• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN PROGRAM DIALOG PAGI RADIO REPUBLIK INDONESIA DALAM MENINGKATKAN DEMOKRASI BERKOMUNIKASI TAHUN 2020 (STUDI DI RRI PRO 1 MATARAM)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "PERAN PROGRAM DIALOG PAGI RADIO REPUBLIK INDONESIA DALAM MENINGKATKAN DEMOKRASI BERKOMUNIKASI TAHUN 2020 (STUDI DI RRI PRO 1 MATARAM)"

Copied!
112
0
0

Teks penuh

(1)

oleh Mitrawati 170301055

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM

2021

(2)

PERAN PROGRAM DIALOG PAGI RADIO REPUBLIK INDONESIA DALAM MENINGKATKAN DEMOKRASI BERKOMUNIKASI TAHUN

2020

(STUDI RRI PRO 1 MATARAM)

Skripsi

diajukan kepada Universitas Islam Negeri Mataram untuk melengkapi persyaratan mencapai gelar

Sarjana Sosial

oleh Mitrawati 170301055

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM

2021

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

MOTTO

اًءْْۤو ُس ٍمْوَقِب ُ هّللّا َداَرَا ٓاَذِاَو ْْۗمِه ِسُفْنَ ِبِ اَم ا ْوُ ِّيَّغُي هّتَّح ٍمْوَقِب اَم ُ ِّيَّغُي َلَ َ هّللّا َّنِا َل اَمَوۚ َٗلَ َّدَرَم َلََف لاَّو ْنِم ٖهِنْوُد ْنِّم ْمُه

Sesungguhnya ALLAH SWT tidak akan merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila ALLAH SWT menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat

menolaknya, dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.

(Q.S. Ar-Ra’d ayat 11)

(8)

PERSEMBAHAN

Orang tuaku tercinta Ibundaku Ulansari dan ayahandaku Abdul Latif, saudara-saudaraku tersayang, Gian Saputra, Kamila Syifa Azzahra, semoga kalian menjadi orang yang sukses, serta keluargaku dan orang- orang yang mendukungku maupun orang-orang yang membuat aku sekuat

ini dan tidak mudah menyerahserta sahabat yang sudah banyak memberikan inspirasi dan semangat bagiku.

(9)

KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah, tuhan semesta alam dan shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, juga kepada keluarga, sahabat, dan semua pengikutnya. Amin.

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan berkah dan kelimpahan rahmat serta hidayah-Nya, sehingga skripsi yang berjudul

“Peran Program Dialog Pagi Radio Republik Indonesia Dalam Meningkatkan Demokrasi Berkomunikasi Tahun 2020 (Studi Pro I RRI Mataram)” ini penulis

dapat selesaikan.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa proses penyelesaian skripsi ini tidaklah mudah, dan tidak terlepas dari berbagai rintangan, mulai dari rasa malas yang sering kali muncul, pengumpulan data maupun dalam tahap penulisan. Namun dengan kesabaran dan ketekunan yang dilandasi rasa tanggung jawab selaku mahasiswa dan juga bantuan serta dukungan dari berbagai pihak, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. H. MS. Udin, M.Ag. sebagai pembimbing I dan Bapak H. M.

Syarifuddin, M.Pd. sebagai pembimbing II yang memberikan bimbingan dalam penulisan skripsi ini.

2. Bapak Najamuddin M.Si. selaku Ketua Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam dan Bapak Dr. Abdul Malik, M.Ag, M.Pd. selaku Seketaris Jurusan terima kasih atas dukungannya.

(10)

3. Bapak Prof. Dr. H. Mutawalli M.Ag. selaku Rektor UIN Mataram

4. Bapak Dr. H. Subhan Abdullah Achim, M.A. selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi.

5. Kepala LPP RRI Mataram dan seluruh pegawai yang telah memberikan informasi yang dibutuhkan selama penulisan skripsi.

6. Dan semua pihak yang tidak dapat penulis tulis satu persatu, yang telah banyak membantu dan mendukung dalam penyelesaian skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa penelitian ini belum sampai tahap sempurna karena kebenaran dan kesempurnaan hanya milik Allah SWT, oleh karena itu, penulis terbuka bagi segala kritik dan saran yang membnagun bagi penulis untuk pembelajaran berikutnya. Akhir kalimat, penulis berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat dan sebagai bahan pembanding untuk penelitian selanjutnya, dan pembaca pada umumnya.

Mataram, Penulis,

Mitrawati

(11)

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ... i

HALAMAN JUDUL ...ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii

NOTA DINAS PEMBIMBING ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... v

PENGESAHAN DEWAN PENGUJI ... vi

HALAMAN MOTTO ...vii

HALAMAN PERSEMBAHAN... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

ABSTRAK ...xvii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1`

B. Rumusan Masalah ... 8

C. Tujuan dan Manfaat ... 9

D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian ... 10

E. Telaah Pustaka ... 10

F. Kerangka Teori ... 13

1. Peran Program ... 13

2. Dialog ... 16

3. Radio ... 18

(12)

4. Radio Republik Indonesia (RRI) Mataram ... 23

5. Demokrasi ... 24

6. Komunikasi ... 25

7. Demokrasi Berkomunikasi ... 32

G. Metode Penelitian ... 32

1. Pendekatan Penelitian ... 33

2. Kehadiran Peneliti ... 33

3. Sumber Data ... 33

4. Tehnik Pengumpulan Data ... 35

5. Tehnik Analisis Data ... 36

6. Keabsahan Data ... 37

H. Sistematika Pembahasan ... 38

BAB II PAPARAN DATA DAN TEMUAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian LPP RRI Mataram ... 40

1. Visi dan Misi LPP RRI Mataram ... 44

2. Slogan LPP RRI Mataram ... 46

3. Prinsip Lembaga Penyiaran ... 46

4. Tugas Pokok LPP RRI Mataram ... 47

5. Tujuan Penyiaran Radio Republik Indonesia (RRI) Mataram ... 48

6. Fungsi Radio Republik Indonesia (RRI) Mataram ... 48

7. Sarana dan Prasarana LPP RRI Mataram ... 49

8. Sumber Daya Manusia (SDM) LPP RRI Mataram ... 52

9. Struktur Organisasi LPP RRI Mataram ... 55

10.Bidang Siaran ... 57

11.Pelaksanaan Program Dialog Pagi ... 59

B. Peran Program Dialog Pagi Dalam Meningkatkan Demokrasi Berkomunikasi di RRI Mataram Tahun 2020 ... 64

C. Faktor-Faktor Penghambat Program Dialog Pagi Dalam Meningkatkan Demokrasi Berkomunikasi di RRI Mataram Tahun 2020 ... 67 BAB III PEMBAHASAN

(13)

A. Peran Program Dialog Pagi Dalam Meningkatkan Demokrasi

Berkomunikasi di RRI Mataram Tahun 2020 ... 71 B. Faktor-Faktor Penghambat Program Dialog Pagi Dalam Meningkatkan

Demokrasi Berkomunikasi di RRI Mataram Tahun 2020 ... 76 BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan ... 80 B. Saran-saran ... 81 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

(14)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Sarana dan Prasarana (asset) LPP RRI Mataram.

Tabel 2.2 Daftar Nama Pejabat Struktur al LPP RRI Mataram,

Tabel 2.3 Daftar Nama Tenaga di Masing-Masing Seksi/Sub Bagian LPP RRI Mataram,

Tabel 2.4 Data Pegawai Berdasarkan Golongan dan Jabatan PNS di LPP RRI Mataram,

Tabel 2.5 Data Pegawai Berdasarkan Golongan dan Jabatan PB PNS di LPP RRI Mataram,

Tabel 2.6 Pedoman Siaran LPP RRI Mataram,

Table 2.7 Pelaksanaan Program Dialog Pagi Tahun 2020,

(15)

DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Struktur Organisasi LPP RRI Mataram, 55.

(16)

DAFTAR LAMPIRAN Lempiran Kantor LPP RRI Mataram

Lampiran Foto Pegawai Pro 1 LPP RRI Mataram

Lampiran Foto Siaran Program Dialog Pagi RRI Mataram Lampiran Foto Rapat Agenda Setting Pro 1 RRI Mataram

(17)

PERAN PROGRAM DIALOG PAGI RRI MATARAM DALAM MENINGKATKAN DEMOKRASI BERKOMUNIKASI TAHUN 2020

(STUDI RRI PRO 1 MATARAM) Oleh:

Mitrawati 170301055 ABSTRAK

RRI Mataram memiliki 3 Program yaitu Program I, Program II dan Program IV yang dimana Program II segmennya tentang remaja, program IV segmennya tentang siaran budaya dan pendidikan. Sedangkan Program I salah satu isian acaranya ialah program dialog pagi.Program dialog pagi RRI Mataram dipandu oleh presenter yang berdurasi selama 60 menit dari jam 9.00-10.00 WITA, dari hari senin sampai jum’at.

