• Tidak ada hasil yang ditemukan

program studi keperawatan program sarjana

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "program studi keperawatan program sarjana"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA SURAKARTA

2022

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN KEPATUHAN KONSUMSI TABLET TAMBAH DARAH PADA REMAJA PUTRI DI

SMAN 1 ANDONG

Iis Alfia Nofitasari¹⁾ S. Dwi Sulisetyawati²⁾ Erlina Windyastuti³⁾

¹⁾ Mahasiswa Prodi Keperawatan Program Sarjana Universitas Kusuma Husada Surakarta

²⁾ Dosen Prodi Keperawatan Program Sarjana Universitas Kusuma Husada Surakarta

³⁾ Dosen Prodi Keperawatan Program Diploma 3 Universitas Kusuma Husada Surakarta [email protected]

ABSTRAK

Pemberian Tablet Tambah Darah merupakan salah satu program pemerintah Indonesia dalam upaya pencegahan anemia pada remaja putri di Indonesia. Kepatuhan konsumsi Tablet Tambah Darah pada remaja putri di Indonesia sendiri terbilang rendah.

Hal ini dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah pengetahuan. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis hubungan antara pengetahuan dengan kepatuhan konsumsi Tablet Tambah Darah pada remaja putri di SMAN 1 Andong. Metode penelitian yang digunakan yaitu dengan rancangan deskriptif corelational. Sampel diambil dengan teknik cluster random sampling pada 70 responden remaja putri kelas X SMAN 1 Andong. Uji statistik yang digunakan adalah Spearman’s rho. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden memiliki tingkat pengetahuan cukup tentang Tablet Tambah Darah yaitu sejumlah 34 responden (48,6%) dan sebagian besar responden memiliki tingkat kepatuhan konsumsi Tablet Tambah Darah yang rendah sejumlah 48 responden (68,6%). Hasil uji statistik menunjukkan p value 0,001 (<0,05).

Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini yaitu terdapat hubungan antara pengetahuan dengan kepatuhan konsumsi Tablet Tambah Darah pada remaja putri di SMAN 1 Andong.

Kata kunci : Pengetahuan, Kepatuhan Konsumsi Tablet Tambah Darah, Remaja Putri Daftar pustaka : 27 (2012-2022)

(2)

UNDERGRADUATE DEGREE IN NURSING STUDY PROGRAM

FACULTY OF HEALTH SCIENCES KUSUMA HUSADA UNIVERSITY OF SURAKARTA

2022

RELATIONSHIP BETWEEN KNOWLEDGE AND CONSUMPTION COMPLIANCE TABLETS FOR ADDING BLOOD ON ADOLESCENT

WOMEN AT SMAN 1 ANDONG

Iis Alfia Nofitasari¹⁾ S. Dwi Sulisetyawati²⁾ Erlina Windyastuti³⁾

¹⁾Student of Undergraduate Degree in Nursing Study Program Kusuma Husada University of Surakarta

²⁾ Lecturer of Undergraduate Degree in Nursing Study Program Kusuma Husada University of Surakarta

3) Lecturer of Associate’s Degree in Nursing Study Program Kusuma Husada University of Surakarta

[email protected]

ABSTRACT

Giving blood-boosting tablets is one of the Indonesian government's programs to prevent anemia in adolescent girls. In Indonesia, adherence to the consumption of blood supplement tablet of adolescent girls is relatively low. It can be influenced by several factors, one of them is knowledge. The purpose of this research is to analyze the relationship between knowledge and adherence to the consumption of blood-supplement tablets in adolescent girls at SMAN 1 Andong. The research method used is a descriptive correlational design. Samples were taken by using cluster random sampling technique on 70 adolescent girls respondents of class X SMAN 1 Andong. The statistical test used is Spearman's rho. The results showed that most of the respondents had a sufficient level of knowledge about the Blood Supplement Tablet, those were 34 respondents (48.6%) and most of the respondents had a low level of adherence to the consumption of Blood Supplement Tablets of 48 respondents (68.6%). The result of statistical test showed p value 0.001 (<0.05). The conclusion obtained from this research is that there is a relationship between knowledge and adherence to the consumption of blood supplement tablets in adolescent girls at SMAN 1 Andong.

