Program Kerja Dan Target Capaian 2015

(1)

H K D P r o g r a m K e r j a & T a r g e t C a p a i a n | i

P r o g r a m K e r j a D a n T a r g e t C a p a i a n 2015 - 2019

Hermawan Kresno Dipojono

2014

(2)

H K D P r o g r a m K e r j a & T a r g e t C a p a i a n | 2

BAB I.

PENDAHULUAN

Menyadari bahwa ITB merupakan salah satu aset terpenting Indonesia bagi keberlanjutannya sebagai bangsa khususnya untuk meningkatkan daya saing dan martabatnya dalam pergaulan antar bangsa melalui penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berujung dengan dihasilkannya karya-karya inovatif maka ITB telah dengan sadar dan penuh tanggung jawab menyusun Rencana Induk Pengembangan ITB 2006 – 2025. Seluruh komponen ITB secara bertanggungjawab juga menyadari

merupakan bagian dari suatu usaha kontinuum untuk mewujudkan RIP (Rencana Induk Pengembangan) itu tanpa mengabaikan dinamika perkembangan lingkungan lokal dan global yang terus menerus akan memberikan umpan balik untuk direspons sebagai wujud perbaikan yang berkelanjutan. Oleh karena itu dalam usaha mewujudkan empat harapan besar MWA, yang pasti juga diturunkan – baik langsung maupun tidak langsung - dari RIP ITB itu, saya akan sangat serius mengacu pada RIP (dan Renstra ITB 2011 – 2015 sebagai base-line) dengan penyesuaian sebagai respons terhadap dinamika

perkembangan yang ada.

Kata kunci dalam Arah Pengembangan ITB 2010 – 2015 adalah inovator, inkubator dan kemandirian teknologi bangsa.Milestones ITB 2015 yang digariskan, sebagai baseline, menurut saya adalah suatu tantangan, diperlukan penguatan-penguatan nyata dan terus menerus pada capaian-capaian yang sudah ada saat ini.Sedangkan kata kunci dalam Arah Pengembangan ITB 2015 – 2020 yang berupa Simpul Jaringan Internasional dan

Pemimipin Kemandirian Teknologi Bangsa juga tidak dapat melepaskan diri dari penekanan pada pentingnya mengenai pembangunan budaya riset produktif.

Program kerja yang saya susun dan ajukan ini akan bersifat arahangaris besar; program kerja rinci tentu akan disusun dengan melibatkan seluruh pilar ITB karena bagaimanapun juga program itu adalah milik bersama dan memerlukan keterlibatan semua pilar ITB untuk mewujudkannya. Saya berkomitmen untuk mendorong percepatan proses perbaikan berkelanjutan bagi ITB agar menjadi universitas berkelas dunia yang amat terpandang dan memilih KAIST (Korea Advanced Institute of Science and Technology) sebagai patokan jangka panjang ITB.

(3)

H K D P r o g r a m K e r j a d a n T a r g e t C a p a i a n | 3

BAB II.

PENDIDIKAN

MWA-ITB mengamanahkan agar Rektor ITB 2015 – 2019 dapat mewujudkan ITB menjadi lembaga pendidikan tinggi yang mampu menghasilkan lulusan yang mumpuni

dibidangnya, memiliki integritas, serta memiliki inisiatif dan berani melakukan terobosan (berjiwa kepeloporan). Setidaknya ada tiga deliverables atau keluaran dari ITB yaitu lulusan, pengetahuan (knowledge) dan inovasi; yang saat ini (dapat) mempunyai

sumbangan atau dampak langsung pada keberlanjutan negara dan bangsa adalah lulusan yang mumpuni dan menjunjung nilai-nilai (values) ITB. Dalam 5 tahun ke depan

nampaknya kontribusi massif terbesar ITB kepada bangsa masih akan bertumpu pada para lulusannya, belum pada kedua jenis deliverables lainnya. Perkembangan dunia yang semakin kompleks, saling bergantung satu sama lain, dan persaingan yang tidak

