• Tidak ada hasil yang ditemukan

profil kecemasan orang tua pada anak remaja awal

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "profil kecemasan orang tua pada anak remaja awal"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PROFIL KECEMASAN ORANG TUA PADA ANAK REMAJA AWAL DI JORONG PASAR BAWAN KECAMATAN AMPEK NAGARI

KABUPATEN AGAM

JURNAL PENELITIAN

Oleh :

DILLA MELINDA SARI 11060350

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG

2015

(2)

PROFIL KECEMASAN ORANG TUA PADA ANAK REMAJA AWAL DI JORONG PASAR BAWAN KECAMATAN AMPEK NAGARI

KABUPATEN AGAM

Oleh:

Dilla Melinda Sari

Mahasiswa Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat

ABSTRACT

This research is motivated by the parents who feel anxious in adolescents initially. Parents fear when their children go out of the house and said goodbye feared negative things that will befall her child as is the case at the present time. This study aimed to determine the profile of parental anxiety in young children beginning from the aspect of psychological and physiological aspects. This research is descriptive. The population in this study is parents who have children early teens in the Jorong Pasar Bawan Kecamatan Ampek Nagari as many as 46 people. The sampling technique is done by total sampling. Number of samples the entire population of 46 people. Data collection tools in the form of a questionnaire. The technique used to analyze the data is to score interval technique. Results of the study revealed that the profile of parental anxiety in children early teens in general are on the criteria concerned: 1) Profile parental anxiety in adolescents beginning seen from the psychological aspects are in the category of anxiety 2) Profile parental anxiety in adolescents beginning seen from physiological aspects are in the category of very anxious. Based on the results of this study recommended to parents who have children early teens not to be too anxious to teenagers, with hopes of teenagers able to find identity with the direction and guidance of parents.

Key Word: Anxiety, adolescent, psychological and physiological

PENDAHULUAN

Masa remaja merupakan suatu masa yang sangat menentukan karena pada masa ini seseorang banyak mengalami perubahan, baik secara fisik maupun psikis. Terjadinya banyak perubahan tersebut sering menimbulkan kebingungan-kebingungan atau kegoncangan- kegoncangan jiwa remaja, sehingga sering disebut sebagai periode “sturm and drangs

atau pubertas (Cahyadi dan Mubin, 2006:103).

Masa pubertas adalah suatu fase perkembangan yang ditandai telah terjadinya kematangan organ seksual dan tercapainya kemampuan reproduksi. Selama pubertas selalu disertai berbagai perubahan somatis dan perspektif psikologis. Kata pubertas barasal dari bahasa latin, yaitu usia menuju dewasa yang ditandai banyaknya perubahan fisik, perubahan perilaku, awal kematangan seksual dan persiapan diri seseorang untuk mampu memberikan keturunan (Lubis dan Pieter, 2010: 60).

Hurlock (1980:184) berpendapat bahwa “Masa remaja awal atau masa puber adalah fase dalam rentang perkembangan ketika anak-anak berubah dari makhluk aseksual menjadi makhluk seksual”. Adapun Root (Hurlock, 1980: 184) berpendapat bahwa, “Masa puber adalah suatu tahap dalam perkembangan saat terjadi kematangan alat- alat seksual dan tercapai kemampuan reproduksi. Tahap ini disertai dengan perubahan-perubahan dalam pertumbuhan somatis dan perspektif psikologis”.

Buhler (Al-Mighwar, 2006: 22) mengemukakan “Masa puber sebagai fase negatif karena periode ini berlangsung singkat dan terjadi sifat-sifat negatif yang belum terlihat dalam masa kanak-kanak”. Pendapat itu dapat dibuktikan sebab sikap dan perilaku negatif memang menjadi ciri awal masa puber dan akan berakhir jika individu sudah matang secara seksual. Bukti lainnya adalah perilaku khas dari fase negatif masa puber pada anak perempuan memang lebih menonjol dari pada

(3)

anak laki-laki. Bagi orang tua, menciptakan generasi selanjutnya yang lebih baik menjadi harapan sekaligus tujuan yang tidak dapat ditawar lagi. Maka tidaklah mengherankan jika sikap dan perhatian orang tua kepada anaknya yang berupaya semaksimal mungkin agar anaknya mencapai kesuksesan dan keberhasilan hidup tanpa harus melewati masa-masa pahit dan sulit.

