• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS "

Copied!
107
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

RumusanMasalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA

  • Pengertian Manajemen Strategi
  • Tahapan-Tahapan Manajemen Strategi

Model Manajemen Strategi

  • Pengamatan Lingkungan
  • Perumusan Strategi
  • Implementasi Strategi
  • Evaluasi dan Pengendalian

Analisis lingkungan eksternal yang terdiri dari variabel-variabel (peluang dan ancaman) yang bersifat eksternal bagi organisasi. Lingkungan kerja terdiri atas unsur-unsur lingkungan eksternal: lingkungan kerja, lingkungan sosial, perumusan strategi, pelaksanaan strategi, evaluasi dan. Analisis lingkungan internal yang terdiri dari variabel-variabel (kekuatan dan kelemahan) yang ada pada suatu organisasi, meliputi struktur, budaya, dan sumber daya organisasi.

Sedangkan sumber daya adalah aset yang merupakan bahan baku produksi barang dan jasa organisasi yang terdiri dari keterampilan, kemampuan, dan bakat manajerial orang.

Konsep Strategi

Definisi Strategi

Dengan demikian penulis dapat memperoleh data yang obyektif untuk mengetahui dan memahami strategi pengembangan kawasan wisata Tanjung Bira di kabupaten Bulukumba. Menurut Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bulukumba, lingkungan hidup atau kawasan wisata Tanjung Bira secara umum terbagi menjadi 70% kepemilikan masyarakat dan 30% kepemilikan pemerintah. Kebijakan sebagai pedoman dalam perumusan dan pelaksanaan strategi terkait pengembangan kawasan pariwisata Tanjung Bira.

STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN PARIWISATA KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KABUPATEN BULUKUMBA (STUDI PENGEMBANGAN KAWASAN PARIWISATA TANJUNG BIRA) Wawancara dengan Identitas Sumber Daya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Bulukumba.

Analisis Manajemen Strategi (SWOT Analisis)

Tinjauan Empiris

Kerangka Konsep

METODE PENELITIAN

Fokus Penelitian

Sistem parkir di kawasan wisata Tanjung Bira saat ini masih kurang optimal dari segi lokasi lahan dan lokasi parkir dimana sebagian besar kendaraan pengunjung diparkir. Puskesmas terdekat lainnya ada di kecamatan Bonto Bahari, sekitar 15 km dari kawasan wisata Tanjung Bira. Observasi ini menggunakan model SWOT sebagai metode untuk mengurai isu-isu strategis yang dapat mempengaruhi perkembangan pariwisata di Bulukumba khususnya kawasan wisata Tanjung Bira.

Dalam merumuskan strategi pengembangan kawasan wisata Tanjung Bira, Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata berpedoman pada visi dan misi kepala daerah, yang kemudian dijabarkan dalam visi dan misi SKPD tentang pengembangan pariwisata daerah. secara keseluruhan. Perumusan visi dan misi ini bertujuan untuk menjadi landasan bagi seluruh pejabat dalam mengembangkan destinasi pariwisata, pada tahun ini pengembangan pariwisata Tanjung Bira. Hasil penelitian menunjukkan bahwa DISBUDPAR telah merumuskan sejumlah langkah dan strategi pengembangan pariwisata di Kabupaten Bulukumba dan khususnya di kawasan wisata Tanjung Bira. Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan mengenai program yang dirumuskan oleh DISBUDPAR Kabupaten Bulukumba, disebutkan bahwa terdapat program dasar yang dilaksanakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata mengenai pengembangan pariwisata di wilayah Kabupaten Bulukumba, yang didalamnya meliputi pengembangan dari Tanjung Bira. Program yang dimaksud adalah seperti yang sekali lagi dijelaskan oleh Bapak Syahriadi (Kepala Subbagian Program DISBUDPAR Kab).

Program Pengembangan Destinasi Pariwisata bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas objek dan daya tarik wisata serta sarana dan prasarana wisata khususnya Kawasan Wisata Tanjung Bira sebagai objek wisata unggulan di Kabupaten Bulukumba. Berdasarkan hasil penelitian yang penulis temukan, terdapat beberapa hal yang cukup menghambat proses pembangunan dan pengembangan kawasan wisata, khususnya kawasan wisata Tanjung Bira sebagai objek wisata unggulan di Sulawesi Selatan. Untuk mengukur ketercapaian maksud dan tujuan pengembangan kawasan wisata Tanjung Bira, maka sangat perlu dilakukan evaluasi pelaksanaan rencana teknis yang disusun oleh DISBUDPAR Kabupaten.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, belum ada evaluasi yang dilakukan DISBUDPAR untuk mengukur perkembangan Tanjung Bira secara khusus. Dengan kata lain, evaluasi pengembangan kawasan wisata Tanjung Bira dituangkan dalam laporan yang diterbitkan setiap tahunnya, sehingga pemerintah dapat memantau sejauh mana tujuan dan sasaran telah tercapai. Dari hasil penelitian terlihat beberapa langkah dan strategi yang telah dirumuskan oleh DISBUDPAR untuk mengembangkan pariwisata di Kabupaten Bulukumba dan khususnya Kawasan Wisata Tanjung Bira. pengembangan kawasan wisata Tanjung Bira telah didasarkan pada teori yang digunakan dalam penelitian ini.