terhindarkan harus menjadi perhatian dan pertimbangan serius dalam mengembangkan metodologi proses maupun substansi belajar mengajar di ITB. Persoalan kreativitas, yang erat kaitannya dengan inovasi, harus secara sadar dan terencana mendapat porsi lebih besar. Menggunakan model Amabile untuk menjelaskan sumber kreativitas yang berupa pengetahuan (knowledge), pola pikir kreatif (creative thinking) dan motivasi (motivation), dan pendekatan Howard Gardner maupun Frans Johansson maka saya menawarkan dua hal: pertama revitalisasi TPB dan kedua pengenalan system thinking inter dan antar fakultas. Keduanya merupakan pengejawantahan dari pembentukan T-shaped mind: a breadth of understanding across multiple disciplines and one or two areas of in-depth expertise. Otonomi dan akuntabilitas lebih besar akan saya berikan kepada institusi TPB dengan tugas utama membangun fondasi pengetahuan dasar dan karakter yang kuat (dan rigor). Keinginan yang terekam dalam RIP ITB untuk mengasramakan mahasiswa ITB di tahun pertama (TPB) akan saya usahakan untuk diwujudkan di masa akademik tahun 2018 – 2019. Artinya, asrama dengan kapasitas 4000 mahasiswa harus telah tersedia di pertengahan tahun 2018. Asrama ini akan saya alokasikan di Jatinangor dan seluruh pendidikan TPB diselenggarakan di sana. Dalam system thinking fokus akan diberikan pada pendekatan inter-prodi-fakultas dan mahasiswa berbagai prodi (dalam satu fakultas atau antar fakultas) berkolaborasi dalam penyelesaian tugas atau projek yang

berorientasi pada pemecahan masalah.Pilot project untuk ini telah diuji-cobakan selama

(4)

tiga tahun terakhir ini di FTI dan saya targetkan semua fakultas teknik akan melakukan hal ini di awal tahun akademik ke tiga.

Nilai tawar ITB dalam usahanya untuk menjadi simpul jaringan internasional, di samping melalui riset produktif, juga perlu peningkatan status kegiatan akademiknya melalui akreditasi internasional. Usaha untuk itu akan terus saya dukung dan diharapkan di akhir tahun masa jabatan akan telah terakreditasi lagi sebanyak 10 prodi. SPM akan saya minta untuk mengkoordinasikan pemeliharaan semangat dan kultur yang telah dengan susah payah diperoleh selama proses mendapatkan akreditasi itu. Memperoleh akreditasi internasional sungguh tidak mudah namun menjaga stamina agar berkelanjutan jauh lebih sulit.Insentif akan diberikan kepada setiap prodi yang telah memperoleh akreditasi itu tanpa harus membebaninya dengan tugas tambahan berupa pembukaan program internasional, tanpa melarang bagi prodi yang berminat dan siap untuk menjalankannya dengan baik. Saya ingin menjaga keseimbangan antara pengajaran dan penelitian sebaik mungkin, dengan sasaran yang jelas: semua dosen harus didukung penuh untuk

mencapai karir fungsional maksimal yaitu menjadi Guru Besar. Target saya adalah bahwa di akhir tahun 2019 jumlah Guru Besar di ITB telah mencapai 25 % dari total dosen.Di samping itu, dalam rangka menghadapi MEA 2015, melalui kerjasama dengan organisasi profesi, saya akan memulai program-program pendidkan profesi ke-insinyur-an. Di akhir masa tugas saya targetkan bahwa semua prodi teknik telah mempunyai program

pendidikan profesi ke-insinyuran-nya.