Berdasarkan berbagai hal yang terjadi pada masa remaja awal (pubertas), timbulah kecemasan-kecemasan orang tua terhadap anaknya yang menginjak remaja. Saat orang tua masih merasa takut memberikan tanggung jawab, remaja malah menginginkan kebebasan dan menentukan tujuan hidupnya sendiri. Saat orang tua masih belum melepaskan mereka karena dianggap belum cukup, remaja malah ingin diakui sebagai orang dewasa.

Berhubungan dengan fenomena-fenomena yang terjadi di kalangan masyarakat, banyaknya hal-hal negatif yang dilakukan oleh anak-anak remaja, seperti merokok, memakai narkoba, pergaulan bebas, dunia malam remaja dan lain-lain. Karena itu, orang tua yang mempunyai anak remaja merasa cemas dengan hal-hal negatif yang akan menimpa putra-putri mereka melihat pergaulan remaja yang sudah di luar batas kendali orang tua.

Menurut Saparinah dan Markam (Rahayu,2009: 168) “Kecemasan adalah suatu perasaan tidak berdaya, perasaan tidak aman tanpa sebab yang jelas. Kecemasan sebagai respon dapat diartikan bahwa setiap individu pasti akan dan pernah mengalami suatu perasaan yang tidak menyenangkan”.

Gejala fisik yang menyertainya meliputi peningkatan detak jantung, perubahan pernafasan, keluar keringat, gemetar, lemah dan lelah, gejala psikisnya meliputi perasaan akan adanya bahaya, kurang tenaga, perasaan khawatir dan tegang. Pada dasarnya reaksi kecemasan dapat dibedakan menjadi reaksi fisiologis dan psikologis menurut Daradjad (Rahayu, 2009:174) “Reaksi fisiologis adalah reaksi tubuh, terutama oleh organ-organ yang diatur oleh saraf simpatetis, seperti jantung, pembuluh darah, kelenjar, pupil mata, sistem pencernaan dan sistem pembuangan”.

Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa pada saat mengalami kecemasan individu dapat mengalami dua macam reaksi yaitu reaksi fisiologis dan psikologis. Melalui bentuk-bentuk reaksi kecemasan tersebut orang dapat membedakan antara individu yang sedang mengalami kecemasan dengan individu yang tidak mengalami kecemasan. Orang tua sangat

berperan penting terhadap kematangan psikologis dan fase perkembangan remaja yang menginjak masa pubertas. Orang tua berpikir dan berkeyakinan akan berhasil mendidik dan mengarahkan anak-anaknya kepada hal-hal yang sewajarnya. Hal ini akan menjadi kekuatan atau dorongan yang akan membuat orang tua merasa bangga pada anaknya. Sebaliknya, apabila orang tua berpikir dan berkeyakinan akan gagal hal ini sama saja dengan mempersiapkan kegagalan pada dirinya.

Permasalahan yang membuat orang tua cemas adalah banyaknya remaja mulai melakukan hal-hal diluar batas yang telah ditetapkan oleh orang tuanya, seperti mulai berpacaran, merokok, narkoba, pergaulan bebas, serta hamil diluar nikah. Dari berbagai permasalahan tersebut orang tua yang khususnya memiliki anak remaja awal merasa khawatir dengan pergaulan anak-anak mereka jika anak-anak mereka berada di luar rumah tanpa ada yang tau apa yang anak mereka lakukan di luar rumah.

Melihat permasalahan di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul:“Profil KecemasanOrang Tua Pada Anak Remaja Awal di Jorong Pasar Bawan Kecamatan Ampek Nagari Kabupaten Agam”.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui profil kecemasan orang tua pada anak remaja awal dilihat dari aspek psikologis dan profil kecemasan orang tua pada anak remaja awal dilihat dari aspek fisiologis.

