DAMPAK PENDIDIKAN, OBJEK KERJA DAN KEBIJAKAN KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA BADAN MANAJEMEN KEUANGAN, PENDAPATAN. Tesis ini disusun sebagai tugas akhir dan syarat untuk memperoleh gelar Magister PPS STIE Nobel Indonesia Program Studi Magister Manajemen dengan judul: “Dampak pendidikan, fasilitas kerja dan kebijakan kepemimpinan terhadap kinerja pegawai bidang Keuangan, Pendapatan Daerah dan Badan Pengelola Aset Daerah Kabupaten Kepulauan Selayar”. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pendidikan, lingkungan kerja dan kebijakan kepemimpinan terhadap kinerja pegawai pada Badan Pengelolaan Keuangan, Pendapatan dan Aset Daerah Kabupaten Kepulauan Selayar.
PENDAHULUAN
Rumusan Masalah
Apa dampak pendidikan terhadap kinerja pegawai pada Badan Pengelolaan Keuangan, Pendapatan dan Aset Daerah Kabupaten Kepulauan Selayar. Bagaimana pengaruh fasilitas kerja terhadap kinerja pegawai pada Badan Pengelolaan Keuangan, Pendapatan dan Aset Daerah Kabupaten Kepulauan Selayar. Bagaimana dampak kebijakan kepemimpinan terhadap kinerja pegawai pada Badan Pengelolaan Keuangan, Pendapatan dan Aset Daerah Kabupaten Kepulauan Selayar.
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan yang diperoleh selama perkuliahan khususnya yang berkaitan dengan penelitian ini. Dapat dijadikan bahan perbandingan atau acuan bagi penelitian-penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini, khususnya dalam bidang manajemen sumber daya manusia.
Penelitian Terdahulu
Penelitian yang dilakukan oleh Syahrianti, Hasmin dan Gunawan (2018) dengan judul “Pengaruh Fasilitas Kerja, Pengawasan Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Pada Kantor KPU Provinsi Sulawesi Selatan”. Fasilitas kerja, supervisi dan motivasi kerja secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai di kantor KPU Provinsi Sulawesi Selatan. Penelitian yang dilakukan oleh Celiani, Muh Akbar, Ahsan Yani (2018) dengan judul “Pengaruh Dimensi Kebijakan Kepemimpinan Terhadap Kinerja Organisasi Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah di Kabupaten Barito Timur.”
Kinerja Pegawai
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Kebijakan kepemimpinan dari aspek masalah kebijakan berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap kinerja organisasi Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Barito Timur, 2) Kebijakan kepemimpinan dari aspek alternatif kebijakan mempunyai pengaruh positif namun tidak signifikan terhadap kinerja organisasi Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Barito Timur. pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja organisasi Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Barito. Kebutuhan pelatihan dan pengembangan; Melalui penilaian kinerja akan terdeteksi pegawai yang berkemampuan rendah, dan. Penilaian kinerja dapat membantu pimpinan mengambil keputusan dalam menentukan perbaikan dalam pemberian kompensasi, gaji, bonus, dan sebagainya;
Pendidikan
Sumber daya manusia yang memiliki latar belakang tertentu akan terlihat pada saat proses seleksi pada bidang yang dikuasainya, sehingga dapat meyakinkan para pengelola SDM untuk menempatkan orang-orang tersebut pada tempat yang tepat. Pendidikan ini dilaksanakan untuk menciptakan sumber daya manusia yang memiliki kemampuan akademik maupun non-akademik yang dapat diterapkan dalam urusan pekerjaan. Kesesuaian departemen Artinya sebelum merekrut dan menyeleksi karyawan, perusahaan terlebih dahulu melakukan analisis kesesuaian departemen sumber daya manusia dengan kebutuhan perusahaan mengenai spesifikasi untuk menduduki posisi yang dibutuhkan agar sesuai.
