• Tidak ada hasil yang ditemukan

Profil Kecemasan Lansia Menghadapi Masa Tua di Nagari Sumpur Kudus Selatan Kecamatan Sumpur Kudus Kabupaten Sijunjung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Profil Kecemasan Lansia Menghadapi Masa Tua di Nagari Sumpur Kudus Selatan Kecamatan Sumpur Kudus Kabupaten Sijunjung "

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Profil Kecemasan Lansia Menghadapi Masa Tua di Nagari Sumpur Kudus Selatan Kecamatan Sumpur Kudus Kabupaten Sijunjung

By:

Geni Sastrina * Jarudin, Ph.D **

Suryadi, M.Pd **

*Student

** lecturers

Program Bimbingan dan Konseling, STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRAK

Geni Sastrina (12060192), Profile of elder’s anxiety for the future in Nagari Sumpur Kudus Selatan district of Sumpur Kudus Sijunjung regency, Thesis, Guidance and Counseling STKIP PGRI Sumatera Barat, Padang, 2016.

This study is motivated by a phenomenon which is found in field where elders are worried about their future in Nagari Sumpur Kudus Selatan district of Sumpur Kudus Sijunjung regency, and this condition is affecting their physiology and psychology development. The purpose of this research is to describe: 1) profile of elder anxiety toward their future life from physiology aspect, and 2) profile of elder anxiety toward their future life from psychology aspect.

Study finding reveal general profile of elder’s anxiety about their future in Nagari Sumpur Kudus Selatan district of Sumpur Kudus Sijunjung regency where it is in category of moderate. From each variable: 1) profile of elder anxiety toward their future life from physiology aspect is moderate category, and 2) profile of elder anxiety toward their future life from psychology aspect is moderate category. Based on study finding, writer suggested that elder should increase their insight to deal with their anxiety in the future both for physiological and psychological aspects.

Keyword: Elderly, Anxiety.

Pendahuluan

Perjalanan hidup manusia di dunia melalui beberapa fase kehidupan, dari bayi, remaja, dewasa kemudian menjadi tua. Setiap fasenya memiliki tugas sesuai pertumbuhan dan perkembangannya. Dari segi usia, sebagaimana diamanatkan dalam UU No.

13/1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia, lanjut usia (lansia) adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 (enam puluh) tahun ke atas.

(Jurnal, Wulandari. Diakses Tanggal 12 Februari 2016).

Marliani (2015:239) menyatakan “Lanjut usia adalah periode penutup dalam rentang hidup seseorang, masa ini dimulai dari umur 60 tahun sampai meninggal, ditandai dengan adanya perubahan yang bersifat fisik dan psikologis yang semakin menurun.” Menurut

Jahja (2011:311) “Lanjut usia adalah periode penutup dalam rentang hidup seseorang, yaitu suatu masa dimana seseorang telah “beranjak jauh” dari periode terdahulu yang lebih menyenangkan, atau beranjak dari waktu yang penuh dengan manfaat. Usia 60-an biasanya dipandang sebagai garis pemisah antara usia madya dan lanjut usia.”

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) (Marliani, 2015:242) menyatakan

“Menggolongkan lanjut usia menjadi empat, yaitu usia pertengahan (middle age) 45-59 tahun, lanjut usia (Elderly) 60-74 tahun, lanjut usia tua (Old) 75-90 tahun, usia sangat tua (very old) di atas 90 tahun.” Penggolongan lansia menurut Depkes (Marliani, 2015:242), menjadi tidak kelompok yaitu “Kelompok lansia dini (55-64 tahun) merupakan kelompok

(3)

yang baru memasuki lansia, kelompok lansia (65 tahun ke atas), kelompok lansia resiko tinggi, yaitu lansia yang berusia lebih dari 70 tahun.”