METODOLOGI PENELITIAN

Jenis penelitian ini tergolong pada jenis penelitian deskriptif. Menurut Yusuf (2005: 82) “Penelitian deskriptif adalah salah satu jenis penelitian yang bertujuan mendeskripsikan secara sistematis, faktual, akurat mengenai fakta-fakta dan sifat populasi tertentu atau mencoba menggambarkan secara detail”. Artinya penelitian dengan menggunakan pendekatan deskriptif dilakukan jika penelitian ingin menjawab persoalan- persoalan tentang fenomena yang dilakukan sekarang.

Penelitian ini dilaksanakan di Jorong Pasar Bawan Kecamatan Ampek Nagari Kabupaten Agam. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai September 2015.

Adapun populasi dalam penelitian ini adalah sebanyak 46 orang tua yang memiliki anak remaja awal di Jorong Pasar Bawan Kecamatan Ampek Nagari Kabupaten Agam.

Menurut Yusuf (2005: 180) “Populasi adalah

(4)

totalitas semua nilai-nilai yang mungkin dari karakteristik tertentu, sejumlah objek yang ingin dipelajari sifat-sifatnya”. Arikunto (2002: 108) juga berpendapat bahwa “Populasi adalah keseluruhan objek penelitian, berdasarkan pendapat ini dapat disimpulkan bahwa populasi adalah keseluruhan objek yang akan diteliti

”.

Adapun teknik pengambilan sampel adalah total sampling.

Menurut Yusuf (2005: 186) sampel adalah sebagian dari populasi dan mewakili populasi tersebut sebagai responden penelitian.

Berhubung populasi penelitian ini hanya 46 orang, maka dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik pengambilan sampel dengan teknik total sampling. Menurut Arikunto (2002: 134) apabila subjeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semuanya sebagai sampel mengingat populasi dalam penelitian ini kurang dari 100, maka semua populasi dijadikan sampel.

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data interval. Menurut Riduwan (2012: 9) “Data interval adalah data yang menunjukkan jarak antara satu data dengan data yang lain dan mempunyai bobot yang sama”. Sementara itu Hasan (2003: 34) menjelaskan bahwa “Data interval adalah data dimana objek atau kategori dapat diurutkan berdasarkan suatu atribut yang memberikan informasi tentang interval antara tiap objek atau kategori sama”. Dalam hal ini interval antara tiap objek dalam penelitian ini yaitu profil kecemasan orang tua pada anak masa remaja awal di Jorong Pasar Bawan Kecamatan Ampek Nagari Kabupaten Agam.

Analisis data dilakukan setelah data terkumpul melalui angket. Data yang terkumpul melalui angket dideskripsikan melalui pengolahan dengan langkah- langkah sebagai berikut:

a) Memeriksa kelengkapan isi instrumen (angket) yang telah diterima dari sampel penelitian.

b) Membuat tabel pengolahan data berdasarkan item pernyataan penelitian yang telah dijawab responden.

c) Mencari dan menghitung jumlah skor serta memasukkan data ke tabel pengolahan.

d) Perumusan kriterium sturgess

Sturgess (Mangkuatmodjo, 2003:

38) mengemukakan untuk mencari interval skor menggunakan rumus sebagai berikut:

Skor Tertinggi-Skor Terendah i =

Alternatif jawaban

e) Menghitung masing-masing frekuensi yang diperoleh dengan menggunakan teknik analisis persentase yang dikemukakan oleh Sudijono (2010: 43) sebagai berikut:

f P = x100

N Keterangan : P = Persentase f = Frekuensi N = Jumlah sampel 100 = Bilangan tetap HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Profil kecemasan orang tua pada anak remaja awal dari aspek psikologis berada pada kriteria cemas. Berdasarkan indikator ketakutan berada pada rata- rata 19.43 kriteria cemas, terancam berada pada rata-rata 18.97 kriteria cemas, tidak dapat memusatkan perhatian berada pada rata-rata 15.15 kriteria cemas, tidak tentram berada pada rata-rata 10.82 kriteria cukup cemas, bingung berada pada rata-rata 6.45 kriteria cemas dan perasaan tegang berada pada rata-rata 20.43 kriteria cemas.