Fasilitas Kerja
Sedangkan sarana kerja merupakan sarana prasarana yang membantu pegawai menyelesaikan pekerjaannya dengan lebih mudah dan pegawai akan bekerja lebih produktif. Dengan adanya fasilitas kerja maka pegawai akan merasa nyaman dalam bekerja dan menciptakan semangat kerja untuk mencapai hasil yang diharapkan organisasi. Menyediakan fasilitas kerja yang memadai juga berarti menciptakan rasa nyaman bekerja di kalangan karyawan serta memberikan rasa hormat dan penghargaan kepada karyawan.
Tidak hanya dinilai dari segi uang saja, namun lebih jauh lagi karyawan merasa dihargai dan merasa pekerjaannya sangat dibutuhkan. Dari teori diatas dapat diketahui bahwa fasilitas kerja adalah sarana atau wahana atau alat untuk memperlancar kegiatan perusahaan dan juga untuk meningkatkan kesejahteraan pegawai agar pegawai dapat melaksanakan pekerjaannya dengan baik. Oleh karena itu fasilitas kerja merupakan suatu hal yang wajib disediakan. Perusahaan, baik fasilitas yang memberikan fasilitas langsung maupun fasilitas pendukung demi kenyamanan dan kemudahan bagi karyawan dalam melaksanakan pekerjaan.
Sadar akan pentingnya ruang kerja bagi karyawannya, maka perusahaan wajib menyediakan dan menyediakan ruang kerja, karena keberhasilan suatu perusahaan tidak pernah lepas dari penyediaan ruang kerja. Dengan adanya ruang kerja maka karyawan akan merasa nyaman dalam bekerja dan menimbulkan semangat dalam mencapai hasil yang diharapkan. Variabel kapasitas kerja terlihat dengan adanya fasilitas pendukung seperti :. tempat ibadah, toilet/toilet dan lain-lain.
Nitisemito, Jenis fasilitas yang menyenangkan dapat diartikan secara luas antara lain tempat rekreasi, kantin, tempat olah raga, pusat kesehatan, tempat ibadah, toilet bersih, pendidikan anak dan lain sebagainya.
Kebijakan Pimpinan
Kontz (2011) menyatakan bahwa munculnya kebijakan kepemimpinan dalam suatu organisasi dapat timbul dari: . 1) Manajer puncak menetapkannya sebagai pedoman bagi bawahan dalam melaksanakan tugasnya. Kebijakan kepemimpinan adalah seperangkat tindakan kepemimpinan yang dirancang untuk mencapai hasil tertentu yang diharapkan oleh pegawai sebagai komponen pemimpin, yang menjadi garis besar dan dasar rencana pelaksanaan urusan dan tugas organisasi yang disusun sesuai situasi dan kondisi. Dalam menjalankan kepemimpinannya, seorang pemimpin mengeluarkan kebijakan, antara lain melalui visi dan misi yang ditetapkan oleh pemimpin tersebut.
Pelaksanaan kebijakan yang dikeluarkan oleh seorang pemimpin harus ditangani, dipantau dan dievaluasi dari waktu ke waktu agar tugas dapat dilaksanakan dengan baik, terarah dan tepat waktu serta tujuan yang telah ditentukan dapat tercapai. Dengan kata lain, pemimpin menjalankan fungsi manajemen secara efektif dan efisien untuk menjamin keberhasilan implementasi kebijakan yang telah ditetapkannya. Kebijakan yang dikeluarkan oleh seorang pemimpin dalam pelaksanaannya harus terukur pencapaian hasilnya, baik secara kualitatif maupun kuantitatif, yaitu: berdasarkan tujuan/sasaran yang ingin dicapai;
Dalam beberapa penelitian, terdapat beberapa bentuk kebijakan seorang manajer dalam memotivasi karyawannya, ada yang berupa reward dan ada pula yang berupa punishment. Skema tersebut jelas dimaksudkan hanya untuk membangkitkan semangat para pegawai dalam melaksanakan tugas yang diberikan kepadanya demi mencapai tujuan organisasi yang telah disepakati.
