• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROGRAM STUDI SEJARAH PERADABAN ISLAM FAKULTAS USHULUDDIN, ADAB DAN DAKWAH UNIVESITAS ISLAM NEGERI FATMAWATI SUKARNO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PROGRAM STUDI SEJARAH PERADABAN ISLAM FAKULTAS USHULUDDIN, ADAB DAN DAKWAH UNIVESITAS ISLAM NEGERI FATMAWATI SUKARNO "

Copied!
121
0
0

Teks penuh

Penelitian ini mendeskripsikan tradisi hukum adat Jambar yang menjadi tradisi masyarakat di Desa Jawi Kecamatan Kinal Kabupaten Kaur. Salah satunya adalah tradisi hukum adat Jambar yang masih digunakan di Kecamatan Kinal dan tertuang dalam Undang-Undang Simbur Cahaya Kabupaten Kaur Tahun 2019.

Rumusan masalah

Mengangkat judul tersebut, peneliti akan menjelaskan secara detail tentang sejarah dan keberadaan tradisi adat hukum Jambar di desa Jawi, kecamatan Kinal, Kabupaten Kaur. Penelitian ini dinilai sangat penting karena dapat memperkaya pengetahuan dan pemahaman tentang tradisi dan adat istiadat masyarakat di Desa Jawi, Kecamatan Kinal, Kabupaten Kaur, Provinsi Bengkulu.

Batasan masalah

Tujuan penelitian

Kegunaan penelitian

Secara teoritis

Secara praktis

Tinjauan pustaka

Yang ketiga adalah penelitian Linda Wahyuni ​​yang berjudul Sanksi Mbasuh Dusun Bagi Pelaku Zina dalam Kitab Simbur Cahaya Persefiktif Hukum Islam (kajian terhadap penduduk Kota Bengkulu). Ungkapan kearifan budaya mengenai aturan adat bagi anak perempuan lajang dan perkawinan dalam Undang-Undang Simbur Cahaya Kesultanan Palembang Tahun 1824.

Landasan teori

Seperti halnya tradisi adat Jambar di Kecamatan Kinal Kabupaten Kaur yang tidak masuk dalam Undang-Undang Simbur Cahaya Tahun 1911. Sampai saat ini tradisi adat Jambar di Desa Jawi Kecamatan Kinal belum mempunyai data yang menunjukkan secara pasti kapan dan oleh siapa diperkenalkan. kepada komunitas.

Metode penelitian

Sumber Primer

Hukum Simbur Cahaya digunakan karena memuat kumpulan hukum adat. Sebagai bukti dokumenter, Kode Simbur Cahaya menggunakan Perpanjangan Tahun 1911 dan Undang-Undang Simbur Cahaya Kabupaten Kaur Tahun 2019.

Sumber Sekunder

Dalam hal ini peneliti mendokumentasikan hasil observasi dalam bentuk catatan sejarah disertai foto, dokumen Simbur Cahaya Law, dan hasil wawancara. Dibuatnya Kitab Hukum Simbur Cahaya, ditemukannya orang/tokoh yang menciptakan Kitab Hukum Simbur Cahaya, serta keaslian Kitab Hukum Simbur Cahaya. Analisis artinya menjelaskan, sedangkan sintesis artinya menentukan. Dalam penelitian ini peneliti akan menganalisis sumber-sumber yang bermula dari Kitab Undang-undang Simbur Cahaya Tahun 1911.

Simbur Cahaya Undang-Undang Kabupaten Kaur Tahun 2019 beserta sumber lain yang diperoleh peneliti melalui observasi, wawancara, dokumentasi.

Letak geografis

Kabupaten Kaur terletak di wilayah paling selatan Provinsi Bengkulu, berbatasan langsung dengan Provinsi Lampung dan Provinsi Sumatera Selatan. Kabupaten Kaur dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2003 tentang Pembentukan Daerah Kaur, Seluma dan Muko-Muko. Ibu kota Kecamatan Kinal terletak di Desa Gedung Wani, sedangkan kantor pemerintahan atau kantor kelurahan terletak di Desa Tanjung Baru.

Kecamatan Kinal mempunyai 14 desa definitif yang dipimpin oleh kepala desa dan dibantu oleh Badan Perwakilan Desa (BPD) yang dipilih langsung oleh masyarakat.

Sejarah Desa Jawi

Menurut informasi, tokoh adat warga Desa Besemah Jawi berasal dari Pasemah Pagar Alam, mereka berpindah-pindah mencari lahan pertanian baru untuk memenuhi kebutuhan hidup. Berdasarkan data monografi Desa Jawi tahun 2020-2021 yang diperoleh peneliti, jumlah penduduk Desa Jawi sebanyak ±522 jiwa, terdiri dari penduduk laki-laki sebanyak 275 jiwa dan penduduk perempuan sebanyak 247 jiwa. Dari tabel sebelumnya, warga Desa Jawi yang berusia 18 tahun ke atas sudah bisa dikenakan denda adat menurut hukum adat desa.

