• Tidak ada hasil yang ditemukan

(1)PROFIL WAKTU PERTUMBUHAN BAKTERI YANG TERDAPAT DI TANGAN SESUDAH CUCI TANGAN UMMU KALSUM MB Pembimbing: dr

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "(1)PROFIL WAKTU PERTUMBUHAN BAKTERI YANG TERDAPAT DI TANGAN SESUDAH CUCI TANGAN UMMU KALSUM MB Pembimbing: dr"

Copied!
64
0
0

Teks penuh

Penulis memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan hidayah-Nya, skripsi yang berjudul “Profil Waktu Pertumbuhan Bakteri pada Tangan Setelah Cuci Tangan” dapat terselesaikan. Skripsi ini merupakan tugas akhir dan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran pada Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar. Penulis mengakui masih banyak kekurangan dalam penulisan ini sehingga skripsi ini belum dapat dikatakan sempurna.

MS. Juliani Ibrahim selaku koordinator metode penelitian, yang membimbing dan memberikan data bagi penulis. Salsa Anggerani M.kes selaku tokoh yang memberikan petunjuk dan arahan dalam penyelesaian skripsi ini. Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah memberikan banyak ilmu kepada penulis selama menempuh studi.

Rizalinda Sjahirl, M.Sc, Ph.D selaku Ketua Departemen Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin Makassar beserta jajarannya yang membantu dalam pengumpulan data penulis. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu namanya telah memungkinkan skripsi ini terwujud.

Latar Belakang

Aplikatif

Cuci Tangan

Tujuan mencuci tangan adalah untuk menghilangkan mikroorganisme sementara yang dapat menular ke orang lain. Mencuci tangan merupakan tindakan paling efektif untuk mencegah penyebaran bakteri. Mencuci tangan pakai sabun sudah menjadi aktivitas rutin sehari-hari bagi sebagian besar masyarakat, namun bagi sebagian orang lainnya, mencuci tangan pakai sabun belum menjadi aktivitas rutin, terutama bagi anak-anak. Mencuci tangan dengan sabun dapat menghilangkan sejumlah besar virus dan bakteri penyebab berbagai penyakit, terutama yang menyerang saluran cerna, seperti diare dan infeksi saluran pernafasan akut (Kozier dan Erb's, 2009).

Mencuci tangan dapat mengurangi risiko penularan berbagai penyakit termasuk flu burung, cacingan, influenza, hepatitis A dan diare, terutama pada bayi dan anak kecil. Anak yang mencuci tangan tanpa menggunakan sabun mempunyai kemungkinan 30 kali lebih besar untuk terkena penyakit tipus, dan anak yang terkena penyakit tipus kemudian tidak pernah atau jarang mencuci tangan dengan sabun akan mempunyai kemungkinan 4 kali lebih besar untuk terkena penyakit tipus dibandingkan anak yang mencuci tangan dengan sabun. diajarkan untuk mencuci tangan menggunakan sabun (Wahid, 2007).

Sabun Cuci Tangan 1. Definisi

Kandungan

Oleh karena itu, tenaga medis khususnya dokter bedah harus mensterilkan tangannya dengan bahan kimia antiseptik dalam sabun (sabun khusus atau sabun antimikroba) atau deterjen sebelum operasi. Profesi tersebut tidak hanya diharapkan dapat membuat mikroorganisme pembersih “menghilang”, namun harus mampu memastikan mikroorganisme yang tidak dapat “dibersihkan” dari tangan terbunuh oleh bahan kimia antiseptik yang terdapat pada sabun (Depkes, 2009). Pemusnahan mikroba ini penting dilakukan sebelum pembedahan, dimana mungkin terdapat organisme yang resisten terhadap antibiotik.

Bakteri yang sering ditemukan pada tangan manusia

  • Staphylococcus aureus
  • Staphylococcus Epidermidis
  • Virus Hepatitis A
  • Bakteri Streptococci
  • Kuman Haemophilus
  • Bakteri Pseudomonas
  • Bakteri Streptococcus pneumoniae

Morfologi dan Identifikasi Shigella merupakan bakteri gram negatif berbentuk batang berukuran 0,5-0,7 μm x 2-3 μm dan tidak berflagel, tidak membentuk spora jika ditumbuhkan pada media, koloni tampak cembung, bulat, transparan dengan tepi utuh. Ada yang merupakan flora normal kulit dan selaput lendir manusia, namun ada pula yang bersifat patogen dan dapat menyebabkan nanah Staphylococcus sp. Beberapa di antaranya tergolong flora normal pada kulit dan selaput lendir manusia sehingga menyebabkan bisul, abses, berbagai infeksi bahkan bahan kimia septik yang fatal (Aisyah Arfina, 2009).

Staphylococcus aureus mengandung polisakarida dan protein yang berfungsi sebagai antigen dan merupakan zat penting dalam struktur dinding sel, tidak membentuk spora dan tidak membentuk flagela.Staphylococcus aureus mudah tumbuh dalam benih bakteriologis dalam kondisi aerobik dan mikroaerobik. Bakteri Staphylococcus, khususnya Staphylococcus epidermidis, merupakan bagian dari flora normal pada kulit manusia, saluran pernafasan dan saluran pencernaan makanan. Staphylococcus capitis merupakan spesies koagulase negatif dan merupakan flora normal manusia pada kulit kepala, wajah, leher, dahi dan mampu memproduksi enzim urease (Anwar, 2008).

Seperti anggota Staphylococcus koagulase-negatif lainnya, bakteri ini juga dapat menyebabkan infeksi pada seseorang yang sistem kekebalan tubuhnya terganggu (Koneman, 2012) f. Staphylococcus cohnii merupakan bagian dari flora normal pada kulit manusia, bakteri ini mampu menghasilkan enzim urease (Soldera et al, 2013). Bakteri ini terkadang menjajah manusia dan menyebabkan infeksi ketika fungsi pertahanan tubuh manusia tidak normal.

Bakteri ini juga dapat hidup pada manusia normal dan bertindak sebagai saprofit di usus normal dan kulit manusia. Bakteri ini menyebabkan berbagai penyakit, antara lain infeksi luka dan luka bakar yang menimbulkan nanah berwarna hijau kebiruan; infeksi saluran kemih, infeksi saluran pernafasan yang mengakibatkan pneumonia nekrotikans, otitis eksterna ringan pada perenang, dan infeksi mata. Pencemaran air minum dan makanan oleh feses yang mengandung bakteri Shigella dapat menyebabkan endemik disentri atau shigellosis, yaitu peradangan akut pada saluran pencernaan.

Kotoran manusia menjadi sumber utama penularan penyakit ini, karena bakteri ini dapat menginfeksi saluran pencernaan dan menimbulkan gejala mulai dari diare, sakit perut, muntah dan mual hingga komplikasi yang lebih serius. Anda bisa tertular bakteri ini jika bersentuhan dengan tangan yang terkontaminasi kotoran orang yang terinfeksi. Meskipun lebih dari seratus jenis mikroorganisme dapat menyebabkan pneumonia, hanya sedikit yang menyebabkan sebagian besar kasus, termasuk bakteri Streptococcus pneumoniae.

Tangan juga bisa menjadi sarana penyebaran bakteri ini jika Anda menyentuh hidung dan mulut tanpa mencuci tangan terlebih dahulu. Hal inilah yang dapat menyebabkan demam, menggigil dan kelelahan umum pada pneumonia bakterial (Hill et al, 2008).

Definisi operasional

Definisi operasional variabel outcome

Penelitian ini melihat perbedaan sebelum dan sesudah mencuci tangan pakai sabun dalam menghambat pertumbuhan bakteri setelah disesuaikan dengan beberapa variabel perancu yang potensial. Penelitian ini bersifat observasional-analitik dengan menggunakan desain one-group pretest-posttest dengan pendekatan cross-sectional.

Subjek Penelitian

Lokasi Penelitian

Teknik Sampling

Cara Kerja 1. Persiapan awal

Pengambilan sampel ini dilakukan sebanyak lima kali yaitu sebelum dan sesudah cuci tangan, 2 jam kemudian, 4 jam, dan 6 jam. Selanjutnya menganalisis hasil screening kelompok dengan menghitung selisih jumlah sampel hasil data pertama dan data kedua.

Analisis Data

Bakteri Enterobacter Areogenes ditemukan pada 3 responden (25,0%) sebelum cuci tangan pakai sabun, pada 1 responden (8,3%) setelah cuci tangan pakai sabun dan setelah 6 jam bakteri ini tidak teridentifikasi lagi. Bakteri Bacillus Sp sebelum cuci tangan pakai sabun terdapat pada 7 responden (58,3%), setelah cuci tangan pakai sabun terdapat 11 responden (91,7%) dan setelah 6 jam bakteri ini ditemukan pada seluruh responden (100,0%). Bakteri Proteus Mirabilis terdapat sebelum cuci tangan pakai sabun pada 2 responden (16,7%), setelah cuci tangan tidak teridentifikasi lagi dan setelah 4 jam pada 1 responden (8,3%).