Keywords : Knowledge, Consumption Compliance Tablets For Adding Blood, Adolescent Women

Bibliography : 27 (2012-2022)

(3)

PENDAHULUAN

Remaja merupakan suatu waktu ketika seseorang mengalami perkembangan yang diawali oleh munculnya beberapa tanda seksual sekunder hingga tercapainya kematangan seksual. Kelompok usia remaja yakni 10-19 tahun (WHO, 2018). Remaja dapat diartikan sebagai masa ketika seseorang mengalami pergantian usia sedari anak-anak menjadi dewasa.

Pertumbuhan pada tahap ini berlangsung dengan sangat pesat salah satunya adalah fungsi reproduksi hingga dapat berpengaruh terhadap beberapa perubahan pada perkembangannya entah dari segi fisik, kejiwaan maupun peranan sosial (Kumalasari & Andhyantoro, 2013).

Pada usia remaja seringkali timbul berbagai permasalahan sebagai contoh permasalahan terkait dengan gizi remaja(Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat, 2012). Remaja putri perlu diperhatikan lebih khususnya terkait kesehatannya karena kebutuhan zat besi mereka mengalami peningkatan guna sebagai pertumbuhan serta tibanya menstruasi, oleh sebab itu remaja putri berisiko mengalami anemia

(Sediaoetama, 2012).

Anemia terjadi karena tubuh mengalami kelangkaan zat gizi seperti protein dan zat besi. Riskesdas (2018) mengungkapkan bahwa gambaran kejadian anemia yang dialami remaja berusia 15-24 tahun di Indonesia sebanyak 48,9%. Diketahui juga bahwa di Jawa Tengah pada tahun 2012, kejadian remaja dengan anemia mencapai angka 43,2% (Dinkes Provinsi Jawa Tengah, 2013).

Anemia yang terjadi pada remaja mampu mengakibatkan terhambatnya perkembangan psikomotor, mengganggu kinerja kognitif, dan kinerja skolastik (Aulakh, 2016).

Anemia pada remaja berakibat buruk bagi kesehatan remaja, daya tahan tubuh,

konsentrasi, prestasi akademik dan menyebabkan mengantuk ketika belajar di sekolah. Kesuksesan pembangunan kesehatan sangat ditentukan oleh kesehatan remaja, terlebih dalam usaha menciptakan mutu generasi penerus di masa yang akan datang. Mengingat bahwa remaja putri nantinya akan hamil dan melahirkan bayi (Mulugeta dkk, 2015).

Pemberian Tablet Tambah Darah merupakan sebuah solusi tepat sebagai upaya dalam mencegah anemia tersebut, sehingga jika dikonsumsi secara teratur maka kadar Hb akan meningkat (Raghvendra, 2013). Wanita dan remaja yang mengkonsumsi Tablet Tambah Darah merasakan kosentrasi meningkat.

Selain itu juga disebutkan bahwa mengkonsumsi Tablet Tambah Darah dapat meningkatkan IQ bagi penderita anemia (Djokosujono & Amir, 2019).

Pemerintah juga membuat suatu kegiatan yaitu mendistribusikan Tablet Tambah Darah kepada remaja putri yang tercantum di Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 88 tahun 2014 terkait standar Tablet Tambah Darah bagi perempuan berusia subur dan ibu hamil.

Surat Edaran Kemenkes RI No.HK.

03.03/V/0595/ 2016 terkait pemberian Tablet Tambah Darah kepada remaja perempuan dan perempuan dengan usia subur. Pemberian Tablet Tambah Darah ini secara umum dilaksanakan kepada anak SMP/sederajat dan SMA/sederajat (Kemenkes RI, 2016).

Tablet Tambah Darah yang telah diterima oleh remaja putri menurut Riskesdas (2018) yaitu sebesar 76,2%.