Calhoun (Yuliani, 2014:18) menyatakan

“Bagi banyak orang lanjut usia, tekanan khusus dari lanjut usia dapat menyebabkan tahun-tahun terakhir itu sebagai periode yang penuh tekanan dan kecemasan. Salah satu tekanan demikian adalah kemiskinan dan tekanan lain adalah kesepian. Orang usia lanjut tidak lagi bekerja kehilangan hubungan yang dipenuhi pada pekerjaan semula, anak-anak mereka telah berpisah dan hidup ribuan mil jauhnya dan pada usia ini kematian memakan banyak korban seperti teman, sanak keluarga, dan suami/istri.”

Berdasarkan pendapat di atas dapat diketahui bahwa adanya perasaan khawatir pada lanjut usia dalam menjalani masa tua diakibatkan karna banyaknya tekanan yang diterima seperti kesepian ditinggal sendirian dan berpisah jauh dari anak-anaknya, perasan khawatir akan datangnya kematian yang akan membuat lansia kehilangan anggota keluarganya. Faktor lain yang juga akan berdampak buruk terhadap keadaan fisik dan psikis lansia ialah kecemasan.

Menurut Carlson (Aizid, 2015:68) Kecemasan adalah rasa takut dan bayangan terhadap nasib buruk pada masa yang akan datang. Orang yang mengidap kecemasan akan memiliki bayangan bahaya yang mengancam dalam suatu aktivitas dan objek, jika seseorang melihat gejala itu maka ia akan merasa cemas.

Sikap cemas merupakan respon emosional yang tidak menentu terhadap suatu objek yang tidak jelas.

Menurut Aizid (2015:70) “Reaksi psikologis kecemasan dapat berwujud sebagai gejala-gejala kejiwaan, seperti tegang, bingung, khawatir, susah berkonsentrasi, perasaan tidak menentu, dan lain-lain. Reaksi fisiologis kecemasan mempengaruhi atau terwujud sebagai gejala-gejala fisik, terutama difungsi sistem saraf, seperti tidak dapat tidur, jantung berdebar-debar, gemetar, perut mual, dan lain-lain.”

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini dilakukan yaitu untuk melihat:

1. Profil kecemasan lansia menghadapi hari tua dilihat dari aspek fisiologis

2. Profil kecemasan lansia menghadapi hari tua dilihat dari aspek psikologis.

Berdasarkan hasil wawancara penulis pada tanggal 20 Oktober 2015 dengan 2 orang lansia penulis mendapatkan data bahwa yang menyebabkan kecemasan adalah ada lansia yang merasa kesepian ditinggal anak-anaknya, merasa sedih dengan perlakuan anak-anaknya yang kurang sopan dan tidak baik, perasaan khawatir menyusahkan orang lain jika nanti lansia sakit karna kekuatan fisik yang semakin hari-semakin melemah, merasa diri tidak berdaya dengan segala keterbatasan yang bisa dilakukan dan merasa cemas jika nanti sakit tidak ada yang mengurus.

Selanjutnya peneliti juga melakukan observasi pada tanggal 21 Oktober 2015 berdasarkan pengamatan data yang penulis peroleh dimana penulis menemukan lansia yang diperlakukan kurang baik oleh anak- anaknya yang sudah sukses, lansia lebih cenderung diperlakukan kurang baik seperti mengasuh cucu-cucunya, membersihkan rumah dan aktivitas lainnya padahal diusia yang sudah tua ini seharusnya lanjut usia lebih banyak beristirahat dan anak-anaknya lebih banyak memperhatikannya. Peneliti juga menemukan orang tua yang ditinggal dan berpisah rumah dengan anak-anaknya dan hanya menjalani hari-hari sesuai dengan kemampuan fisik yang dia sanggupi, lansia lebih banyak yang berdiam diri di rumah dan mengasingkan diri.

Metode Penelitian

Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif, dimana mendiskripsikan suatu gejala, fakta, peristiwa atau kejadian yang sedang atau sudah terjadi apa adanya (Yusuf, 2005: 83)

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif yang akan menghasilkan data mengenai gejala, fenomena, atau fakta yang diteliti dengan menggunakan data deskriptif dengan kata-kata dan tindakan dari perilaku yang telah diamati.