Salah satu komponen penting dari engine of knowledge creation and generation adalah mahasiswa pasca sarjana (khususnya mahasiswa S3) dan post-doc. Usaha untuk

meningkatkan jumlah mahasiswa pasca sarjana perlu terus dilakukan, di antaranya adalah dengan menyediakan alokasi beasiswa yang lebih besar, khususnya untuk

mahasiswa S3. Bagi mahasiswa S1 ITB yang berminat untuk mengambil program S3 di ITB saya akan mengusahakan berbagai insentif: beasiswa, expose internasional seluas

mungkin, prioritas menjadi dosen ITB (sekurang-kurangnya dalam skema non-pns), dan jalur cepat memperoleh fasilitas setara Guru Besar jika memenuhi kriteria. Di samping itu, saya pribadi akan secara pro-aktif mendatangi berbagai perguruan tinggi di Indonesia untuk menawarkan pendidikan S3 bagi para dosennya, dan juga menawarkan

pemagangan dosen muda, sebagai langkah awal sebelum mereka resmi menjadi

mahasiswa S3. Melalui lobi ke tingkat Kementrian (dan LPDP) saya akan mengusahakan agar skema-skema beasiswa dan bantuan magang dapat dialokasikan dengan tujuan utama adalah untuk penguatan kelembagaan.Program gelar ganda (double degree) juga akan menjadi perhatian serius saya, khususnya untuk program S3. Penekanan ini menjadi penting karena selama ini gelar ganda pada umumnya hanya untuk program S2. Manfaat untuk pengembangan kapasitas (penelitian) akan lebih besar maknanya jika program

(5)

ganda itu digunakan untuk program S3.Target saya adalah jumlah total mahasiswa S3 mencapai 2500 pada tahun 2019.

Kerja praktek atau magang di industri, betapapun sulit untuk mendapatkannya, harus terus diupayakan.Ekspose pada persoalan nyata adalah bagian penting dari pendidikan tinggi teknik, khususnya bagi pendidikan di ITB.Kegiatan kemahasiswaan yang sejalan dengan pencapaian harapan-harapan itu perlu mendapat dukungan yang

berkelanjutan.Jiwa kepeloporan dibangun dengan mengenalkan tentang kekuatan mimpi (the power of dream) dan juga sekaligus kekuatan kegagalan menggapai mimpi (the power of dream failure).Studium generale harus diusahakan menampilkan living

legends.Atau dapat pula dilakukan dengan memberikan tugas kepada mahasiswa untuk menulis mengenai orang-orang hebat, kiat-kiat dan pemikiran mereka.Lomba-lomba kreativitas perlu dikembangkan dan kegiatan sejenis perlu lebih banyak lagi diikuti oleh para mahasiswa dengan pemberian insentif bagi pemenang dan peserta.Target saya adalah bahwa ITB menjuari kembali Pimnas pada tahun 2017 dan tahun-tahun selanjutnya hingga 2019.

Mahasiswa dilatih untuk peduli terhadap persoalan-persoalan di depan matanya,

persoalan yang dihadapi Bandung; dilibatkan dalam penanganan persoalan-persoalan itu, baik secara konseptual maupun praktikal. Jumlah mahasiswa asing perlu terus

ditingkatkan sehingga para mahasiswa ITB (Indonesia) sudah berada dalam suasana global.Quota bagi mahasiswa dari wilayah Asia Tenggara perlu terus ditingkatkan sebagai bagian dari usaha mewujudkan konsep Indonesia Raya (Asia Tenggara). Target saya adalah jumlah mahasiswa asing mencapai angka 10% dari total mahasiswa pada tahun 2019.

BAB III.

