• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PROFITABILITAS, LEVERAGE, UKURAN PERUSAHAAN DAN DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN TERHADAP PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORT (Studi Pada Perusahaan Sektor Energi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2017-2021) - repo unpas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PENGARUH PROFITABILITAS, LEVERAGE, UKURAN PERUSAHAAN DAN DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN TERHADAP PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORT (Studi Pada Perusahaan Sektor Energi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2017-2021) - repo unpas"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Perusahaan memiliki tanggung jawab terhadap pemegang saham dan kesejahteraan pihak-pihak yang memiliki kepentingan di perusahaan tersebut.

Selain itu, perusahaan memiliki tujuan dasar dari didirikannya suatu perusahaan yaitu untuk mencari laba atau keuntungan besar, serta memenuhi keinginan stakeholder perusahaan dalam pengembangan kegiatan perusahaan untuk menjadi lebik baik. Pada awalnya bisnis dibangun dengan paradigma berbasis ekonomi atau single bottom line (Profit). (Putra,2020).

Pada paradigma single bottom line (profit) tujuan utama perusahaan adalah menghasilkan laba yang tinggi tanpa memperhitungkan dampak yang akan timbul dari kegiatan usaha tersebut. Namun sekarang berubah menjadi paradigma pembangunan berkelanjutan (sustainability development). Perusahaan dalam mencapai sustainability development diperlukan sebuah kerangka global dengan Bahasa yang konsisten dan dapat di ukur dengan tujuan agar lebih jelas dan mudah di pahami. Konsep inilah yang disebut dengan laporan berkelanjutan (sustainability report). Sustainability report merupakan praktek pengukuran, pengungkapan, dan upaya akuntabilitas dari sustainability activities yang bertujuan untuk tercapainya sustainability development (Wagiswari ,2021).

Laporan berkelanjutan (sustainability report) merupakan bentuk laporan yang bersifat sukarela (voluntary) sebagai bentuk tanggung jawab sosial dan lingkungan. Perusahaan yang mempertimbangkan perkembangan yang

(2)

berkelanjutan (sustainable development) akan dapat meningkatkan nilai perusahaan karena dukungan yang diperoleh stakeholder baik internal maupun eksternal, seperti konsumen karyawan, investor, regulator, pemasok maupun kelompok lainnya. Kemampuan perushaan untuk mengkomunikasikan kegiatan dan kinerja sosial dan lingkungan secara efektif dalam sustainability report dinilai penting untuk keberhasilan jangka Panjang, keberlangsungan hidup dan pertumbuhan organisasi. (Ariastani, 2019).

Perusahaan yang membuat laporan berkelanjutan (sustainability report) memberikan beberapa hal positif yang dapat menguntungkan perusahaan tersebut diantaranya dengan sustainability report perusahaan dapat meningkatkan atau melindungi image perusahaan dan membangun serta memelihara hubungan perusahaan dengan pihak eksternal perusahaan dan akan mendapatkan legistimasi dari masyarakat. Legistimasi masyarakat sangat penting dalam keberlanjutan suatu perusahaan. Dengan adanya sustainability report juga dapat dilihat kinerja dari perusahaan tersebut. Hal ini dapat digunakan oleh para investor untuk mempertimbangkan apakah tepat untuk melakukan investasi dengan menilai kinerja suatu perusahaan dan tidak hanya dengan annual report saja, namun juga dapat dilihat dari sustainability report perusahaan (Tusiyanti, 2019).

Sustainability report memuat tiga aspek kinerja perusahaan yakni ekonomi, lingkungan, dan sosial. Standar internasional pelaporan keberlanjutan (sustainability reporting) dikembangkan oleh Global Reporting Initiative (GRI) yang berpusat di Amsterdam, Belanda. GRI mendefinisikan sustainability reporting sebagai praktek pengukuran, pengungkapan, dan pertanggung jawaban

(3)

kepada pemangku kepentingan internal dan eksternal, tentang kinerja organisasi dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan. (Luthfia, 2012).