Sebab kelompok umur ini sudah baligh dan memahami baik buruknya adat istiadat Desa Jawi Kecamatan Kinal.

Mata Pencarian Masyarakat Desa Jawi

Kondisi Keagaman Masyarakat Desa Jawi

Oleh karena itu, kita dapat menemukan beberapa hukum syariat dalam Islam yang dianut oleh hadis-hadis jahiliyah seperti hukum qasama, dijat 'akilah, syarat kafa'ah (keharmonisan sosial) dalam perkawinan, akad kiradh (bagi hasil) dan hadis-hadis baik lainnya. ketidaktahuan. Menurut tokoh agama Desa Jawi, dilihat dari sudut pandang Islam, tradisi adat Jambar masyarakat Desa Jawi Kecamatan Kinal tidak dipandang bertentangan dengan syariat Islam. Sejalan dengan hal tersebut, tradisi adat Jambar pun mempunyai tujuan yang baik, dimana masyarakat desa Jawi tetap mengedepankan kelestarian tali persaudaraan.

Hal ini terbukti dalam tradisi adat Jambar dimana masyarakat makan bersama untuk membayar kesalahannya dengan denda.

Pendidikan Desa Jawi

Dilihat dari tabel sebelumnya, masyarakat Desa Jawi sudah mendapatkan pelatihan yang dapat diartikan pengetahuan yang sangat baik. Sehingga masyarakat Desa Jawi dapat memahami tradisi dan adat istiadat yang ada seperti tradisi hukum adat Jambar yang mempunyai nilai baik dalam mengatur sosial masyarakat.

Fasilitas Desa Jawi

Oleh karena itu fasilitas kegiatan adat Jambar di Desa Jawi Kecamatan Kinal dilakukan di rumah ketuwe jurai. Hal inilah yang menjadi tanggung jawab Ketuwa Jurai Prosesi Adat Jambar dalam memfasilitasi kegiatan tersebut.

Hubungan Sosial Masyarakat Desa Jawi

Keadaan Budaya Masyarakat Desa Jawi

Belum lama undang-undang ini disahkan, banyak terjadi konflik di kalangan masyarakat bahwa undang-undang Simbur Cahaya tidak sesuai dengan adat istiadat mereka. Kumpulan Hukum Adat Kelembagaan Sembilan Onderafdeeling di Gewest Benkoelen” (Palembang: Sriwijaya Media Utama, 1993), hal 226. Kumpulan Hukum Adat Kelembagaan Sembilan Onderafdeeling di Gewest Bengkulu disahkan oleh Kiagoes Hoesin Commies Residentiekantoor Bengkulu pada tahun 1938 . .

60 Onderafdeeling adalah istilah Belanda untuk membagi suatu wilayah menjadi beberapa bagian dalam Kitab Undang-undang Simbur Cahaya tahun 1911.

Undang-Undang Simbur Cahaya Kabupaten Kaur

Jadi pada saat itu digunakan kitab hukum Simbur Cahaya dari daerah Kaur sesuai dengan adat istiadat masing-masing lembaga. Simbur Cahaya Law masih digunakan oleh masyarakat Desa Jawi, Kecamatan Kinal. Selanjutnya pada tahun 2019, Pemerintah Kabupaten Kaur resmi mengesahkan Undang-undang Kabupaten Kaur dan Undang-Undang Adat Simbur Cahaya yang sesuai dengan Surat Keputusan Lembaga Adat Kaur Nomor 01/Laku.MB/XII/2019. Dimana hasil keputusan tersebut masih bersumber dari Kitab Undang-Undang Simbur Cahaya Bengkulu Tahun 1911, dimana Undang-Undang Simbur Cahaya masih digunakan di sebagian masyarakat Kaur khususnya di Desa Jawi Kecamatan Kinal.

62 Surat Keputusan Lembaga Adat Kaur Nomor 01/Laku.MB/XII/2019 tentang Hukum Simbur Cahaya Adat dan Adat Istiadat Kabupaten Kaur. Pembagian wilayah Kabupaten Kaur berdasarkan suku-suku yang ada yaitu Suku Besemah, Suku Kaur, dan Suku Semende.

Adat Jambar Dalam Simbur Cahaya

Hukum adat Kabupaten Kaur mengutamakan adat Jambar sebagai sanksi bagi masyarakat yang melanggar adat. Namun pada tahun 2019 Kabupaten Kaur mengeluarkan undang-undang lambang lampu adat dan adat istiadatnya sendiri. Pemkab Kaur menuntut denda adat Jambar dalam pasal tersebut. Jadi pembaharuan hukum adat lambang cahaya Kabupaten Kaur mewajibkan pembayaran denda adat Jambar.