Mayoritas remaja putri tersebut memperoleh Tablet Tambah Darah dari sekolah sebanyak 80,9%. Dari angka persentase 80,9% tersebut diketahui bahwa remaja putri yang memiliki kepatuhan konsumsi Tablet Tambah Darah dengan total ≥52 butir hanya 1,4%, sedangkan yang mengkonsumsi

(4)

Tablet Tambah Darah <52 butir yaitu sebanyak 98,6% (Riskesdas, 2018).

Berdasarkan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah pada Desember 2018, dari 1.643.694 remaja hanya 929.007 remaja (56,52%) yang memperoleh Tablet Tambah Darah.

Pada Juli 2019, dari 481.609 remaja putri diketahui 226.967 remaja putri (47,13%) memperoleh dan mengonsumsi Tablet Tambah Darah.

Namun hal tersebut belum dapat dipastikan apakah remaja putri tersebut hanya mengonsumsi satu kali saja ketika pendidikan kesehatan berlangsung atau mengkonsumsi rutin satu kali dalam satu pekan (Dinkesprov Jawa Tengah, 2019). Hal ini membuktikan bahwa tingkat kesadaran remaja putri akan pentingnya mengkonsumsi Tablet Tambah Darah sebagai usaha pencegahan anemia masih terbilang rendah (Djokosujono & Amir, 2019).

Kepatuhan konsumsi Tablet Tambah Darah ialah sebuah contoh indikator keberhasilan dalam mencegah dan menanggulangi anemia yang terjadi pada remaja putri dan wanita usia subur (Kemenkes RI, 2016). Ketidakpatuhan konsumsi Tablet Tambah Darah menghalangi fungsi penyerapan zat besi (Fe) tersebut (Yuniarti, Rusmilawaty &

Tunggal, 2015). Kesadaran konsumsi Tablet Tambah Darah tidak terlepas dari informasi dan pengetahuan karena pengetahuan menjadi faktor yang mampu memberikan pengaruh bagi perilaku kepatuhan sesorang dalam mengkonsumsi Tablet Tambah Darah (Notoatmodjo, 2014).

Pengetahuan yang kurang terkait Tablet Tambah Darah dapat mempengaruhi perilaku patuh remaja putri. Tingkat pengetahuan remaja akan memberikan pengaruh bagi sikap dan perilaku untuk memutuskan pilihan pangan yang mana dapat memastikan mudah atau sulitnya seseorang mengetahui kegunaan Tablet Tambah

Darah. Pengetahuan terkait manfaat Tablet Tambah Darah yang baik mampu memberikan pengaruh untuk mengkonsumsi makanan yang tepat sehingga akan tercapai status gizi yang baik. Semakin tinggi tingkat pengetahuan maka semakin kritis untuk menyelesaikan setiap permasalahan yang ada dan mendatangkan sikap yang positif pada nilai–nilai kesehatan serta akan muncul kepatuhan mengkonsumsi obat (Budiarni & Subagio, 2012).

Hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan pada 3 Desember 2021 dengan cara melakukan wawancara pada salah satu guru di SMAN 1 Andong diketahui bahwa SMAN 1 Andong ini berada dalam wilayah kerja Puskesmas Andong. Oleh karena itu Puskesmas Andong juga memperhatikan kesehatan remaja di SMAN 1 Andong khususnya bagi remaja putri dengan memberikan Tablet Tambah Darah. Selain itu, peneliti juga telah melaksanakan studi pendahuluan pada 10 remaja putri di SMAN 1 Andong dan diperoleh hasil bahwa 6 remaja putri dengan pengetahuan kurang terkait Tablet Tambah Darah dan 4 lainnya dengan tingkat pengetahuan baik terkait Tablet Tambah Darah. Kemudian diketahui pula remaja putri yang patuh untuk mengkonsumsi Tablet Tambah Darah yakni 3 orang, sedangkan 7 orang lainnya tidak patuh. Mereka yang tidak patuh beralasan karena tidak mengetahui manfaat tablet tersebut serta merasa tidak suka dengan rasa dan efek samping.