Aqshari (2007:27) menjelaskan bahwa “cemas adalah suatu perasaan yang tajam tentang adanya bahaya dan sensitivitas yang menyebar dengan mengandung rasa takut dan khawatir.”

Muis (2009: 44)

mengemukakan cemas merupakan kecurigaan atau perasaan kalut yang berhubungan dengan suatu malapetaka atau kejadian yang tidak menyenangkan yang membuat seseorang merasa terancam, baik itu nyata atau dalam fikiran saja. Ini terjadi karena orang tua merasa was-was pada pergaulan masa anak remaja awalnya, karena pada masa remaja awal adalah fase-fase dimana anak ingin mencoba berbagai macam hal yang membuat orang tua merasa terancam jika anak remaja awalnya berprilaku tidak sesuai dengan usia anaknya.

Seiring dengan hal tersebut Rahayu (2009: 174) menjelaskan reaksi psikologis adalah reaksi kecemasan

(5)

yang biasanya disertai oleh reaksi fisiologis, seperti adanya perasaan ketakutan, tegang, bingung, tidak tentram, terancam, tidak berdaya, rendah diri, kurang percaya diri, tidak dapat memusatkan perhatian dan gerakan-gerakan yang tidak terarah atau tidak pasti.

2. Profil kecemasan orang tua pada anak remaja awal dari aspek fisiologis berada pada kategori sangat cemas.

Berdasarkan indikator jantung berdebar- debar berada pada rata-rata 30.06 kriteria sangat cemas, gemetar berada pada rata-rata 16.30 kriteria cemas, nafsu makan berkurang berada pada rata-rata 20.80 kriteria cemas, sakit kepala berada pada rata-rata 8.39 kriteria sangat cemas, keluar keringat yang berlebihan berada pada rata-rata 19.97 kriteria cemas dan sulit tidur berada pada rata-rata 19.08 kriteria cemas.

Sundari (2005: 57) mengemukakan adanya kecemasan maka satu atau lebih organ-organ dalam tubuh akan meningkat fungsinya, sehingga dapat menimbulkan peningkatan jumlah asam lambung dalam memompa darah sehingga jantung berdebar-debar, keluar keringat yang berlebihan, gemetar, sering buang air dan sirkulasi darah tidak teratur.

Kondisi ini terjadi karena pergualan anak remaja sudah membuat orang tua merasa detak jantung bertambah cepat ketika anak remajanya terlambat untuk pulang ke rumah, merasa sesak nafas ketika anak remajanya ketahuan berbohong kepadanya, merasa jantung berdebar- debar ketika anak remajanya tidak memberikan kabar saat berada di luar rumah serta merasa denyut jantung menjadi lebih cepat jika hal buruk menimpa anak remaja awalnya. Dari berbagai hal itu orang tua merasa sangat cemas sehingga membuat jantung berdebar-debar pada masa anak remaja awalnya.

Menurut Kartono (2003: 130) gejala-gejala pengikut pada kecemasan antara lain ialah: gemetar, geletar, berpeluh dingin, mulut jadi kering, membesarnya anak mata atau pupil, sesak nafas, percepatan nadi dan detak jantung, mual, muntah, muruh atau

diare. Sependapat dengan kartono, dimana orang tua merasa gemetar jika dalam kondisi cemas. Hal ini terjadi karena orang tua merasa menggigil ketika memarahi anaknya yang pulang larut malam, merasa kurang tenang jika mendengar perilaku anaknya saat berada di luar rumah serta badan gemetar ketika anak terlambat pulang ke rumah.

Sejalan dengan itu Rahayu (2009: 174) dalam kondisi cemas sering individu mengalami rasa sakit yang berkaitan dengan organ-organ tubuh yang meningkatkan fungsinya secara tidak wajar, misalnya ujung jari terasa dingin, pencernaan tidak teratur, tidur tidak nyenyak, nafsu makan hilang, kepala pusing, nafas sesak, mual dan sebagainya.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan tentang profil kecemasan orang tua pada anak remaja awal di Jorong Pasar Bawan Kecamatan Ampek Nagari Kabupaten Agam berada pada kriteria cemas. Hasil ini menunjukkan bahwa sebagian besar orang tua mengalami kecemasan yang tinggi terhadap anak remaja awalnya. Lebih jelasnya dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Profil kecemasan orang tua pada anak remaja awal dari aspek psikologis berada pada kriteria cemas. Berasarkan indikator ketakutan berada pada kriteria cemas, terancam berada pada kriteria cemas, tidak dapat memusatkan perhatian berada pada kriteria cemas, tidak tentram berada pada kriteria cukup cemas, bingung berada pada kriteria cemas dan perasaan tegang berada pada kriteria cemas.

