PROGRAM ASESMEN DIAGNOSTIK KOGNITIF DAN NON – KOGNITIF
KELAS VII, VII DAN IX
TAHUN PELAJARAN 2023 – 2024
PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG DINAS PENDIDIKAN
SMP NEGERI 1 KERTASARI
PTPN VIII Perkebunan Talun – Santosa, Kecamatan Kertasari, Kabupaten Bandung, 40386
2023
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
Pandemi Covid 19 yang terjadi di Indonesia tentunya berdampak pada dunia pendidikan. Pandemi Covid-19 memaksa guru dan peserta didik untuk langsung mengubah cara pembelajaran normal menjadi Pembelajaran Jarak Jauh. Keadaan darurat tidak sepenuhnya mampu melihat dan mempertimbangkan kondisi kesiapan peserta didik sebelum dan selama Pembelajaran Jarak Jauh. Belajar di rumah, dalam beberapa kasus, menyebabkan terjadinya defisit capaian belajar.
Berangkat dari isu ini, selain menetapkan kebijakan mengenai kurikulum darurat di masa pandemi, Mendikbud juga mengimbau guru untuk melakukan asesmen diagnostik. Asesmen dilakukan pada peserta didik yang bermasalah untuk mendiagnosis kondisi peserta didik sebagai dampak pembelajaran jarak jauh. Asesmen diagnostik perlu dilakukan oleh guru karena beragamnya kondisi sosial ekonomi, akses teknologi, dan sebaran covid-19 menyebabkan proses belajar dan capaian belajar peserta didik sangat bervariasi.
Berdasarkan informasi tersebut, guru kemudian menyusun program pembelajaran yang realistis dan kontekstual, sesuai lingkungan anak..
Informasi dari asesmen ini menjadi dasar untuk membuat rencana tindak lanjut pembelajaran selanjutnya.
B. TUJUAN
Tujuan dari asesmen diagnostik adalah :
1. Mengidentifikasi capaian kompetensi peserta didik
2. Menyesuaikan pembelajaran di kelas dengan kompetensi rata-rata peserta didik
3. Memberikan kelas remedial atau pelajaran tambahan kepada peserta didik yang kompetensinya di bawah rata-rata
C. PRINSIP ASESMEN DIAGNOSTIK
Prinsip asesmen diagnostik mengikuti prinsip asesmen pada umunya, yaitu;
- Valid : Pertanyaan yang diberikan sesuai dengan tujuan pembelajaran - Reliable : Kriteria penilaiannya jelas dan clear
- Adil
- Fleksibel : Disesuaikan dengan kondisi baik moda, waktu, jenis, tempat maupun jumlahnya
- Adanya umpan balik
Prinsip asesmen diagnostik secara khusus antara lain:
- Asesmen diagnostik merupakan proses membuat keputusan tentang individu atau kelompok siswa dalam mencapai tujuan pembelajarannya - Asesmen diagnostik dilakukan secara menyeluruh dan seimbang dengan
memperhatikan faktor – faktor penyebab kesulitan belajar pada siswa - Asesmen diagnostik dan remediasi berjalan seiring, karena keefektifan
proses belajar mengajar tergantung pada tingkat penguasaan peserta didik terhadap apa yang sudah dipelajari.
D. MANFAAT
Manfaat dari asesmen diagnostik adalah : 1. Merencanakan pembelajaran yang efisien
2. Memperoleh informasi yang lengkap tentang peserta didik (kelebihan dan kesulitan) belajar
3. Merancang baseline untuk asesmen belajar lebih lanjut
BAB II
STRATEGI PELAKSANAAN A. PENGERTIAN ASESMEN DIAGNOSTIK
Tes atau asesmen diagnostik dapat digunakan untuk mengukur seberapa baik pemahaman peserta didik terhadap konsep–konsep kunci sebelum, selama dan setelah proses pembelajaran (Edusains 2014, 21 Oktober 2016).
Menurut Arikunto (2013), tes atau asesmen diagnostik adalah tes atau asesmen yang digunakan untuk mengetahui kelemahan peserta didik sehingga berdasarkan hal tersebut dapat dilakukan penanganan yang tepat. Asesmen diagnostik dapat dilakukan terhadap peserta didik yang sedang mempelajari materi. Hal ini perlu dilakukan karena tidak semua peserta didik memiliki kemampuan yang sama dalam menangkap pelajaran.