Dalam Undang-undang Simbur Cahaya yang merupakan seperangkat adat Bengkulu tidak memuat tradisi adat jambar secara terperinci.

Prosesi dalam Tradisi Jambar 1. Terjadi pelanggaraan adat

Musyawarah

Pada masyarakat Desa Jawi, Kecamatan Kinal, menggunakan keputusan hukum adat Jambar merupakan cara terbaik untuk menyelesaikan permasalahan. Jurai Tuwe, Ngarai Apit Jurai Jenang mempunyai mereka sebagai pemimpin dalam musyawarah dan pelaksanaan adat desa. 80 Pertimbangan ini akan menghasilkan kesepakatan tentang rendahnya jambar, serabi dan menentukan hari perjamuan jambar. Oleh karena itu dalam pelaksanaan adat Jambar selalu dititikberatkan pada penyelesaian permasalahan desa. Musyawarah yang dipimpin oleh ketuwe jurai/praktek adat merupakan hal yang baik untuk menjaga kekeluargaan antar masyarakat Desa Jawi.

Hal ini merupakan kebiasaan yang menjadi kearifan lokal yang sangat positif untuk menyelesaikan permasalahan adat hingga proses perjamuan adat Jambar terhadap masyarakat yang melanggar adat.

Masak Jambar

Hal ini merupakan adat yang menjadi kearifan lokal yang sangat positif dalam penyelesaian permasalahan adat hingga proses perjamuan adat Jambar yang dilakukan oleh masyarakat yang melanggar adat. jambar mentah ke rumah Ketuwe Jurai, orang yang memasak jambar di rumah Ketuwe Jurai/pemimpin adat disebut bahan ngantat matah oleh masyarakatnya. Bahan Ngantat matah adalah semua bahan baku memasak jambar seperti ayam, ketan, bumbu kari yang dimasak oleh ibu Ketuwe Jurai. Bahan-bahan umum untuk memasak jambar adalah sebagai berikut: 82.. a) Seekor ayam kampung muda b) Santan.

Dalam penyajiannya, ayam jambar disajikan dengan ketan, kue serabi dan makanan lainnya yang diperlukan sebagai pelengkap jamuan jambar bersama.

Jamuan Jambar

Jika dilihat dari Jambar tentu tidak semewah makan tumpeng pada masyarakat Jawa atau daerah lain di Provinsi Bengkulu. Dengan demikian, pada perjamuan Jambar menjadi tanda saling memaafkan antara dua orang yang telah melanggar adat seperti memotong mulut, mematahkan tangan, mencuri, berkelahi dan maksiat.85. Dengan cara ini Ketuwe Jurai membimbing masyarakat yang melanggar adat berjabat tangan di jam bar, serabi untuk saling memaafkan dan berjanji tidak akan mengulangi kesalahan yang biasa mereka lakukan.

Ketua jurai membaca Al-Quran sera Al-Fatiha bersalaman dan diakhiri dengan ucapan setuju tidak mengulangi pelanggaran adat oleh dua orang itu.

Keberadaan Tradisi Hukum Adat Jambar Desa Jawi

Tokoh adat/Jurai Tuwe

Jurai tuwe/tokoh adat adalah keturunan putra pertama dari awal garis pertama sampai garis terakhir yang bertempat tinggal di desa/dusun dan merupakan sesepuh masyarakat. Hal ini juga terlihat pada prosesi adat Jambar yang dipimpin oleh tokoh adat setempat. Untuk itu keberadaan tokoh adat memegang peranan yang sangat penting dalam tradisi adat Jambar hingga saat ini.

Pada masa penjajahan Belanda hingga masa reformasi, Kepala Jurai/tokoh adat dan Apit Jurai serta para tetua desa sangat penting sebagai panutan utama dalam menjaga dan melestarikan tradisi hukum adat Jambar.

Masyarakat

Belum lagi mencabut nyawa seseorang, dalam adat Jambar terdapat nilai-nilai baik untuk tetap saling memaafkan, menjaga silaturahmi, adat istiadat, kesalahan yang dilakukan dengan orang lain. Begitu pula masyarakat Desa Jawi Kecamatan Kinal tidak bisa melepaskan adat istiadat Jambar, hal ini sudah melekat dan menjadi suatu keharusan untuk dijadikan sebagai aset budaya lokal. Masyarakat terbukti turut serta menjaga adat Jambar, salah satunya ada anggota masyarakat yang melakukan pelanggaran adat desa di Mulut Cemapale yang mengakibatkan orang tersebut harus membuatkan jambar atas perbuatannya.

