PENDAHULUAN
Latar Belakang
Rumusan Masalah
Bagaimana sistem pengupahan meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja bongkar muat (TKBM) di Pelabuhan Nusantara Kota Parepare.
Tujuan Penelitian
Analisis hukum ekonomi Islam terhadap sistem pengupahan dalam meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja bongkar muat (TKBM) di pelabuhan.
Kegunaan Penelitian
Putri Nuraini hanya fokus pada sistem pengupahan pekerja TKBM, sedangkan saya akan mengkaji apakah sistem pengupahan di Pelabuhan Nusantara kota Parepare dapat memberikan indikator kesejahteraan. Peneliti akan mengumpulkan data dari ketua dan wakil ketua TKBM Pelabuhan Nusantara Kota Parepare dan KRK Pelabuhan Nusantara. Sistem pengupahan pekerja bongkar muat di Pelabuhan Nusantara kota Parepare menggunakan sistem besaran upah borongan dan sistem hasil dimana dalam sistem ini upah diberikan kepada pekerja sesuai dengan kesepakatan antara pemberi kerja (penumpang) dan pekerja.
Upah pekerja di pelabuhan nusantara kota parepare juga ditentukan oleh banyaknya barang yang diangkut oleh pekerja tersebut. Semakin banyak barang yang mereka angkut, semakin banyak pula upah yang mereka peroleh. 47 Umar Saleh selaku Wakil Ketua TKBM Pelabuhan Nusantara Kota Parepare, wawancara penulis di Pelabuhan Nusantara Kota Parepare, 06 Mei 2021. 50 Saparuddin, base loader dan petugas bagasi Pelabuhan Nusantara Kota Parepare, wawancara penulis, 2021 Mungkin.
51Muhlis, Pekerja Basic Loader dan Bagasi Pelabuhan Nusantara Kota Parepare, wawancara penulis, 21 Mei 2021. Sebab penghasilan dari bekerja sebagai buruh tergantung masuk tidaknya kapal ke Pelabuhan Nusantara Kota Parepare. 52 Malik, Pekerja Dasar Kargo dan Pekerja Bagasi Pelabuhan Nusantara Kota Parepare, wawancara penulis, 23 Mei 2021.
Analisis Hukum Ekonomi Syariah Terhadap Sistem Pengupahan Untuk Peningkatan Kesejahteraan Pekerja TKBM Di Kota Pelabuhan Nusantara. Meningkatkan kesejahteraan pekerja TKBM di Pelabuhan Nusantara Kota Parepare. Berdasarkan hal tersebut dan indikator kesejahteraan yang ada di BPS, pekerja di Pelabuhan Nusantara Kota Parepare belum bisa dikatakan sejahtera. Melihat kelima indikator kesejahteraan menurut BPS, pekerja di Pelabuhan Nusantara Kota Parepare belum bisa dikatakan sejahtera.
Karena tidak terpenuhinya indikator BPS, maka dapat disimpulkan bahwa pekerja di Pelabuhan Nusantara Kota Parepare belum dapat dikatakan sejahtera.
TINJAUAN PUSTAKA
Tinjauan Penelitian Relevan
Tinjauan Teoritis
- Upah
- Kesejahteraan
- Buruh
- Hukum Ekonomi Syariah
Sedangkan menurut Ekonomi Islam, upah adalah imbalan yang diberikan oleh pemberi kerja atau pengusaha kepada pekerja yang melakukan suatu pekerjaan. Ciri-ciri pekerja yang boleh dipekerjakan adalah orang-orang yang dapat dipercaya dan kuat dalam melaksanakan pekerjaan yang diberikan. Besaran upah minimum merupakan ketentuan yang harus disepakati sebagai dasar pelaksanaannya bagi pekerja dan pengusaha.
Dalam menentukan upah ekonomi, Islam menyediakan ruang untuk memberi perlindungan terhadap hak majikan dan tenaga kerja.
Kerangka Konseptual
Potensi lainnya adalah Quwwat Al-syahwah, yaitu potensi yang berfungsi memunculkan objek-objek yang membuat seseorang merasa bahagia. Potensi ketiga adalah Quwwat Al-gadlob, yaitu prinsip yang berfungsi melindungi diri dari berbagai gangguan yang mungkin timbul. Hal ini diperlukan untuk menjadi panduan praktis untuk menghadapi dan menyelesaikan segala permasalahan nyata yang ada dalam kehidupan.28.
Upah adalah uang dan sebagainya yang diberikan untuk membalas jasa atau sebagai pembayaran atas tenaga yang dikeluarkan pekerja sebagai pembayaran atas tenaga yang dikeluarkan pekerja untuk melakukan suatu pekerjaan tertentu seperti gaji29. Hukum Ekonomi Syariah berarti hukum ekonomi Islam yang diambil dari sistem Ekonomi Islam yang ada di masyarakat, yang merupakan penerapan Fiqih di bidang perekonomian oleh masyarakat. Penyelenggaraan sistem ekonomi oleh masyarakat memerlukan peraturan perundang-undangan untuk mengaturnya guna menciptakan ketertiban hukum dan menyelesaikan perselisihan yang mau tidak mau timbul dalam interaksi ekonomi.