Dalam melaksanakan strategi tersebut, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata telah menetapkan beberapa program dasar yang menjadi prioritas dalam pengembangan kawasan wisata, khususnya kawasan wisata Tanjung Bira sebagai daya tarik wisata utama. Penelitian ini hanya mencakup pariwisata di Kabupaten Bulukumba secara keseluruhan, dengan kata lain tidak pernah dilakukan pengkajian khusus terhadap pengembangan kawasan wisata Tanjung Bira. Selain itu, penyusunan rencana teknis pengembangan kawasan wisata Tanjung Bira tahun 2015 juga perlu dievaluasi, sehingga pemerintah dapat mengungkap sejauh mana capaian organisasi dalam pembangunan dan pengembangan objek wisata ini.

Lokasi dan Waktu Penelitian

Sumber Data

Seperti yang kita ketahui, data merupakan kumpulan fakta dari hasil pengukuran atau pengamatan terhadap suatu variabel yang bentuknya dapat berupa angka, kata atau gambar. Sesuai dengan kaidah ilmiah, fakta dikumpulkan menjadi data yang kemudian diolah agar dapat tersampaikan dengan jelas dan akurat. Menurut Hasan, data adalah informasi tentang sesuatu, bisa berupa sesuatu yang diketahui atau diasumsikan. Sehingga diperlukan sumber yang akurat untuk memperoleh data terkait penelitian ini. Menurut Lungan (2013:9) jenis data yang dapat diperoleh berdasarkan sumbernya adalah sebagai berikut. Data primer Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari observasi atau wawancara yang dilakukan oleh narasumber/informan pada objek/lokasi penelitian. Data Sekunder Data sekunder merupakan data yang mempunyai hubungan tidak langsung dengan objek penelitian.

Data sekunder berupa data pendukung yang diperoleh dari literatur dan dokumen yang berkaitan dengan objek/lokasi penelitian.

Teknik Pengumpulan Data

Observasi merupakan teknik pengumpulan data dengan cara observasi langsung terhadap objek penelitian. Hasil observasi berupa aktivitas, fenomena, peristiwa, objek, kondisi atau suasana tertentu, dan perasaan emosional manusia. Observasi dilakukan dengan tujuan memperoleh gambaran realistik terhadap suatu peristiwa atau peristiwa untuk menjawab pertanyaan penelitian. Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui tanya jawab kepada klien yang berkaitan dengan subjek penelitian. Menurut Emzir, wawancara adalah suatu proses komunikasi atau interaksi pengumpulan informasi melalui tanya jawab antara peneliti dengan informan atau subjek penelitian.

Teknik Analisis Data

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

Karena metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif yang mengutamakan analisis mendalam terhadap data yang diperoleh, maka data yang dimaksud adalah hasil wawancara dengan pihak-pihak yang berwibawa dan dianggap berkompeten terhadap isu dan permasalahan yang diangkat. menjadi pusat perhatian. penelitian. Dalam hal ini adalah pengembangan kawasan wisata Tanjung Bira pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, dengan tujuan untuk meningkatkan daya saing kawasan wisata tersebut. Selain itu, hasil penelitian yang dilakukan penulis dibagi menurut fokus masalah yang dibahas, sebagai berikut. Kawasan wisata Tanjung Bira tentunya mempunyai lingkungan yang sangat kompleks. Terutama iklim budaya masyarakat lokal, dengan budaya asing yang masuk melalui wisatawan mancanegara. Oleh karena itu, pengelolaan lingkungan hidup, baik fisik maupun budaya, harus menjadi perhatian utama semua pihak yang berkepentingan. Pemerintah daerah bertanggung jawab terhadap pengembangan kawasan Tanjung Bira dan harus mengambil langkah-langkah taktis dalam menganalisis lingkungan hidup. Hal ini memberikan indikasi pengelolaan lingkungan dan kawasan Tanjung Bira yang masih didominasi oleh masyarakat lokal.

