PENDAHULUAN
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Kegunaan Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
Tinjauan Teoritis
Dalam etika bisnis Islam, setiap pelaku usaha tentunya harus mematuhi prinsip-prinsip bisnis Islam. Etika bisnis kemudian dapat diartikan sebagai seperangkat nilai tentang baik, buruk, benar dan salah dalam bisnis berdasarkan prinsip moral. Etika bisnis Islam juga dapat diartikan baik, buruk dan salah berdasarkan prinsip moralitas.
Dalam arti lain, etika bisnis berarti seperangkat prinsip dan norma yang harus menjadi komitmen para pelaku usaha dalam berinteraksi, berperilaku, dan berhubungan guna mencapai tujuan bisnisnya dengan aman. Etika bisnis sebagai seperangkat nilai tentang baik, buruk, benar dan salah dalam bisnis berdasarkan prinsip moralitas. Dalam arti lain, etika bisnis berarti seperangkat prinsip dan norma yang dengannya para pelaku bisnis harus mempunyai kewajiban untuk bertindak, berperilaku, dan berhubungan untuk mencapai tujuan bisnisnya dengan aman.
Etika bisnis dinilai memiliki seperangkat alat yang mampu mengubah hal negatif menjadi positif dalam dunia bisnis. 23 Muhammad Saifullah, Etika Bisnis Islam dalam Praktek Bisnis Rasulullah SAW, (Jurnal Walisongo, Volume 119, Nomor 1, 2011), h.. 2) Amanah dalam berbisnis, Rasulullah menggunakan sikap amanah dalam setiap kegiatan berbisnis. Dalam hal ini etika bisnis yang dilakukan Rasulullah SAW adalah dalam jual beli atau kegiatan berbisnis. Rasulullah SAW selalu memperlakukan timbangan dengan adil.
Tinjauan Konseptual
Sedangkan tadlis adalah penipuan yang dilakukan penjual atau pembeli dengan menyembunyikan cacat barang pada saat transaksi berlangsung. Rahasia kesuksesan usaha Rasulullah SAW dalam praktek bisnisnya dilakukan dengan menerapkan harga yang tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah. Etika Nabi Muhammad SAW dalam penyampaian informasi mengenai barang dagangan dilakukan secara detail dan rinci sehingga tidak ada yang disembunyikan terkait dengan kondisi barang yang diperdagangkan.
Dalam hal ini berkaitan dengan prinsip maslahah yaitu penjual dan pembeli harus mendapatkan keuntungan yang sama sehingga tidak ada pihak yang dirugikan. 28 Dari ketujuh etika berbisnis yang dicontohkan Rasulullah SAW hendaknya menjadi bahan acuan bagi para pelaku usaha dan pemilik perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Etika adalah ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk serta tentang hak dan kewajiban moral (akhlak). 32Menurut Kamus Besar (KBBI), Usaha adalah suatu usaha niaga dalam dunia perdagangan; bidang usaha; usaha perdagangan; Bekerja; bekerja di sektor pariwisata.
Etika bisnis Islam merupakan rangkaian kegiatan bisnis dalam berbagai bentuk yang tidak dapat dibatasi pada lingkup kepemilikan harta benda (barang/jasa). 34 Berdasarkan pengertian tersebut, yang dimaksud dengan etika bisnis Islam adalah segala kegiatan bisnis yang dilakukan sesuai dengan hukum Islam. Berdasarkan pengertian di atas, maka judul penelitian ini adalah Penelitian Persaingan Pelaku Usaha Jahit Tirai di Wilayah Barru (Analisis Etika Bisnis Islam).
Kerangka Pikir
METODE PENELITIAN
- Fokus Penelitian
- Jenis dan Sumber Data
- Teknik Pengumpulan Data
- Teknik Analisa Data
Berdasarkan judul yang diangkat peneliti, maka fokus penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana usaha jahit gorden di Kabupaten Barruagar mampu bersaing dengan pengusaha gorden. Dalam penelitian ini penulis melakukan observasi langsung ke lapangan terhadap objek yang akan diteliti, dalam hal ini berkaitan dengan perdagangan pelaku usaha jahit gorden di Kabupaten Barru. Penulis mencermati beberapa tahapan yang kemudian dilakukan oleh para pelaku usaha jahit gorden di kecamatan ini, bahwa mereka belum sepenuhnya memanfaatkan pendekatan-pendekatan tertentu sebagai aspek pemasaran yang sesuai dengan model pemasaran secara keseluruhan.