Dengan kata lain, hukum ekonomi syariah memerlukan dukungan hukum ekonomi syariah untuk menyelesaikan berbagai perselisihan yang mungkin timbul di masyarakat32.
Kerangka Pikir
Dari data yang diperoleh di lapangan, jumlah pekerja yang terdaftar di TKBM Kantor Pelabuhan Nusantara sebanyak 600 orang yang terbagi dalam dua kategori, yakni pekerja bagasi 400 orang dan pekerja basic cargo sebanyak 200 orang. 44 Yasser Aslan selaku Ketua TKBM Pelabuhan Nusantara Kota Parepare, Wawancara Penulis di Kantor Pelabuhan TKBM Nusantara Kota Parepare, 04 Mei 2021. Di Pelabuhan Nusantara sendiri terdapat 16 KRK yang terbagi dalam 8 KRK yang mempunyai tugas pengawasan pangkalan kargo, dan 8 KRK yang bertugas mengawasi pekerja bagasi.
Secara umum pendapatan buruh bongkar muat di Pelabuhan Nusantara Kota Parepare tergantung ada atau tidaknya kapal yang masuk ke pelabuhan tersebut, jika banyak kapal yang masuk maka pendapatannya juga akan tinggi. Untuk menunjang kemudahan memperoleh layanan kesehatan, para pekerja di Pelabuhan Nusantara Kota Parepare diberikan jaminan kesehatan berupa BPJS Ketenagakerjaan dari Koperasi TKBM, dan Kartu Indonesia Sehat (KIS) dari pemerintah. Dari hasil wawancara yang dilakukan, penulis mengetahui bahwa rata-rata pekerja di Pelabuhan Nusantara Kota Parepare mengatakan sudah mempunyai rumah tetap yang layak huni, ada pula yang masih menyewa.
Berdasarkan pandangan Islam, upah dikenal juga dengan istilah Ijarah atau Al-uxrah, yang didalamnya terdapat unsur timbal balik antara para mu’jir atau orang yang menyewakan barang dan jasa, dalam hal ini pekerja Pelabuhan Nusantara dan. Pelabuhan Nusantara ternyata tidak memenuhi ketentuan yang diberikan Nabi, dimana pengusaha harus menyatakan terlebih dahulu besaran upah yang akan diterima pekerjanya. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, pembayaran upah pada sistem tenaga kerja di Pelabuhan Nusantara Kota Parepare tidak memenuhi hadits di atas karena upah dibayarkan satu hari setelah pekerjaan selesai.
Keadilan dalam penentuan upah di pelabuhan nusantara kota parepare belum bisa dikatakan baik karena dalam proses tersebut ada sebagian pekerja yang menilai belum sepenuhnya adil. Mengenai permasalahan dalam penelitian ini, dalam sistem pengupahan pekerja bongkar muat di Pelabuhan Nusantara Kota Parepare, para pekerja menginginkan adanya sistem yang adil dalam pekerjaan yang mereka lakukan. Jika kapal masuk ke Pelabuhan Nusantara Kota Parepare sebanyak delapan kali dalam sebulan dengan gambaran gaji tersebut, maka penghasilan pekerja tersebut tidak mencapai upah minimum regional yang ditetapkan oleh Pemerintah Kota Parepare sebesar Rp, sehingga jika dilihat dari upah para pekerja tersebut. tidak bisa dikatakan makmur.
Ketua Koperasi TKBM Nusantara Hawe Kota Parepare berinisiatif bekerjasama dengan Pemerintah Kota Parepare dalam hal ini Dinas Pendidikan Kota Parepare mengadakan seminar terkait pentingnya pendidikan bagi anak serta sosialisasi bantuan pendidikan yang diberikan. oleh pemerintah.
METODE PENELITIAN
Pendekatan dan Jenis Penelitian
Lokasi dan Waktu Penelitian
Fokus Penelitian
Jenis dan Sumber Data
Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data
Uji Keabsahan Data
Teknik Analisis Data
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Sistem Pengupahan Dalam Peningkatan Kesejahteraan Buruh
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan memahami sistem pengupahan pekerja bongkar muat di Pelabuhan Wira Indah Pekanbaru. Hadits ini menekankan bahwa pengusaha harus memberikan perhatian serius terhadap jangka waktu pembayaran upah kepada pekerja yang dipekerjakan oleh jasanya. Upah merupakan persoalan yang sangat krusial bagi pekerja dan pengusaha (pengusaha) karena pekerjaan khusus yang diberikan pengusaha dapat dilakukan dengan tunjangan tenaga kerja.