Selain itu dari segi budaya masih mempunyai paradigma tradisional dalam tuntutan pembangunan daerah, dengan asumsi bahwa tanah dan bangunan yang berada di kawasan wisata adalah hak milik mereka, sehingga pengelolaan dan perancangannya didasarkan pada hak-hak masyarakat yang bersangkutan. . Hal ini sejalan dengan pernyataan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata bahwa salah satu kendala yang dihadapi pemerintah dalam pengembangan kawasan Tanjung Bira adalah masyarakat masih belum siap menerima kebijakan atau tindakan DISBUDPAR. timbul konflik baru antara pemerintah dan masyarakat terkait pengembangan dan tata letak kawasan wisata. Ali Saleng SH, M.Si (KADISBUDPAR) mengenai tiga fokus utama yang menjadi pedoman dalam pengembangan pariwisata Tanjung Bira. Dalam proses perumusan strategi, DISBUDPAR baik jangka pendek maupun jangka panjang selalu berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait, seperti berkoordinasi dengan DISBUDPAR provinsi dalam membangun akar pemerintahan di kawasan wisata Tanjung Bira.

Selain itu, pengembangan pariwisata Tanjung Bira yang dilakukan DISBUDPAR bekerjasama dengan salah satu konsultan perencanaan menghasilkan rencana teknis pengembangan kawasan pariwisata Bira berupa laporan analitis dan fakta. Laporan ini menyajikan potret perkembangan Tanjung Bira 10 tahun ke depan dengan sudut pandang dan analisis yang berbeda. Tujuan pengembangan pariwisata di Tanjung Bira pada dasarnya adalah untuk memberikan manfaat kepada wisatawan, pemerintah dan masyarakat lokal. Dengan hadirnya pariwisata dapat memberikan penghidupan atau pendapatan bagi masyarakat lokal melalui manfaat ekonomi yang diperoleh dari destinasi wisata. prasarana dan sarana rekreasi memberikan manfaat baik bagi wisatawan maupun masyarakat. Hasil penilaian peneliti menunjukkan bahwa pengembangan Tanjung Bira di bidang promosi diwujudkan dalam bentuk pameran yang diselenggarakan di tingkat nasional. Menurut keterangan Kabid Pemasaran dan Promosi, dalam setahun biasanya ada dua kali pameran tingkat nasional yang diikuti DISBUDPAR Kabupaten Bulukumba.

Menurutnya, pusat informasi wisata di kawasan wisata Tanjung Bira saat ini sudah ada, namun masih dalam bentuk yang sederhana sehingga pemanfaatannya belum efektif. Dalam pengembangan destinasi wisata Tanjung Bira, menurut Kepala Bidang Pengembangan Sumber Daya Pariwisata Andi Ayu Cahyani, SH.MH, terdapat rencana relokasi pedagang kaki lima yang ada di tepi pantai. Dari hasil penuturan di atas terlihat ada beberapa hal yang menghambat pelaksanaan program DISBUDPAR Kabupaten Bulukumba terkait pengembangan pariwisata. Pembangunan fisik selalu terhambat karena keterbatasan anggaran, demikian pula halnya.

Bulukumba Namun pelaksanaan evaluasi yang dimaksud tidak efektif, bahkan menurut pernyataan Bapak. Syahriadi selaku Kepala Subbagian Program bahwa mekanisme evaluasi selama ini belum pernah dilakukan. Sejak rencana teknis pengembangan kawasan pariwisata Tanjung Bira disusun pada tahun 2003 hingga saat ini belum dilakukan evaluasi.

Pembahasan

PENUTUP

Saran

Saran-saran yang dapat penulis sampaikan kepada pemerintah dalam hal ini Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata adalah sebagai berikut: 1. Pemerintah harus membentuk unit pelaksana teknis yang akan membidangi kawasan wisata Tanjung Bira, sehingga Pengelolaan objek wisata akan lebih efektif dengan adanya satuan resmi yang bertanggung jawab secara teknis mengenai masalah kebersihan, keamanan dan kenyamanan lokasi. Pemerintah hendaknya memaksimalkan pemanfaatan teknologi komunikasi yang ada saat ini untuk melakukan promosi melalui media sosial agar promosi terlaksana secara efisien dan efektif sehingga meningkatkan daya saing pariwisata secara umum.

Pemerintah harus mengambil langkah cepat dan tepat dalam menangani sengketa lahan untuk mewujudkan relokasi PKL ke pesisir pantai. Menurut penulis, langkah yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan sosialisasi dan edukasi mengenai pentingnya pemukiman kembali demi kenyamanan dan keindahan Pantai Tanjung Bira.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil dari pembahasan penelitian yang telah dipaparkan di atas, maka kesimpulan yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini peran podcast sebagai media

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan temuan hasil penelitian dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1 Terbukti melalui penelitian ini, bahwa