• Tidak ada hasil yang ditemukan

Program Studi Kebidanan Program Diploma Tiga

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Program Studi Kebidanan Program Diploma Tiga"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Program Studi Kebidanan Program Diploma Tiga Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Kusuma Husada Surakarta

2021 ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA Ny. S DI PMB ENDANG SUGIYANI

KISMANTORO WONOGIRI

Ristia Dwiningsih1, Yunia Renny Andhikatias, SST.,MPH2, Wahyu Dwi Agussafutri,SST., MPH3

1Mahasiswa Prodi Kebidanan Program Diploma Tiga Universitas Kusuma Husada Surakarta Email: tiadwiannaila982863@gmail.com

Abstrak

Latar Belakang: World Health Organization (WHO) mencatat, setiap harinya sekitar 830 wanita meninggal disebabkan karena kehamilan dan persalinan. Hampir 99% dari semua kematian terjadi pada negara berkembang. Kematian ibu terjadi disebabkan karena komplikasi kehamilan, tidak melakukan kunjungan selama hamil secara rutin. Pada tahun 1990-2015 kematian ibu di seluruh dunia turun sekitar 44%, target pada tahun 2016-2030 sebagai salah satu tujuan pembangunan berkelanjutan diharapkan angka kematian ibu global menjadi 70 per 100.000 kelahiran hidup (WHO, 2019). Metode: observasional dekstriptif dengan pendekatan studi kasus. Subyek: yang di gunakan adalah ibu hamil normal Ny. Mulai usia kehamilan 32 minggu pada bulan Maret 2021 Di PMB Endang Sugiyani Amd. Keb Kismantoro Wonogiri kemudian diikuti sampai masa bersalin dan nifas sampai dengan bulan Juli 2021. Hasil : dari pengkajian, interprestasi data, diagnose potensial, tindakan segera, rencana, pelaksanaan, dan evaluasi telah dilakukan sesuai dengan masalah atau kebutuhan pasien. Kesimpulan: Asuhan Kebidanan Komprehensif yang telah diberikan tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek.

Kata kunci: Asuhan Kebidanan Komprehensif

(2)

PENDAHULUAN

World Health Organization (WHO) mencatat, setiap harinya sekitar 830 wanita meninggal disebabkan karena kehamilan dan persalinan. Hampir 99%

dari semua kematian terjadi pada negara

berkembang. Kematian ibu terjadi disebabkan karena komplikasi kehamilan, tidak melakukan kunjungan selama hamil secara rutin. Pada tahun 1990-2015 kematian ibu di seluruh dunia turun sekitar 44%, target pada tahun

(3)

2016-2030 sebagai salah satu tujuan pembangunan berkelanjutan diharapkan angka kematian ibu global menjadi 70 per 100.000 kelahiran hidup (WHO, 2019).

Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan salah satu indikator pembangunan kesehatan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2015-2019 dan Sustainable Developments Goals (SDG’s). AKI didefinisikan sebagai jumlah kematian ibu selama masa kehamilan, persalinan dan nifas yang disebabkan oleh kehamilan, persalinan, dan nifas atau pengelolaannya dan bukan karena sebab- sebab seperti kecelakaan atau terjatuh.

Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan jumlah kematian bayi berusia di bawah satu tahun, per 1000 kelahiran hidup pada satu tahun tertentu.

Tingginya angka kematian bayi menunjukkan bahwa pelayanan kesehatan neonatal pada suatu Negara kurang baik (Kemenkes, 2017).

Sedangkan angka kematian AKN turun 25 persen, dari 20 per 1.000 kelahiran hidup menjadi 15 per 1.000 kelahiran hidup bayi, (AKB) turun 31 persen dari 35 kematian per 1.000

kelahiran hidup menjadi 24 kematian per 1.000 kelahiran hidup. AKBA turun 30 persen dari 46 kematian balita per 1000 kelahiran hidup) menjadi 32 kematian per 1.000 kelahiran hidup (BKKBN, 2017).