Penelitian yang dilakukan untuk mendeskripsikan hal-hal yang saat ini berlaku.

Penelitian ini tidak menguji hipotesis

(4)

melainkan hanya mendekripsikan informasi apa adanya sesuai dengan variabel yang diteliti. Penelitian ini akan mengungkapkan gambaran mengenai profil kecemasan lansia menghadapi masa tua.

Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei 2016. Adapun tempat atau lokasi untuk melaksanakan penelitian adalah di Nagari Sumpur Kudus Selatan Kecamatan Sumpur Kudus Kabupaten Sijunjung. Adapun alasan peneliti melakukan penelitian di tempat ini karena berdasarkan observasi dan wawancara yang peneliti lakukan banyaknya lansia yang terlihat putus asa dan tidak bersemangat dalam menjalani masa tua.

Peneliti mengambil sasaran yang akan diteliti yaitu lansia di Nagari Sumpur Kudus Selatan. Populasi dari penelitian ini sebanyak 44 orang dan sampel penelitian yaitu sebanyak 44 orang dengan semua populasi dijadikan sampel. Untuk pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik total sampling.

Jenis data yang digunakan ialah jenis data interval. Menurut Riduwan (2010:85) data interval adalah data yang menunjukkan jarak antara satu data dengan data yang lain, dan mempunyai bobot yang sama. Jadi data yang di intervalkan dalam penelitian ini adalah “ Lansia di Nagari Sumpur Kudus Selatan melalui penelitian

”.

Sumber data yang dalam penelitian ini adalah dari mana data diperoleh atau didapatkan sejalan dengan pendapat Arikunto (2010: 172) sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh. Adapun data yang dikumpulkan dalam penelitian ini bersumber dari lansia yang menjadi sampel dan kaitannya dengan profil kecemasan lansia menghadapi masa tua.

Analisis data dilakukan setelah data terkumpul melalui angket. Data yang terkumpul melalui angket dideskripsikan melalui pengolahan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a) Memeriksa kelengkapan isi instrumen (angket) yang telah diterima dari sampel penelitian.

b) Membuat tabel pengolahan data berdasarkan item pernyataan penelitian yang telah dijawab responden.

c) Mencari dan menghitung jumlah skor serta memasukkan data ke tabel pengolahan.

d) Mencari presentase untuk setiap data atau total skor pernyataan sabyek penelitian dengan rumus presentase yang dikemukakan oleh Yusuf (2007:224) sebagai berikut:

 100 N P F

Keterangan : P = Persentase F = Frekuensi n = Jumlah sampel 100 = Bilangan tetap

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian dapat diungkapkan bahwa profil kecemasan lansia menghadapi masa tua di Nagari Sumpur Kudus Selatan Kecamatan Sumpur Kudus Kabupaten Sijunjung dapat diungkapkan sebagai berikut:

1. Profil Kecemasan Lansia Menghadapi Masa Tua Dilihat dari Aspek Fisiologis di Nagari Sumpur Kudus Selatan Kecamatan Sumpur Kudus Kabupaten Sijunjung.

Berdasarkan data yang dikumpukan mengenai profil kecemasan lansia menghadapi masa tua dilihat dari aspek fisiologis di Nagari Sumpur Kudus Selatan Kecamatan Sumpur Kudus Kabupaten Sijunjung dapat diketahui bahwa kecemasan lansia menghadapi masa tua dilihat dari Aspek Fisiologis di Nagari Sumpur Kudus Selatan Kecamatan Sumpur Kudus Kabupaten Sijunjung tergolong ke dalam kategori cukup cemas.

a. Tidak dapat Tidur

Dari hasil pengolahan data dapat disimpukan bahwa profil kecemasan lansia menghadapi masa tua dilihat dari aspek fisiologis tidak dapat tidur di Nagari Sumpur Kudus Selatan Kecamatan Sumpur Kudus Kabupaten Sijunjung berada pada kategori cukup cemas. Hal ini terjadi karena lansia dalam menghadapi masa tua di di Nagari Sumpur Kudus Selatan Kecamatan Sumpur Kudus Kabupaten Sijunjung lansia mengalami

(5)

sulit untuk tidur apabila mengalami kecemasan dalam menghadapi masa tua.

