PROFILE OF TENUN SONGKET UNGGAN CRAFTING INDUSTRY AT KENAGARIAN UNGGAN KECAMATAN SUMPUR KABUPATEN SIJUNJUNG
By
Ari Novrizal’*Yeni Erita**Widya Prari Keslan**
*Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat
**Staf Pengajar Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat
ABSTRACT
The purpose of this research is to know Profile of Tenun Songket Unggan at Kenagarian Unggan Kecamatan Sumpur Kudus Kabupaten Sijunjung.
Type of this research is descriptive. Population of this research is all of Tenun Songket Unggan worker at Kecamatan Sumpur Kudus that are include of 4 groups. Sample of respondent is taken using Proporsional Random Sampling with 60% proporsional where amount of sample is 98 people. Technique of analysis data uses analysis with percentage formula. Meanwhile, technique of data collection is toward questionnaires or instruments.
The result of research is determined that are 1) Average capital of every industry Tenun Songket Uggan which comes from BANK loan by using mean to average is Rp. 8.000.000 - Rp.
9.500.000 (55.10%) and fluent capital Rp. 100.000 – Rp. 200.000 (57.14%) every groups.
Furthermore, difficulty of cultivation capital Tenun Songket Unggan industry is profit Bank range which is high (75.51%). 2) Main raw material Tenun Songket Unggan industry is Injek Yarn (100%), and supported yarn is Tembago Yarn and Gold Yarn. For available raw material (54.08%) enough available, and this raw material is get from neighbor village (79.59%) with directly selling to market (79.59%). 3) This worker of Tenun Songket Unggan industry group is average steady worker (82.65%) with activity job between 5 until 7 of hours every day (61.22%).
Meanwhile, high skill of worker is sewing skill (51.02%) and there are problems Tenun Songket Unggan crafting program, but it is not difficult. 4) Marketing where is way of marketing the result of Tenun Songket Unggan that directly sell in industry location (77.55%), and main village of seller is Sijunjung village (100%), on the other word of Sijunjung (64.29%) that is foreign country. Fluent of marketing is (55.10%) and constraint in marketing is about narrow as marketing region (78.57%). There resolve this problem that promote of industry (79.59%).
PENDAHULUAN
Dalam hukum positif Indonesia, industri diatur dalam UU No. 31 Tahun 2000. Pasal 1 ayat (1) UU No. 31 Tahun 2000 merumuskan industri sebagai berikut: “industri adalah suatu kreasi tentang bentuk, konfigurasi, atau komposisi garis atau warna, atau garis dan warna, atau gabungan dari padanya yang berbentuk tiga dimensi atau dua dimensi yang memberikan kesan estetis serta dapat dipakai untuk menghasilkan suatu produk, barang, komoditas industri, atau kerajinan tangan.
Sumatera Barat telah memiliki beberapa dokumen dan profil industri menurut cabang industri yang ada, namun sayangnya hingga saat ini
Sumatera Barat belum
mengelompokkan industri berdasarkan pada kelompok sektor industri kreatif.
Menurut database pendataan industri kecil dan menengah tahun 2009 terdapat di dalamnya beberapa cabang industri yang merupakan subsektor dalam klasifikasi sektor industri kreatif.
Industri tersebut telah digolongkan menurut KBLI (Klasifikasi Baku Lapangan Industri) oleh Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Propinsi Sumatera Barat:
industri bordir/sulaman (kode KBLI:
17293) dan pertenunan (kode KBLI:17114).
Kedua cabang industri tersebut termasuk dalam kelompok sektor industri kreatif yaitu ‘kerajinan’.
Mengingat saat ini dunia industri telah berada pada era ekonomi gelombang keempat untuk itu sangat diperlukan perumusan strategi pengembangan yang tepat agar industri kreatif dapat berkembang dan Sumatera Barat dapat menciptakan daerah serta industri kreatif potensial yang dapat bergeliat dalam era ekonomi kreatif gelombang
keempat pada masa sekarang ini. Salah yang memiliki kerajian di sumatera barat yaitu kabupaten Sijunjung, yang terdapat dikecamatan Sumpur Kudus yang terletak di kenagarian unggan.