Angka kematian ibu Provinsi JawaTengah juga mengalami penurunan dari 109,65 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2016 menjadi 88,85 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2017 Dan pada angka kematian bayi (AKB) maupun angka kematian balita (Akaba) juga mengalami hal yang sama. Lima tahun yang lalu, AKB Jawa Tengah tercatat 10,41 per 1.000 kelahiran hidup.

Pada 2017 sudah turun menjadi 8,93 per 1.000 kelahiran hidup (Dinkes Jateng, 2017).

Angka kematian ibu (AKI) dikota surakarta tercatat ada 4 kematian yang disebabkan oleh eklamsia. (Dinas kesehatan kota solo, 2018 ) Sedangkan AKB menurun dari 34 kasus pada 2015 menjadi 23 kasuspada tahun 2018 (Republika, 2018).

Berkaitan dengan upaya penurunan AKI dan AKB di Indonesia, Pemerintah Jawa Tengah meluncurkan sebuah program yang disebut 5Ng

“Jateng Gayeng Nginceng Wong

(4)

Meteng” pada Juli 2016 lalu yang bertujuan untuk mengupayakan setiap ibu hamil mendapatkan perhatian dan pengawasan oleh tenaga kesehatan yang dibantu oleh ibu-ibu PKK sehingga perkembangan dan kondisi dari masing- masing ibu hamil terpantau dan apabila sesuatu yang abnormal terjadi dapat ditangani dengan cepat (Dinkes 2017).

Peran bidan dalam dalam kehamilan, mengkaji status kesehatan klien yang dalam keadaan hamil, menentukan diagnosa kebidanan dan kebutuhan kesehatan klien, menyusun rencana asuhan kebidanan bersama klien sesuai dengan prioritas masalah, melaksanakn asuha kebidanan sesuai dengan rencana yang disusun, mengevaluasi hasil asuhan yang telah diberikan bersama klien, membuat rencana tindak lanjut asuhan yang telah diberikan bersama klien, membuat pencatatan dan pelaporan asuhan kebidanan yang telah diberikan. Peran bidan untuk penurunan AKI dan AKB salah satunya adalah memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif dengan menggunakan metode Cotinuity Of Care.

Continuity of Care adalah asuhan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dimulai saat masa kehamilan, bersalin,

BBL, nifas, dan KB yang mengutamakan kesinambungan pelayanan yang berkaitan dengan kualitas pelayanan dari waktu ke waktu yang sudah disesuaikan dengan rentang waktu seorang wanita selama masa kehamilan, persalinan, nifas dan KB (Walyani dan Siwi2015).

Menurut Ningsih (2017), upaya penurunan AKI dan AKB, pemerintah menjalankan program program Continuity Of Care. Continuity Of Care merupakan bagian dari filosofi kebidanan, menekan pada kondisi alamiah yaitu membantu perempuan agar mampu melahirkan dengan intervensi minimal dan pemantauan fisik, kesehatan psikologi, spiritual dan sosial perempuan dan keluarga.

Continuity Of Care yang dilakukan oleh bidan pada umumnya berorientasi untuk meningkatkan kesinambungan pelayanan dalam suatu periode. Continuity Of Care memiliki 3 jenis pelayanan yaitu manajemen, informasi, dan hubungan.

Kesinambungan manajemen melibatkan komunikasi antar peempuan dan bidan.

Kesinambungan informasi menyangkut kesediaan waktu yang relevan. Kedua hal tersebut penting untuk mengatur dan memberikan pelayanan kebidanan

(5)

(Sandall dalam Ningsih, 2017).

Berdasarkamn uraian latar belakang diatas bahwa bidan memiliki peran penting untuk mempercepat penurunan AKI dan AKB dengan memberikan asuhan kebidanan komprehensif yang berfokus pada kebutuhan individu dan keluarga dalam perawatan fisik, dukungan, emosional dan sosial serta memberikn pelayanan yang berkualitas . berdasarkan latar belakang di atas aka penulis tertarik menyusun Usulan Laporan Tugas Akhir dengan judul “Asuhan Kebidanan Komprehensif Pada Ny. X Di Pmb Bidan Endang Kismantoro Wonogiri”.