Tujuan penelitian ini yaitu menganalisis hubungan antara pengetahuan dengan kepatuhan konsumsi Tablet Tambah Darah pada remaja putri di SMAN 1 Andong.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di SMAN 1 Andong pada tanggal 12 Mei 2022.

Penelitian ini merupakan penelitian

(5)

kuantitatif menggunakan rancangan deskriptif corelational dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini yaitu siswi kelas X SMAN 1 Andong sejumlah 233 siswi.

Sampel diambil dengan teknik cluster random sampling. Penghitungan sampel didapatkan hasil sebanyak 70 responden.

Analisa data dilakukan dengan uji spearman’s rho.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil yang didapatkan dari penelitian ini yaitu:

Tabel 1. Karakteristik usia responden (n=70)

Usia Frekuensi Persentase (%)

14 0 0

15 38 54,3

16 32 45,7

Jumlah 70 100

Sumber: Data Primer (2022)

Tabel 1 menunjukkan sebagian besar responden berusia 15 tahun sejumlah 38 responden (54,3%). Diketahui pula usia terendah adalah 15 tahun dan usia paling tinggi 16 tahun. Hal ini sesuai pada penelitian Deviani (2017) diketahui mayoritas responden dengan usia 15 tahun sejumlah 25 responden (36%).

Depkes RI (2015) menetapkan usia 12-16 tahun merupakan masa remaja awal. Seperti halnya dalam penjelasan Herlina (2013) mengemukakan bahwa ada dua tahap pembagian masa remaja yakni remaja awal berusia 12-16 tahun dan remaja akhir berusia 16-18 tahun.

Di masa remaja ini akan terjadi perkembangan baik secara fisik ataupun kognitif. Pada perkembangan kognitif remaja akan mengalami pematangan pola pikir. Oleh karena itu semakin bertambah usia maka semakin berpengaruh terhadap kemampuannya dalam menangkap suatu informasi atau pengetahuan (Yuliana, 2017).

Hasil analisa dapat ditarik kesimpulan bahwa usia mampu menjadi pengaruh bagi pengetahuan seseorang.

Hal ini dikarenakan pola pikir serta daya tanggap remaja akan semakin berkembang seiring berjalannya waktu sehingga semakin dewasa akan semakin mudah dalam menerima suatu informasi atau pengetahuan.

Tabel 2. Pengetahuan tentang Tablet Tambah Darah (n=70)

Pengetahuan Frekuensi Persentase (%)

Baik 32 45,7

Cukup 34 48,6

Kurang 4 5,7

Jumlah 70 100

Sumber: Data Primer (2022)

Tabel 2 meunjukkan sebagian besar yakni 34 responden (48,6%) mempunyai tingkat pengetahuan cukup tentang Tablet Tambah Darah. Hal ini ditunjukkan berdasarkan hasil pengisian kuesioner pengetahuan yaitu sebagian besar responden mendapatkan skor 11- 14 dengan nilai terbanyak pada pernyataan definisi dan manfaat Tablet Tambah Darah. Diketahui juga sejumlah 4 responden (5,4%) memiliki tingkat pengetahuan kurang. Hal ini ditunjukkan berdasarkan hasil pengisian kuesioner pengetahuan yaitu dengan skor <10. Sebagian besar responden menjawab soal dengan benar pada bagian definisi dan manfaat dari Tablet Tambah Darah.

Hasil penelitian ini selaras dengan penelitian Fadelina (2021) yang menyebutkan mayoritas responden memiliki tingkat pengetahuan cukup sejumlah 34 responden (48,5%) dan minoritas dengan tingkat pengetahuan kurang sejumlah 10 responden (14,3%).

Dalam penelitian Deviani (2017) menunjukkan hasil bahwa mayoritas responden yakni 39 responden (56%) mempunyai tingkat pengetahuan cukup

(6)

dan sejumlah 6 responden (8%) mempunyai tingkat pengetahuan kurang.