Berdasarkan pendapat di atas maka sesuai dengan pendapat Priest (Safaria dan Saputra, 2012:55) menyatakan “Individu yang mengalami reaksi kecemasan akan menunjukkan reaksi fisik berupa tanda jantung berpacu lebih cepat, tangan dan lutut gemetar, ketegangan pada syaraf di belakang leher, gelisah, sulit tidur, banyak berkeringat, gatal- gatal pada kulit, serta selalu ingin buang air kecil.

b. Jantung berdebar-debar

Berdasarkan hasil pengolahan data dapat diketahui bahwa profil kecemasan lansia menghadapi masa tua dilihat dari aspek fisiologis jantung berdebar-debar di Nagari Sumpur Kudus Selatan Kecamatan Sumpur Kudus Kabupaten Sijunjung berada pada kategori Kurang cemas. Hal ini terjadi karena lansia merasakan jantung berdebar-debar apabila menghadapi kecemasan.

Berdasarkan keterangan di atas maka sesuai dengan pendapat Aizid (2015:73) gejala kecemasan antara lain ialah berdebar diiringi detak jantung yang cepat, kecemasan memicu otak memproduksi adrenalin secara berlebihan dipembuluh darah yang menyebabkan detak jantung semakin cepat dan memunculkan rasa berdebar.

c. Gemetar

Berdasarkan hasil hasil pengolahan data dapat disimpukan bahwa profil kecemasan lansia menghadapi masa tua dilihat dari aspek gemetar di Nagari Sumpur Kudus Selatan Kecamatan Sumpur Kudus Kabupaten Sijunjung berada pada kategori Kurang cemas.

Menurut Hawari (Iyas, 2013:6)

“Kecemasan dengan aspek fisik ini memiliki ciri-ciri: gemetar, tegang, nyeri otot, letih, tidak dapat santai, kelopak mata bergetar, kening berkerut, muka tegang, gelisah, tidak dapat diam,mudah kaget, mudah berkeringat berlebihan, jantung berdebar-debar, rasa dingin, telapak tangan/kaki basah, mulut kering, pusing, kepala rasa ringan, kesemutan, rasa mual, rasa aliran panas atau dingin, sering buang air seni, diare, rasa tidak enak dihulu hati, kerongkongan terseumbat, muka merah atau pucat dan denyut nadi dan nafas yang cepat waktu istirahat”.

d. Perut Mual

Berdasarkan hasil pengolahan data dapat diketahui bahwa profil kecemasan lansia menghadapi masa tua dilihat dari aspek fisiologis perut mual di Nagari Sumpur Kudus Selatan Kecamatan Sumpur Kudus Kabupaten Sijunjung berada pada kategori cukup cemas.

Hal ini terjadi karena lansia merasakan perut mual apabila mengalami kecemasan.

Lansia yang mengalami kecemasan maka akan memunculkan reaksi fisik yang akan mempengaruhi aktifitas lansia sehingga akan mempengaruhi keadaan fisik dan kesehatan lansia, sebaliknya lansia yang kurang mengalami kecemasan maka akan mengurangi kemungkinan adanya reaksi- reaksi fisik yang bisa membuat kesehatan lansia terganggu. Menurut Sundari (Iyas, 2013:21) “Kecemasan adalah suatu keadaan yang yang menggoncangkan karena adanya ancaman terhadap kecemasan, individu- individu yang tergolong normal kadang kala mengalami kecemasan yang menanpak, sehingga dapat disaksikan pada penampilan yang berupa gejala-gejala fisik maupun mental.”