METODE

Strategi yang digunakan penulis ini yaitu Continuity Of Care yang dilakukan oleh bidan pada umumnya berorientasi untuk meningkatkan kesinambungan pelayanan dalam suatu periode.

Laporan tugas akhir ini telah dilakukan di PMB Endang Sugiyani dan berlangsung dari bulan April-Juni 2021.

Subyek yang dilakukan penulis pada studi kasus ini yaitu ibu hamil pada Ny. S G2P1A0 umur kehamilan 34-38 minggu sampai 6 minggu masa nifas dengan rincian kunjungan kehamilan 3x

persalinan 3x,BBL 3x Neonatus 3x dan nifas 3x.

Metode pengumpulan data yaitu metode observasi partisipatif, format asuhaan kebidanan, buku KIA, status pasien tujuh langkah vaerney dan instrument yang di gunakan yaitu SOAP, alat dan bahan untuk pemeriksaan fisik.

HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Kehamilan

Sesuai dengan teori walyani (2015), pada langkah ini menjelaskan dan memberi nasehat kepada ibu mengenai tanda-tanda persalinan dan menjadwalkan kunjungan berikutnya.

Pelaksanaan yang diberika pada kasus ini, yaitu memberitahu ibu hasil peemeriksaan bahwa ibu dan janin dalam keadaan sehat dan semua dalam batas normal, menganjurkan ibu untuk istirahat cukup, memberitahu ibu tentang gizi pada ibu hamil, yaitu konsumsi makanan yang memenuhi kebutuhan gizi untuk dirinya dan perumbuhan serta perkembangan janinnya, menganjurkan ibu periksa ke PMB 2 minggu lagi.

(6)

Pada kunjungan 2, pelaksanaan yang diberikan yaitu, memberitahu ibu hasil pemeriksaan, memberitahu ibu tentang tanda bahaya pada TM III, yaitu pre eklamsia, prdarahan, semburan darah dan flek, rakan janin kurang dari 10 kali selama 12 jam, ketuban pecah dini, mengajarkan kepada ibu senam ibu hamil dang mengajarkan ibu cara merendam kaki bengkak dengan menggunakan air garam yang di campur dengan air hangat untuk mengurangi bengkak pada kaki serta memberitahu ibu bahwa akan dilakukan kunjunan rumah berikutnya pada tanggal 9 April 2021.

Pada kunjungan 3 pelaksanaan yang dilakukan yaitu, memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa janin dalam keadaan sehat semua pemerisaa dlam batas normal, menjelaskan persiapan persalinan dan tanda- tanda persalinan : kenceng tratur makin lama makin sering, nyeri menjala sampai pinggang, keluar lendir darah. Hal-hal yang mengantisipasi kegawat daruratan

: uang, donor darah, pengambilan keputusan bila teradi kegawat daruratan: suami, orang tua keluarga, diri sendiri.

Menganjurkan ibu periksa ke PMB 1 minggu lagi.

Sehingga dalam langkah ini penulis menemukan kesenjangan antara teori dan paktik di lahan dalam pemberian konseling untuk merendam kaki pada air hangat karena pasien mengalami kaki bengkak, oleh karena itu penulis memberikan asuhan dengan di sesuaikan pada kondisi pasien

.