Pengetahuan adalah suatu hasil dari pengindraan seseorang sehingga menghasilkan pengetahuan. Faktor yang dapat meningkatkan pengetahuan remaja salah satunya adalah media massa. Informasi yang diterima bisa berasal dari pendidikan formal ataupun non formal. Hal ini mampu berpengaruh untuk menjadikan suatu perubahan atau peningkatan pengetahuan (Sari, Hamranani & Suyami, 2020). Adanya informasi atau pengetahuan yang dimiliki seseorang dapat menciptakan suatu keyakinan tersendiri sehingga akan berperilaku selaras dengan keyakinannya (Notoatmodjo, 2012).

Pengetahuan juga termasuk faktor predisposisi yang mana dapat berpengaruh terhadap perilaku setiap individu untuk mengonsumsi Tablet Tambah Darah (Sari, Hamranani &

Suyami, 2020).

Hasil analisa dapat disimpulkan bahwa sumber informasi yang tersedia dan mudah diakses dapat meningkatkan pengetahuan bagi remaja. Pengetahuan remaja putri ialah salah satu hal penting untuk meningkatkan kepatuhan konsumsi Tablet Tambah Darah. Oleh karena itu semakin baik pengetahuan seorang remaja putri khususnya tentang Tablet Tambah Darah maka akan semakin patuh untuk mengkonsumsi tablet tersebut.

Tabel 3. Kepatuhan konsumsi Tablet Tambah Darah (n=70)

Kepatuhan Konsumsi

Frekuensi Persentase (%)

Tinggi 9 12,9

Sedang 13 18,6

Rendah 48 68,6

Jumlah 70 100

Sumber: Data Primer (2022) Tabel 3 menunjukkan mayoritas atau sejumlah 48 responden (68,6%) dengan

tingkat kepatuhan rendah dalam mengkonsumsi Tablet Tambah Darah.

Hal ini ditunjukkan dengan isian kuesioner nomor 1, 3, 4 yaitu lupa dan pernah berhenti mengkonsumsi Tablet Tambah Darah serta tidak membawa tablet tersebut saat berpergian.

erdasarkan hasil pengisian kuesioner sebagian besar responden mendapat skor

>2. Minoritas responden dengan jumlah 9 responden (12,9%) mempunyai kepatuhan tinggi untuk mengkonsumsi Tablet Tambah Darah. Hal ini ditunjukkan berdasarkan hasil pengisian kuesioner dengan skor 0.

Seperti halnya hasil penelitian Runiari dan Hartati (2020) menunjukkan sebanyak 87 responden (58,4%) memiliki tingkat kepatuhan rendah serta 0 responden (0%) dengan kepatuhan tinggi. Sejalan dengan penelitian Adnyana, Armini & Suarniti (2021) yaitu sebanyak 38 responden (61%) memiliki tingkat kepatuhan rendah, sedangkan kepatuhan tinggi hanya 4 responden (7%).

Kepatuhan dapat diartikan sebagai tingkat seseorang/pasien untuk melangsungkan proses pengobatan serta perilaku sesuai dengan anjuran oleh orang lain seperti dokter atau lainnya (Samputri & Herdiani, 2022). Tingkat kepatuhan dapat dipengaruhi oleh segala hal yang dapat membawa pengaruh positif oleh sebab itu penderita tidak mampu untuk menjaga kepatuhannya hingga menjadi kurang patuh atau tidak patuh (Lismiana, 2021). Salah satu faktor yang paling dominan berperan untuk peningkatan tingkat kepatuhan seseorang dalam mengkonsumsi Tablet Tambah Darah yaitu pengetahuan (Runiari & Ruspawan, 2021).

Hasil analisis dapat ditarik kesimpulan yaitu ada banyak hal yang dapat berpengaruh bagi kepatuhan seseorang terutama remaja putri dalam mengkonsumsi Tablet Tambah Darah.

Salah satunya yaitu tingkat pengetahuan.

(7)

Seseorang yang kurang memahami manfaat serta pentingnya mengkonsumsi Tablet Tambah Darah ataupun efek sampingnya akan cenderung tidak patuh.

