awal, inti, dan akhir. Bagian awal tersusun atas cover, kata pengantar, petunjuk buku, dan daftar isi. Bagian inti berisi materi 量词 [liàngcí]. Adapun bagian akhir berisi evaluasi diri, rangkuman penjelasan 量词 [liàngcí], kunci jawaban latihan, daftar rujukan, indeks kosa kata, indeks aksara Han, indeks gramatika, dan profil penulis. Setelah itu, peneliti mulai membuat rancangan tampilan buku saku berupa storyboard.

3. Tahap Peragaan (Demonstrate)

Adapun pada tahap peragaan, peneliti menyerahkan lembaran storyboard yang telah dibuat kepada ahli media. Lembaran storyboard yang dibuat peneliti berisi gambaran-gambaran halaman buku saku yang diinginkan peneliti. Setiap gambaran diberi nomor dan keterangan sebagai infomasi penjelas. Lembaran storyboard diserahkan kepada bapak Robby Yunia Irawan, S.Pd, M.Pd. selaku ahli media untuk ditinjau. Hasil tinjauan ahli media yaitu diperlukan beberapa perbaikan. Pertama letak halaman dibuat kanan dan kiri. Kedua, jumlah gambar ilustrasi lebih diminimalisir, agar tidak terkesan penuh pada tampilan halaman.

4.Tahap Pengembangan (Develop)

Tahap pengembangan merupakan tahapan proses pembuatan produk serta pemantapan kualitas produk. Adapun langkah yang dilakukan peneliti untuk memantapkan kualitas produk yaitu dengan melakukan validasi, revisi dan uji coba skala kecil.

(5)

PROCEEDINGS

(a) Pembuatan buku saku

Langkah awal, materi yang telah didapat pada tahap desain dikumpulkan, kemudian dikelompokkan yang sejenis, setelah itu materi 量词 [liàngcí] dipilih yang sesuai dengan HSK 1 sampai HSK 4. Selanjutnya, materi disusun dengan dilengkapi penjelasan, contoh-contoh, serta diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Setelah itu soal latihan beserta dengan jawabannya mulai dibuat dan disusun. Langkah selanjutnya tampilan buku saku 量词 [liàngcí] dibuat dengan menggunakan Photoshop Cs 5. Gambar-gambar ilustrasi yang lebih faktual disertakan di dalamnya.

(b) Validasi materi

Buku saku yang sudah selesai dibuat, selanjutnya divalidasi oleh ahli materi. Proses validasi dilakukan dengan meminta ahli materi mengisi instrumen angket yang telah dibuat.

Angket yang digunakan menggunakan skala Likert dengan empat alternatif jawaban yaitu sangat baik, baik, tidak baik, dan sangat tidak baik dengan 34 kriteria. Penilaian dikelompokkan menjadi lima aspek yaitu, kesesuaian materi, teks- teks dan isi, kosakata, gramatika, serta tipe latihan.

Kritik dan saran juga disertakan dalam angket untuk dijadikan dasar revisi. Adapun hasil angket validasi materi menunjukkan bahwa 34 kriteria pada angket, ada 24 kriteria mendapat penilaian sangat baik dan 10 kriteria mendapat penilaian baik. Dari hasil angket tersebut dapat disimpulkan bahwa materi pada buku saku sudah sangat baik sehingga valid untuk diujicobakan dengan revisi sesuai saran.

(c) Validasi media

Validasi ahli media bertujuan untuk mengetahui apakah tampilan buku saku yang dikembangkan sudah layak untuk diujicobakan. Validasi dilakukan dengan cara mengisi angket.

Seperti angket ahli materi, angket ahli media menggunakan skala Likert dengan empat alternatif jawaban yaitu sangat baik, baik, tidak baik, dan sangat tidak baik. Angket ahli media memiliki 17 kriteria penilaian yang dikelompokkan menjadi dua aspek yaitu aspek organisasi dan struktur bahan ajar serta aspek desain.

Adapun hasil angket validasi materi diketahui bahwa ahli media memberikan jawaban sangat baik terhadap 13 kriteria, penilaian baik terhadap tiga kriteria, dan penilaian tidak baik terhadap satu kriteria. Penilaian tidak baik hanya diberikan pada kriteria kemudahan penggunaan orientasi di dalam bahan ajar (indeks, penggunaan simbol-simbol, warna, atau angka untuk bagian-bagian pada setiap bab). Selain itu, ahli media memberikan beberapa saran antara lain (1) perlu menggunakan indeks dengan perwarnaan yang berbeda, (2) penggelapan warna background pada cover untuk menambah keterbacaan teks, (3) mengurangi opacity background pada layout materi, dan (4) perbaiki konsistensi huruf. Berdasarkan hasil angket tersebut disimpulkan bahwa tampilan buku saku sudah sangat baik sehingga valid untuk diujicobakan dengan revisi sesuai saran.