Penelitian ini fokus pada masalah dalam Bagaimana peran program dialog pagi dalam meningkatkan demokrasi berkomunikasi di RRI Mataram Tahun 2020 dan Faktor-faktor penghambat program dialog pagi dalam meningkatkan demokrasi berkomunikasi di RRI Mataram Tahun 2020. Dalam penelitian ini memiliki tujuan yaitu (1) ingin mengetahui peran program dialog pagi dalam meningkatkan demokrasi berkomunikasi di RRI Mataram Tahun 2020. (2) ingin mengetahui faktor-faktor penghambat program dialog pagi dalam meningkatkan demokrasi berkomunikasi di RRI Mataram Tahun 2020 dengan menggunakan metode Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif, data dikumpulkan dengan menggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi yang relevan dengan objek penelitian untuk mengetahui peran program dialog pagi dalam meningkatkan demokrasi berkomunikasi. Dalam penelitian ini invorman atau narasumber yang diambil dari beberapa orang yang dianggap dapat memberikan informasi terkait permasalahan yang ada dilapangan seperti, kepala bidang program siaran, kepala seksi siaran, kepala bidang pemberitaan, presenter, dan pendengar.

Berdasarkan paparan data dan temuan hasil penelitian dilapangan bahwa, peran dari program dialog pagi dalam meningkatkan demokrasi berkomunikasi di RRI Mataram Tahun 2020 yaitu memberikan kesempatan berpendapat, memberikan informasi, memberikan solusi dan melatih public speaking. Sedangkan faktor- faktor penghambat yang sering ditemukan adalah narasumber dan faktor-faktor penghambat lainnya adalah tehnis, seperti gannguan telepon dan kerusakan alat siaran dan lain-lain.

Kata kunci: Peran Program, Dialog Pagi, RRI Mataram, Demokrasi Berkomunikasi.

(18)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Media Massa pada era reformasi telahmengubah dinamika masyarakat Indonesia ke arah keterbukaan dalam system informasi, sekaligus menempatkan media sebagai kekuatan baru di tengah masyarakat (the power of media). Pada beberapa realitas tertentu, media massa bahkan telah menjadi sistem sosial baru yang sangat dominan dan menjadi kebutuhan masyarakat dalam mengonstruksi realitas dalam beragam bidang.1Seperti Sekarang ini banyak bermunculan media massa baik itu media cetak maupun media elektronik. Adapun salah satu media massa yang bisa mendukung proses penyiaran adalah radio, radio merupakan alat elektronik yang dapat dinikmati bagi semua kalangan masyarakat yang dimana media tersebut dapat memberikan informasi dan berperan penting dalam perkembangan berkomunikasi. Radio juga merupakan salah satu media pembelajaran, mental dan pengembangan diri dalam berkomunikasi.

Sejarah perkembangan radio juga ditandai dengan didirikannya Radio Republik Indinesia (RRI). RRI secara resmi didirikan pada tanggal 11 September 1945, oleh para tokoh yang sebelumnya aktif mengoperasikan beberapa stasiun radio Jepang di 6 Kota. Rapat utusan 6 radio di rumah

1Farid Hamid, dan Heri Budianto, “Ilmu Komunikasi: Sekarang dan Tatanan Masa Depan”, (Jakarta: PT Fajar Interpratama Mandiri, 2011), hlm. 220.

(19)

Adang Kadarusman, Jalan Menteng, Dalam Jakarta, menghasilkan keputusan mendirikan Radio Republik Indonesia dengan memilih Dokter Abdulrahman Saleh sebagai pemimpin umum RRI yang pertama. Rapat tersebut juga menghasilkan suatu deklarasi yang terkenal dengan sebutan Piagam 11 September 1945, yang berisi 3 butir komitmen tugas dan fungsi RRI yang kemudian dikenal dengan Tri Prasetia RRI.Butir Tri Prasetia yang ketiga merefleksikan komitmen RRI untuk bersikap netral tidak memihak kepada salah satu aliran/keyakinan partai atau golongan.2

Menyusul kelahiran saudara-saudaranya RRI Mataram lahir tahun 1959.Dengan berbekal semangat “sekali di udara tetap di udara” RRI Mataram mengawali kiprahnya dengan sebuah pemancar kecil berkekuatan 1 watt.Pada tanggal 31 Desember tahun 1960 RRI Mataram hadir secara resmi di Nusa Tenggara Barat yang diresmikan oleh Mentri Penerangan R. Maladi. Sejak tahun 1960 RRI Mataram pernah dipimpin oleh 19 kepala stasiun dari berbagai daerah, yang sudah memimpin RRI Mataram salah satunya adalah Drs. H. Salman Dahman yang merupakan anak bangsa kelahiran Lombok.Lembaga Penyiaran Publik (LPP) RRI Mataram merupakan lembaga penyiaranradio pertama yang berkecimpung berperan membangun Bumi Gora NTB, dari dulu hingga kini RRI Mataram terus mengudara dengan informasi yang bermanfaat bagi masyarakat.

2Muhamad Mufid,“Komunikasi Dan Regulasi Penyiaran”,(Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2005), hlm. 36-37.

(20)

Sejak tahun 2009 Lembaga Penyiaran Publik (LPP) RRI Mataram mulai beralih menggunakan peralatan digital, hal itu dilakukan karena ada berbagai kendala yang terjadi. Luas jangkauan siaran RRI Mataram, hanya mencakup 2 pulau yaitu Sumbawa dan Lombok. Kemampuan sumber daya manusia untuk pengelola digital audio broadcast masih terbatas dan menjadi permasalahan dalam implementasi peralihan teknologi.3Namun para angkasawan-angkasawati RRI Mataram terus semangat dengan keterbatasan itu, mereka terus bekerja keras.

RRI Mataram memiliki 3 Program yaitu Program I dan Program II dan Program IV yang dimana Program II segmennya remaja. Jadi, Materi siarannya tentang kreativitas anak muda, program IV segmennya tentang siaran budaya dan pendidikan. Sedangkan Program I dibagi menjadi 4 daypart, yaitu daypart pagi, siang, sore, dan malam. Pada program I RRI Mataram untuk daypart pagi salah satu isian acaranya ialah program dialog pagi.

Program dialog pagi RRI Mataram dipandu oleh satu orang yang menjadi presenter untuk membahas topik yang jadi perbincangan. Yang berdurasi selama 60 menit disiarkan langsung dari studio RRI Mataram dari jam 9.00-10.00 WITA, mulai senin hingga jum’at. Sama artinya menemukan dialog antara seorang penyiar dengan sumber yang menyangkut tema yang sedang dibahas. Tema bisa dari hal yang dekat dengan kehidupan masyarakat setiap hari sampai kepada hal yang

3Nimas Parista Pancawati, dkk, “Strategi Manajemen Radio Republik Indonesia (RRI) Mataram dalam Era Digital”,JCommSci, Vol. 2, Nomor 2,2019, hlm. 111.

(21)

menyangkut kondisi luar negeri atau mulai dari mengatur keuangan keluarga sampai kepada politik bilateral negara.

Dialog pagi RRI Mataram merupakan satu dari sekian mata acara yang disusun Seksi Program setelah melihat sumber daya manusia (SDM) yang ada di bidang pemberitaan. Dialog pagi RRI merupakan pengmbangan dari apa yang ada di seks berita ulasan dan dokumentasi.

Sebab berada dibawah seksi pengembangan berita, maka sifatnya melanjutkan apa yang muncul di berita daerah dalam bentuk dialog.

Dialog juga mencerminkan karakter mata acara di program 1 RRI Mataram, yakni informasi. Artinya, informasi menjadi ruh acara di program 1 sesuai dengan moto informasi dan hiburan. Sedangkan Pro 1 sendiri adalah nama kanal tempat dialog dilansungkan.

