PENDAHULUAN
Rumusan Masalah
Batasan Masalah
Penelitian ini berjudul “Komunikasi Perkawinan Intrabudaya di Desa Muara Maras Kecamatan Semidang Alas Maras Kabupaten Seluma”. Informan dalam penelitian ini adalah perwakilan warga Desa Muara Maras Kecamatan Semidang Alas Maras Kabupaten Seluma.
Tujuan Masalah
Kegunaan Penelitian
Penelitian ini dapat menambah pengetahuan tentang proses perkawinan dan adat budaya yang ada di daerah setempat khususnya tempat tinggal kita. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan dan pertimbangan lebih lanjut di masa yang akan datang.
Penelitian Terdahulu
Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana prosesi ritual penerimaan anggota baru ketika masuk Tarekat Naqsybandiyah Al-Khadiliyah di Kota Bengkulu. Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana proses lamaran dan hantaran dalam perkawinan masyarakat Desa Keban Agung Kecamatan Air Periukan Kabupaten Seluma.
Sistematika Penulisan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan memahami penerapan dan proses persalinan dalam perkawinan masyarakat Desa Keban Agung Kecamatan Air Periukan Kabupaten Seluma. Hasil penelitian dalam proses aplikasi dan pengiriman dalam beberapa tahap yaitu: proses aplikasi melalui proses uang tapik keleman, bekato perambak berjanji, besemayo, sighie tanyo, madu rasan dan meriso rasan.9.
LANDASAN TEORI
Pengertian Komunikasi
Definisi di atas menyatakan bahwa komunikasi adalah proses sosial, yang berarti bahwa komunikasi selalu melibatkan interaksi antar manusia. Alat komunikasi tersebut secara akumulatif disebut “komunikasi”, yaitu hubungan ketergantungan (saling ketergantungan) antar manusia baik secara individu maupun kelompok.
Fungsi Komunikasi
Komunikasi yang erat hubungannya dengan komunikasi sosial adalah komunikasi ekspresif yang dapat dilakukan sendiri maupun berkelompok. Komunikasi ekspresif tidak serta merta bertujuan untuk mempengaruhi orang lain, tetapi dapat dilakukan selama komunikasi tersebut menjadi alat untuk menyampaikan perasaan (emosi) kita. 3) Komunikasi ritual.
Tujuan Komunikasi
Jadi, singkatnya dapat ditekankan bahwa komunikasi bertujuan untuk mengharapkan pengertian, dukungan, gagasan dan tindakan; setiap kali komunikator hendak berkomunikasi perlu dipertanyakan apa tujuannya. Sehubungan dengan hal tersebut, Mudjito berkesimpulan bahwa komunikasi bertujuan untuk mempengaruhi seluruh anggota organisasi agar secara kolektif dapat mencapai tujuan organisasi.
Konteks Komunikasi
Komunikasi massa melibatkan banyak komunikator, berlangsung melalui sistem media dengan jarak fisik yang rendah (makna jarak), memungkinkan penggunaan satu atau dua saluran indera (penglihatan, pendengaran) dan biasanya tidak memungkinkan umpan balik langsung. Sebaliknya, komunikasi interpersonal melibatkan jumlah komunikator yang relatif kecil, terjadi pada jarak fisik yang dekat, tatap muka, memungkinkan jumlah maksimum saluran sensorik, dan memungkinkan umpan balik segera.
Kajian Teori Tentang Komunikasi Intrabudaya
- Pengertian Komunikasi Intrabudaya
- Kerangka Rujukan Komunikasi Intrabudaya
- Nomenklatur Komunikasi Intrabudaya
Komunikasi intrakultural perkawinan mudah ditemukan dan diketahui di Desa Muara Maras Kecamatan Semidang Alas Maras Kabupaten Seluma. 3 Jemalib, Tokoh Masyarakat, Wawancara di Desa Muara Maras, Kecamatan Semidang Alas Maras, Kabupaten Seluma, 22 Oktober 2020, (pukul 09.30). 4 Hendri Wawan, Kepala Desa, Wawancara di Desa Muara Maras, Kecamatan Semidang Alas Maras, Kabupaten Seluma, 21 Okt 2020, (10.30 WIB).
6 Jas, tokoh masyarakat, wawancara di Desa Muara Maras, Kecamatan Semidang Alas Maras, Kabupaten Seluma, 20 Oktober 2020, (10:15). 8 Arobin Budiono, tokoh masyarakat, wawancara di Desa Muara Maras, Kecamatan Semidang Alas Maras, Kabupaten Seluma, 23 Oktober 2020, (17:45). 14 Jemalib, tokoh masyarakat, wawancara di Desa Muara Maras, Kecamatan Semidang Alas Maras, Kabupaten Seluma, 22 Oktober 2020, (09:30).
16 Surni, tokoh masyarakat, wawancara di Desa Muara Maras, Kecamatan Semidang Alas Maras, Kabupaten Seluma, 23 Oktober 2020, (pukul 17.20).