Penghargaan (Reward)
Hukuman (Punishment)
- Kerangka Konseptual
- Hipotesis
- Definisi Operasional Variabel
- Jenis Penelitian
- Tempat dan Waktu Penelitian
- Populasi dan Sampel
- Teknik Pengumpulan Data
- Instrumen Penelitian
- Uji validitas dan reabilitas
- Uji asumsi dasar
- Teknik Analisis Data
- Gambaran Umum Badan Pengelolaan Keuangan, Pendapatan dan Aset Daerah Kabupaten Kepulauan Selayar
Populasi penelitian ini adalah seluruh pegawai yang bekerja pada Kantor Badan Pengelolaan Keuangan, Pendapatan dan Aset Daerah Kabupaten Kepulauan Selayar yang berjumlah 77 orang. Oleh karena itu, kesimpulan bergantung pada kualitas data yang dianalisis dan instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian. Uji autokorelasi menentukan ada tidaknya penyimpangan asumsi klasik autokorelasi, yaitu korelasi yang timbul antara residual suatu observasi dengan observasi lainnya dalam model regresi.
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui ada tidaknya penyimpangan dari asumsi klasik heteroskedastisitas yaitu tidak meratanya variance dari residual seluruh observasi pada model regresi. Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui apakah terdapat penyimpangan terhadap asumsi klasik multikolinearitas yaitu adanya hubungan linier antar variabel independen dalam model regresi. Uji normalitas pada model regresi digunakan untuk menguji apakah nilai residu dari regresi berdistribusi normal atau tidak.
Analisis linier berganda digunakan untuk mengukur pengaruh lebih dari satu variabel bebas terhadap variabel terikat. Dalam penelitian ini digunakan teknik analisis linier berganda untuk mengukur pengaruh lebih dari satu variabel bebas terhadap variabel terikat. Dalam penelitian ini digunakan teknik analisis linier berganda untuk mengukur pengaruh kepemimpinan, disiplin kerja dan motivasi terhadap variabel terikat (Y) yang ditunjukkan dengan kinerja pegawai.
Pengujian hipotesis ini digunakan untuk menguji variabel independen yang mempunyai pengaruh paling dominan terhadap variabel dependen.
Profil Objek Penelitian
Tugas Pokok dan Fungsi
Struktur Organisasi
- Responden Menurut Jenis Kelamin
- Responden Menurut Umur
- Responden Menurut Masa Kerja
- Analisis Tanggapan Responden Atas Kuisioner Penelitian 1. Pendidikan
- Uji Validitas dan Reliabilitas 1. Uji Validitas
- Uji Reliabilitas
- Uji Asumsi Klasik
- Uji Normalitas
- Pengujian Multikolonieritas
- Pengujian Heteroskedastisitas
- Analisis Regresi Linier Berganda
- Uji t ( Pengujian hipotesis secara parsial)
- Uji F (Pengujian Hipotesisi Secara Simultan)
- Variabel Paling Dominan
- Koefisien Determinasi
- Kesimpulan
- Saran
Berdasarkan tabel 5.1 terlihat bahwa jumlah responden terbanyak adalah laki-laki yaitu sebanyak 41 responden atau 53,2%. Pada tabel 5.6 poin ketiga pertanyaan variabel pendidikan yang menegaskan kepada responden pertanyaan apakah pekerjaan yang dilakukan pegawai sesuai dengan pendidikan terakhirnya dijawab oleh 34 responden atau 44,2% yang setuju dan 29 responden atau 37,7%. yang menyatakan setuju sepenuhnya, namun masih terdapat 14 responden atau 18,2% yang menyatakan tidak setuju. Pertanyaan tersebut dijawab oleh responden seperti terlihat pada tabel 5.7 di bawah ini yang berjumlah 42 responden atau sekitar.