Adapun kerajinannya yaitu kerajinan tenun songket unggan, tenun songket ini memiliki ciri khas tersendiri yaitu perpaduan antara songket silungkang dengan payah kumbuh.
Tenunan Unggan lahir dari perpaduan tehnik bertenun Nagari Pandai Sikek denga Nagari Silungkang.
Motif yang digunakan dalam bertenun Unggan antara lain Pucuank Rabuang, bermakna hidup harus berguna sepanjang waktu, Itiak Pulang Patang bermakna bahwa hidup dalam masyarakat harus seia sekata, kaluak Paku bermakna kita harus selalu mawas diri sejak kecil.
Berdasarkan observasi awal penulis yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah bahan baku, bahan bakunya berupa benang tembago, benang emas, benang injek, sedangkan benang dasarnya Bun. Dimana untuk mendapatkan bahan baku tersebut di dapatkan dari Silungkang. Sedangkan jarak kecamatan unggan dengan silungkang lebih kurang 40 km.
Selanjutnya tenaga kerja, selain menjadi pekerja tenun ungga mereka mencari kerja sampingan juga. Terus modal, dimana modal didapat dari tiap – tiap kelompok.
Kendala lain dalam pemasaran yang belum terlaksana dengan baik adalah industri tersebut belum mampu mengembangkan produksinya kedaerah lain. Sehingga banyak masyarakat yang berada diluar kabupaten sujunjung masih banyak yang belum mengetahui adanya industri tenun unggan tersebut.
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul
“Profil Industri Kerajinan Tenun Songket Unggan Di Kenagarian Unggan Kecamatan Sumpur Kudus Kabupaten Sijunjung”.
METODOLOGI PENELITIAN Berdasarkan kajian teori Bab dua, dan sesuai dengan batasan masalah, penelitian ini tergolong pada penelitian deskriptif. Menurut Yusuf (2005: 83) penelitian deskriptif adalah salah satu jenis penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat populasi tertentu atau mencoba mengambarkan fenomena- fenomena secara mendetail apa adanya.
1. Populasi
Menurut Arikunto (2006:
130) yang dimaksud dengan populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pekerja industri tenun songket yang ada kenagarian Ungan kecamatan Sumpur Kudus yang terdiri dari 4 kelompok. Untuk lebih jelasnya jumlah populasi penelitian dapat dilihat pada tabel III.1 dibawah ini:
Tabel III.1 Populasi penelitian berdasarkan kelompok industri tenun yang ada kenagarian Ungan kecamatan Sumpur Kudus.
No Nama Kelompok
Jumlah Pekerja Tenun Songket 1 Minang
Saiyo
40
2 Sejahtera 30
3 Semoga Jaya
35 4 Lansek
Manih
60
Jumlah 165
Sumber : kantor Wali Nagari Unggan 2012
2. Sampel
Penetapan sampel pada penelitian ini berpedoman pada Arikunto (2006 :134) menyatakan bahwa untuk sampel penelitian yang populasinya kurang dari 100 lebih baik diambil semuanya, tetapi apabila jumlah populasi besar dari 100 maka jumlah sampel diambil 5%-10% atau 15%-20% atau 25%- 30% atau sesuai dengan kemampuan peneliti.. Maka penetapan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik proporsional random sampling dengan proporsi 60% dari jumlah populasi sebesar 165 pekerja. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat tabel III.2 dibawah ini:
Tabel III.2 Sampel Responden Penelitian N
o
Nama Kelom pok
Jumlah Pekerja
Prop orsi 60%
Jumlah Sampel 1 Minang
Saiyo
40 60% 24
2 Sejahter a
30 60% 18
3 Semoga Jaya
35 60% 20
4 Lansek Manih
60 60% 36
Jumlah 165 98
Sumber : Pengolahan Data Skunder 20112
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Letak, Batas dan Luas Daerah Kecamatan Sumpur Kudus merupakan salah satu kecamatan yang berada di kabupaten Sijunjung dengan ketinggian dari permukaan laut 225,0-1335,0 meter.