PENELITIAN

MWA-ITBmengharapakan pula agar Rektor ITB 2015 – 2019 dapat mewujudkan ITB menjadi lembaga penelitian terpandang (memiliki centre of excellence), yang mampu menjawab permasalahan-permasalahan masyarakat lokal dan nasional, serta mampu memberikan kontribusi yang bermakna untuk meningkatkan daya saing bangsa, yang diakui dunia. Pusat-pusat unggulan yang diharapkan itu pada saat ini dalam arti

bangunan fisik masih dalam tahap konstruksi, namun sebagai kegiatan sebenarnya sudah

(6)

ada tersebar di sejumlah kelompok keahlian, grup penelitian atau

laboratorium.Konsolidasi berbagai embrio pusat unggulan itu masih diperlukan dan hal inipun sejalan dengan program pemerintah untuk penguatan inovasi.Embrio pusat uggulan itu perlu terus didukung agar benar-benar menjadi engine of knowledge creation and generation bagi ITB.Mengacu pada kemandegan jumlah publikasi yang terindeks di Scopus dalam tiga tahun terakhir ini di angka sekitar 600 (yang melibatkan sekitar 30%

dosen saja) menunjukkan betapa pentingnya dilakukan terobosan agar tidak terjebak di middle research productivity trap. Jumlah dosen yang mempunyai passion dalam kegiatan riset perlu terus ditingkatkan.Penambahan jumlah dosen yang telah

berkualifikasi S3 harus diusahakan dengan berbagai cara. Skema PTN-BH harus digunakan semaksimal mungkin untuk peningkatan jumlah dosen yang langsung siap menjadi

komponen engine of knowledge creation and generation.Di antara insentif yang mungkin dapat menarik diaspora muda adalah housing, disamping gaji tentunya. Saya akan

mengusahakan perumahan dalam bentuk apartemen yang memadai di akhir tahun ke tiga. Meskipun demikian komunikasi dan pendekatan kepada kandidat potensial dapat dimulai sejak tahun pertama.Saya berpendapat bahwa inovasi yang mempunyai implikasi meningkatkan daya saing global adalah kemustahilan tanpa didukung oleh produktivitas riset berkelas dunia pula dan publikasi di jurnal bergengsi (betapapun beratnya)

merupakan salah satu indikator terpenting, dengan perkecualian (mungkin) untuk karya seni, desain, dan arsitektur.Target saya adalah jumlah dosen dengan kualifikasi S3 mencapai di atas 1000 dan publikasi terindeks Scopus mencapai 10000 pada akhir tahun 2019.

Usaha khusus dalam hal publikasi harus dilakukan untuk bidang teknik mengingat produktivitasnya yang relatif tertinggal dibanding bidang sains.Hambatan terbesar, menurut saya, adalah adanya persepsi bahwa produk rekayasa bukanlah paper namun karya nyata (objek 3-D atau systems and softwares)rekayasa. Mengingat potensi yang ada sangat besar maka saya akan memberikan perhatian serius untuk membangun budaya publikasi, tanpa mengecilkan arti produk karya nyata rekayasa, pada komunitas ini. Insentif publikasi akan terus saya tingkatkan baik dari segi jumlah maupun jenisnya.

Angka paten yang dimiliki ITB dan mempunyai nilai ekonomi jauh lebih kecil lagi.

Penelitian bermutu merupakan awal dari lahirnya inovasi yang dapat menopang daya saing. Oleh karena itu langkah awal adalah melakukan identifikasi secepatnya faktor- faktor yang dapat membangkitkan passion penelitian bermutu dan kemudian

menyebarkan virus tersebut pada komunitas penelitian di kalangan para dosen. Idealnya setiap dosen harus sekurang-kurangnya mampu menghasilkan karya penelitian bermutu 3 – 5 buah per tahun. Investasi (via JICA) sejumlah pusat harus diarahkan secepatnya untuk menjadi pusat unggulan kelas dunia dengan cara memberi otonomi, kewenangan dan tanggungjawab; indikator kinerja kunci harus segera ditentukan dan diantaranya adalah publikasi dan paten kelas dunia. Fondasi Indonesia agar mampu bersaing di

(7)

tingkat dunia terletak di industri manufaktur berbasis pengetahuan maju, dan intinya pada penguasaan teknologi advanced machine tools. Meskipun demikian secara parallel, ITB juga perlu memberikan perhatian pada emerging science, engineering and

technology. Saya akan memulai terobosan mewujudkan harapan ini dari individu maupun kelompok yang dengan kriteria produktivitas dapat dikatagorikan sebagai champions.