Poin pertama adalah pertanyaan mengenai variabel fasilitas kerja, yang mana responden membenarkan dengan pertanyaan apakah tersedia fasilitas kerja berupa seperangkat komputer (komputer/laptop, CPU dan printer) yang tersedia. ada 34 buah. responden atau 44,2% yang setuju dengan pertanyaan tersebut dan sebanyak 23 responden atau 29,9%. Butir pertanyaan kedua pada variabel fasilitas kerja adalah melakukan konfirmasi kepada responden melalui pertanyaan apakah tersedia fasilitas peralatan kerja berupa mesin fotocopy. Jawaban responden menunjukkan 45 responden atau 58,4% menyatakan setuju dan 20 responden. atau 26,0% menyatakan sangat setuju, namun terdapat 12 responden atau 15,6%. Item keempat adalah pertanyaan mengenai variabel fasilitas kerja dengan melakukan konfirmasi kepada responden melalui pertanyaan apakah tersedia akses internet untuk membantu karyawan dalam mencari informasi. Pertanyaan ini dijawab berbeda oleh responden. Hal ini terlihat dari jawaban yang diberikan. yaitu 36 responden atau 51,9% setuju dengan pertanyaan tersebut dan terdapat 40 responden atau 46,8% yang sangat setuju namun 1 responden atau 1,3% menyatakan tidak setuju.
Pertanyaan kedua menekankan pada variabel politik kepemimpinan dengan memberikan konfirmasi kepada responden melalui pertanyaan apakah pemimpin dapat mengambil keputusan dengan baik dan tepat, untuk pertanyaan tersebut terdapat 43 responden atau 55,8% yang setuju dengan pertanyaan tersebut dan terdapat 25 responden atau 32,5% yang menyatakan demikian. mereka sangat setuju, namun ada 9 responden atau 11,7% yang menyatakan tidak setuju. Pertanyaan ketiga pada variabel kebijakan kepemimpinan adalah melakukan konfirmasi kepada responden dengan pertanyaan apakah pemimpin cenderung menuntut kinerja yang sempurna.Respon responden terhadap pertanyaan tersebut sebanyak 51 responden atau 66,2% responden setuju dengan pertanyaan yang diajukan, 19 dari disurvei. atau 24,7% sangat setuju dengan pertanyaan yang diajukan, namun responden yang menjawab pertanyaan berjumlah 7 orang atau 9,1%. Pertanyaan yang pertama mengenai variabel kinerja pegawai dibuktikan dengan responden menanyakan apakah pegawai selalu hadir tepat waktu dalam bekerja, Jawaban responden terhadap pertanyaan tersebut adalah yang setuju sebanyak 36 responden atau 46,8% dan yang setuju sebanyak 30 orang. responden. atau 39,0% menyatakan sangat setuju dan hanya 11 responden atau 14,3% responden yang tidak setuju dengan pertanyaan tersebut.
Item pertanyaan kedua pada variabel kinerja pegawai adalah melakukan konfirmasi kepada responden melalui pertanyaan apakah pegawai selalu merasa puas terhadap hasil pekerjaannya. Responden menjawab setuju sebanyak 46 responden atau 59,7% dan menjawab setuju, sangat setuju sebanyak 24 responden atau 31,2%, dan menjawab setuju hanya 7 responden atau 9,1%. Item ketiga pada variabel kinerja karyawan menanyakan apakah karyawan selalu berusaha menyelesaikan tugas yang diberikan tepat waktu. Tingkat tanggapan responden sebanyak 39 responden atau 50,6%. Butir pertanyaan keempat pada variabel kinerja pegawai dikonfirmasi oleh responden dengan menanyakan apakah pegawai selalu berhati-hati dalam menyelesaikan dan melaksanakan tugas yang diberikan. Responden menjawab pertanyaan ini dengan benar. Terdapat 46 responden atau 59,7% yang menyatakan setuju dengan pertanyaan dan terdapat 24 responden (31,2%) yang sangat setuju dan hanya 7 responden (9,1%) yang menyatakan tidak setuju dengan pertanyaan yang diajukan.
Kurang Setuju 4. Setuju
Sangat Setuju Pendidikan (X 1 )
TANDA BUKTI BEBAS PLAGIASI
Dr.H.Muhammad Hidayat,SE,.MM Ketua