Tabel 4. Hubungan antara pengetahuan dengan kepatuhan konsumsi Tablet Tambah Darah (n=70)

Variabel Nilai r P value Pengetahuan 0,396

dengan kepatuhan konsumsi Tablet Tambah Darah

0,001

Ket: nilai signifikan p < 0,05 Sumber: Data Primer (2022)

Hasil penelitian menyatakan hasil uji Spearman’s rho menunjukkan nilai p value 0,001 (< 0,05). Hal ini diartikan terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan kepatuhan konsumsi Tablet Tambah Darah pada remaja putri di SMAN 1 Andong. Nilai korelasi kedua variabel yaitu 0,396 yang termasuk dalam kategori cukup.

Hasil penelitian ini selaras dengan penelitian Sari, Hamranani & Suyami (2020) yakni dengan hasil bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan tentang Tablet Tambah Darah atau tablet Fe dengan kepatuhan minum tablet Fe kelas X di SMKN 1 Klaten dengan bukti nilai p value 0,02. Pada penelitian Runiari & Hartati (2020) juga menunjukkan hasil adanya hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan dengan tingkat kepatuhan minum Tablet Tambah Darah dengan p value 0,03.

Pengetahuan ialah suatu hasil dari penginderaan yang dilakukan oleh manusia, atau dapat juga dikatakan dengan hasil tahu setiap individu terhadap suatu objek yang didapatkan dengan melalui indera yang dimiliki misalnya mata, telinga, hidung dan lain- lain (Notoatmodjo, 2014). Pengetahuan merupakan pondasi atau dasar dari

keinginan seseorang untuk berperilaku.

Pengetahuan termasuk salah satu domain perilaku terpenting dalam perannya untuk terjadinya perubahan perilaku seseorang (Samria & Fitriani, 2022).

Perilaku patuh merupakan suatu sifat taat pada perintah dan aturan.

Kepatuhan sendiri berarti perilaku seseorang atau pasien yang terlibat penuh dalam rangkaian proses penyembuhan diri sejalan dengan protokol kesehatan yang diberikan (Samria & Fitriani, 2022). Kepatuhan konsumsi Tablet Tambah Darah pada remaja putri salah satunya dipengaruhi oleh pengetahuan (Runiari & Hartati, 2020). Sebuah perilaku baru yang dilandaskan atas dasar pengetahuan, rasa sadar serta sikap yang positif dalam nilai/tujuan/manfaat dari sebuah perilaku akan mengakibatkan terbentuknya perilaku yang awet dibandingkan dengan perilaku yang tidak dilandaskan atas dasar pengetahuan (Novita, Nurlina &

Suratmi, 2021).

Hasil analisa dapat disimpulkan bahwa pengetahuan merupakan hal penting yang mampu mempengaruhi kepatuhan seorang remaja putri untuk mengkonsumsi Tablet Tambah Darah.

Semakin baik tingkat pengetahuan seseorang terhadap Tablet Tambah Darah maka semakin tinggi pula tingkat kepatuhannya untuk mengkonsumsi tablet tersebut.

KESIMPULAN DAN SARAN

Karakteristik responden mayoritas berusia 15 tahun sejumlah 38 responden (54,3%). Tingkat pengetahuan responden tentang Tablet Tambah Darah mayoritas tingkat pengetahuan cukup sejumlah 34 responden (48,6%).

Mayoritas tingkat kepatuhan konsumsi Tablet Tambah Darah yaitu rendah sejumlah 48 responden (68,6%).

Terdapat hubungan antara pengetahuan

(8)

dengan kepatuhan konsumsi Tablet Tambah Darah pada remaja putri di SMAN 1 Andong dengan hasil uji statistik Spearman’s rho nilai p value 0,001 (<0,05).

Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan tentang Tablet Tambah Darah sehingga nantinya akan menambah kepatuhan konsumsi Tablet Tambah Darah. Diharapkan menjadi pengembangan ilmu keperawatan serta sebagai masukan dalam praktik keperawatan. Penelitian ini dapat menambah studi kepustakaan dan memperkuat ilmu pengetahuan. selain itu juga mampu menjadi sumber pustaka dan referensi bagi peneliti berikutnya untuk melaksanakan penelitian lanjutan yang berkaitan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan maupun tingkat kepatuhan konsumsi Tablet Tambah Darah.