2. Profil kecemasan orang tua pada anak remaja awal dari aspek fisiologis berada pada kategori sangat cemas.

Berdasarkan indikator jantung berdebar- debar berada pada kriteria sangat cemas, gemetar berada pada kriteria cemas, nafsu makan berkurang berada pada kriteria cemas, sakit kepala berada pada kriteria sangat cemas, keluar keringat yang berlebihan berada pada kriteria cemas dan sulit tidur berada pada kriteria cemas.

(6)

Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas maka dalam penelitian ini, peneliti ingin mengajukan beberapa saran kepada:

1. Orang tua, agar tidak telalu merasa cemas dengan perkembangan dan pergaulan anak remaja supaya mereka mampu bergaul dan berteman baik dengan orang-orang sekitarnya. Tapi sebagai orang tua harus selalu mengawasi dan selalu menjalankan peran dalam menjaga anaknya agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

2. Remaja, dapat dijadikan sebagai bahan masukan untuk bisa menjaga perilaku sesuai norma-norma yang berlaku agar tidak menimbulkan rasa cemas bagi orang tua.

3. Masyarakat, dapat dijadikan sebagai bahan masukan untuk menjaga dan mengontrol rasa cemas kepada anak ramaja awalnya, agar tidak menimbulkan rasa cemas yang berlebihan.

4. Pengelola Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat, sebagai bahan masukan dalam rangka meningkatkan program perkuliahan untuk menyiapkan tenaga- tenaga konselor di masyarakat, khususnya dalam melaksanakan tugas dalam bidang pengembangan keluarga.

5. Bagi peneliti selanjutnya, mungkin bisa diteliti lebih lanjut mengenai model bimbingan yang diperlukan orang tua agar tidak terlalu cemas kepada anak masa remaja awalnya.

Kepustakaan

Al-Agshari, Yusuf. 2007. Apakah Anda Cemas dengan Masa Depan.

Jakarta: Cendikia Sentral Muslim.

Al-Mighwar, Muhammad. 2006. Psikologi Remaja. Bandung: Pustaka Setia.

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Burhanuddin, Yusak. 1999. Kesehatan Mental. Bandung: CV. Pustaka Setia.

Hurlock B, Elizabeth. 1980. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga.

Lubis, Numora Lumugga & Pieter, Herri Zan. 2010. Pengantar Psikologi Dalam Keperawatan. Jakarta:

Kencana Predana Media Group.

Hasan, M Iqbal. (2003). Pokok-pokok materi statistik 1. Jakarta: Bumi Aksara.

Kartono, Kartini. 2003. Gangguan- Gangguan Kejiwaan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Mangkuatmodjo, Soegyarto. (2003).

Pengantar Statistik. Jakarta:

Reneka Cipta.

Muis, Saludin. 2009. Kenali Kepribadian Anda dan Permasalahannya: Dari Sudut Pandang Teori Psikoanalisi.

Yogyakarta: Graha Ilmu

Rahayu, Iin Tri. 2009. Psikoterapi:

Perspektif Islam dan Psikologi Kontemporer. Malang: UIN Press.

Riduwan. 2012. Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian.

Bandung: Cv Alfabeta

Sudijono, Anas. (2010). Pengantar statistikpendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Sundari, Siti. 2005. Kesehatan Mental dalam Kehidupan. Jakarta: Rineka Cipta.

Yusuf, A. Muri. 2005. Metodologi Penelitian Dasar-Dasar Penyelidikan Ilmiah”.Padang: UNP Press.

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui peran orang tua dalam membina etika bermasyarakat pada anak remaja dan faktor penghambat dan pendukung yang di hadapi orang tua