(d) Uji coba kecil

Uji coba sekala kecil dilakukan untuk mengetahui respon dan penilaian mahasiswa terhadap produk yang telah disusun agar dapat kembali direvisi. Uji coba kecil dilakukan dengan

(6)

PROCEEDINGS

jumlah subjek uji coba enam mahasiswa prodi bahasa Mandarin. Mahasiswa yang tengah menempuh mata kuliah level HSK 1 adalah dari angkatan 2018 sebanyak dua orang dan mahasiswa yang menempuh mata kuliah level HSK 4 dari angkatan 2017 sebanyak empat orang.

Pemilihan mahasiswa dilakukan menggunakan teknik simple random sampling. Angket uji coba memiliki 16 kriteria penilaian yang dikelompokkan menjadi empat aspek yaitu aspek organisasi dan struktur bahan ajar, aspek desain, aspek materi, dan aspek keberlakuan.

Tabel 1. Analisis Data Kuantitatif Uji Coba Kecil

Aspek Rata – Rata Presentase

Organisasi dan struktur bahan ajar 3,33 83.25%

Desain 3,48 87 %

Materi 3,55 88.75 %

Keberlakuan 3,5 87.5 %

Rerata keseluruhan 3,465 86.69 %

Berdasarkan tabel 1. diperoleh rata-rata nilai pada setiap aspek penilaian melebihi nilai 3 dengan persentase lebih dari 80 %. Aspek organisasi dan struktur bahan ajar mendapat rata-rata nilai 3.33 dengan persentase 83.25 %. Aspek desain mendapat nilai rata-rata 3.48 persentase 87

%. Aspek materi mendapat rata-rata nilai 3.55 dengan persentase 88.75 %. Adapun aspek keberlakuan mendapat nilai rata-rata 3.5 dengan persentase 87.5 %. Dari keempat aspek tersebut rata-rata keseluruhan dari uji coba kelompok kecil adalah 3.465, sementara persentase keseluruhan 86.69 %.

Di sisi lain, mahasiswa juga memberi kritik dan saran terhadap buku saku, seperti gambar terlihat kurang jelas, perlu penambahan gambar ilustrasi, penambahan warna, dan pemilihan kertas yang bisa dicorat-coret. Dari hasil uji coba kecil peneliti berkonsultasi dengan ahli media, sehingga memutuskan perlu adanya revisi kecil yakni mengganti kertas pada buku, dan memperjelas gambar.

5.Tahap Penyajian (Deliver)

Pada tahap penyajian, peneliti melakukan uji coba kembali dalam skala lebih besar. Uji coba kembali dilaksanakan kepada mahasiswa pendidikan bahasa Mandarin Universitas Negeri Malang angkatan 2017 dan 2018. Mahasiswa yang mengikuti uji coba skala besar adalah mahasiswa yang belum mengikuti uji coba skala kecil berjumlah 15 orang. 10 orang berasal dari angkatan 2017 dan lima orang berasal dari angkatan 2018.

Pada uji coba skala besar diperoleh perhitungan hasil persentase tiap aspek pada lembar angket. Hasil rekapitulasi angket uji coba skala besar dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 1. Analisis Data Kuantitatif Uji Coba Besar

Aspek Rata – Rata Presentase

Organisasi dan struktur bahan ajar 3,64 91 %

Desain 3,64 91 %

Materi 3,62 90.5 %

Keberlakuan 3,78 94.5 %

Rerata Keseluruhan 3,67 91.7 %

(7)

PROCEEDINGS

Pada tabel 2. dapat diketahui bahwa rata-rata nilai pada setiap aspek penilaian melebihi nilai 3.5 dengan persentase lebih dari 90 %. Aspek organisasi dan struktur bahan ajar mendapat rata-rata nilai 3.64 dengan persentase 91 %. Aspek desain mendapat nilai rata-rata 3.64 persentase 91 %. Aspek materi mendapat rata- rata nilai 3.62 dengan persentase 90.5 %. Adapun aspek keberlakuan mendapat nilai rata-rata 3.78 dengan persentase 94.5 %. Dari keempat aspek tersebut rata-rata keseluruhan dari uji coba kelompok kecil adalah 3.67 dengan persentase keseluruhan 91.7 %.

Berdasarkan hasil validasi materi, validasi media, uji coba skala kecil hingga uji coba skala besar yang telah dilakukan, diketahui bahwa buku saku量词 [liàngcí] telah memenuhi syarat sebagai bahan ajar dari segi isi, bahasa, dan penyajian. Sejalan dengan pendapat Lestari (2013) bahwa sebuah bahan ajar dianggap layak jika memenuhi kelayakan isi, bahasa, serta penyajian. Buku saku ini juga dapat digunakan sebagai sumber belajar bagi mahasiswa, karena ukurannya yang kecil dapat digunakan mahasiswa secara mandiri dimanapun dan kapanpun.