Kajian Teori Tentang Budaya
- Pengertian Budaya
- Unsur-Unsur Budaya
Kajian Teori Tentang Pernikahan
- Pengertian Pernikahan
- Akad dan Syarat-syarat Ijab Qabul
- Rukun dan Syarat Perkawinan/Pernikahan
- Pernikahan Dalam Tinjauan Budaya
Di antara unsur-unsur yang hakiki bagi suatu perkawinan adalah kerelaan kedua belah pihak (pengantin) untuk mengadakan akad nikah dan kesepakatan antara keduanya dalam melangsungkan perkawinan. Temyiz al-muta'aqdayn, yang berarti bahwa orang yang melakukan akad nikah harus (mumejiz) atau lebih tepatnya dewasa dan berakal sehat, yaitu akad nikah dilakukan secara musyawarah, dalam konteks pemahaman . bahwa itu harus disertai dengan pengumuman (janji) persetujuan dan penerimaan.
Harus ada kesepakatan atau lebih tepatnya kesamaan antara ijab dan qabul (at-tawafuq baynal ijab wal-qabul), artinya tidak boleh ada perbedaan apalagi pertentangan antara ikrar ijab di satu pihak dengan pernyataan qabul di pihak lain. Para pihak yang melaksanakan perjanjian pranikah (pengantin atau wakil mempelai atau wali/perwakilannya) harus mendengar dengan jelas dan memahami sumpah atau pernyataan yang dibuat oleh masing-masing pihak. UU Perkawinan tidak menghadirkan saksi dalam syarat perkawinan, tetapi menghadirkan saksi batalnya perkawinan yang diatur dalam Pasal 26 ayat 1.
Kedua-dua pihak mesti berada dalam pertemuan yang sama dan memahami ucapan masing-masing.
METODE PENELITIAN
- Penjelasan Judul
- Tempat Dan Waktu Penelitian
- Informan Penelitian
- Sumber Data
- Teknik Pengumpulan Data
- Teknik Analisis Data
- Teknik Keabsahan Data
Informan dalam penelitian ini adalah tokoh adat dan tokoh masyarakat di Desa Muara Maras Kecamatan Semidang Alas Maras Kabupaten Seluma. Secara geografis Desa Muara Maras Kecamatan Semidang Alas Maras Kabupaten Seluma berada di pinggir jalan lintas provinsi. 1 Hasil Observasi, Dokumen Kepala Dusun (Kadun) 1, Desa Muara Maras, Kecamatan Seidang Alas Maras, Kabupaten Seluma.
Penduduk Desa Muara Maras Kecamatan Semidang Alas Maras Kabupaten Seluma rata-rata berpendidikan tamat Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA). 12 Arobin Budiono, Tokoh Masyarakat, Wawancara di Desa Muara Maras, Kecamatan Semidang Alas Maras, Kabupaten Seluma, 23 Oktober 2020, (17:45). Berdasarkan hasil penelitian, peneliti memberikan saran kepada masyarakat di Desa Muara Maras Kecamatan Semidang Alas Maras Kabupaten Seluma.
Disampaikan bahwa pedoman wawancara penelitian skripsi yang berjudul “Komunikasi Intrakultur Pernikahan di Desa Muara Maras Kecamatan Semidang Alas Maras Kabupaten Seluma” ini atas nama ;.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Profil Objek Penelitian
- Letak Geografis
- keadaan penduduk
- Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencarian
- Jumlah Penduduk Menurut Pendidikan
Sebagian besar penduduk desa Muara Maras berprofesi sebagai petani, diawali dengan bercocok tanam di sawah dan perkebunan kelapa sawit.
Profil Informan
- Hasil penelitian
Penulis menyajikan profil informan dalam bentuk aslinya tanpa teknik atau penyamaran, karena tidak ada yang dirugikan dalam penyajian ini. Adapun yang disampaikan yaitu: nama, umur, tempat dan tanggal lahir, jenis kelamin, agama, alamat, pendidikan, pekerjaan dan waktu wawancara. Pada saat melakukan penelitian, penulis melakukan wawancara dengan daftar pertanyaan yang telah disiapkan, dengan pertanyaan tersebut penulis membuat daftar pertanyaan yang berbeda untuk mendapatkan hasil validitas data.
Penulis menentukan informan dengan kriteria dalam penentuan informan pada BAB III dengan menggunakan teknik sampling prospektif, peneliti menentukan 5 informan yang terdiri dari tokoh adat, kepala desa dan 3 tokoh masyarakat.