2. Profil Kecemasan Lansia Menghadapi Masa Tua Dilihat dari Aspek Psikologis di Nagari Sumpur Kudus Selatan Kecamatan Sumpur Kudus Kabupaten Sijunjung.

Berdasarkan data yang dikumpukan mengenai profil kecemasan Lansia menghadapi masa tua dilihat dari aspek psikologis di Nagari Sumpur Kudus Selatan Kecamatan Sumpur Kudus Kabupaten Sijunjung dapat diketahui bahwa kecemasan lansia menghadapi masa tua dilihat dari aspek psikologis di Nagari Sumpur Kudus Selatan Kecamatan Sumpur Kudus Kabupaten Sijunjung tergolong ke dalam kategori cukup cemas.

a. Tegang

Berdasarkan hasil analisis data dapat diketahui bahwa profil kecemasan lansia menghadapi masa tua dilihat dari aspek psikologis tegang di Nagari Sumpur Kudus Selatan Kecamatan Sumpur Kudus Kabupaten Sijunjung berada pada kategori cukup cemas.

(6)

Hal ini terjadi karena lansia merasakan tegang apabila mengalami kecemasan.

Aizid (2015:70) mengelompokkan keluhan-keluhan yang sering dialami oleh lansia yang sering mengalami gannguan kecemasan dari aspek fisiologis kecemasan sebagai gejala kejiwaan seperti tegang, bingung, khawatir, susah berkonsentrasi, dan lain-lain.

b. Bingung

Berdasarkan hasil analisis dapat disimpukan bahwa profil kecemasan lansia menghadapi masa tua dilihat dari aspek psikologis bingung di Nagari Sumpur Kudus Selatan Kecamatan Sumpur Kudus Kabupaten Sijunjung berada pada kategori cukup cemas.

Hal ini terjadi karena lansia merasakan bingung apabila mengalami kecemasan dalam menghadapi masa tua.

Data di atas maka sesuai dengan pendapat Calhoun dan Acocella (Safaria dan Saputra, 2012:49) menyatakan “Kecemasan adalah perasaan ketakutan (baik realistis maupun tidak realistis) yang disertai dengan keadaan peningkatan reaksi kejiwaan.”

c. Khawatir

Berdasarkan hasil analisis data dapat diketahui bahwa profil kecemasan lansia menghadapi masa tua dilihat dari aspek psikologis khawatir di Nagari Sumpur Kudus Selatan Kecamatan Sumpur Kudus Kabupaten Sijunjung berada pada kategori cukup cemas sebanyak 25 dari 44 lansia. Hal ini terjadi karena lansia yang mengalami kecemasan dala menghadapi masa tua sering merasa bingung.

Atkinson, R. L., Atkinson, C. R., &

Hilgard (Safaria dan Saputra, 2012:49) menyatakan “Kecemasan merupakan emosi yang tidak menyenangkan yang ditandai dengan gejala seperti kekhawatiran dan rasa takut.”

d. Sulit Berkonsentrasi

Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui bahwa profil kecemasan lansia menghadapi masa tua dilihat dari aspek psikologis sulit berkonsentrasi di Nagari Sumpur Kudus Selatan Kecamatan Sumpur Kudus Kabupaten Sijunjung berada pada kategori cukup cemas. Hal ini terjadi karena lansia merasa sulit dalam berkonsentrasi apabila menghadapi kecemasan.

Menurut Carlson (Aizid, 2015:68)

“Kecemasan adalah rasa takut dan bayangan terhadap nasib buruk pada masa yang akan datang. Orang yang mengidap kecemasan akan memiliki bayangan bahaya yang mengancam dalam suatu aktivitas dan objek, jika seseorang melihat gejala itu maka ia akan merasa cemas.

Sikap cemas merupakan respon emosional yang tidak menentu terhadap suatu objek yang tidak jelas.”