Mereka perlu mendapat insentif yang memadai agar dapat terus produktif dan juga diberi tugas tambahan untuk menularkan passionnya kepada kolega-koleganya. Berusaha terus untuk mendapatkan para guru besar kelas dunia yang bersedia untuk tinggal di ITB selama satu, dua semester atau bahkan yang bersedia melakukan sabbatical leave lebih dari satu tahun.

Jumlah Guru Besar harus ditingkatkan secepat mungkin dan saya mentargetkan agar di akhir masa jabatan jumlah itu telah mencapai sekitar 25% dari total dosen. Langkah yang dilakukan ada dua: pertama bagi dosen dengan kualifikasi Lektor Kepala senior

diwajibkan dalam masa dua tahun untuk mempunyai publikasi di jurnal internasional terindeks, Guru Besar dan Ketua Kelompok Keahlian yang terkait bertanggung jawab untuk keberhasilan mewujudkan kewajiban tersebut; kedua dosen muda yang produktif dalam penelitian segera dipromosikan untuk menjadi Guru Besar setelah dalam masa dua tahun diwajibkan selalu hadir dalam Forum Guru Besar agar dapat mengambil pembelajaran wawasan dan wisdom.Saya berkeinginan agar Forum Guru Besar menjadi forum pembelajaran mengenai hal tersebut (wawasan dan wisdom) bagi dosen muda, yaitu menugaskan mereka untuk hadir terbatas sebagai pendengar, pembelajar.

BAB IV.

PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

MWA-ITB menugaskan pula kepada Rektor ITB 2015 – 2019 untuk mewujudkan ITB menjadi lembaga pengabdian kepada masyarakat, yang mampu menjadi motor inovasi dan entrepreneurship nasional, berbasis ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan bisnis, untuk menciptakan nilai tambah bangsa Indonesia. Kemampuan ITB membangun engine of knowledge creation and generation perlu ditularkan dengan multiplier effect

maksimal, yaitu membantu pengembangan perguruan tinggi daerah. ITB harus membantu membidani lahirnya universitas di sejumlah wilayah Jabar yang amat

memerlukan (pantura maupun wilayah selatan Jabar). Di samping itu pada saat ini telah banyak sekali Kabupaten dan atau Kotamadya yang secara sadar dan proaktif

mengusulkan, membidani dan membiayai pendirian perguruan tinggi di wilayahnya

(8)

masing-masing. Hampir semuanya mempunyai persoalan serius untuk penyediaan dan peningkatan kualitas para dosen-dosennya.Persoalan ini juga perlu mendapat perhatian serius dari Center for Community Services ITB yang fasilitasnya saat ini masih dalam tahap konstruksi.Ini juga merupakan bagian dari usaha untuk meningkatkan kapasitas ITB sehingga dampaknya bagi Indonesia juga menjadi semakin besar. Para dosen yang

pensiun, non guru besar (pada usia 60 tahun) dapat didaya gunakan manakala mereka bersedia.

Dalam masa 4 tahun mendatang saya akan memilih satu atau dua karya kelas dunia ITB untuk diwujudkan menjadi industri. Itu akan menjadi pilot project dan sekaligus

membangun rasa percaya diri sekaligus meningkatkan daya tawar ITB. Saya percaya karya itu telah ada, baik yang bersifat embrional maupun telah relatif jadi dan mapan.

Sejalan dengan program nasional untuk penguatan inovasi, secara institusional saya akan mengusahakan agar ITB mendapat satu atau dua paket penelitian inovatif yang besarnya 20 M rupiah/tahun/paket dan dapat berlangsung hingga 4 tahun.