Dulu, dialog radio juga berlangsung.Jika mengambil patok semasa orde baru, maka dialog banyak ragamnya.Mulai dari hal yang membahas soal pengajaran di kampus sampai kepada kronika hukum. Belum lagi dialog yang menyangkut tentang isu nasional, seperti situasi daerah terkini. Kadang pula hadir konsultasi kesehatan, pasien bertanya dokter menjawab, dan banyak lagi tentunya.Namun, yang membedakan dialog RRI dengan sekarang ialah kontrol.Bila dulu pemerintah begitu mengontrol dialog RRI mulai dari konten sampai dengan narasumber, kini kontrol tersebut lebih kepada penempatan jam dialog.Kemampuan SDM mengemasnya, hingga kemampuan artistiknya.Selain kontrol, paket dialog di zaman orde baru lebih didominasi pusat dalam bentuk berjaringan. Dan

(22)

praktik ini masih bisa didengar melalui dialog konser kebangsaan, apel kebangsaan, dan lain-lain. Kadang pula, RRI Mataram menyelenggarakan dialog kemudian di pancarkan juga di Jakarta melaui sambungan telepon atau menggunakan parabola.Dan untuk kedepannya, ini akan terus berkembang seiring dengan konvergensi media atau persaingan media merebut audiens. Karakter keadilan yang terwujud dalam dialog pagi RRI harus tumbuh di kalangan generasi milenial ke tiga. Ini penting karena RRI telah bertransformasi dari teresterial (AM/FM) menjadi media digital yang mampu kapan saja dan di mana saja bisa diakses melaui dalam jaringan.

RRI Mataram menghadirkan narasumber yang berkompeten untuk menjawab persoalan yang muncul.Adapun kendala yang sering muncul yakni ketika narasumber mogok melanjutkan wawancara karena khawatir klarifikasinya menuai polemik berkelanjutan dan sering kali narasumber tidak menepati janji untuk sanggup sebagai narasumber. Dan para pendengar diberikan kesempatan untuk berpartisipasi melalui jaringan telepon untuk memberikan kritik, tanggapan, ataupun pertanyaan yang sesuai dengan topik yang sedang dibahas pada acara program dialog pagi sebagai bentuk peran aktif dari Lembaga Penyiaran Publik (LPP) Radio Republik Indonesia (RRI) Mataram.

Menurut MacBridge dalam buku Radio Komunitas Eksalasi Demokratisasi Komunikasi. Demokratisasi komunikasi dapat di definisikan sebagai proses di mana: pertama, individu-individu menjadi

(23)

mitra yang aktif dan bukan semata-mata sebagai objek komunikasi; kedua, meningkatnya pertukaran berbagai jenis pesan; dan ketiga, meningkatnya derajat kualitas representasi dan partisipasi masyarakat dalam komunikasi publik.4

Dalam merancang satu dialog yang pertama adalah mengedepankan azas manfaat, bermanfaat bagi narasumber dan bermanfaat juga bagi RRI sebagai lembaga penyiaran publik. Fungsi RRI Mataram dalam bersiaran dilandasi demokrasi, seperti menjembatani aspirasi publik dalam sebuah tema di program dialog yang mengundang narasumber.Dan sangat sering menghadirkan pihak yang bertugas melayani publik atau rakyat.Bagi presenter RRI Mataram dalam keleluasaannya dalam menggali keterangan dari narasumber mencerminkan prinsip demokrasi dari seorang sumber.Narasumber demikian terbuka menjawab pertanyaan yang sudah pasti dilandasi atas kepentingan publik.

Dalam konteks yang sama bagi audiens yang berpartisipasi dalam memberikan argumen atau pertanyaan adalah sebuah partisipasi. Yang mana itu sejalan dengan prinsip demokrasi atau rakyat berpartisipasi dalam menjalankan kebijakan pemerintah, tapi berhak juga mengkritik atau mempertanyakan jika bertentangan dengan demokrasi. Demokrasi berkomunikasi yang ada hendaknya tetap dijaga dalam dialog, demokrasi komunikasi dapat terwujud jika dialog berlansung terbuka, berimbang dan proporsional. Berimbang dan proporsional adalah prinsip seorang

4Atie Rachmiatie, “Radio Komunitas: Eskalasi Demokratisasi Komunikasi”, (Bandung:

Simbiosa Rekatama Media, 2007), hlm. 3-4.

(24)

presenter dan juga berlaku di narasumber bahkan audiens.Demokrasi komunikasi terwujud pada pada RRI Mataram ketika berfungsi sebagai penerima, pemberi, penyalur informasi, dan sekaligus sebagai pengawas bagi para pihak yang berkepentingan.

Program dialog pagi RRI Mataram yang disiarkan pada hari Jum’at 24 April 2020, adapun topik yang dibahas di dialog pagi ini adalah Ketersediaan Bahan Pangan Selama Wabah Corona ( Covid-19) yang di hadirkan untuk menjadi narasumber yakni salah satu petani di Desa Kekeri, Gunung Sari, Lombok Barat yakni bapak Sabri M Amin dan distributor beras di Mataram yakni bapak Syawaludin.Narasumber yang dihadirkan di RRI Mataram diminta pendapatnya mengenai ketersediaan bahan pangan selama wabah corona.Ketersediaan bahan pangan menjadi hal pokok bagi masyarakat selama wabah, kondisi tersebut dapat terwujud selama produksi panen tercapai.Namun demikian, selama wabah corona melanda upaya tersebut tak mudah.Musim tanam pun didominasi oleh komoditi curah mudah jual, sehingga petani di Lombok Barat misalnya lebih memilih menanam padi.Ikhtiar ini ikut didukung oleh curah hujan yang diperkirakan masih berlansung selama musim tanam 2020.

Sedangkan pada hari Kamis, 04Juni 2020. RRI Mataram menghadirkan dua narasumber di topik Pengurangan Dampak Penundaan Ibadah Haji Musim 1441 Hijriah yang menjadi narasumber yakni Dr. M.

Ahyar Fadli, beliau merupakan Rektor Institut Agama Islam Qamarul Huda Lombok Tengah dan H. Ali Fikri, beliau merupakan Kabid

(25)

Pelayanan Haji dan Umroh Kanwil Kemenag Provinsi. Bentuk dari demokrasi berkomunikasi pada dialog pagi saat ini bagaimana pemerintahakhirnya memutuskan untuk menunda pelaksanaan ibadah haji musim 1441 Hijriah hingga tahun depan. Kebijakan ini menunda keberangkatan sekitar 4 ribu calon jemaah haji asal Nusa Tenggara Barat.Penyebabnya adalah pemerintah Arab Saudi memutuskan tidak menerbitkan visa CJH sejumlah negara untuk alasan covid-19.

Narasumber yang dihadirkan di program dialog pagi RRI Mataram memberikan penjelasan terhadap topik yang sedang di bahas, sehingga ada respon dari para pendengar untuk mengajukan pertanyaan, kritikan ataupun saran terhadap narasumber sehingga ada fead back atau tanya jawab antara narasumber dengan penanya hal itu juga bertujuan untuk meningkatkan komunikasi antara pemerintah dengan masyarakat.

Dari penjelasan diatas, bahwa peneliti tertarik untuk meneliti peran program dialog pagi RRI Mataram dalam meningkatkan demokrasi berkomunikasi dan untuk menambah pengetahuan, wawasan yang lebih luas tentang peran program dialog pagi RRI Mataram dalam meningkatkan demokrasi berkomunikasi.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Peran Program Dialog Pagi Dalam Meningkatkan Demokrasi Berkomunikasi di Radio Republik Indonesia Tahun 2020?

2. Faktor-faktor Penghambat Program Dialog Pagi Dalam Meningkatkan Demokrasi Berkomunikasi di Radio Republik Indonesia Tahun 2020?

(26)

C. Tujuan dan Manfaat 1. Tujuan

a. Untuk mengetahui peran program dialog pagi dalam meningkatkan demokrasi berkomunikasi di Radio Republik Indonesia tahun 2020.

b. Untuk mengetahui faktor-faktor penghambat program dialog pagi dalam meningkatkan demokrasi berkomunikasi di Radio Republik Indonesia tahun 2020.

2. Manfaat

a. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini di harapkan dapat memberi konstribusi khususnya yang berkaitan dengan penerapan ilmu sosial (ilmu komunikasi) mengenai peran program pada radio.

b. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memeberikan manfaat secara praktis, yang di harapkan dapat berguna sebagai sumbangan dan masukan pemikiran bagi penulis khususnya yang melakukan pendidikan dan penelitian dalam bidang serupa, dan bagi pihak yang yang berkepentingan (media massa/radio) dan masayarakat pada umumnya. Selain itu, menambah wawasan penulis dalam bidang penyiaran khususnya radio penyiaran publik. acuan untuk menambah wawasan penulis dalam bidang penyiaran khususnya Radio penyiaran publik.