Hal ini mengacu pada model etika dimana yang menjadi pembahasan sehari-hari adalah mengenai nilai, norma atau moral yang harus dianut oleh setiap badan usaha jahit gorden di Kecamatan Barru Kabupaten Barru. Dengan demikian, upaya pemasaran yang dilakukan pelaku usaha jahit gorden dan perdagangan gorden di Kecamatan Barru Kabupaten Barru mencerminkan moral dan etika berusaha yang ada. Berikut hasil wawancara yang dilakukan kepada beberapa informan mengenai daya saing yang muncul baik pada usaha jahit gorden maupun toko gorden instan di Kecamatan Tanete Rilau.
Bentuk pemasaran usaha jahit gorden di Barru mengandalkan pemasaran online dengan memproduksi gorden sesuai pesanan pelanggan. Sedangkan toko perlengkapan gorden instan dapat dipilih sesuai dengan model pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan jahit gorden. Setelah melakukan penelitian terkait persaingan pelaku usaha jahit gorden di Kabupaten Barru sebagai masukan, maka peneliti menyarankan agar setiap usaha jahit gorden tetap mengadopsi model bisnis yang sesuai dengan prinsip Islam.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Daya saing kualitas usaha jahit gorden di Kecamatan Barru
Dalam temuan penelitian kedua ini, penulis mengkaji secara detail terkait daya saing kualitas usaha jahit gorden di Kecamatan Tanete Rilau Kabupaten Barru, beberapa toko. Pada dasarnya daya saing secara umum diartikan sebagai kemampuan suatu industri untuk menunjukkan keunggulan dalam kondisi tertentu, dengan menunjukkan kondisi dan situasi yang paling menguntungkan, hasil kerja yang lebih baik dibandingkan dengan industri lainnya. Jadi faktor yang perlu diperhatikan dalam bersaing adalah keunggulan, pada beberapa hasil data yang ditemukan di lapangan, dimana beberapa pencapaian daya saing memberikan dampak yang besar terhadap konsumen secara umum.
Pola persaingan yang juga menjadi landasan persaingan di pasar adalah segala aspek yang perlu diperhatikan, juga beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk menjaga persaingan antar pelaku usaha. Berdasarkan penjelasan informan di atas tentunya sudah menjadi rahasia umum mengenai kualitas sebagai bagian dari pola persaingan yang terjadi antar pedagang gorden di Kecamatan Tanete. Daya saing terkait pemasaran juga menjadi salah satu faktor yang dapat mempengaruhi perilaku konsumen dalam memutuskan membeli gorden di toko gorden atau pun penjahit.
Berdasarkan penjelasan terkait daya saing kualitas penjahit gorden di desa, salah satu informan juga berpendapat bahwa: dari segi kualitas dan daya saing, kualitas gorden kita memang sedikit lebih rendah dibandingkan di toko, karena kualitas bahan yang mereka miliki di atas modal yang mereka miliki jauh lebih tinggi dibandingkan kita”60. Ulasan dari beberapa hasil wawancara mengenai kualitas daya saing penjahit gorden merupakan aspek yang sangat penting bagi setiap pelaku usaha untuk bersaing dalam hal kualitas gorden yang dimilikinya. Jika mengacu pada etika daya saing bisnis syariah yang juga dijadikan alasan analisis, yaitu suatu proses dan upaya untuk mengetahui mana yang benar dan mana yang salah, yang kemudian dilakukan oleh para penjahit tirai, maka dari itu. Tentu saja tetap melakukan hal yang benar tentang produk, layanan dengan pihak yang berkepentingan dengan kebutuhan perusahaan.