Proses Pernikahan Pada Masyarakat Di Desa Muara Maras,
Hasil dari empat wawancara di atas menunjukkan bahwa proses perkawinan di desa Muara Maras tidak dapat diubah dan ditinggalkan dalam budaya perkawinan. Dalam penelitian ini peneliti juga mengajukan pertanyaan terkait makna simbol dalam pernikahan yang dilaksanakan pada masyarakat Desa Muara Maras Kecamatan Semidang Alas Maras Kabupaten Seluma. Makna lengguai dalam perkawinan tidak hanya untuk menjaga kesatuan adat, tetapi juga untuk diketahui oleh kedua mempelai, agar kelak ketika mereka memiliki keturunan, selalu mengajarkan dan mengingat tentang adat-istiadat yang ada di Desa Muara Maras.
Dari hasil wawancara dengan Bapak. Buyung Ajri dan Ny. Surni, peneliti dapat mengklarifikasi bahwa jambar (nasi kuning) merupakan salah satu simbol adat dalam perkawinan di Desa Muara Maras yang harus selalu diletakkan di depan saksi nikah pada setiap akad nikah. Prosesi pernikahan masyarakat di Desa Muara Maras melalui beberapa tahapan, yaitu bumbu-bumbuan, pemasangan tenda (tarup), marang buluah (mengambil bambu) dan makan lupis. Berdasarkan hasil penelitian, peneliti juga menganalisis simbol-simbol pernikahan dan maknanya.Ada empat jenis simbol yang harus dilakukan, yaitu lengguai, sirih noord, lemang dan jambar (nasi kuning).
Namun, pernikahan adat di desa Muara Maras harus tetap dilaksanakan, meski proses dan simbol akad nikah tersebut mempersulit.
Simbol Pernikahan
Makna Simbol Pernikahan
- Pembahasan Hasil Penelitian
Prosesi Pernikahan Di Desa Muara Maras
Pada pesta pernikahan, orang tua mempelai wanita dipersiapkan terlebih dahulu untuk menyambut para tamu yang akan datang, sedangkan para orang tua menyambut para tamu mempelai wanita yang juga disiapkan atau dirias oleh pihak salon. Saat mempelai wanita sudah siap maka mempelai wanita akan keluar jika mempelai pria telah datang dan tradisi ngampak (nyambut mendah) dilakukan oleh pihak mempelai wanita maka mempelai pria akan dibawa ke rumah mempelai wanita dengan didampingi rombongan, saat mempelai dan mempelai pria telah tiba Pria dan rombongan keluarganya dari kedua belah pihak dimohon untuk duduk di tempat yang telah disiapkan oleh panitia. Selanjutnya sebelum akad nikah, kedua mempelai akan menampilkan tarian yaitu tarian adat, tarian ini dimulai dari mempelai laki-laki diikuti oleh rombongan bapak-bapak dan dengan pihak laki-laki sendiri atau perempuan, setelah pihak laki-laki mempelai laki-laki siap. , saklar akan bergantian dari.
Jadi setelah tarian adat dan tari Napa dibawakan akan dilanjutkan ke akad nikah, namun sebelum akad nikah dilakukan terlebih dahulu dilakukan madu kulo. Madu kulo adalah janji ketika akan dilakukan akad di depan ketua adat yang dilakukan oleh ketua adat kepada orang tua pihak laki-laki. Setelah madu kulo selesai, dilanjutkan membaca Al-Qur'an dengan surat tentang pernikahan, sehingga pada saat akad nikah selesai, calon pengantin pria, dan keluarga besar kedua mempelai.
Sekiranya akad nikah dilangsungkan, disusuli dengan aluan ketua kampung dan ketua panitia, doa bersama dan seterusnya jamuan makan bersama.
Pesan-Pesan Yang Dikomunikasikan Dalam Komunikasi
Dari pesan-pesan komunikasi yang terjadi selama proses pernikahan, tujuannya adalah untuk meminta doa agar pengantin baru diberkahi dan memiliki rumah tangga yang bahagia. Hasil penelitian: komunikasi intrakultural pernikahan yang digunakan adalah komunikasi non verbal yaitu suatu proses komunikasi dimana pesan disampaikan dengan menggunakan tanda atau simbol dalam pernikahan, dimana simbol tersebut ada dalam pernikahan; Untuk selalu mengingat, memupuk dan memaknai adat perkawinan di Desa Muara Maras dan mengajarkannya kepada anak-anak dan generasi penerus.
Untuk selalu menjaga kelestarian adat budaya yang masih sangat berkembang di masyarakat Desa Muara Maras, sebagai bentuk penghormatan kita terhadap leluhur dan pendahulu kita. Fiksi Ramadansyah, simbol-simbol skripsi dalam proses lamaran dan hantaran nikah bagi masyarakat Desa Keban Agung, Kecamatan Air Periukan, Kabupaten Seluma, Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam, IAIN Bengkulu (2017). Muhammad Fitriansyah, Skripsi Simbol dalam Ritual Pengakuan Baru Jamaah Naqsyabandiyah Al-Khalidiyah Kota Bengkulu, Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam, IAIN Bengkulu (2014).
Nama lengkap penulis adalah Neli Permita Sari, lahir di Muara Maras, Kecamatan Semidang Alas Maras, Kabupaten Seluma.
PENUTUP
Saran