Ada peserta didik yang memiliki kesulitan dalam mengikuti pelajaran, oleh karena itu guru harus melakukan asesmen diagnostik untuk mengetahui kesulitan belajar peserta didik.
B. MACAM – MACAM ASESMEN DIAGNOSTIK a. Asesmen Diagnostik Kognitif
Asesmen Diagnosis Kognitif merupakan asesmen diagnosis yang dapat dilakukan secara rutin, pada awal ketika guru akan memperkenalkan sebuah topik pembelajaran baru, pada akhir ketika guru sudah selesai menjelaskan dan membahas sebuah topik, dan waktu yang lain selama semester (setiap dua minggu/ bulan/ triwulan/ semester).
Asesmen Diagnosis Kognitif bertujuan untuk mendiagnosis kemampuan dasar peserta didik dalam topik sebuah mata pelajaran. Asesmen diagnosis dapat mengandung satu atau lebih dari satu topik. Contoh:
asesmen diagnosis untuk matematika kelas V bisa mengandung topik penjumlahan dan pengurangan saja, atau semua topik dalam mata pelajaran matematika (termasuk penjumlahan dan pengurangan, jaring- jaring bangun ruang sederhana, pecahan, dll).
Seperti yang kita ketahui, kemampuan dan keterampilan peserta didik di dalam sebuah kelas berbeda-beda. Ada yang lebih cepat paham dalam topik tertentu, tetapi ada juga yang membutuhkan waktu lebih lama untuk memahami topik tersebut. Seorang peserta didik yang cepat paham dalam satu topik, belum tentu cepat paham dalam topik lainnya.
Tujuan asesmen diagnostik kognitif adalah sebagai berikut;
1. Mengidentifikasi capaian kompetensi siswa
2. Menyesuaikan pembelajaran di kelas dengan kompetensi rata – rata siswa
3. Memberikan kelas remedial atau pelajaran tambahan kepada siswa yang kompetensinya dibawah rata – rata
b. Asesmen Diagnostik Non – Kognitif
Asesmen diagnostik non-kognitif merupakan proses mengumpulkan informasi mengenai karakter dan kondisi yang tidak berkaitan dengan kemampuan intelektual siswa. Adapun cakupan dari asesmen diagnostik non-kognitif ini yaitu biasanya berkaitan dengan aspek-aspek emosional, aspek sosial, dan perkembangan yang tidak berkaitan dengan kecerdasan atau kemampuan akademik siswa. Contoh dari asemen diagnostik non-kognitif ini yaitu meliputi evaluasi kematangan emosional siswa, kemampuan sosial siswa, kemampuan siswa dalam mengelola emosi, kemampuan siswa dalam beradaptasi, dan kemampuan interpersonal siswa. Dalam penerapannya, asesmen ini dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti melalui tes, observasi, dan wawancara dengan individu ataupun seseorang yang dekat dengan siswa.
Hal ini sesuai dengan tujuan dari asesmen diagnostik non-kognitif, yaitu penting bagi guru untuk mengetahui bagaimana siswa mengelola emosi dan interaksi sosialnya di kelas, yang mana kedua hal tersebut dapat memengaruhi kesejahteraan emosional dan sosial siswa di sekolah.
Tujuan dari asesmen diagnostik non – kognitif adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui kesejahteraan psikologi dan sosial emosi siswa
2. Mengetahui aktivitas selama belajar di rumah 3. Mengetahui kondisi keluarga siswa
4. Mengetahui latar belakang pergaulan siswa
5. Mengetahui gaya belajar, karakter serta minat siswa
C. PESERTA
Peserta asesmen diagnostik adalah peserta didik kelas VII, VIII dan IIX SMP Negeri Kertasari.
D. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN
Waktu pelaksanaan asesmen diagnostik adalah pada awal tahun pembelajaran. Tempat pelaksanaan dilaksanakan secara online dengan cara mengisi Google Form yang telah disiapkan.
E. LANGKAH – LANGKAH PELAKSANAAN 1. Perencanaan
a) Membuat jadwal pelaksanaan asesmen
b) Menganalisis kompetensi dasar kelas asesmen c) Identifikasi kompetensi dasar prasyarat
d) Menganalisis keterkaitan materi pada kompetensi dasar prasyarat dengan kompetensi dasar kelas asesmen
e) Menyusun soal-soal sederhana 2. Pelaksanaan
Memberikan soal asesmen kepada semua peserta didik yang telah ditentukan.
3. Tindak Lanjut
Tahap diagnosis dan tindak lanjut asesmen ini mencakup empat langkah, yaitu: a) lakukan pengolahan hasil asesmen; b) berdasarkan hasil penilaian, bagi siswa menjadi 3 kelompok; c) lakukan penilaian pembelajaran topik yang sudah diajarkan sebelum memulai topik
pembelajaran baru; dan d) ulangi proses yang sama, sampai siswa mencapai tingkat kompetensi yang diharapkan.
a. Lakukan pengolahan hasil asesmen
Setelah semua peserta didik menyelesaikan asesmen, gunakan contoh tabel di bawah ini untuk:
1) Melakukan penilaian untuk masing-masing peserta didik, dengan memberikan nilai 1 apabila jawaban benar, dan nilai 0 apabila jawaban salah..
2) Menghitung rata-rata kelas, dengan menambahkan nilai total semua peserta didik, dan membagi dengan jumlah peserta didik yang mengikuti asesmen awal.
b. Berdasarkan hasil penilaian, bagi siswa menjadi 3 kelompok Pembagian kelompok tersebut terdiri atas kelompok:
1) Siswa dengan rata-rata kelas akan diajar oleh guru kelas/guru mata pelajaran
2) Siswa 1 semester di bawah rata-rata mendapatkan pelajaran tambahan dari guru kelas/guru mata pelajaran
3) Siswa 2 semester di bawah rata-rata akan dititipkan ke guru kelas/guru mata pelajaran di bawah, atau dibuatkan kelompok belajar yang didampingi orang tua, anggota keluarga, dan pendamping lainnya yang relevan.
c. Lakukan penilaian pembelajaran topik yang sudah diajarkan sebelum memulai topik pembelajaran baru
Dengan melakukan asesmen diagnosis berkala, guru dapat menyesuaikan pembelajaran di kelas dengan rata-rata kemampuan siswa. Dengan demikian, landasan pengetahuan dan keterampilan dasar siswa menjadi lebih kuat, sebelum mempelajari pengetahuan dan keterampilan yang lebih sulit.
d. Ulangi proses yang sama, sampai siswa mencapai tingkat kompetensi yang diharapkan.
Pengulangan proses yang sama dapat dilakukan dengan :
1) Guru melakukan asesmen diagnosa kognitif berkala pada awal dan setiap kali akan berganti topik pembelajaran baru.
2) Guru melakukan asesmen diagnosa kognitif untuk menyesuaikan tingkat pembelajaran dengan kemampuan peserta didik, bukan untuk mengejar target kurikulum.
3) Guru mengejar kelompok dengan tingkat pembelajaran. Guru menyesuaikan aktivitas dan materi belajar di kelas dengan peningkatan rata-rata semua peserta didik di kelas.
F. TIM YANG TERLIBAT
Adapun tim yang terlibat dalam kegiatan Asesmen Diagnostik adalah Kepala Sekolah sebagai penanggung jawab, Wakil Kurikulum, wali kelas dan Guru mata pelajaran
BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN
Asesmen diagnostik adalah proses sistematis untuk mengumpulkan data peserta didik yang berfungsi untuk melihat kemampuan dan kesulitan yang dihadapi dalam belajar. Asesmen dilakukan pada peserta didik yang bermasalah untuk mendiagnosis kondisi peserta didik sebagai dampak pembelajaran jarak jauh.Asesmen diagnostik perlu dilakukan oleh guru karena beragamnya kondisi sosial ekonomi, akses teknologi, dan sebaran covid-19 menyebabkan proses belajar dan capaian belajar peserta didik sangat bervariasi.
B. SARAN
Asesmen diagnostik adalah program yang baru akan dilaksanakan di SMP Negeri 1 Kertasari. Akan lebih maksimal hasilnya jika seluruh tenaga pendidik berpartisipasi dalam mensukseskan program ini. Hasil yang didapatkan pada program ini akan menjadi pembelajaran pada pelaksanaan program berikutnya.