Berdasarkan letak Astronomis
kecamatan Sumpur Kudus berada pada posisi 100ᴼ48’26’’BT - 101ᴼ2’16’’BT dan 0ᴼ23’31’’LS - 0ᴼ42’5’’LS. Sedangkan luas sumpur kudus yaitu 57540,00 Km2.
Batas – batas wilayah kecamatan Sumpur Kudus
- Sebelah Utara berbatasan dengan propinsi Riau
- Sebelah Selatan berbatasan dengan kecamatan Sijunjung dan kecamatan Koto VII - Sebelah Timur berbatasan
dengan kebupaten Tanah Datar
- Sebelah Barat berbatasan dengan kecamatan Sijunjung 2. Topografi
Topografi wilayah ini terdiri dari daerah dataran rendah dan perbukitan sedang. Jenis tanah termasuk dalam podsolik merah kuning dari batuan endapan pada pegunungan lipatan, latosol dari batuan induk alluvial dan batuan baku pegunungan.
PEMBAHASAN
Pembahasan ini akan di bahas hasil penelitian tentang Profil Industri Tenun Songket Unggan Di Kenagarian Unggan Kecamatan Sumpur Kudu Kabupaen Sijnjung yang meliputi: 1. Modal 2. Bahan baku 3. Tenaga kerja 4. Pemasaran.
Pertama, modal rata- rata setiap kelompok industri tenun songket unggan yaitu bersumber dari tabungan sendiri (75,51%) dengan modal tetap rata-rata Rp.8.000.000–
Rp.9.500.000, (55,10%) dan modal lancar Rp.100.000 sampai Rp.200.000 (57,14%) perkelompok sedangkan kesulitan dalam penanaman modal ini adalah persaingan usaha (75,51%).
Menurut Thomas dkk (2009:
217) Modal (capital) adalah segala bentuk kekayaan yang digunakan untuk memproduksi kekayaan yang lebih banyak lagi untuk perusahaan dalam perusahaan, modal memiliki beragam bentuk, termasuk kas, persediaan, pabrik, dan peralatan.
Kedua, bahan baku dimana, bahan baku utama industri tenun songket unggan yaitu benang injek (100%), selain itu benang tembago, benang emas dan ketersediaan bahan cukup tersedia (54,08%) dengan memperoleh dari daerah tetangga (79,59% dan cara di beli lansung kepasar (79,59%) adapun kendalanya dalam hal ini yaitu ketersediaan bahan baku yang terbatas (55,10%).
Menurut M. Nafarin (2007:
202) Bahan baku adalah bahan lansung yaitu bahan yang membentuk suatu kesatuan yang tidak terpisahkan dari produk jadi.
Bahan baku adalah bahan utama atau bahan pokok dan merupakan komponen utama dari suatu produk.
Bahan baku biasanya mudah ditelusuri dalam suatu produk
Ketiga, tenaga kerja dalam kelompok industri tenun songket unggan ini rata-rata tenaga kerja yang bekerja dalam industri tenun songket unggan ini adalah tanaga kerja tetap (82,65%) dengan lam kerja antara jam 5 sampai 7 jam perhari (61,22%), sedangkan keterampilan kerja yang tebanyak dalam tenaga kerja tersebut adalah keterampilan menjahit (51,02%), adapun kendalanya dalam kegiatan kerajinan ada keslitanya,namun tidak begitu sulit (71,43%).
Menurut H.P Rajagukguk (2002) Tenaga kerja adalah mereka yang melakukan kegiatan ekonomi
dengan melakukan pekerjaan bersama-sama dengan orang atau secara mandiri
Keempat, pemasaran, dimana cara memasarkan hasil industri tenun songket unggan ini yaitu memasarkan lansung dilokasi industri (77,55%), daerah utama pemasarnya adalah daerah sijunjung (100%), selain sijunnjung (64,29%) luar negeri dan kelancaran dalam pemasaran yaitu (55,10%) sedangkan kendala dalam pemasarannya adalah sempitnya wilayah pemasaran (78,57%) adapun cara mengatasi kendala tersebut yaitu mempromosikan industri (79,59%).