Pengungkapan sustainability report perusahaan tidak lagi berpedoman pada pengungkapan Single Bottom Line (kondisi perusahaan), namun sudah berfokus pada Triple Bottom Line (profit, people, planet). Konsep triple bottom line menjelaskan bahwa perusahaan untuk dapat tumbuh berkelanjutan selain dengan meningkatkan pendapatan perusahaan (profit), perusahaan juga bertanggungjawab untuk menjaga bumi (planet) dan peduli dengan manusia (people) baik karyawan maupun masyarakat di luar perusahaan. (Tarigan, 2014).

Profit yang didapatkan perusahaan, perusahaan dapat tetap going concern.

Namun dalam kenyataannya, saat ini perusahaan tidak dapat going concern hanya dengan mengedepankan profit saja, namun juga people dan planet. Hal ini disebabkan people dan planet juga terlibat dalam proses dan dampak atas aktivitas perusahaan yang sering dilalaikan oleh perusahaan. Perusahaan memerlukan people baik investor, karyawan, supplier, konsumen, masyarakat, maupun lembaga masyarakat. Perusahaan memerlukan investor untuk mendanai kegiatan operasional perusahaan. Untuk menarik para investor, perusahaan harus dapat memenuhi keinginan investor dan memberikan tingkat kepercayaan yang tinggi agar para investor tertarik untuk menginvestasikan dananya pada perusahaan. (Tarigan, 2014).

Perusahaan yang memiliki hubungan yang baik dengan supplier dapat menumbuhkan rasa kepercayaan dan keterikatan sehingga dapat memperlancar proses pemesanan bahan baku dan pelunasan utang dagang. Hubungan yang baik

(4)

perusahaan dengan konsumen serta kualitas produk yang baik dapat berdampak pada tingkat loyalitas konsumen terhadap produk-produk perusahaan. Semakin baik hubungan perusahaan dengan konsumen maka akan semakin loyal konsumen tersebut terhadap perusahaan karena merasa diperhatikan dan terlibat dalam kegiatan yang diadakan perusahaan. Perusahaan dan masyarakat sekitar seharusnya dapat berhubungan dengan baik. (Tusiyanti, 2019).

Perusahaan yang menggunakan SDA secara serampangan dapat menyebabkan menipisnya SDA yang ada. Kerusakan lingkungan yang berimbas pada ketersedian SDA sebagai bahan baku produk dapat menurunkan pendapatan perusahaan. Perusahaan harus dapat menggunakan SDA dengan efisien yang memastikan ketersediaan SDA untuk generasi selanjutnya dan mengolah limbah dengan efektif agar lingkungan sekitar tidak tercemar. Dengan tuntutan di atas, perusahaan melakukan berbagai aktivitas-aktivitas sosial dalam rangka menanggapi isu-isu sosial dan lingkungan yang beredar di masyarakat. Setelah perusahaan melakukan berbagai aktivitas tersebut, perusahaan perlu untuk melakukan pengungkapan sustainability report. Kesadaran perusahaan untuk mengungkapkan laporan yang bersifat sukarela seperti laporan berkelelanjutan masih sangat kurang. Ada beberapa faktor yang membuat perusahaan enggan membuat sustainability report. Salah satunya yaitu perusahaan menganggap sustainability report sebagai sebuah biaya tambahan. Sedangkan yang lainnya yaitu belum adanya suatu peraturan yang mewajibkan suatu perusahaan untuk membuat dan merilis sustainability report. (Utami, 2020).

(5)

Fenomena tentang sustainability report yaitu, BEI dorong perusahaan tercatat terapkan pembangunan berkelanjutan. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah merilis aturan PJOK Nomor 51/POJK.03/2017, yang mendorong Lembaga Jasa Keuangan, Emiten, dan Perusahaan Publik untuk mengembangkan dan menerbitkan laporan berkelanjutan secara bertahap mulai 2020 mendatang. Basis data publik GRI telah mengumpulkan berbagai laporan berkelanjutan dari perusahaan di Indonesia sejak 2015 dan GRI telah memberikan sharing session teknis untuk organisasi yang akan memulai laporan berkelanjutan. Lebih dari 1000 perwakilan perusahaan telah dilatih oleh GRI sejak tahun 2018 untuk mengembangkan kompetensi teknis dalam mengukur dampak perusahaan terhadap isu lingkungan hidup, ekonomi dan sosial, Namun masih ada tantangan ke depannya. Data terbaru dari GRI dan BEI menunjukan bahwa dari total 629 perusahaan tercatat per 23 April 2019, hanya sebanyak 110 laporan berkelanjutan yang dirilis. Sebagai komitmen BEI untuk menyukseskan SDGs, BEI berkolaborasi dengan GRI dalam menyelenggarakan sosialisasi dan edukasi kepada Perusahaan tercatat untuk meningkatkan awareness dan melengkapi kemampuan Perusahaan tercatat dalam menyusun sustainability report. (https://liputan6.com diposting oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana 24 April 2020 diakses 15 Juni 2023 pukul 19:48).