2. Persalinan

Pada persalinan Ny. S berada di PMB Endang Sugiyani Kismantoro Wonogiri. Persalinan Ny. S G2P10 umur kehamilan 40 minggu tanggal 11 April 2021 pukul 11.45 WIB di PMB Endang Sugiyani , ibu mengatakan merasa kenceng- kenceng yang dirasakan mulai teratur pada hari Minggu 11 April 2021 pukul 03.00 WIB. Hasil pemeriksaan yang di lakukan oleh bidan jaga di PMB yaitu ibu mengeluarkan lendir darah dan hasil pemeriksaan ibu

(7)

sudah pembukaan 4 cm. Pada pukul 11.15 ibu mengatakan rasa ingin mengejan dan bidan melakukan pemeriksaan dalam dengan hasil pembukaan lengkap dan bidan mulai memimpin proses persalinan.

Pada tanggal 11 April 2021, pukul 11.45 WIB ibu mengatakan melahirkan bayinya bayi menangis kuat, gerakan aktif warna kulit kemerahan dan tidak ada kelainan, ibu mengatakan setelah bayi dilakukan IMD selama 15 menit, pukul 12.00 ibu mengatakan ari-ari lahir lengakap, ibu mengatakan tidak mengalami perdarahan. Keadaan ibu dan bayi baik pemeriksaan pada ibu diperoleh tekanan darah, respirasi, suhu, perdarahan dalam batas normal, plasenta kotiloden dan selaput ketuban lahir lengkap. Hasil pemeriksaan pada bayi jenis kelamin perempuan, berat badplasenta kotiloden dan selaput ketuban lahir lengkap. Hasil pemeriksaan pada bayi jenis kelamin perempuan, berat badan ,plasenta kotiloden dan selaput ketuban lahir lengkap. Hasil pemeriksaan pada bayi jenis kelamin perempuan, berat badan 3900 gram, panjang badan, lingkar kepala, lingr

dada, bayi saat lahir langsung menangis, gerakan tangan dan kaki aktif, arna kemerahan serta tidak terdapat kelainan kongental. Terapi yang berikan ibu mengatakan diberikan suntikan oksitosin 10 IU pada paha kanan setelah bayi lahir dan sebelum ari-ari lahir , kemudian plasenta lahir pada pukul 12. 00 WIB, untuk terapi post partum ibu diberikan terapi Asam Mefenamat 3x500 mh, Cefadroxil 3x500 mg, Sulfa Feros 1x60 mg. Terapi yang berikan untu bayi yaitu, Vit. K1, salep mata, Hb.0 setelah 1 jam.

Sehingga menurut keterangan tersebut penulis tidak menemukan kesenjangan teori dan praktek di lahan.

3. Bayi Baru Lahir

Bayi baru lahir adalah bayi yang berusia 1 jam pertama kelahiran.

Bayi baru lahir normal lahir dengan presentasi kepala melalui vagina tanpa memakai alat. Bayi baru lahir normal adalah bayi yang dilahirkan pada usia 37-40 minggu dengan berat badan 2400-4000 gram (Ekayanthi, 2018). Sedangkan neonatus adalah bayi baru lahir usia 0-28 hari (Shilichah, Nanik, 2017).

(8)

Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir By. Ny. S diawali pada tanal 11 April 2021 pukul 13.00 WIB.

Ibu menatakan bayinya lahir normal, BB 3900 gram, PB 49 cm, keadaan umum baik. Hal tersebut sesuai dengan teori Ekayanthi (2018), yang menyatakan bayi baru lahir normal adalah bayi yang dilahirkan pada usia 37-40 minggu dengan berat badan 2500-4000 gram.

Bayi dilakukan IMD, sesuai dengan teori Sondakh (2013), yaitu kontak antara kulit bayi dengan kulit ibunya dibiarkan aetidaknya satu jam segera setelah lahir, kemudian bayi akan mencari payudara ibu dengan sendirinya.

Bayi sudah diberikan injeksi Vit. K pada paha kiri dan diberikan salep mata pada kesua mata pada 1 jam kelahiran dan imunisasi Hb 0 pada 1 jam kedua di paha kanan. Hal ini sesuai dengan teori Saifudin dkk (2010), yang menyatakan untuk mencegah terjadinya perdarahan, semua bayi baru lahir normal dan cukup perlu diberi vitamin K dengan dosisi 0,-1 mg IM dan pemberian salep mata 0,5% atau tetrasilin

1%dianjurkan untuk pencegahan penyakit mata karena klamidia.