Sesuai dengan pendapat Jalinus dan Ambiyar (2016) yang menjelaskan bahwa sumber belajar memiliki beberapa fungsi diantaranya adalah memungkinkan pembelajaran yang sifatnya individual, serta memungkinkan belajar secara seketika.

SIMPULAN

Penelitian dan pengembangan ini menghasilkan produk berupa buku saku 量词 [liàngcí]

untuk pembelajaran gramatika kuantifikasi atau kata satuan bilangan bahasa Mandarin. Buku ini memperkenalkan 31 kata 量词 [liàngcí] yang tersebar untuk HSK 1 sampai HSK 4. Penyajian materi menggunakan tampilan perpaduan antara teks, gambar dan berwarna dapat menambah pemahaman dan menarik minat belajar mahasiswa. Ukuran buku yang kecil yaitu 11 cm × 18 cm mudah untuk dibawa dan mudah penggunaannya. Oleh karena itu, mahasiswa dapat menggunakan buku saku secara mandiri. Di samping kelebihan-kelebihan tersebut, buku ini memiliki kekurangan. Adapun kekurangan buku saku meliputi, materi 量词 [liàngcí] yang terbatas pada HSK 1 sampai 4; karena ukuran yang kecil ilustrasi gambar yang disediakan tidak terlalu banyak; dan warna yang digunakan kurang cerah.

Berdasarkan uraian-uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa buku saku 量词[liàngcí]

dapat digunakan sebagai bahan ajar dan sumber belajar gramatika kuantifikasi atau kata satuan bilangan bahasa Mandarin.

SARAN

Saran peneliti mengenai pemanfaatan, bagi dosen buku saku dapat dijadikan sebagai bahan ajar materi 量词 [liàngcí] sesuai dengan kompetensi HSK yang ingin dicapai mulai semester 1. Kemudian saran untuk mahasiswa, yaitu buku saku dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar materi 量词 [liàngcí] secara mandiri, tidak terbatas tempat dan waktu. Untuk mendiseminasikan buku saku 量词 [liàngcí] ini, dapat dilakukan melalui seminar, pertemuan

(8)

PROCEEDINGS

guru-guru bahasa Mandarin, dan direncanakan peneliti untuk diterbitkan secara massal oleh percetakan. Sementara saran untuk peneliti lain, agar peneliti lain dapat mengembangkan materi dengan level yang lebih tinggi, menambahkan banyak ilustrasi, tampilan diharapkan dapat dibuat lebih berwarna.

DAFTAR PUSTAKA

Benedix, A. (2007). Kriterienkatalog zur Lehwerkanalyse. (Online). (www.fachverband- chinesisch.de/sites/), diakses pada 13 Februari 2019.

Cennamo, K. & Kalk, D. (2005). Real World Instructional Design. Kanada: Thomson Learning, Inc.

Jalinus, N. & Ambiyar. (2016). Media & Sumber Pembelajaran. Jakarta: Kencana. Lestari, I. 2013.

Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Kompetensi. Padang:

Akademia.

Sitepu, B.P. (2014). Penulisan Buku Teks Pelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Suparto &

Wu, Z.J. 2003. Tata Bahasa Mandarin Itu Mudah. Jakarta: Puspa Bahasa.

Syairi, K.A. (2013). Pengembangan Bahan Ajar Bahasa Arab. Dinamika Ilmu. 13(1), 51¯ 66. Dari https://journal.iain-

samarinda.ac.id/index.php/dinamika_ilmu/article/download/275/210

Sylvia, R. (2008). Analisis Kendala Pembelajaran Kata Bantu Bilangan Bahasa Mandarin Beserta Solusinya. Jurnal Lingua Cultura, 2(1), 89¯ 101. Dari journal.binus.ac.id/index.php/Lingua/article/view/251

Yongxin, Zhao & Budianto, Pauw. (2005). Intisari Tata Bahasa Mandarin. Bandung: Rekayasa Sains.

Yuliani, F. & Lina, H. (2015). Pengembangan Buku Saku Materi Pemanasan Global untuk SMP.

Unnes Journal Of Biology Education, 4(1), 104¯ 110. Dari https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujbe/article/view/5241/

Referensi

Dokumen terkait

Validasi media dilakukan kepada ahli media sedangkan uji coba terbatas e-booklet dilakukan kepada dua kelompok kecil mahasiswa MK Ekologi tahun ajaran 2018/2019 Program Studi