Namun itu semua adalah peran Ketuwe Jurai yang ikut serta dalam pengaturan adat Jambar di masyarakat.97.

Lembaga Adat Kaur

Keberadaan lembaga adat pada hakikatnya tidak dapat dipisahkan dari kebudayaan suatu masyarakat dan fungsi lembaga adat tersebut adalah melestarikan, menegakkan dan melestarikan adat istiadat yang telah berlaku di masyarakat secara turun temurun. Peran lembaga adat Kaur khususnya Kecamatan Kinal Desa Jawi dalam bidang cagar budaya adalah mensosialisasikan norma dan adat istiadat yang berlaku di masyarakat. Oleh karena itu, keberadaan lembaga adat dalam pandangan masyarakat pada prinsipnya adalah untuk melestarikan dan melestarikan kebudayaan, agar khasanah budaya yang ada pada masing-masing masyarakat tetap terjaga dan terpelihara.

Sebab, lembaga adat sebagai organisasi kemasyarakatan bertugas mengatur pelaksanaan adat istiadat yang diwarisi generasi sebelumnya dan akan memberikan sanksi bagi warga yang melanggarnya.99 Lembaga adat sebagai tempat cagar budaya mengajarkan pentingnya melestarikan adat istiadat oleh generasi muda saja. jangan lupa.

Transformasi nilai dalam tradisi jambar

Nilai maaf-memaafkan

Saling memaafkan dalam acara adat suci Jambar merupakan tradisi yang baik, memaafkan diperintahkan dalam Islam. Dan dalam tradisi adat Jambar juga merupakan momen paling berharga untuk saling memaafkan dan membuka hati satu sama lain. Keutamaan dalam tradisi adat Jambar adalah saling memaafkan atau saling memaafkan atas kesalahan umum yang dilakukan terhadap orang lain karena memaafkan adalah wajib dalam Islam.

Dalam adat istiadat Jambari, masyarakat harus membuang rasa dendam dan menjadi pemaaf bagi semua masyarakat yang melanggar adat desa.

Nilai menjaga silahturahmi

Budaya saling memaafkan tercermin dalam acara sakral adat Jambar atau disebut juga maye' meel di Desa Jawi, Kecamatan Kinal. Keberadaan tradisi hukum adat menjadi suatu kebanggaan tersendiri bagi masyarakat Kinal karena tradisi ini merupakan warisan nenek moyang mereka. Adat ini merupakan wujud adat istiadat masyarakat setempat untuk menjaga silaturahmi atas pelanggaran adat, berharap ampunan dari Allah SWT, karena masyarakat tidak pernah berhenti berharap dan bermimpi.

Dengan cara itu, untuk memastikan orang ramai menjaga keluarga mereka, menjaga antara satu sama lain, menyayangi dan membantu antara satu sama lain. 107.

Nilai sedekah

Adat Jambar tidak terlepas dari sejarah kitab undang-undang Simbur Cahaya Bengkulu yang berasal dari Palembang tahun 1854. Sehingga warga Desa Jawi Kecamatan Kinal menyesuaikan diri dengan adat istiadat masyarakatnya sendiri yaitu Jambar. Dengan demikian, tradisi tradisional Jambar telah menjadi bagian dari budaya yang hidup pada masyarakat Desa Jawi, Kecamatan Kinal.

Tradisi adat jambar masyarakat Kampung Jawi ini bertujuan sebagai peristiwa yang dikesali bagi memaafkan kesalahan yang dilakukan, agar kekal sebagai silahturami yang memanfaatkan dengan penuh keikhlasan nilai sedekah dalam jamuan jambar.

Saran

Oleh karena itu Desa Ketuwe Jurai Jawi menerapkan adat Jambar sebagai hukuman adat, seperti pelanggaran penggunaan cempale mulut, cempale tangan, pencurian, mengganggu ketertiban umum dan lain sebagainya. Proses adat adat Jambar dilaksanakan berdasarkan kesepakatan bersama hasil musyawarah, memasak jambar, jamuan makan jambar. Harapan terakhir, tidak hanya jagoan Ketuwe, tokoh masyarakat atau tokoh adat saja yang memahami adat istiadat, namun seluruh masyarakat Desa Jawi Kecamatan Kinal Jambar akan memahami tradisi adat agar tetap eksis di masyarakat. tengah-tengah masyarakat.

Keterangan: Beliau adalah seorang ahli dari Desa Jawi dan merupakan anak dari mantan Kepala Desa Jawi/Gedung Wani pada tahun 1980an.

Gambar

Tabel 2.3  Fasilitas Desa Jawi

Referensi

Dokumen terkait

Endry Martius, MSc IV/a 4 Prof.Dr.Ir... Hasmiandy Hamid, SP, MSi III/d 8