Dalam asuhan bayi baru lahir ditemukan kesenjangan anatara teori dan praktek lahan.

4. Nifas

Data Subyektif yang didapatkan pada kunjungan pertama nifas adalah pengkajian yang dilakukan pada tanggal 18 April 2021 pukul 09.15 WIB Ibu mengatakan melahirkan bayinya 6 hari yang lalu pada tanggal 11 April 2021 pukul 11.45 WIB secara normal. Ibu mengatakan keadaannya sudah membaik, ASI keluar lancar, bayi kuat menyusu. Ibu mengatakan selalu menyusui bayinya, tidak ada penyulit dan ibu mengatakan darah dari kemaluannya masih keluar dengan arna merah kecoklatan.

Data Subyektif yang dilakukan pada kunjungan kedua pada tanggal 25 April 2021 pukul 13.00 WIB ibu mengatakan bayinya sehat, ibu mengatakan bayinya menyusu setiap 2 jam sekali lamanya 10-15 menit dan menghisap ASI dengan baik, Ibu mengatakan tidak ada masalah pada bayinya.

Data subyektif yang dilakukan pada kunjungan ketiga pada tanggal 21 Mei 2021 Pukul: 15.00 WIB, ibu mengatakan keadannya baik, ibu mengatakan dapat mengurus bayinya dengan baik , ibu mengatakan ASI nya sudah keluar dengan lancar , ibu mengatakan ingin menggunakan KB.

(9)

Sehingga pada kasus ini tidak ditemukan kesenjagangn anatra teori dengan praktek dilahan.

Data obyektif pada kunjungan nifas ke 1 yaitu dalam keadaan umum baik baik, TTV dalam batas normal, ibu mengeluh nyeri pada luka jahitan,TFU antara pusat dan simpisis. Berdasarkan buku KIA (2016), kunjungan ke dua 4-28 hari setelah melahirkan memastikan involusi uterus berjalan dengan normal, uterus berkontraksi dengan baik, tinggi fundus uteri dibawah 203 umbilikus, tidak ada pendarahan abnormal. Dalam langkah ini tidak ditemukan kesenjagangn anatra teori dengan praktek dilahan.

Merupakan kesimpulan yang dibuat berdasarkan data subyektif dan obyektif didapatkan pada Ny.

X PxAx 6 hari post partum normal (Wildan dan Hidayat, 2008).

Assesment atau analisa data pada kunjungan pertama adalah Ny. S umur 32 tahun, P2A0 6 hari

post partum dengan luka jahitan perinium. Assesment atau analisa data pada kunjungna kedua adalah Ny. S umur 32 tahun, P2A0 20 hari post partum, normal. Assesment atau analisa data kasus ini adalah Ny. S P2A0, 42 hari post partum, normal.

Dalam langkah ini tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan praktek.

a. Planning

Planning pada kasus ini yaitu, memberitahu hasil pemeriksaan, melakukan pemeriksaan kembali mengenai ontrasksi uterus, pengeluaran pervaginam, dan proses involus, menjaga ibu untuk tetap personal hygne.

Planning pada kasus ini yaitu memberikan memberikan KIE tentang pemilihan alat kontrasepsi, menanyakan pilihan alat kontrasepsi yang diinginkan, dan menjelaskan tentang alat kontrasepsi mini pil.

Dalam langkah ini tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan praktek.

SIMPULAN

Setelah dilakukan asuhan kebidanan kurang lebih 3 bulan pada Ny. S G2P1A0 umur 32 tahun di mulai dari usia kehamilan 37 minggu, persalinan,

(10)

bayi baru lahir, dan keluarga berencana di PMB Endang Sugiyani Kismantoro Wonogiri.