Selain itu ada juga kasus tentang pencemaran Pulau Mori di Luwu Timur yang dilakukan PT Vale Indonesia. Lembaga Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Sulawesi Selatan mendesak manajemen PT Vale Indonesia menghentikan sementara eksploitasi produksi nikel karena sudah mencemari lingkungan ekosistem di pesisir Pulau Mori, Desa Harapan, Kabupaten Luwu Timur. Dari

(6)

laporan yang diterima masyarakat, ditemukan limbah sulfur yang masuk dalam kategori limbah berbahaya dan beracun (B3) diduga mencemari ekosistem pesisir Pulau Mori. Limbah tersebut berbentuk butiran-butiran kecil hingga sedang terlihat jelas di sungai muara, bibir pantai hingga di laut dangkal Pulau Mori. Masyarakat local meyakini bahwa limbah tersebut diduga berasal dari aktivitas tambang dan industry PT Vale Indonesia. Slamet mengungkapkan pencemaran ekosistem lingkungan di pesisir laut bukan pertama kali terjadi saat kegiatan tambang dan industry perusahaan tersebut. (https://makassar.antaranews.com diposting oleh : M Darwin Fatir 24 agustus 2021 diakses 30 mei 2023 pukul 21.53)

Terkait kasus yang berhubungan dengan sustainability report yaitu tidak adanya laporan sustainability report terhadap masyarakat luas dan terjadinya pencemaran lingkungan, terjadinya pencemaran lingkungan yang dilakukan PT Tembaga Mulia Semanan Tbk, Lembaga Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Sumatra selatan mendesak manajemen PT Tembaga Mulia Semanan menghentikan sementkasmirara eksploitasi produksi nikel karena sudah mencemari lingkungan di Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI) Provinsi Sumatera Selatan. Dari laporan yang diterima masyarakat, ditemukan limbah sulfur yang masuk dalam kategori limbah berbahaya dan beracun (B3) diduga. Slamet mengungkapkan pencemaran ekosistem lingkungan di sungai bukan pertama kali terjadi saat kegiatan tambang dan industry perusahaan tersebut. Menurut data Walhi PT Tembaga Mulia Semanan Tbk kondisi dan kualitas lingkungan di danau sekitar Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI) Provinsi Sumatera Selatan ikut

(7)

tercemar limbah sulfur B3. (www.keizalinnews.id diposting oleh : Jemi Karter 11Agustus 2022 diakses pada tanggal 26 mei 2023 pukul 20.13).

Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba atau keuntungan pada periode tertentu yang berhubungan dengan penjualan, total aset maupun modal sendiri. Tingkat profitabilitas yang semakin tinggi, maka efisiensi dalam mengelola sumber daya yang dimiliki perusahaan semakin tinggi.

Sehingga dapat dijadikan pertimbangan perusahaan dalam mengungkapkan sustainability report. Perusahaan yang memiliki tingkat profitabilitas yang tinggi dinilai lebih mampu untuk melakukan tanggung jawab lingkungan dan sosial termasuk termasuk dengan menerapkan dan mengungkapkan sustainability report (Ariyani 2018). Hasil penelitian Fitri (2018) menemukan bahwa profitabiltas berpengaruh positif signifikan terhadap sustainability report. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Rifandi (2017) menemukan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh terhadap sustainability report.

Leverage merupakan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek maupun jangka Panjang perusahaan. Perusahaan dengan rasio leverage yang tinggi akan menanggung monitoring cost yang juga tinggi.

Perusahaan dalam mempublikasikan sustainability report memerlukan waktu yang cukup panjang dan biaya yang cukup besar, sehingga perusahaan akan mengurangi tingkat pelaporan yang bsersifat sukarela terlebih terpisah dari annual report yaitu sustainability report (Sari dan Marsono 2013). Hasil penelitian Nasir (2014) menemukan leverage berpengaruh signifikan terhadap sustainability report.