Bandung Raya harus menjadi cermin keberadaan ITB; intensitas kerja sama dengan Pemrov Jabar, maupun Pemkot dan Kabupaten di sekitar kota Bandung harus

ditingkatkan. Bandung Raya harus menjadi tempat yang nyaman dan ramah lingkungan karena adanya sentuhan kreatif dan inovatif ITB.Saya akan mengalokasikan anggaran untuk berbagai kegiatan mahasiswa (baik yang bersifat kurikuler seperti KKN, maupun ko-kurikuler) yang bersentuhan langsung dengan masalah ke-Bandung-an. Secara serius saya akan memohon ke Walikota Bandung agar ITB diperkenankan mengelola lingkungan ITB yang selama ini berada dalam wilayah Kotamadya, seperti aliran lalu lintas di sekitar kampus, PKL di periferi kampus dan lain sejenisnya. Persoalan-persoalan yang dihadapi oleh Bandung Raya dapat dicarikan pemecahannya dengan cara diajukan sebagai studi kasus dalam kuliah multidisiplin System Thinking.Target saya ITB akan menghasilkan pemikiran terdokumentasi (skripsi, thesis, disertasi, laporan) mengenai ke-Bandung-an sejumlah 300 dan 10% dari padanya terealisasikan dalam bentuk Bandung menjadi lebih baik pada tahun 2019. Salah satu karya nyata itu yang saya targetkan adalah

computerized traffic management di sejumlah titik di sekitar kampus dan kantor pusat ITB.

Keterlibatan ITB secara langsung dalam penanganan masalah-masalah nasional, di samping secara tidak langsung dan bersifat konsepsional terus dilakukan melalui Forum Guru Besar, perlu pula mendapat perhatian secara serius.ITB perlu secara lebih proaktif menawarkan SDM-nya, secara terbatas dan amat selektif, untuk menduduki jabatan strategis di sejumlah Kementrian maupun BUMN. Saya perlu pula untuk menggaris bawahi bahwa hingga saat ini belum ada satupun alumni lulusan ITB yang menjadi Presiden Republik Indonesia, yang ada adalah alumni lulusan TH Bandung, yang tentu berbeda dengan ITB. Dalam hal ini ITB tertinggal oleh IPB dan Gajah Mada.

(9)

BAB V.

PENUTUP

MWA-ITB mengharapkan agar ITB menjadi universitas yang unggul, berani melakukan perubahan-perubahan yang efektif, mampu mandiri sekaligus memiliki jejaring yang luas dan kuat, serta diakui dunia.Perubahan dan terobosan pertama, yang besifat jangka pendek, untuk kegiatan penunjang (untuk bisnis utama dalam bentuk Tridharma telah di bahas di bab-bab sebelumnya) yang akan saya lakukan adalah dalam tata kelola dan tata kerja, khususnya yang menyangkut fleksibilitas (di samping akuntabel, transparan, efisien dan efektif) sehingga berbagai kreatifitas yang akan mengarah kepada inovasi dapat terlayani dengan baik, cermat, tepat tetapi juga cepat. Para manajer harus dilatih agar berani mengambil keputusan untuk menyelesaikan masalah, tepat-cepat-cermat.