Pemasaran adalah proses sosial dan manajerial yang dilakukan oleh sesorang atau kelompok untuk memperoleh yang mereka butuhkan dan ingginkan melalui penciptaan dan pertukaran produk dan nilai. Tujuan pemasaran harus berdasarkan keputusan – keputusan sbelumnya mengenai pasar sasaran, penentuan posisi pasar, dan bauran pemasaran (Philip Kotler dalam Suyanto : 2004).
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian pada deskritif data dan pembahasan data diatas dapat diambil kesimpulan bahwa:
1. Modal rata – rata setiap kelompok industri tenun songket unggan yaitu berasal dari pinjaman BANK dengan modal tetap rata-rata Rp. 8.000.000 – Rp.9.500.000 (55,10%) dan modal lancar Rp.100.000 - Rp.200.000 ( 75,4%) perkelompok.
2. Bahan baku utama industri tenun songket unggan yaitu benang injek, dengan memperoleh dari daerah tetangga dengan cara di beli lansung kepasar dan kendalanya dalam hal ini yaitu besarnya biaya pembelian.
3. Tenaga kerja dalam kelompok industri tenun songket unggan ini rata-rata tenaga kerja tetap (82,65%) dengan lam kerja antara jam 5 sampai 7 jam perhari.
4. Pemasaran, dimana cara memasarkan hasil industri tenun songket unggan ini yaitu memasarkan lansung dilokasi industri, dan daerah utama pemasarnya daerah sijunjung dan sekiarnya, selain sijunnjung (64,29%) luar negeri.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang ditemukan diatas maka peneliti memberikan saran sebaga berikut:
1. Bagi tenaga kerja untuk dapat meningkatkan keterampilan dalam pengelolaan produk sehingga menghasilkan produk yang bermacam ragam.
2. Dalam pemasaran diharapkan kelompok-kelompok industri tenun songket unggan ini supaya berkerja sama dengan pihak swasta lainya sehingga pendistribusian hasil industri makin luas.
3. Untuk pemerintah daerah lebih memperhatikan lagi industri tenun songket ini agar dapat bekembang dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Agusmidah.2010. Dinamika Hukum Ketenagakerjaan. Medan: USU Press
A.Muri Yusuf.2005. Metedologi Penelitian.
Padang: UNP Press Padang
Arikunto, Siharsimi.2006. Prosedur Penelitian Pendekatan Suatu Praktek. Jakarta. Rineka Cipta.
Halim, dkk.2005. Manajemen Pesantren.
Yogyaksarta: Pustaka Pesantren H.P Rajagukguk. 2002. Peran sertapekerja
dlam pengelolaan perusahaan.
Jakarta; Yayasan Obor Indonesia http//erwinnote.wordpress.com.defenisi-dan-
jenis-bahan-baku. Di akses tanggal 14 juli 2013
Kartasapoetra.1987. Pembentukan Perusahaan Industri. Jakarta:
Bumi Aksara.
Kasmir.2006. Kewirausahaan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persadas
M. Nafarin. 2007. Penganggaran perusahaan. Jakarta: Selemba Empat
Moleong,Lexy.1990. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rasda Karya
Ratnawati. 2006. Profil Industri Perabot Di Kecamatan Nan Sabaris Kabupaten Padang Pariaman.
Skripsi. FIS UNP.
Ritzer. George. 1992. Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda.Jakarta: Rajawali Press
Siagian. 1985. Pengantar Menejemen Agribisnis. Jakarta : UGM
Suyanto.2004. Analisis Dan Desain Aplikasi Multimedia Untuk Pemasaran.
Yogyakarta : ANDI
Soekarno, Supriyono. 2010. Cara Cepat Dapat Modal. Jakarta : PT.
Gramedi Pustaka Utama
Tesa.2010. Industri Kecil. Jakarta :Bumi Aksara.
Thomas, dkk. 2009. Kewirausahaan dan manajemen usaha kecil. Jakarta : Selemba
Usman, Rachmadi. 2001. Aspek- Aspek Hokum Perbankkan Di Indonesia.
Jakarta PT. Gramedia Pustaka Utama