Sedangkan penelitian yang dilakukan Khafid dan Mulyaningsih (2015) menemukan

(8)

leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap sustainability report. Hal ini terjadi karena perusahaan yang memiliki leverage maka akan cenderung perusahaan untuk mengurangi biaya-biaya untuk melaporkan tingkat laba yang tinggi hal ini berdampak pada sustainability report karena membutuhkan biaya.

Ukuran perusahaan merupakan alat yang digunakan untuk mengukur besar atau kecilnya suatu perusahaan. Perusahaan yang besar cenderung mengungkapkan informasi yang lebih luas dalam mewujudkan legistimasi perusahaan. Hasil penelitian Yulianti (2015) dan Wulanda (2017) menemukan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap sustainability report.

Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Rifandi (2017) menemukan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh negatif signifikan terhadap sustainability report.

Dewan komisaris independen merupakan pihak yang tidak berkaitan atau tidak memiliki hubungan dengan pemegang saham pengendali, anggota direksi, komisaris serta dengan perusahaan itu sendiri. Keberadaan dewan komisaris independen dalam perusahaan dinilai mampu meningkatkan fungsi otorisasi terhadap transparasi dan keterbukaan laporan keuangan perusahaan serta sustainability report yang diterbitkan perusahaan dengan mengemukakan keadilan terhadap pemegang saham dan stakeholders (Madona dan Khafid 2020).

Perusahaan yang memiliki tingkat kualitas pengungkapan lingkungan dan sosial yang tinggi mampu mempengaruhi kepercayaan dari para investor dalam pengambilan keputusan investasi. Karena selain memperhatikan laporan keuangan perusahaan, investor juga mempertimbangkan sustainability report yang diterbitkan oleh perusahaan (Suharyani 2019). Hasil penelitian Suharyani (2019)

(9)

menemukan bahwa dewan komisaris independen berpengaruh positif terhadap sustainability report. Sedangkan penelitian Tobing (2019) dan Madona & Khafid (2020) menemukan bahwa dewan komisaris independen tidak berpengaruh terhadap pengungkapan sustainability report.

Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh Siska Liana (2019) yang menggunakan sampel pada perusahaan pertambangan yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2011-2015. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel independen profitabilitas, leverage, ukuran perusahaan dan dewan komisaris independen secara bersama sama berpengaruh terhadap pengungkapan sustainability report.

Adapun perbedaan yang penulis lakukan dalam penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu pada penelitian ini dilakukan pada Perusahaan Energy yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode lima tahun terbaru yaitu 2017-2021, sedangkan penelitian terdahulu yaitu pada Perusahaan Pertambangan menggunakan periode 2011-2015. Objek penelitian perusahaan yang akan penulis lakukan yaitu perusahaan-perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh Veren Gunawan dan Julianti Sjarief (2022) yang menggunakan sampel pada perusahaan Sektor Energi dan Bahan Material yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2016-2020. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel independen profitabilitas tidak berpengaruh terhadap sustainability report, sedangkan leverage dan ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap sustainability report.

(10)

Adapun perbedaan yang penulis lakukan dalam penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu pada penelitian ini dilakukan pada Perusahaan Energy yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode lima tahun terbaru yaitu 2017-2021, sedangkan penelitian terdahulu dilakukan pada Perusahaan Sektor Energy dan Bahan Material yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yaitu menggunakan periode 2016-2020.

Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk mengambil judul

PENGARUH PROFITABILITAS, LEVERAGE, UKURAN PERUSAHAAN,

DAN DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN TERHADAP

PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORT” (Studi Kasus Pada Perusahaan Energy Yang Terdaftar Di Burse Efek Indonesia Periode 2017- 2021).

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, maka rumusan masalah yang dapat penulis uraikan sebagai berikut:

1. Bagaimana Profitabilitas pada perusahaan sektor Energi yang terdaftar di BEI periode 2017-2021.

2. Bagaimana Leverage pada perusahaan sektor Energi yang terdaftar di BEI periode 2017-2021.

3. Bagaimana Ukuran Perusahaan pada perusahaan sektor Energi yang terdaftar di BEI periode 2017-2021.

(11)

4. Bagaimana Dewan Komisaris Independen pada perusahaan sektor Energi yang terdaftar di BEI periode 2017-2021.

5. Bagaimana sustainability report pada perusahaan sektor Energi yang terdaftar di BEI 2017-2021.

6. Bagaimana pengaruh Profitabilitas terhadap sustainability report pada perusahaan sektor Energi yang terdaftar di BEI periode 2017-2021.