(27)

D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian

Berbicara tentang ruang lingkup dan setting penelitian, kaitannya sangat erat dengan lokasi dimana peneliti bisa meraih informasi yang dijadikan sebagain objek penelitian.

1. Ruang Lingkup

Peneliti lebih fokus membahas tentang peran program dialog pagi RRI Mataram dalam meningkatkan demokrasi berkomunikasi atas dasar konteks penelitian di atas, sehingga dapat diidentifikasi beberapa masalah sekaligus sebagai pembahasan dalam penelitian ini.

2. Setting Penelitian

Yang menjadi lokasi penelitian ini berada di Lembaga Penyiaran Publik (LPP) Radio Republik Indonesia (RRI) Mataram. Peneliti mengambil tempat tersebut karena Radio Republik Indonesia (RRI) Mataram yang mengelola program siaran dialog pagi.

E. Telaah Pustaka

Telaah pustaka di lakukan untuk menjelaskan posisi yang sedang di laksanakan di antara hasil-hasil penelitian dan buku-buku terdahulu. Oleh karena itu untuk menghindari hal-hal yang tidak di inginkan seperti menjiplak karya orang lain maka peneliti mempertegas perbedaan antara masing-masing fokus pada masalah yang di bahas pada skripsi sebelumnya dengan fokus pada masalah yang diakan teliti.

No Penulis/Judul Perbedaan Persamaan Hasil

1. Ahmad Mujahir, Universitas

Perbedaannya adalah peneliti sebelumnya

Persamaan

penelitian ini

Pada penelitian ini peneliti fokus pada

(28)

Islam Negeri Mataram, Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas

Dakwah dan Ilmu

Komunikasi, dengan judul

“Strategi Penyiaran Program Dinamika

Pramuka Dalam Mendapatkan Pendengar (Studi RRI Pro 1 Mataram)”

fokus startegi managemen

pemasaran radio SCBS FM Selong Lombok Timur dalam melakukan

pemasaran, sedangkan penelitian saat ini fokus pada peran program dialog pagi RRI Mataram dalam menngkatkan

demokrasi

berkomunikasi tahun 2020

dengan penelitian sebelumnya adalah sama-sama membahas

tentang radio dan sama-sama

meneliti Lembaga Penyiaran Publik RRI Mataram.

bagaimana Strategi penyiaran program pramuka dalam mendapatkan pendengar dan Faktor-faktor penghambat

program siaran dinamika pramuka dalam

mendapatkan pendengar.5

2 Khoridatul Anisah, dengan judul Skripsi

“Peran Radio Swasta (Pas FM Pati) Dalam Pendidikan Karakter Anak”

(Studi Kasus Tujuh Belas TK di Kabupaten Pati)”

Perbedaanya adalah peneliti sebelumnya fokus pada peran radio swasta (Pas Fm Pati) dalam pendidikan karakter anak, sedangkan pada penelitian saat ini fokus pada peran program diaolog pagi RRI Mataram dalam meningkatkan

demokrasi

berkomunikasi tahun 2020.

Persamaan

penelitian peneliti dengan

sebelumnya adalah sama-sama meneliti tentang peran dari program radio

Hasil dari

penelitian tersebut menjelaskan bahwa peran radio PAS FM Pati dalam pendidikan

karakter anak terlihat melalui siaran program acara dunia anak serta ruang ibu dan anak. Program dunia anak berisi tentang siaran yang diikuti anak-anak

TK seperti

bernyanyi, berdo’a, bercerita.6

3. Mirna Rajabiah, Universitas Islam Negeri Mataram, Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam,

Perbedaannya adalah peneliti sebelumnya fokus startegi managemen

pemasaran radio SCBS FM Selong

Persamaan

penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah sama-sama meneliti tentang

Pada penelitian ini penelitian fokus pada bagaimana Strategi

managemen

pemasaran radio

5Ahmad Mujahir, “Strategi Penyiaran Program Dinamika Pramuka Dalam Mendapatkan Pendengar”, (Skripsi, FDIK UIN Mataram, Mataram 2016), hlm. 6.

6Khoridatul Anisah, “Peran Radio Swasta (Pas FM Pati) Dalam Pendidikan Karakter Anak”, (Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang, Semarang 2013), hlm. 7.

(29)

Fakultas

Dakwah dan Ilmu

Komunikasi, dengan judul

“Managemen Pemasaran Radio Swasta Di Selong Lombok Timur” (Studi Kasus Pada Radio SCBS FM Selong).

Lombok Timur dalam melakukan

pemasaran, sedangkan penelitian saat ini fokus pada peran program dialog pagi RRI Mataram dalam menngkatkan

demokrasi

berkomunikasi tahun 2020.

radio. SCBS FM Selong

Lombok Timur dan Faktor-faktor apa

saja yang

mempengaruhi strategi manajemen pemasaran radio SCBS FM Selong Lombok Timur dalam melakukan pemasaran.7

4. Mitrawati, Universitas Islam Negeri Mataram, Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas

Dakwah dan Ilmu

Komunikasi, dengan judul

“Peran

Program Dialog

Pagi RRI

Mataram Dalam Meningkatkan Demokrasi Berkomunikasi (Studi RRI Pro 1 Mataram)”.

Perbedaannya adalah peneliti sebelumnya fokus pada strategi penyiaran program dan management pemasaran pada media penyiaran radio dalam mendapatkan

pendengar sedangkan pada penelitian ini fokus pada peran program dialog pagi RRI Mataram dalam meningkatkan

demokrasi

berkomunikasi tahun 2020.

Persamaan yakni sama-sama

meneliti tentang program

penyiaran di Radio

Penelitian ini fokus pada bagaimana peran program dialog pagi RRI Matarm dalam meningkatkan demokrasi berkomunikasi tahun 2020 dan faktor-faktor

penghambat

program dialog pagi RRI Mataram dalam

meningkatkan demokrasi berkomunikasi tahun 2020.

7Mirna Rajabiah, “Managemen Pemasaran Radio Swasta di Selong Lombok Timur”, (Skripsi, FDIK UIN Mataram, Mataram 2016), hlm. 6.

(30)

F. Kerangka Teori 1. Peran Program

a. Peran

Biddle danThomas menyepadankan peristiwa peran ini dengan pembawaan “lakon” oleh seorang pelaku dalam panggung sandiwara. Sebagaimana patuhnya seorang pelaku terhadap script (semacam scenario), instruksi dari sutradara, peran dari sesama pelaku, pendapat dari reaksi umum penonton, serta dipengaruhi bakat pribadi si pelaku, seorang pelaku peran dalam kehidupan sosial pun mengalami hal yang hampir sama.Dalam kehidupan sosial nyata, membawakan peran berarti menduduki suatu posisi sosial dalam masyarakat. Dalam hal ini seorang individu juga harus patuh pada skenario, yang berupa norma sosial, tuntutan sosial dan kaidah-kaidah. Peran sesama pelaku dalam permainan drama digantikan oleh orang lain yang sama-sama menduduki suatu posisi sosial sebagaimana si pelaku peran sosial tersebut. Penonton digantikan oleh masyarakat yang menyaksikan pembawaan peran oleh seorang pelaku peran.Sutradara digantikan oleh seorang penyelia, guru, orangtua atau agen socializer lainnya.8

Kendati “peran” merupakan gagasan sentral dari pembahasan tentang teori peran, ironisnya, kata tersebut lebih banyak mengundang silang pendapat di antara para pakar.Yang paling

8 Edy Suhardono, “Teori Peran: Konsep, Derivasi dan Implikasinya”, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1994), hlm. 7.

(31)

sering terjadi adalah bahwa “peran” dijelaskan dengan konsep- konsep tentang pemilihan perilaku, seperti yang sudah diuraikan.

Namun demikian, definisi yang paling umum disepakati adalah bahwa peran merupakan seperangkat patokan, yang membatasi apa perilaku yang mesti dilakukan oleh seseorang, yang menduduki suatu posisi.9

Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan pada seseorang sesuai dengan posisi sosial yang diberikan baik secara formal maupun secara informal. Peran didasarkan pada preskripsi (ketentuan) dan harapan peran yang menerangkan apa yang individu-individu harus lakukan dalam suatu situasi tertentu agar dapat memenuhi harapan-harapan mereka sendiri atau harapan orang lain menyangkut peran-peran tersebut.

Sedangkan menurut Gibson peran adalah merupakan sesuatu yang diharapkan dimiliki oleh orang yang memiliki kedudukan dalam masyarakat.Selain itu, Gunawan mengatakan bahwa peran adalah sesuatu yang menjadi bagian atau yang memegang pimpinan yang terutama dalam terjadinya hal atau peristiwa.

Widodo menyebutkan bahwa peran mempunyai arti laku, hal berlaku atau bertindak, pelaku, pemain (film atau drama).Sedangakan Donna L. Wong menjelaskan bahwa peran

9Ibid.,hlm. 15.

(32)

adalah merupakan kreasi budaya, oleh karena itu budaya menentukan pola perilaku seseorang dalam berbagai posisi sosial.10 b. Program

Program adalah kegiatan penyelenggaraan siaran yang berisikan serangkaian program acara siaran yang ditujukan kepada khalayak dan wilayah tertentu dengan menggunakan spectrum frekuensi radio.11

Kata “program” berasal dari Bahasa Inggris programme atau program yang berarti acara atau rencana. Undang-Undang Penyiaran Indonesia tidak menggunakan kata program untuk acara tetapi menggunakan istilah “siaran” yang didefinisikan sebagai pesan yang disajikan dalam berbagai bentuk.Namun kata program lebih sering digunakan dalam dunia penyiaran di Indonesia daripada kata “siaran” untuk mengacu kepada pengertian acara.Program adalah segala hal yang ditampilkan stasiun penyiaran untuk memenuhi kebutuhan audiennya.Dengan demikian, program memiliki pengertian yang sangat luas.Program atau acara yang disajikan adalah faktor yang membuat audien tertarik untuk mengikuti siaran yang dipancarkan stasiun penyiaran apakah itu radio atau televisi. Program dapat disamakan atau dianalogikan dengan produk atau barang (goods) atau pelayanan

10 Sri Wulandari, “Peran Badan Perancanaan Pembangunan Daerah Dalam Pelaksanaan Musrenbang Di Kota Tarakan”, eJournal Administrasi Negara, Vol. 1, Nomor 4, 2013, hlm. 1543- 1544.

11 Yantos, “Peranan Lembaga Penyiaran Publik Lokal Dalam Mendukung Pemerintah Daerah”, Jurnal RISALAH, Vol. 26, Nomor 2, Juni 2015, hlm. 100.

(33)

(services) yang dijual kepada pihak lain dalam hal ini audien dan pemasang iklan. Dengan demikian, program adalah produk yang disajikan orang sehingga mereka bersedia mengikutinya.12

Menurut Arikunto dan Jabar ada dua pengertian untuk istilah

“program”: Program dapat diartikan dalam arti khusus dan program dalam arti umum. Pengertian secara umum program adalah sebuah bentuk rencana yang akan dilakukan. Lebih lanjut Arikunto mengatakan bahwa ada tiga pengertian penting dan perlu ditekankan dalam menetukan program, yaitu: (1) realisasi atau implementasi suatu kebijakan, (2) terjadi dalam waktu relatif lama bukan kegiatan tunggal tetapi jamak berkesinambungan, dan (3) terjadi dalam organisasi yang melibatkan sekelompok orang.

Program diartikan sebagai suatu unit atau kesatuan kegiatan yang dapat disebut sebagai sistem yang didalamnya terdapat rangkaian kegiatan yang dilakukan bukan hanya satu kali tetapi berkesinambungan.13

2. Dialog

Kata dialog berasal dari kata Yunani “dialogos”, artinya bicara antara dua pihak atau dwiwicara. Lawan kata dari dialog adalah

“monolog” yang berarti “bicara sendiri”.Jadi, definisi dialog adalah percakapan antara dua orang (atau lebih) yang didalamnya diadakan

12 Morissan, “Managemen Media Penyiran: Strategi Mengelola Radio dan Televisi”, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008), hlm. 199.

13 Ashiong P. Munthe, “Pentingnya Evaluasi Program Di Institusi Pendidikan: Sebuah Pengantar, Pengerian, Tujuan dan Manfaat”, Scholaria, Vol. 5, Nomor 2, Mei 2015, hlm. 5.

(34)

pertukaran nilai dari masing-masing pihak. Lebih lanjut, dialog dapat diartikan pula pergaulan antara pribadi-pribadi yang saling memberikan diri dan berusaha mengenal pihak lain sebagaimana adanya.

Dialog (Tanya-jawab) pertanyaan adalah perkataan yang menjadi permulaan, sedangkan jawaban adalah perkataan yang dikembalikan ke penanya.14Dialog merupakan proses di mana dua atau lebih pihak terlibat secara mendalam dalam suatu percakapan yang bermakna.

Dialog tidak selalu bertujuan untuk menyelesaikan pertengkaran (khusus untuk ini selalu menggunakan metode negosiasi atau mediasi), tetapi lebih bertujuan untuk mengembangkan pemahaman dua pihak terhadap suatu isu atau topik tertentu. Melaui dialog, kita dapat meredakan pertengkaran, menurunkan tingkat prasangkaatau mengurangi stereotif negatif terhadap seseorang dari kelompok lain memfokuskan diri pada akar yang paling dalam dari perasaan, nilai dan kebutuhan yang pada gilirannya menemukan pemahaman bersama atas sesuatu topik yang konfleks dari konflik dengan semua isu yang berkaitan dengan topik ini. Dialog juga merupakan salah satu pendekatan dalam komunikasi yang menekankan sikap dan perilaku, mendengarkan, belajar, dan mengembangkan pemahaman bersama.15

14Perpustakaan Nasional RI, Tafsir Al-Qur’an Tematik Komunikasi dan Informasi”, dalam Muchlis M. Hanafi (ed.), (Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an Balitbang dan Diklat Kementerian Agama RI, 2013), hlm. 216.

15 Ali Liliweri, “Komunikasi: Serba Ada Serba Makna”, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011), hlm. 397.

(35)

3. Radio

Radio merupakan salah satu media massa untuk mengakses informasi yang banyak digunakan oleh masyarakat sebagai penyampaian berita, informasi dan sarana hiburan. Sistem komunikasi pada radio menggunakan udara atau ruang angkasa sebagai bahan penghantar dalam proses perambatannya, media radio juga memiliki kekuatan besar sebagai agen perubahan sosial serta sebagai sarana pendidikan.16

Anto M. Moelino berpendapat bahwa radio didefinisikan sebagai siaran pengiriman suara atau bunyi melaui suara. Pendapat senada juga diungkapkan oleh Triantanto yang menyatakan radio adalah alat komunikasi massa yang menggunakan lambing komunikasi yang berbunyi. Lebih lanjut diungkapkan oleh Chantler dan Harris bahwa radio merupakan media massa terbaik untuk berimajinasi. Pendengar selalu mencoba berimajinasi terhadap apa yang didengar dan apa yang dijelaskan. Gambaran dalam radio tidak terbatas oleh ukuran sebuah layar, tetapi lebih dalam dan menurut apa yang diinginkan oleh pendengar radio, maka radio dapat memberikan kesan tersendiri dalam pikiran pendengar.17

Radio, tepatnya radio siaran (broadcasting radio) merupakan salah satu jenis media massa(mass media), yakni saran atau saluran komunikasi massa (channel of mass communication), seperi halnya

16Yara Ardiningtyas dan Yudi Hartono, “Perkembangan Radio Sebagai Pers Elektronik Di Madiun Tahun 1998-2013”, Jurnal Agastya, Vol. 5, Nomor 2, Juli 2015, hlm. 162-163.

17Ibid,,hlm. 166.

(36)

surat kabar, majalah, atau televisi. Ciri khas utama radio adalah auditif, yakni dikonsumsi telinga atau pendengaran. Radio mencakup teknologi yang digunakan untuk pengiriman sinyal dengan cara modulasi dan radiasi gelombang elektromagnetik. Sejak awal kemunculannya, media radio dinilai mempunyai kemampuan untuk mewadahi kebutuhan masyarakat berupa informasi, pendidikan, dan hiburan.Karakteristik media penyiaran yang melekat pada radio membuatnya menjadi salah satu media komunikasi pilihan dalam membantu penyampsian pesan-pesan dengan cepat dan serentak.

Keunggulan lain dari radio adalah sifatnya yang auditory sehingga memudahkan orang untuk menyampaikan pesan dalam bentuk acara yang menarik dan kemampuannya untuk menyampaikan informasi dengan cepat dengan biaya murah kepada masyarakat. Di Indonesia, jasa penyiaran radio diselenggarakan oleh empat lembaga penyiaran yang diizinkan oleh Pemerintah menurut UUD Penyiaran Nomor 32 Tahun 2002 yaitu: Lembaga Penyiaran Publik (RRI), Lembaga Penyiaran Swasta (stasiun radio swasta), Lembaga Penyiaran Komunitas (stasiun radio komunitas), dan Lembaga Penyiaran Berlangganan.18

Adapun jenis-jenis radio di Indonesia yang telah diakui adalah sebagai berikut:

18 Muntadliroh, “Analisis Implementasi Kebijakan Indutri Radio Siaran dan Musik Rekaman di Indonesia Berdasarkan Aspek Ekonomi Politik Komunikasi, Jurnal Komunika, Vol. 8, Nomor 1, Juni 2019, hlm. 3.

(37)

1) Radio Publik, ini biasanya disebut sebagai radio pemerintahan, karena radio ini dipegang penuh oleh badan pemerintahan yang pengelolaannya adalah salah satu departemen di badan pemerintan yang sudah disetujui dan diatur dalam perundang-undagan.

Sehingga, dapat dikatakan bahwa secara penuh dan secara tegas, bahwa radio publik ini dipimpin dan diolah oleh pemerintahan.

2) Radio Swasta, berbeda halnya dengan radio publik yang sepenuhnya dipegang oleh pemerintahan. Bahwa radio swasta ini merupakan radio yang dimiliki oleh perorangan yang sifatnya komersial. Sehingga, sumber penghasilan untuk operasional radio swasta ini sepenuhnya berasal dari iklan. Walaupun demikian, radio swasta masih berada di bawah perundang-undangan mengenai penyiaran yang disepakati melalui lisensi pemerintahan.

3) Radio Belangganan, ini merupakan radio yang sejenis dengan radio publik. Yang mana radio tersebut dipegang kendali oleh suatu lembaga yang bernama Lembaga Penyiaran Berlangganan.

Lembaga ini, merupakan lembaga penyiaran yang berbentuk badan hukum di Indonesia. Yang mana lembaga tersebut merupakan penyelenggara jasa penyiaran berlangganan yang sudah diakui oleh izin penyelenggara penyiaran berlangganan. Sehingga, Lembaga Penyiaran Berlangganan ini dapat memancarluaskan dan menyebarkan siaran kepada masyarakat dari radio yang berlangganan.

(38)

4) Radio Komunitas. Jika radio publik dipegang pemerintahan dan radio swasta dipegang perseorangan, berbeda dengan radio komunitas yang dipegang bersama-bersama tapi non pemerintah.19 Ada beberapa faktor efektivitas radio siaran, disebabkan daya kekuatan yang dimilikinya, yaitu daya lansung, daya tembus dan daya Tarik.

a. Daya Langsung

Tabligh melalui siaran radio, untuk mencapai sasarannya, yakni para pendengar, tidak mengalami proses yang komplek. Setiap Materi tabligh tinggal di ucapkan di depan corong radio sebanyak yang diinginkan. Pelaksanaannya pun berlangsung, dengan mudah dan cepat. Setiap informasi atau berita yang terjadi, saat itu pun dapat disiarkan secara “stop press” (langsung) di tengah-tengah siaran apa saja secara berulang kali. Bahkan, suatu peristiwa dapat diikuti oleh pendengar pada saat peristiwa berlansng.

b. Daya Tembus

Daya tembus yang dimaksud ialah bahwa siaran radio tidak mengenal jarak dan rintangan.Selain waktu, jarak pun tidak menjadi masalah.Bagaimanapun jauhnya tempat yang dituju, oleh tabligh lewat radio siaran, dapat ditembusnya, selama dalam jangkauan pemancar. Di gunung, di lembah, di padang pasir, di

19 Novia Widyastuti, “Pengembangan Radio MBS 107.80 FM Berbasis Aplikasi Android”, WJIT:Walisongo Journal of Information Technology, Vol. 1, Nomor 2, 2019, hlm. 127- 128.

(39)

rawa, di hutan, di pedalaman, di lautan, di pedesaan, apalagi di perkotaan, semua tidak menjadi rintangan bagi radio siaran.

c. Daya Tarik

Faktor selanjutnya yang menjadikan radio tetap hidup dan diminati adalah adanya daya Tarik, yaitu sifat tabligh yang serba hidup berkat tiga unsur yang ada padanya.Tiga unsur tersebut yaitu, music (music), kata-kata (spoken word), dan efek suara (sound effect).20

Dengan demikian media radio mempunyai fungsi sebagai berikut:

1) Radio adalah sarana imajinasi. Radio menuntut keikutsertaan aktif pendengarnya dalam membentuk pengalaman tentang pandangan, perasaan dan sensasi yang dibangun oleh media suara.

Radio adalah sahabat sarana komunikasi.Potensi radio untuk berkomunikasi sangat besar, tetapi efek sesungguhnya hanya sedikit.

2) Radio adalah hiburan. Penyiar menghibur pendengar dengan pembawaannya, music, permainan atau interalksi antar pendengar, para narasumber dan diri sendiri. Radio memberikan kebebasan kepada pendengarnya untuk melakukan hal lain dalam waktu yang bersamaan dan program-program lebih menjadi teman dalam suatu pekerjaan.

20 Nur Ahmad, “Radio Sebagai Media Massa Elektronik”, AT-TABSYIR: Jurnal Komunikasi Penyiaran Islam, Vol. 3, Nomor 2, Desember 2015, hlm. 240.

(40)

3) Radio adalah surat kabar. Radio menyajikan berita, laporan, radio mudah beradaftasi dan sering dengan kehebatannya menyajikan bentuk siaran live (secara lansung), tidak memerlukan pemrosesan seperti film dan tidak perlu menunggu proses pencetakan.

4) Radio adalah seorang guru. Dengan menjaga diri tetap up to date, penyiar radio adalah seorang trendsetter. Radio bekerja dengan baik, khususnya dalam dunia gagasan. Sebagai media pendidikan, radio mendidik lebih dengan menggunakan konsep dan juga fakta- fakta.21

4. Radio Republik Indonesia (RRI) Mataram

Radio Republik Indonesia (RRI) Mataram merupakan radio milik pemerintah yang berada di Nusa Tenggar Barat yang lahir tahun 1959 dengan berbekal semangat “sekali di udara tetap di udara” RRI Mataram mengawali kiprahnya dengan sebuah pemancar kecil berkekuatan 1 watt. Pada tanggal 31 Desember tahun 1960 RRI Mataram hadir secara resmi di Nusa Tenggara Barat yang diresmikan oleh Mentri Penerangan R. Maladi. Sejak tahun 1960 RRI Mataram pernah dipimpin oleh 19 kepala stasiun dari berbagai daerah, yang sudah memimpin RRI Mataram salah satunya adalah Drs. H. Salman Dahman yang merupakan anak bangsa kelahiran Lombok. Lembaga Penyiaran Publik (LPP) RRI Mataram merupakan lembaga penyiaran radio pertama yang berkecimpung berperan membangun Bumi Gora

21Fauzi Abubakar, “Pengaruh Mendengar Acara Dialog Agama Islam di Radio Republik Indonesia Terhadap Pengamalan Agama Masyarakat di Muara Dua Lhokseumawe”, Jurnal Pekommas, Vol. 1, Nomor 1, April 2016, hlm. 35-36.

(41)

NTB, dari dulu hingga kini RRI Mataram terus mengudara dengan informasi yang bermanfaat bagi masyarakat. RRI Mataram memiliki 2 Program yaitu Program I dan Program II.

5. Demokrasi

Demokrasi berasal dari kata Yunani; Demos dan kratos.Demos, artinya rakyat, kratos berarti pemerintahan.Jadi, demokrasi artinya, pemerintahan rakyat, yaitu pemerintahan yang rakyatnya memegang peranan yang sangat menentukan.22Sedangkan menurut Abraham Lincoln, demokrasi adalah government of the people, by the people, for the people, yakni “suatu pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat”.23

Secara fungsional, demokrasi diartikan sebagai nilai kehidupan yang baik (good society), sebagai pola interaksi sosial, dan sebagai kebijaksanaan publik hasil kompromi dari konflik interaksi kepentingan. Jujur (fairness), bebas-merdeka (liberty), adil (justice), persamaan (equality), persaudaraan (brotherhood), dan berbagai hak individu serta sosial, adalah perangkat nilai dasar demokrasi, yang berakar pada filsafat Yunani Kuno, dan kemudian dihidupkan dalam konstitusi Inggris, lalu dicetuskan kembali dalam Revolusi Perancissampai Amerika Serikat, untuk kemudian dinyatakan dalam piagam PBB, dan akhirnya dijadikan kerangka bernegara-bangsa

22Syahrial Syarbaini, “Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi”, (Bogor:

Ghalia Indonesia, 2014), hlm. 72.

23Tukiran Taniredja, dkk, “Pendidikan Kewarganegaraan Paradigma Terbaru Untuk Mahasiswa”, (Bandung: Alfabeta, 2015), hlm. 125.

(42)

dalam konstitusi berbagai negara republic demokratis. Demokrasi sebagai interaksi masyarakat dikonstruksikan oleh Dahl melalui mekanisme inclusiveness (partisipasi seperti dalam pemilu dan kritik), dan lembaga toleransi yang membolehkan segala bentuk perbedaan sejauh dimungkinkan berdasar aturan hukum.Untuk menjamin kejujuran dan keadilan kinerja inklusivitas dan toleransi yang membolehkan segala bentuk perbedaan sejauh dimungkinkan berdasar aturan hukum.Untuk menjamin kejujuran dan keadilan kinerja inkklusivitas dan toleransi, maka prosesnya mempersyaratkan fungsi transparansi dan efisiensi serta akuntabilitas.24

6. Komunikasi

Komunikasi adalah suatu proses dimana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lainnya, yang pada gilirannya akan tiba pada saling penertian yang saling mendalam. Dalam proses komunikasi, komunikator menyampaikan pesan kepada komunikan dengan tujuan agar komunikan mengerti apa yang dimaksud oleh komunikator. Yang perlu diperhatikan dalam proses komunikasi adalah, pesan yang diterima oleh komunikan harus sesuai dengan pesan yang dimaksud dan disampaikan oleh komunikator.25

24 Arbi Sanit, “Pematangan Demokrasi dan Sistem Politik Indonesia: Kendala Pelembagaan dan Kepemimpinan”, Jurnal Politik, Vol. 1, Nomor 1, Agustus 2015, hlm. 158.

25 Nabilla Kusuma Vardhani, Agnes Siwi Purwaning Tyas, “Strategi Komunikasi Dalam Interaksi Dengan Mahasiswa Pertukaran Asing”, Jurnal Gama Societa, Vol. 2, Nomor 1, Mei 2018, hlm. 9.

(43)

Secara etimologis, kata komunikasi berasal dari bahasa latincomunicare yang dapat diartikan sebagai mengalihkan atau mengirimkan.26 Komunikasi dapat diartikan sebagai proses pengiriman (pengalihan, transferring) informasi dari pengirim pesan kepada penerima pesan untuk mencapai suatu tujuan.27

Secara terminologis komunikasi berarti proses penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. Dari pengertian tersebut jelas bahwa komunikasi melibatkan sejumlah orang, di mana seseorang menyatakan sesuatu kepada orang lain. Jadi yang terlibat dalam komunikasi itu adalah manusia.Karena itu, komunikasi yang dimaksud disini adalah komunikasi manusia atau dalam bahsa asing human communication, yang sering kali pula disebut komunikasi sosial atau social communication.Komunikasi manusia sebagai singkatan dari komunikasi antarmanusia dinamakan komunikasi sosial atau komunikasi kemasyarakatan karena hanya pada manusia-manusia yang bermasyarakat terjadinya komunikasi.28

Sedangkan pengertian secara paradigmatis, meskipun banyak definisi yang dikemukakan oleh para ahli, namun dari semua definisi itu dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberi tahu atau untuk mengubah sikap, pendapat, dan perilaku, baik langsung

26Alo Liliweri, "Komunikasi Antarpersonal”, (Jakarta: Kencana, 2015), hlm. 2.

27Ibid.,hlm. 26.

28 Ruth Debora Massie, “Manajemen Program Siaran Dialog Interaktif di Kantor RRI Manado”, Journal “Akta Diurna”, Vol. 2, Nomor 1, 2013, hlm. 4.

(44)

(komunikasi tatap muka) maupun tidak langsung (komunikasi melaui media). Dari definisi tersebut tersimpul bahwa tujuan komunikasi dalam pengertian paradigmatic adalah untuk mendapatkan efek tertentu pada komunikan. Menurut Onong Uchjana effendi, efek yang ditimbulkan akibat terpaan pesan dapat diklasifikasikan menurut kadarnya, yakni: efek kognitif, efek afektif, dan efek konatif/behavioural. Efek kognitif adalah efek yang timbul pada komunikan yang menebabkan dia menjadi tahu mengenai suatu hal yang disampaikan oleh komunikator.Dalam hal ini, komunikator hanya ingin mengubah pikiran komunikan.Efek efektif kadarnya lebih tinggi dari efek kognitif.Disini tujuan komunikator tidak hanya untuk sekedar memberi tahu mengenai suatu hal kepada komunikan, tetapi berusaha agar komu ikan tergerak hatinya dengan munculnya sikap atau perasaan tertentu, seperti perasaan iba, sedih, terharu, gembira, marah, dan sebagainya.Sedangkan efek konasi atau efek behavioural adalah efek yang kadarya paling tinggi, yaitu berubahnya perilaku atau sikap komunikan setelah mendapat terpaan pesan dari komunikator.29

Menurut Liliweri, komunikasi dapat diartikan sebagai pengalihan suatu pesan dari satu sumber kepada penerima agar dapat dipahami.

Proses komunikasi biasanya melibatkan dua pihak, baik antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, atau antar

29 Zikri Fachrul Nurhadi, Achmad Wildan Kurniawan, “Kajian Tentang Efektivitas Pesan Dalam Komunikasi”, Jurnal Komunikasi, Vol. 3, Nomor 1, April 2017, hlm. 91.

(45)

kelompok dengan kelompok yang berinteraksi dengan aturan-aturan yang disepakati bersama.

Adapun fungsi komunisai itu sendiri yakni:

1) Untuk menyampaikan pesan (informasi) atau menyebarluaskan informasi kepada orang lain. Artinya, dari penyebarluasan informasi ini diharapkan penerimaRR informasi akan mengetahui apa yang diinginkan.

2) Untuk menyampaikan pesan (informasi) atau menyebarluaskan informasi yang bersifat mendidik orang lain. Artinya, dari penyebarluasan informasi ini diharapkan penerima informasi atau menambah pengetahuan tentang sesuatu yang ingin diketahui.

3) Untuk memberikan intruksi kepada penerima pesan.

4) Untuk mempengaruhi dan mengubah sikap penerima pesan.30 Menurut Harold Laswell Cara yang baik untuk menggambarkan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut:

who says what in which channel to whom with what effect? Atau siapa mengatakan apa dengan saluran apa kepada siapa dengan pengaruh bagaimana? Berdasarkan definisi Lasswell dapat dapat diturunkan 5 unsur komunikasi yang saling bergantungan yaitu: Pertama, sumber (source), sering disebut juga pengirim (sender), penyandi (encoder), komunikator (communicator), pembicara (speaker) atau originator.

Sumber adalah pihak yang berinisiatif atau mempunyai kebutuhan

30 Metta Rahmadiana, “Komunikasi Kesehatan: Sebuah Tinjauan”, Jurnal Psikogenesis, Vol. 1, Nomor 1, Desember 2012, hlm. 89.

(46)

untuk berkomunikasi.Kedua, pesan, yang dikomunikasikan oleh sumber kepada penerima.Ketiga, saluran atau media, yakni alat atau wahana yang digunakan sumber untuk menyampaikan pesannya kepada penerima.Keempat, penerima (receiver), sering juga disebut sasaran/tujuan (destination), komunikate (communicate), penyandi balik (decoder), atau khalayak (audience), pendengar (listener), penafsir (interpreter), yakni orang yang menerima pesan dari sumber.Kelima, efek, yaitu yang terjadi pada penerima setelah menerima pesan tersebut.31

Menurut Sunarto terdapat tiga unsur yang penting dalam proses komunikasi yang dilakukan dalam komunikasi, yaitu:

a. Sumber (source), disini sumber atau komunikator adalah bagian pelayanan santunan.

b. Pesan (massage), dapat berupa ucapan atau pesan-pesan atau lambing-lambang.

c. Sasaran (destination), adalah korban atau ahli waris koban (klaimen).

Adapun pandangan dari Joseph de Vito, K. Sereno dan Erika Vora yang menilai faktor lingkungan merupakan unsur yang tidak kalah pentingnya dalam mendukung terjadinya proses komunikasi.

a. Sumber (Source), Semua peristiwa komunikasi akan melibatkan sumber sebagai pembuat atau pengirim informasi. Dalam

31Deddy Mulyana, “Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar”, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2016), hlm. 69-71.

(47)

komunikasi antarmanusia, sumber bisa terdiri dari satu orang, tetapi bisa juga dalam bentuk kelompok misalnya partai, organisasi atau lembaga. Sumber sering juga disebut sebagai pengirim, komunikator atau dalam Bahasa Inggrisnya disebut source, sender, atau encode.

b. Pesan (Message) Pesan yang dimaksud dalam proses komunikasi adalah sesuatu yang disampaikan pengirim kepada penerima. Pesan dapat disampaikan dengan cara tatap muka atau melalui media kpmunikasi. Isinya bisa berupa ilmu pengetahuan, hiburan, informasi, nasihat atau propaganda. Dalam bahasa Inggris pesan biasanya diterjemahkan dengan kata massage, content, atau information.

c. Media (Channel), media yang dimaksud di sini adalah alat yang digunakan untuk memindahkan pesan dari sumber kepada penerima. Terdapat beberapa pendapat mengenai saluran atau media. Ada yang menilai bahwa media bisa bermacam-macam bentuknya, misalnya dalam komunikasi antarpribadi pancaindra dianggap sebagai media komunikasi. Dalam komunikasi massa, media adalah alat yang dapat menghubungkan antara sumber dan penerima yang sifatnya terbuka, dimana setiap orang dapat melihat, membaca dan mendengarnya. Media dalam komunikasi massa dapat dibedakan kedalam dua kategori, yakni media cetak dan media elektronik. Media cetak seperi halnya surat kabar, majalah,

(48)

buku, leaflet, brosur, stiker, buletin, hand out, poster, spanduk dan sebagainya. Sedangkan media elektronik antara lain: radio, film, televise, video recording, komputer, electronic board, audio cassette dan sebagainya.

d. Penerima (Receiver), penerima adalah pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirim oleh sumber, penerima bisa saja satu orang atau lebih, bisa dalam bentuk kelompok, partai atau negara. Penerima biasa disebut dengan berbagai macam istilah, seperti khalayak, sasaran, komunikan, atau dalam Bahasa Inggrisnya disebut audience atau receiver. Dalam proses komunikasi telah dipahami bahwa keberadaan penerima adalah akibat dari adanya sumber.

Tidak ada penerima jika tidak ada sumber.

Penerima adalah elemen penting dalam proses komunikasi, karena dialah yang menjadi sasaran dari komunikasi. Jika suatu pesan tidak diterima oleh penerima, akan menimbulkan berbagai macam masalah yang seringkali menuntut perubahan, apakah pada sumber, pesan atau saluran.

e. Efek, pengaruh atau efek adalah perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan, dan dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan. Pengaruh ini bisa terjadi pada pengetahuan, sikap dan tingkah laku sesorang, karena pengaruh juga bisa diartikan perubahan atau penguatan keyakinan pada

(49)

pengetahuan, sikap dan tindakan seseorang sebagai akibat penerimaan pesan.

f. Umpan Balik, umpan balik adalah salah satu bentuk daripada pengaruh yang berasal dari penerima. Akan tetapi, umpan balik bisa juga berasal dari unsur lain seperti pesan dan media, meski pesan belum sampai pada penerima.

g. Lingkungan, lingkungan atau situasi adalah faktor-faktor tertentu yang dapat mempengaruhi jalannya komunikasi. Faktor ini dapatdigolongkan atas empat macam, yakni lingkungan fisik, lingkungan sosial budaya, lingkungan psikologis, dan dimensi waktu.32

7. Demokrasi Berkomunikasi

Demokrasi berkomunikasi merupakan bagaimana proses komunikasi pada setiap orang yang terlibat diberikan kesempatan untuk berpendapat dan tidak untuk dibeda bedakan anatara orang yang satu dengan yang lainnya untuk memberikan informasi dan memberikan informasi.

G. Metode Penelitian

Dalam setiap penelitian ilmiah, suatu metode sangat diperlukan dalam mengkaji suatu objek agar lebih terarah dan rasional, karena metode merupakan tindakan atau carayang dilakukan dalam penelitian agar penelitian tersebut mencapai hasil yang memuaskan dan maksimal. Dalam

32 Fenny Oktavia, “Upaya Komunikasi Interpersonal Kepala Desa Dalam Memediasi Kepentingan PT. Bukit Borneo Sejahtera Dengan Masyarakat Desa Long Lunuk”, eJournal Ilmu Komunikasi, Vol. 4, Nomor 1, 2016, hlm. 241-243.

(50)

penelitian digunakan metode penelitian yang berkaitan dan tepat sebagaimana penelitian yang dilakukan yakni:

1. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif Deskriptif. Karena penelitian kualitatif adalah sebuah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya dalam keadaan masyarakat, perilaku, persepsi, motivasi dan tindakan yang dilakukan oleh seorang tokoh dan individu yang berengaruh.33Pendekatan ini dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi tentang program dialog pagi RRI Mataram di Lembaga Penyiaran Publik (LPP) RRI Mataram tahun 2020.

2. Kehadiran Peneliti

Dalam penelitian kualitatif, kehadiran peneliti sangatlah penting di karenakan peneliti mengamati berbagai fenomena atau atau peristiwa- peristiwa yang terkait dengan objek penelitian. Dimana peneliti berperan lansung dalam berbagai proses kegiatan penelitian di LPP RRI Mataram untuk memperoleh informasi yang benar-benar valid mengenai program dialog pagi RRI Mataram tahun 2020.

3. Sumber Data

Pada penelitian ini menggunakan 2 (dua) jenis sumber data, yakni:

a. Sumber Data Primer

33Lexy J. Moleong, Metodelogi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), hlm. 6.

(51)

Data primer merupakan informasi atau sumber data yang didapatkan lansung dari sumber asli.Untuk memperoleh data primer, peneliti harus mengumpulkan data secara lansung dan tidak melalui perantara.Data primer dapat berupa orang-orang secara kelompok atau individual, hasil peninjauan atau penelitian terhadap suatu kejadian, dan hasil pengujian.34 Yang berkaitan dengan program dialog pagi RRI Mataram di Lembaga Penyiaran Publik (LPP) RRI Mataram tahun 2020.

b. Sumber Data Skunder

Data skunder merupakan penelitian yang menggunakan data yang sudah ada dengan proses analisa terhadap data tersebut yang sesuai dengan tujuan dari penelitian.

Data skunder merupakan penelitian yang sumber datanya diperoleh peneliti dengan cara tidak lansung melui media perantara. Pada umumnya data skunder berupa catatan atau laporan historis yang sudah disusun dalam arsip yang tidak dipublikasikan atau yang dipublikasikan.35

Data skunder meliputi data atau informasi yang bersumber dari dokumen, artikel, buku dan lain-lain yang berkaitan dengan program dialog pagi RRI Mataram di Lembaga Penyiaran Publik (LPP) RRI Mataram tahun 2020.

34Hadari Nawawi, “Metode Penelitian Bidang Sosial”, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2011), hlm. 117.

35Sunardi Nur, “Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal”, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), hlm. 76.

(52)

4. Tehnik Pengumpulan Data

Pada penelitian ini ada tiga yang digunakan dalam teknik pengumpulan data yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi.

a. Observasi

Observasi merupakan salah satu teknik dalam mengumpulkan data untuk mengetahui gejala-gejalaapa saja yang tampak dalam objek penelitian secara sistematik dengan proses pengamatan dan pencatatan. Observasi ini bertujuan untuk memperoleh penemuan- penemuan yang benar-benar valid secara keseluruhan.36 Dalam hal ini peneliti terlibat lansung mengamati program dialog pagi RRI Mataram di Lembaga Penyiaran Publik (LPP) RRI Mataram tahun 2020.

b. Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data untuk mendapatkan informasi melalui tanya jawab atau percakapan yang sifatnya mendalam.37 Pada proses wawancara, tekhnik pengumpulan data dilakukan dengan mengajukan pertanyaan dengan cara bertatap muka secara lansung oleh pewawancara kepada terwawancara.38Peneliti akan melakukan wawancara secara mendalam dengan berbagai informan yaitu Kepala Bidang Program

36 Afifuddin dan Beni Ahmad Saebani, “Metodelogi Penelitian Kualitatif”, (Bandung:

CV. Pustaka Setia, 2012), hlm. 134.

37Djam’an Satori dan Aan Komariah, “Metodelogi Penelitian Kualitatif”, (Bandung:

Alfabeta, 2014), hlm. 130.

38Lexy J. Moleong, “Metodelogi Penelitian Kualitatif”, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2014), hlm. 186.

Referensi

Dokumen terkait