DAFTAR PUSTAKA

Adnyana, G A N W S., Armini, N W., &

Suarniti, N W. (2021). Gambaran Pengetahuan Tentang Anemia Dan Kepatuhan Remaja Dalam Mengkonsumsi Tablet Tambah Darah. Jurnal Ilmiah Kebidanan.

Vol. 9. http://ejournal.poltekkes- denpasar.ac.id/index.php/JIK Aulakh, Roosy. (2016). Adolescent

Anemia: Risk Factors. Pediatric Review International Journal Of Pediatric Research. Vol.3.

https://pediatrics.medresearch.in/i ndex.php/ijpr/article/view/139 Budiarni, W., & Subagio, H W. (2012).

Hubungan Pengetahuan, Sikap, dan Motivasi Dengan Kepatuhan Konsumsi Tablet Besi Folat Pada

Ibu Hamil. Vol.1.

https://ejournal3.undip.ac.id/index .php/jnc/article/view/364

Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat. (2012). Gizi dan

Kesehatan Masyarakat. Jakarta:

Rajawali Pers.

Deviani, Apinda. (2017). Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Remaja Perempuan Terhadap Konsumsi Tablet Zat Besi (Fe) Di SMA Negeri 10 Kota Bogor. Karya Tulis Ilmiah. Politeknik Kesehatan Kemenkes Bandung.

Deviani, Apinda. (2017). Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Remaja Perempuan Terhadap Konsumsi Tablet Zat Besi (Fe) Di SMA Negeri 10 Kota Bogor. Karya Tulis Ilmiah. Politeknik Kesehatan Kemenkes Bandung.

Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah.

(2013). Profil Kesehatan Jawa Tengah 2012. Semarang.

Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah.

(2019). Indikator Kegiatan Gizi Menurut RKP dan Renstra Provinsi Jawa Tengah. Jawa Tengah.

Djokosujono, K., & Amir, N. (2019).

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Konsumsi Tablet Tambah Darah (TTD) Pada Remaja Putri di Indonesia: Literatur Review.

Jurnal Kedokteran dan Kesehatan.

Vol.15.

https://jurnal.umj.ac.id/index.php/

JKK

Fadelina, A. N. (2021). Gambaran Pengetahuan Remaja Putri Tentang Manfaat Konsumsi Tablet Tambah Darah Pada Saat Menstruasi Di Desa Lawatan RW 04. Tugas Akhir Amd. Politeknik Harapan Bersama.

Herlina. (2013). Bibliotherapy:

Mengatasi Masalah Anak dan Remaja Melalui Buku. Bandung:

Pustaka Cendekia Utama.

Kementerian Kesehatan RI. (2016).

Surat Edaran Tentang Pemberian Tablet Tambah Darah Pada Remaja Putri dan Wanita Usia Subur. Jakarta: Kemenkes RI.

Kementerian Kesehatan. (2018).

(9)

Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar Tahun 2018. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.

Kumalasari & Andhyantoro. (2013).

Kesehatan Reproduksi untuk Mahasiswa Kebidanan dan Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Lismiana, H., & Indarjo, S. (2021).

Pengetahuan dan Persepsi Remaja Putri Terhadap Kepatuhan Konsumsi Tablet Tambah Darah. Indonesian Journal of Public Health and

Nutrition. Vol. 1.

http://journal.unnes.ac.id/sju/index .php/IJPHN

Mulugeta, A., Tessema, M., H/Sellasie, K., Seid O., Kidane, G., & Kebede, A. (2015). Examining Means of Reaching Adolescent Girls for Iron Supplementation in Tigray

Northern Ethiopia.

http://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/26 540071/

Notoatmodjo, S. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta:

Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S. (2014). Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Novita, H., Nurlina, N., & Suratmi.