7. Bagaimana pengaruh Leverage terhadap sustainability report pada perusahaan sektor Energi yang terdaftar di BEI periode 2017-2021.

8. Bagaimana pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap sustainability report pada perusahaan sektor Energi yang terdaftar di BEI periode 2017-2021.

9. Bagaimana pengaruh Dewan Komisaris Independen terhadap sustainability report pada perusahaan sektor Energi yang terdaftar di BEI periode 2017-2021.

10. Bagaimana pengaruh profitabilitas, leverage, ukuran perusahaan dan dewan komisaris independen terhadap sustainability report pada perusahaan sektor Energi yang terdaftar di BEI periode 2017-2021.

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini sebagai berikut :

1. Untuk menganalisis Profitabilitas pada perusahaan sektor Energi yang terdaftar di BEI periode 2017-2021.

2. Untuk menganalisis Leverage pada perusahaan sektor Energi yang terdaftar di BEI periode 2017-2021.

(12)

3. Untuk menganalisis Ukuran Perusahaan sektor Energi yang terdaftar di BEI periode 2017-2021.

4. Untuk menganalisis Dewan Komisaris Independen pada perusahaan sektor Energi yang terdaftar di BEI periode 2017-2021.

5. Untuk menganalisis pengaruh Profitabilitas terhadap sustainability report pada pada perusahaan sektor Energi yang terdaftar di BEI periode 2017-2021.

6. Untuk menganalisis pengaruh Leverage terhadap sustainability report pada perusahaan sektor Energi yang terdaftar di BEI periode 2017-2021.

7. Untuk menganalisis pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap sustainability report pada perusahaan sektor Energi yang terdaftar di BEI periode 2017-2021.

8. Untuk menganalisis pengaruh Dewan Komisaris Independen terhadap sustainability report pada perusahaan sektor Energi yang terdaftar di BEI periode 2017-2021.

9. Untuk menganalisis sustainability report pada perusahaan sektor Energi yang terdaftar di BEI periode 2017-2021.

10. Untuk menganalisis Profitabilitas, Leverage, Ukuran Perusahaan dan Dewan Komisaris Independen terhadap sustainability report pada perusahaan sektor Energi yang terdaftar di BEI periode 2017-2021.

1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Praktis/Empiris

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan berguna bagi pihak pihak berikut:

(13)

a. Bagi Penulis

1. Untuk memenuhi salah satu syarat siding skripsi guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi.

2. Untuk menambah pengetahuan mengenai pengaruh profitabilitas, leverage, ukuran perusahaan dan dewan komisaris independen terhadap sustainability report.

b. Bagi Perusahaan

Memberikan masukan bagi perusahaan yang listed di BEI untuk memperhatikan Profitabilitas, Leverage, Ukuran Perusahaan dan Dewan Komisaris Independen dalam pentingnya pengungkapan Sustainability Report.

c. Bagi Investor

Memberikan gambaran mengenai informasi pengungkapan Sustainability Report.

d. Bagi Pihak Lain

Sebagai bahan referensi dalam penyusunan karyailmiah dengan objek penelitian yang sama.

1.4.2 Kegunaan Teoritis/Akademis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi dalam bidang kajian keuangan mengenai bagaimana Profitabilitas, Leverage, Ukuran Perusahaan dan Dewan Komisaris Independen dapat mempengaruhi Sustainability Report. Hasil penelitian ini juga diharapkan memberikan tambahan informasi,

(14)

wawasan serta referensi di lingkungan akademis yang bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan.

1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada Perusahaan sektor Energi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2017-2021. Dalam pengambilan data tersebut penulis mengunjungi situs resmi Bursa Efek Indonesia yaitu (www.idx.co.id) dan website perusahaan.

Referensi

Dokumen terkait

Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Leverage, Tipe Industri, Dan Ukuran Dewan Komisaris Terhadap Corporate Social Responsibility Disclosure Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor