• Tidak ada hasil yang ditemukan

Safety Profile of Intravenous Digoxin in Chinese Patients with Acute Heart Failure with Reduced Ejection Fraction: A Small Scale Prospective Cohort Study

N/A
N/A
Dwi Tara Indrawangi

Academic year: 2024

Membagikan "Safety Profile of Intravenous Digoxin in Chinese Patients with Acute Heart Failure with Reduced Ejection Fraction: A Small Scale Prospective Cohort Study"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Kelompok 4 (Empat)

Nama dan NPM Adela Ramadanti 066120036 Nindi Nurhidayah 066120038 Dwi Tara Indrawangi 066120040 Juanah 066120064 Dewi Pratama P. 066120066

Judul Artikel Safety Profile of Intravenous Digoxin in Chinese Patients with Acute Heart Failure with Reduced Ejection Fraction: A Small- Scale Prospective Cohort Study

Nama Obat yang di TDM Digoxin Latar Belakang/Alasan

dilakukannya TDM

berdasarkan informasi dari artikel

Digoxin telah dikenal sebagai satu- satunya obat inotropik yang memperlambat detak jantung sekaligus memperkuat kontraktilitas jantung pada pasien gagal jantung. Digoksin intravena lebih sering digunakan pada pasien gagal jantung akut karena kerjanya yang cepat, tetapi juga meningkatkan risiko timbulnya efek toksisitas, karena digoxin memiliki indeks terapi sempit, termasuk penyakit kronis, serta dengan penyakit penyerta.

Pasien Tiongkok memulai pengobatan digoksin intravena sejak akhir tahun 2019, rentang SDC (Serum Digoxin Concentration) terapeutik yang optimal maupun SDC toksik belum diteliti dengan baik, sehingga perlu dilakukan pemantauan obat terapeutik (TDM) untuk menentukan dosis digoxin intravena yang optimal serta profil keamanan dan pengaturan HFrEF (gagal jantung akut

(2)

dengan penurunan fraksi ejeksi) diantara pasien tiongkok.

Metode TDM a. Karakteristik

subyek/pasien yang terlibat

Terdiri dari 40 pasien (27 laki-laki dan 13 perempuan) dengan HFrEF akut (gagal jantung akut dengan penurunan fraksi ejeksi), usia rata-rata 64,1 ± 13,6 tahun, berat badan 68,2 ± 9,6 kg, pasien mengalami fibrilasi atrium, eGFR pada lebih dari 90% pasien adalah < 90 mL/menit (37 pasien), dan hamper setengah pasien tersebut memiliki eGFR < 60 mL/menit

b. Metode sampling darah -

c. Waktu sampling darah Sebelum pemberian dosis digoksin intravena pada hari ke 0, hari ke 1, 2, serta diukur pada hari ke 3 sekitar 24 jam setelah pemberian dosis terakhir

d. Lamanya sampling darah 4 hari e. Volume darah yang

diambil

-

f. Regimen dosis obat yang di TDM

Dosis tetap intravena (0,5 mg) setiap hari yang diberikan pada hari 0, hari ke 1, dan hari ke 2

g. Rentang terapeutik obat 0,8-2,0 μ g/mL Metode Analisis Darah -

Hasil

(3)

a. Kadar obat di dalam darah setelah dianalisis (jika ada, lampirkan kurva kadar obat

terhadap waktu). Jelaskan pula apakah kadar obat di dalam darah yang

dianalisis masuk ke dalam rentang terapeutiknya

Berdasarkan penggunaan digoxin intravena 0,5 mg, diperoleh hasil :

● Rata-rata NDD (Normalized Digoxin Dose) adalah 7,2 ± 1,5 µg/kg (kisaran : 4,2 – 9,8 µg/kg)

● SDC (Serum Digoxin Consentration) dasar sebesar 0,27 ± 0,11 µg/mL

SDC (Serum Digoxin Consentration) terus meningkat seiring dengan pemberian intravena dosis tetap setiap hari.

Pada hari ke-2 :

● 6 pasien (15%) pasien memiliki SDC (Serum Digoxin Consentration) >2,0 µg/mL, sehingga dosis ketiga berikutnya tidak diberikan

● 34 pasien melanjutkan pengobatan nya, dan SDC (Serum Digoxin Concentration) mencapai 1,69 ± 0,52 µg/mL

Pada hari ke-3 :

● 14 pasien memiliki SDC (Serum Digoxin Concentration) >2,0 µg/ml

(4)

b. Interpretasi hasil Kategori terapi digoxin:

- Subterapeutik = < 0,8 μ g/mL - Terapeutik = 0,8 – 2,0 μ g/mL - Toksik = > 2,0 μ g/mL

Berdasarkan hasil SDC (Serum Digoxin Concentration) pada 40 pasien, sebanyak 20 pasien (50%) mencapai SDC (Serum Digoxin Concentration) pada rentang terapeutik yaitu 0,8-2 μ g/mL dan 20 pasien lainnya mencapai SDC (Serum Digoxin Concentration) toksik yaitu > 2,0 μ g/mL.

Efek toksik terlihat pada 12 pasien (30%), dan 8 pasien lainnya tidak menimbulkan efek samping.

c. Hasil lainnya yang berhubungan dengan TDM atau kadar obat di dalam plasma (misalnya terkait ESO atau Adverse Drug reaction, atau Clinical Outcome)

Sebanyak 22 reaksi merugikan pada 12 pasien diamati selama penelitian, termasuk 5 mual dan muntah, 2 nyeri perut, 2 delirium, 4 denyut ventrikel prematur yang sering, 4 takikardia ventrikel pendek, 4 bradikardia, 1 ruam.

Faktor resiko terjadinya toksisitas antara lain adanya penyakit penyerta HFrEF (gagal jantung dengan penurunan fraksi ejeksi eGFR) yaitu kondisi kardiomiopati iskemik dan dilatasi, eGFR (perkiraan laju filtrasi glomerulus), dan NDD (Dosis Digoksin yang Dinormalisasi). Pada penelitian, kemungkinan akumulasi Serum Digoxin Concentration dan resiko mencapai konsentrasi toxic meningkat seiring meningkatnya faktor resiko. Semakin banyak faktor resiko, maka semakin kecil

(5)

dosis digoksin yang harus diberikan.

Kesimpulan hasil TDM obat tersebut (Anda dapat

menjelaskan dari sisi perlu atau tidaknya penyesuaian dosis).

Serum Digoksin Concentracion maksimum hanya 3,06 µg/mL dan pasien yang memiliki Serum Digoksin Concentration menurun menjadi < 2,0 µg/mL, setelah 24 jam penghentian pengobatan. Sehingga Digoksin intravena 0,5 mg aman dan efektif untuk dosis awal tetapi tidak cocok untuk pengobatan pemeliharaan pada pasien Cina dengan HFrEF akut (gagal jantung akut dengan penurunan fraksi ejeksi). Pasien yang memiliki eGFR lebih rendah, menerima NDD (Normalized Digoxin Dose) lebih tinggi, dan menderita kardiomiopati iskemik harus dilakukan pemantauan secara ketat untuk menghindari toksisitas digoksin.

Referensi

Dokumen terkait