Bakteri Acinobacter Calcoaceticus tidak teridentifikasi sebelum dan sesudah cuci tangan, namun teridentifikasi 2 jam setelah cuci tangan pada 1 responden (8,3%). Bakteri Klebsiella Pneumonia tidak teridentifikasi sebelum dan sesudah cuci tangan, namun teridentifikasi 4 jam setelah cuci tangan pada 1 responden (8,3%). Bakteri Enterobacter Sp sebelum dan sesudah cuci tangan terdapat pada 4 responden (33,3%) dan tidak teridentifikasi 4 jam setelah cuci tangan.

Alkalogen feses sebelum dan sesudah cuci tangan terdapat pada 3 responden (25,0%) dan tidak teridentifikasi 4 jam setelah cuci tangan. Penelitian mengenai efektivitas sabun sebagai alternatif cuci tangan biasa dilakukan pada 12 mahasiswa Universitas Hasanuddin Makassar, pada seluruh subjek diamati jenis bakterinya berdasarkan hasil kultur mikrobiologi, observasi dilakukan sebelum dan sesudah pemberian. pengobatan. Dari hasil tersebut, ditemukan berbagai jenis bakteri yang teridentifikasi sebelum dan sesudah mencuci tangan. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan jenis bakteri pada telapak tangan siswa baik sebelum maupun sesudah mencuci tangan.

Selain itu, dapat dilakukan dengan mencuci tangan dengan sabun atau menggunakan hand sanitizer tanpa air, hal ini bertujuan untuk mengurangi kontaminasi pada tangan dengan membunuh organisme yang ada di tangan. Kebersihan tangan dalam mengurangi penyakit menular dapat ditingkatkan, misalnya dengan mencuci tangan dengan benar dan pada waktu yang tepat. Istilah-istilah yang digunakan sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur'an dan Sunnah seringkali menggunakan istilah-istilah yang berkaitan dengan kebersihan atau kebersihan.

Dalam al-Quran istilah nazhafah, manakala dalam hadis perkataan nazhafah dapat dilihat dalam riwayat, "al-Nazhafatu minal-Iman". Contohnya, ungkapan Allah dalam al-Quran apabila menyebut zakat itu sama pentingnya dengan tazkiyah, maksudnya membersihkan harta yang dizakat dan yang bukan zakat itu dikira kotor. Kesucian jiwa adalah kesucian kerana ia berfungsi sebagai tazkiyah sebagai penganut al-Quran dan as-Sunnah atau ajaran Islam.

Sebagaimana dalam Al-Quran disebutkan bahwa orang musyrik itu najis, seperti dalam surat al-Taubah: 28,. Misalnya minum langsung dari sumber air yang terkontaminasi kotoran manusia atau hewan, tidak mencuci tangan pakai sabun sebelum menyiapkan makanan, sebelum dan sesudah makan, setelah buang air besar atau kecil, dan setelah membersihkan anak yang buang air besar atau kecil.

Kesimpulan

Saran

Untuk mencuci tangan disarankan untuk mencuci tangan dengan sabun, namun tidak tersedia, sehingga bisa menggunakan tisu basah atau bahan antiseptik lainnya karena bahan tersebut juga efektif membunuh bakteri yang ada di telapak tangan. Anonymous, 2008, Emergence of Resistance Shigella dysentriae in the IDP camps, http://www.who.int/disasters/repo/5830.doc, diakses 11 November 2014. Perbandingan jumlah kuman dalam cuci tangan multi-bahan sebagai standarisasi kerja di laboratorium mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia.

Pemanfaatan Media Panggung Wayang dalam Pendidikan Kebersihan Diri. Cuci tangan pakai sabun pada air mengalir, Jurnal Promosi Kesehatan Universitas Airlangga Surabaya.

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Kegiatan Belajar - Mengajar Tahap Kegiatan Pendidik Kegiatan peserta didik Metode Media Alokasi Waktu Persiapan pra kegiatan - Menyiapkan media yang akan digunakan - Menyiapkan