Faktor penghambat berkembangnya usaha jahit gorden
Penelitian ini juga menjelaskan tentang analisis etika dalam berbisnis khususnya pada aspek pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan jahit gorden di Kabupaten Barru yang menjelaskan bahwa etika bisnis Islam tidak lepas dari pengaruh ajaran Islam, pemikiran para tokoh dan ulama serta pengaruh dari ajaran Islam. kondisi masyarakat yang mendorong untuk membuat aturan moral. Ditinjau dari etika bisnis Islam, usaha jahit gorden bersifat baik terhadap pelanggan dan berlaku adil kepada pelanggan, dimana keseimbangan atau disebut juga dengan 'adl, menggambarkan dimensi horizontal dalam ajaran Islam dan erat kaitannya dengan keharmonisan semua yang ada. alam semesta ini. Dalam hal menjawab keluhan konsumen selama ini berkaitan dengan etika bisnis Islam yaitu prinsip tanggung jawab.
Dilihat dari konsep di atas dapat disimpulkan bahwa bisnis tersebut sesuai dengan etika bisnis Islam, yaitu keseluruhan prosesnya sesuai dengan akad dan prinsip-prinsip dalam Al-Qur'an dan hadis dengan memperhatikan nilai-nilai. kejujuran, apa adanya dan menjauhi segala bentuk penipuan. Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti menyimpulkan bahwa etika bisnis yang dilakukan oleh pelaku usaha jahit gorden sudah tepat dan mengikuti seluruh indikator etika bisnis yang ada, mengutamakan transparansi, bersikap adil dan baik kepada setiap pesaingnya. Persaingan ini dapat dibenarkan dalam Etika Bisnis Islam, karena terdapat prinsip tanggung jawab dan kebebasan berkehendak.
Point Pramitasari “Penerapan Etika Bisnis Islam dalam Memasuki Persaingan Bisnis (Studi Pada Industri Rumah Tangga Koleksi Tenun Tikar Nies” (Fakultas Ekonomi dan Administrasi Bisnis Islam 2019) Zubaidah Arrahman Akbar “Analisis Penerapan Etika Bisnis Islam Dalam Komunikasi Pemasaran (Studi Kasus Toko Pakaian Islami, Rumah Jahit) Akhwat di Kantor Cabang Pelopor Kemerdekaan Kota Makassar Tahun 2020) Hamidah “Etika Bisnis Islam Bagi Penjahit di Pasar Kameloh Jalan KS Tubun Kota Palangkaraya” (Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Departemen Ekonomi Islam, 2019).
PENUTUP
Saran
Sa'adatul Hidayah Novita, Kompetisi Bisnis Pasar Ganefo Mragen Demak dalam Tinjauan Etika Bisnis Islam, Semarang: UIN Walisongo Semarang, 2015. Jawaban: “Karena bisnis ini sudah ada sejak nenek saya dan sejak kecil saya diajari menjahit. teknik gorden dan menjahitnya juga cukup mudah untuk dikuasai. Jawaban: “Lokasinya tidak terlalu penting karena usaha ini bisa dilakukan di rumah atau kita bisa berjualan di pasar.”
Jawaban : “Kami percaya bahwa pemasaran hanya sebatas pemasaran biasa saja, maka dari mulut ke mulut pemasaran yang paling penting, lebih kepada kualitas dari apa yang kita jual, walaupun sebenarnya tidak cukup kuat.” Jawaban: “Hal pertama yang kami perhatikan adalah kualitas produk kami, apakah sesuai dengan keinginan pelanggan, dari ketepatan waktu pelaksanaannya.” Jawaban: “Kalau soal harga, kami mengukur kualitas kain dan model yang diinginkan pelanggan, sehingga kami bisa menentukan harga per meternya.”
Jawaban : “Hal ini terlihat dari harga pasar barang tersebut, misalnya pada bulan ini harga barang tersebut sedang naik, maka harga yang kami tawarkan juga ikut naik.” Jawaban: "Jika ada masalah kualitas, kami pasti akan berusaha melakukan sesuai keinginan klien, sehingga pelanggan kami puas." Jawaban: “Masalah terbesarnya adalah bahannya, karena kain dengan motif yang sama terkadang tidak diproduksi.”