Pelatihan menekankan dua material utama: rezim keuangan PTN-BH dan customer prime satisfaction. Kedua, jangka menengah yang akan dikaitkan dengan jalur karir menuju puncak bagi tenaga kependidikan. Untuk hal ini saya akan menugaskan SBM agar segera membuka prodi S2 Manajemen Perguruan Tinggi (University Management) dengan 3 tahun pertama akan dikontrak oleh ITB sendiri dan menjadikan sistem tata kelola ITB sebagai laboratoriumnya. Setiap tahun saya akan mengirim 10 – 15 tenaga kependidikan untuk disekolahkan di sini. Kurikulum yang saya minta di antaranya adalah knowledge management, managing smart and independent minds people, sistem keuangan untuk PTN-BH dll. Saya akan mengusulkan kepada MWA pada saatnya nanti akan ada posisi Wakil Rektor yang dijabat oleh Tenaga Kependidikan dengan kualifikasi doktor dengan kompetensi manajemen perguruan tinggi. Itu merupakan penghargaan saya kepada tenaga kependidikan yang kompeten dan berdedikasi tinggi.Saya ingin memberi kepastian karir (dan kesejahteraan) kepada semua yang bekerja untuk ITB. Dengan demikian SDM Dosen yang akan menjadi semakin kompetitif benar-benar sebagian besar di daya gunakan untuk kegiatan yang lebih relevan, bukan untuk kegiatan pendukung (manajerial), tanpa ada kekawatiran bahwa tenaga manajemen non-dosen belum mempunyai kapabilitas dan kapasitas yang memadai.Ketiga, segera mengembangkan dan menerapkan sistem remunerasi berbasis kinerja atau lebih luas lagi performance based budgeting. Menurut saya ini sangatmendesak sambil menunggu hasil revisi formal payung hukum keuangan PTN-BH. Jalan keluar dari middle research productivity trap di antaranya dengan menambah lebih banyak lagi jumlah dosen dengan riset produktif, baik melalui pemberian insentif yang memadai bagi dosen lama maupun

(10)

mengangkat dosen baru. Saya targetkan performance based budgeting ini telah digunakan pada awal tahun 2016.

Sumber daya insani (dosen) dengan potensial tinggi harus segera menemukan passion karena sentuhan manusiawi yang diberikan oleh manajemen.Untuk itu diperlukan

perubahan lainnya yaitu menyangkut posisi dan peran kelompok keahlian (KK).KK dengan Guru Besarnya harus dapat berfungsi maksimal sebagai engine of knowledge creation and generation. Ada tiga kelompok KK yang akan diperlakukan berbeda, yaitu KK yang sangat, sedang dan kurang produktif. KK dengan 3 atau lebih publikasi

terindeks/anggota/tahun dalam 3 tahun terakhir digolongkan sebagai KK sangat produktif.KK dengan publikasi 1 – 2 publikasi/anggota/tahun dalam 3 tahun terakhir di golongkan sebagai KK produktif. KK selain kedua jenis KK itu akan digolongkan sebagai KK kurang produktif. Dalam waktu dua tahun ke depan KK kurang produktif akan digabung dengan KK yang produktif atau sangat produktif dengan tujuan untuk pembelajaran dan apabila telah siap menjadi produktif dapat dihidupkan kembali. Jejaring dengan alumni dan para kepala daerah harus diintensifkan menuju sinergi sebagai salah satu pilar untuk menunjang kemandirian. Fokus dalam kerja sama mendunia harus dilakukan dengan memilah dan memilih mitra universitas kelas dunia (dari daftar MoU yang telah ada selama ini) yang telah terbukti menghasilkan peningkatan produktivitas ITB sehingga memperkuat ITB sebagai engine of knowledge creation and generationdan dengan demikian pada akhirnya dapat menjadi salah satu mesin bagi kesejahteraanbangsa.

Fasilitas ruangan kelas, sebagian sarana olah raga, kantin dan penataan lingkungan di dalam dan sekitar kampus perlu terus disempurnakan.Sebagian fasilitas olah raga yang hilang akibat tergusurnya GSG perlu dicarikan alternative penggantinya.Saya

merencanakan untuk memanfaatkan ruang yang masih tersedia di kampus

Jatinangor.Persoalan connectivity antara G-campus dan J-campus, sampai tersedianya mass rapid transit, perlu terus ditambah frekuensi dan kapasitasnya.Saya mentargetkan tersedianya peningkatan frekuensi dan kapasitas hingga tiga kali lipat di akhir tahun 2019.Dengan mudah dan nyamannya aliran manusia antar kedua kampus ini diharapkan budaya akademik kedua kampus juga relative identik.Ini menjadi penting manakala nantinya TPB sepenuhnya di tempatkan di kampus Jatinangor.

(11)

(12)

(13)