(2021). The Obedience Factors of Teenage Girls to Consume Iron Tablet at SMK Negeri 1 Kedawung Cirebon. Jurnal Kebidanan. Vol. 11.

http://ejournal.poltekkes-

smg.ac.id/ojs/index.php/jurkeb/art icle/view/6368/2108

Raghvendra, Gumashta., & Joshi, Mohan. (2013). Weekly Iron Folate Supplementation in Adolescent Girls - An Effective Nutritional Measure for the Management of Iron Deficiency Anaemia. Global Journal of Health Science. Vol.5.

https://www.researchgate.net/publ

ication/236337637

Runiari, N., & Hartati, N., (2020).

Pengetahuan Dan Kepatuhan Minum Tablet Tambah Darah Pada Remaja Putri. Jurnal Gema Keperawatan. Vol. 13.

https://ejournal.poltekkes-

denpasar.ac.id/index.php/JGK/arti cle/view/1321

Runiari, N., & Ruspawan, I D M. (2021).

Media Video dan Whatsapp Reminder Terhadap Kepatuhan Remaja Putri Minum Tablet Tambah Darah. Jurnal Keperawatan. Vol.13.

https://journal.stikeskendal.ac.id/i ndex.php/Keperawatan/article/vie w/1466

Samputri, F R., & Herdiani, N. (2022).

Pengetahuan dan Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan Konsumsi Tablet Tambah Darah pada Remaja Putri. Media Kesehatan Masyarakat Indonesia.

Vol. 21.

https://ejournal.undip.ac.id/index.

php/mkmi

Sari, D P., Hamranani, S S T., & Suyami.

(2020). Hubungan Pengetahuan dan Sikap Dengan Kepatuhan Minum Tablet Fe Pada Remaja Putri. University Research Colloqium.

http://repository.urecol.org/index.

php/proceeding/article/view/1202/

1169

Sediaoetama, Achmad D. (2012). Ilmu Gizi Untuk Mahasiswa Dan Profesi. Jakarta: Dian Rakyat.

Yuliana. (2017). Konsep Dasar Pengetahuan. Surakarta: Cipta Graha.

Yuniarti., Rusmilawaty., & Tunggal, T.

(2015). Hubungan Antara Kepatuhan Minum Tablet Fe Dengan Kejadian Anemia Pada Remaja Putri di MA Darul Imad Kecamatan Tatah Makmur Kabupaten Banjar. Jurnal Publikasi Kesehatan Masyarakat

(10)

Indonesia. Vol.2.

https://ppjp.ulm.ac.id/journal/inde x.php/JPKMI/article/view/2707

Referensi

Dokumen terkait

Artinya ibu hamil yang Pengetahuan Cukup memiliki resiko 6 kali lebih besar untuk tidak patuh mengkonsumsi tablet tambah darah, dibandingkan dengan ibu hamil

Kesimpulan sebagian besar responden memiliki pengetahuan yang rendah tentang tablet Fe, sebagian besar responden tidak teratur mengkonsumsi tablet Fe, dan terdapat hubungan

Kesimpulan sebagian besar responden memiliki pengetahuan yang rendah tentang tablet Fe, sebagian besar responden tidak teratur mengkonsumsi tablet Fe, dan terdapat hubungan

Berdasarkan hasil penelitian, untuk variabel pengetahuan ibu tentang kangker serviks didapatkan sebagian besar responden dikategorikan memiliki pengetahuan yang baik

Hasil penelitian menyebutkan bahwa pengetahuan responden sebagian besar berpengetahuan baik 20 responden (80%), kemudian kepatuhan responden dalam penggunaan APD

Tingkat Pengetahuan Responden Tentang Pertolongan Pertama Epistaksis di Rumah Sebelum di Beri Pendidikan Kesehatan Menggunakan Media Booklet Tabel 1.4 Distribusi Frekuensi

Tabel 4.Tingkat Pengetahuan Lansia Sebelum Diberikan Edukasi Dengan Booklet n = 50 Pre Test Tingkat pengetahuan Frekuensi F Presentase % Baik 4 8 Cukup 13 26 Kurang 33 66

Hal ini juga diperkuat oleh penelitian yang dilakukan oleh Yusria et al., 2020, yang menjelaskan bahwa pada kelompok perilaku mencuci tangan kategori baik sebagian besar 91.7% tidak