Sebaliknya pekerja juga memperoleh manfaat dari tenaga kerja yang diberikan pengusaha sehingga mereka dapat memperoleh upah untuk kebutuhan sehari-hari. Menentukan upah yang adil bagi pekerja berdasarkan syariah tidaklah mudah, namun perlu diingat bahwa penentuan gaji pekerja tidak boleh didasarkan pada penilaian terhadap standar hidup. Dasar penentuan upah buruh didasarkan pada standar pengupahan yang memenuhi atau dapat memenuhi kebutuhan minimum pekerja seperti yang diungkapkan oleh Al-Ahkam al-Sulthaniyah.
Pekerja adalah seseorang yang dianggap mampu melakukan pekerjaan untuk menghasilkan barang dan jasa guna memenuhi keinginan pribadi dan masyarakat. Seorang buruh pelabuhan yang bekerja di pelabuhan adalah seorang yang melakukan pekerjaan dengan cara mengangkat dan mengeluarkan muatan yang diangkut dari kapal dengan mengandalkan kemampuan fisik yang dimilikinya. Fokus penelitian ini adalah untuk lebih memahami Sistem Pengupahan dalam Peningkatan Kesejahteraan Pekerja Pelabuhan Bongkar Muat (TKBM) di Pelabuhan Nusantara Parepare (Analisis Hukum Ekonomi Syariah).
Dalam masyarakat, upah disebut sebagai upah atau imbalan yang berupa uang, makanan pokok, atau benda lain yang mempunyai nilai kegunaan, yang diserahkan kepada pekerja yang melakukan suatu pekerjaan43. Analisis Hukum Ekonomi Syariah Sistem Pengupahan Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Pekerja TKBM di Pelabuhan Kota Nusantara.
Analisis Hukum Ekonomi Syariah Terhadap Sistem Pengupahan
Namun sistem satuan upahnya sudah sesuai dengan apa yang disabdakan Rasulullah, hal ini dikarenakan pemberi kerja (penumpang) dan pekerja telah sepakat atau mengetahui besarnya upah yang akan diberikan pada saat pekerjaan itu dilakukan. Jadi menurut saya tidak adil, kalau saat dibayar mandor pengawas bisa mengelompokkan pekerja yang malas dan yang tidak, maka upah yang diberikan berdasarkan jumlah barang yang dikeluarkan. Dengan kata lain, penulis memahami bahwa sebagian pekerja baseload menginginkan upahnya sesuai dengan jumlah barang yang diangkat sehingga upah dan beban kerja dapat seimbang.
Gaji yang saya terima hanya mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari, namun belum bisa dikatakan cukup karena banyak kebutuhan yang tidak dapat dipenuhi. Implikasi ekonomi dari konsep upah yang adil dan layak tentu saja adalah meningkatkan kesejahteraan manusia dan mencegah eksploitasi pekerja. Menurutnya, pekerja dapat meminta upah yang sesuai setelah mereka memenuhi kewajibannya atau melaksanakan pekerjaan yang ditugaskan65.
Hal ini terlihat dari beberapa wawancara yang dilakukan, dimana dari segi pendapatan/upah, beberapa pekerja mengatakan bahwa upah yang diterimanya pas-pasan sehingga hanya mampu memenuhi kebutuhan sehari-hari, apalagi ada beberapa pekerja yang mengaku menyewa tempat tinggal. untuk istri dan anak-anak mereka. Sistem pengupahan borongan tidak bisa dikatakan baik karena masih ada sebagian pekerja yang mengakui proses kerja tidak adil, sedangkan ada pekerja yang dianggap malas bekerja namun mendapat upah yang sama dengan pekerja lainnya. Sedangkan sistem pengupahan dengan menggunakan satuan produksi sudah baik dan sesuai dengan prinsip hukum ekonomi syariah, dimana dalam pengerjaannya terdapat kontrak yang jelas dan upah yang sesuai dengan kemauan kedua belah pihak yaitu pekerja dan pemberi kerja. (penumpang).
Pertama, pekerja yang bekerja mengaku digaji hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari (pas-pasan). Ketiga, rata-rata pekerja mengakui dalam pendidikan anaknya bahwa mereka tidak mampu melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi dengan upah yang mereka peroleh selama bekerja sebagai buruh pelabuhan.
PENUTUP
Kesimpulan
Saran
Dalam sistem kontrak beban pokok, sebaiknya Ketua Kelompok Kerja (KRK) atau dalam hal ini lebih dikenal dengan mandor yang menentukan jam istirahat bagi para pekerjanya, misalnya istirahat satu jam kemudian kembali ke pekerjaan. bekerja. Menurut saya, pendidikan dapat mengubah pola pikir manusia menjadi lebih dewasa dan bijaksana dalam berpikir. Memiliki pendidikan yang tinggi memang tidak menjamin seseorang akan sukses, namun setidaknya kita berusaha untuk maju.
Jangan menyerah dengan kondisi perekonomian, banyak hal yang bisa dilakukan untuk meraih masa depan cerah jika kita bersungguh-sungguh dalam berusaha dan berdoa. Tinjauan Hukum Islam tentang Upah Jasa Buruh Pelabuhan (Studi Kasus di Pelabuhan Kapal Bung Karno Kabupaten Ende Provinsi Nusa Tenggara Timur.