Penulis dapat menyimpulkan hasil dari asuhan kebidanan sebagai berikut :

1. Pengkajian

Pengkajian pada Ny. S diperoleh dari data subyektif dengan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan dengan hasil dalam batas normal.

2. Interprestasi Data

Interprestasi data Ny. S dilakukan lakukan dengan menggunakan managemen kebidanan dengan hasil dalam batas normal.

3. Diagnosa Potensial

Tidak ditemukan diagnosa potensial pada Ny. S selama masa kehamilan, persalinan, bayi baru lahir dan nifas.

4. Tindakan Segera

Tidak ditemukan tindakan segera pada Ny. S selama masa kehamilan, persalinan, bayi baru lahir dan nifas.

5. Perencanaan

Perencanaan asuhan

kebidanan pada Ny. S meliputi pemberian KIE ketidaknyaman pada TM III, senam ibu hamil, KIE persiapan persalinan dan tanda-tanda persalinan, KIE tanda bahaya ibu nifas, KIE ASI ekslusif, KIE perawatan bayi sehari-hari, dan KIE pemilihan alat kontrasepsi.

Seluruh perencanaan telah dilakukan.

6. Pelaksanaan

Penatalaksanaan asuhan dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan perencanaan yang sudah direncanakan, kebutuhan dan masalah yang dialami oleh ibu pada saat hamil, bersalin, bayi baru lahir, nifas dan keluarga berencana. Data yang diperoleh didapatkan kesenjangan antara teori dan pengkajian saat kunjungan kehamilan yaitu diberikannya konseling untuk merendam kaki dengan air hangat dikarenakan asien mengalami bengkak ada kaki.

.

(11)

7. Evaluasi

Dari asuhan kebidanan yang diberikan pada Ny. S dimulai dari ibu hamil, bersalin, bayi baru lahir, nifas dan keluarga berencana adalah ibu hamil normal, bersalin normal, bayi baru lahir normal, nifas normal, dan keluarga berencana yang di pilih adalah Mini Pil. Data yang diperoleh didapatkan kesenjangan antara teori dan pengkajian saat kunjungan mengalami bengkak ada kaki.

8. Kesenjangan.

Dari data yang diperoleh tidak didapatkan kesenjangan antara teori dan praktik.

DAFTAR PUSTAKA

Indonesia. Kementrian Kesehatan RI.

Sekretariat Jendaral. Profil Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2018.

Jakarta : Kementrian Kesehatan RI 2019

Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. 2020. Profil Kesehatan Jawa Tengah Tahun 2019. Surakarta : Dinas Keshatan Jawa Tengah

Kementrian Kesehatan Ri. 2019. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2019, Jakarta : Kementrian Kesehatan Republik Indonesia

Fitriana, Yuni dan Nuriandani, Widy.

2018. Asuhan Persalinan. Yogyakarta : Pustaka Baru Press

Utami, Istri dan Fitrihadi, Enny. 2019.

Asuhan Persalinan. Yogyakarta : Universitas Aisyah Yogyakarta

Mutmainah, dkk 2017. Asuhan Persalinan Normal & Bayi Baru Lahir. Yogyakarta : CV. Andi Offset Jamil, Nurhasyah, dan Hamidah 2017.

Buku Ajar Kebidanan Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Muhamadyah Jakarta

Fitrihadi, Enny 2017. Asuhan Kehamilan disertai daftar tilik.

Yogyakarta : Universitas Aisyah Yogyakarta

Tyastuti, Siti dan Wahyuningsih, Puji Hen. 2016. Asuhan Kebidanan Kehamilan. Jakarta : Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.

, Bayu, dkk 2013. Asuhan Kehamilan Berbasis Bukti. Jakarta: Sagung Seto.

Referensi

Dokumen terkait

Survey awal untuk mengetahui tentang status gizi dan keadaan psikologis ibu nifas 1 – 7 hari kaitannya dengan produksi ASI pada tanggal 7 April - 21 April 2011 diperoleh data ibu