Kesimpulan dan Saran

Berdasarkan analisis data dan pembahasan dapat diambil kesimpulan mengenai profil kecemasan lansia menghadapi masa tua di Nagari Sumpur Kudus Selatan Kecamatan Sumpur Kudus Kabupaten Sijunjung. Temuan peneliti ini dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Profil kecemasan lansia menghadapi masa tua di Nagari Sumpur Kudus Selatan Kecamatan Sumpur Kudus Kabupaten Sijunjung dilihat dari aspek fisiologis berada pada kategori cukup cemas.

2. Profil kecemasan lansia menghadapi masa tua di Nagari Sumpur Kudus Selatan Kecamatan Sumpur Kudus Kabupaten Sijunjung dilihat dari aspek psikologis berada pada kategori cukup cemas.

A. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan pada bagian terdahulu, berikut dikemukakan beberapa saran untuk:

1. Lanjut usia, agar lansia tidak mudah mual dan merasakan gemetar diharapkan untuk bisa mengatur pola makan sehingga keadaan fisik tetap sehat dan daya tahan tubuh lebih kuat sehingga lebih bisa untuk menghadapi keadaan pada masa tua, selanjutnya lansia sebaiknya berolahraga seperti melakukan senam lansia sehingga keadaan tubuh lebih kuat sehingga tidak susah lagi untuk tidur.

2. Keluarga, diharapkan untuk bisa memperhatikan pola makan dan kesehatan lansia sehingga bisa mengurangi sakit fisik yang dirasakan dan kecemasan yang dialami, diharapkan keluarga untuk bisa lebih memperhatikan lansia sehingga lansia lebih merasa diperhatikan, tidak

(7)

membiarkan lansia untuk tinggal sendirian sehingga lansia merasa disayangi.

3. Tokoh masyarakat, diharapkan dapat membantu lansia dengan menyediakan pelayanan kesehatan seperti layanan kesehatan untuk lansia sehingga kondisi fisik lansia bisa tetap sehat, disisi lain diharapkan masyarakan untuk bisa memberikan bantuan kepada lansia apabila lansia mengalami masalah terutama masalah kecemasan dengan memberikan motivasi dan perhatian kepada lansia.

4. Pengelola program studi bimbingan dan konseling agar dapat membekali mahasiswa dengan ilmu pengetahuan terkait dengan kecemasan lansia dalam menghadapi masa tua sehingga di lapangan lebih mudah dalam dalam mengentaskan permasalahan lansia yang menghadapi masa tua.

Kepustakaan

Aizid, Rizem. 2015. Melawan Stres dan Depresi. Jakarta: Saufa.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Jahja,Yudrik. 2011. Psikologi Perkembangan.

Jakarta: Kencana.

Marliani, Rosleny. (2015). Psikologi Perkembangan. Bandung: Pustaka Setia.

Riduwan. 2010. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta.

Wulandari, Dyah Astorini. 2014. Pelatihan Zadul Ma’ad (Bekal Ke Akhirat) untuk Mengurang Kecemasan Menghadapi Kematian bagi Lansia.

(http://www.seminarlppm.ump.ac.id /index.php/semlpm/article/view/118 ). Diakses Tanggal 12 Februari 2016.

Yuliani, Sri. 2014. Tugas Perkembangan Lansia dalam Penyesuaian Diri Pribadi dan Sosial di Kenagarian Pdang XI Punggasan Kecamatan Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir Selatan. Skripsi. Tidak diterbitkan.

Yusuf A. Muri. 2005. Metodologi Penelitian.

Padang: UNP Press.

Referensi

Dokumen terkait

The group in Bindu Traditional Village is a group formed as a result of the inter- action between the residents and the community of Sengkidu Village who adhere to

Discussion The elevation of mean systolic and diastolic blood pressure after NaCl 8% solution induction in this research conforms to the research conducted by Riyadi 2016 that using