• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH "

Copied!
113
0
0

Teks penuh

Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsep pendidikan Islam menurut Gus Dur muncul dari pemikirannya tentang pluralisme dan humanisme, kedua pemikiran tersebut relevan dengan tujuan pendidikan Islam. Selain itu, menurut Gus Dur, metode pendidikan Islam menggunakan empat strategi, yaitu strategi sosial politik, budaya, sosial budaya, dan pedagogi.

Singkatan

Oleh kerana perkataan "editor" dalam bahasa Indonesia digunakan untuk satu atau lebih editor, oleh itu ia masih boleh disingkat sebagai ed. Dan lain-lain" atau "dan kawan" (singkatan daripada et alia). dan kawan-kawan") ditulis dalam huruf biasa/tegak.

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Hal ini terlihat jelas pada ayat pertama Al-Qur'an (Q.S Al-'Alak) yang berisi perintah membaca. Sebagaimana dikatakan Abdurrahman An-Nahlawi bahwa tujuan utama diturunkannya Al-Qur'an adalah untuk mendidik umat.

Jelaslah bahawa Islam adalah agama yang memaksa umatnya untuk menuntut ilmu.1 Pendidikan sangat penting sehingga dapat mengangkat martabat seseorang di sisi Allah, sebagaimana firman-Nya dalam Q.S.Al-Mujadalah/58:11.

حَسْفَي ُٰاللّ

لْيِق ا ْو ُزُشْنا

نْيِذ لا

اللّ َواَمِب

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Kegunaan Penelitian

Definisi Istilah/ Pengertian Judul

Berdasarkan uraian di atas dapat memberikan gambaran mengenai kerangka teori mengenai pendidikan Islam dalam pemikiran K.H Abdurrahman Wahid. Abdurrahman Wahid, pemikirannya mengenai pendidikan Islam sangat menarik untuk disimak karena Gus Dur merupakan salah satu tokoh yang memiliki pemikiran kreatif, inovatif dan berorientasi pada solusi.

Tinjauan Penelitian Relevan

Landasan Teori 1. Definisi Pendidikan

Pendidikan agama Islam adalah suatu upaya untuk mengajarkan tentang agama, sedangkan pendidikan Islam adalah nama suatu sistem yaitu sistem pendidikan Islam. Ketiga, pendidikan Islam harus mempunyai karakter lembaga pendidikan yang menghidupkan sistem demokrasi dalam pendidikan.

Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian

Diantaranya adalah buku Gus Dur dan Upaya Pendidikan Islam Mengembalikan Eksistensi Pendidikan di Era Global yang merupakan karya Faisol dan diterbitkan oleh Ar-Ruzz Media Jogjakarta pada tahun 2011, buku Tokoh Reformasi Pendidikan Islam di Indonesia oleh Azyumardi Azra , Abdurrahman Wahid dalam Prolog Pesantren Masa Depan. Gus Dur berdarah biru, menurut Clifford Greertz Gus Dur termasuk golongan santri dan priyai sekaligus. Gus Dur merupakan cucu dari dua tokoh ulama Nahdatul Ulama dan salah satu tokoh terbesar di Indonesia.

Selain itu Gus Dur merupakan keturunan Brawijaya IV (Lembu Peteng) melalui dua jalur yaitu ki Ageng Tarub I dan Joko Tingkir. 42 Faisol, Gus Dur dan Pendidikan Islam: Upaya Mengembalikan Esensi Pendidikan di Era Global, Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011, hal. Meski termasuk golongan bangsawan, Gus Dur tidak pernah mencerminkan kehidupan bangsawan, ia terus maju dan hidup seperti masyarakat pada umumnya.43.

Pendidikan

Gus Dur kemudian dipindahkan kembali ke Pondok Pesantren Tegalrejo Beras di Jombang ketika usianya sekitar 20 tahun. Pada tahun 1966-1970 Gus Dur meninggalkan Kairo dan pindah ke Bagdad, Irak untuk melanjutkan pendidikan di fakultas sastra. Pada tahun 1966 Gus Dur memutuskan pindah ke Irak, negara yang memiliki peradaban Islam sangat maju.

Dua kali sebulan Gus Dur pergi ke pelabuhan dan bekerja sebagai pembersih kapal tanker untuk membiayai kebutuhannya. Gus Dur kembali ke tanah Jawa untuk memulai hidup baru dan kembali ke lingkungan asalnya yaitu dunia pesantren. Karya lain yang merupakan kumpulan tulisan atau artikel Abdurrahman Wahid adalah Gus Dur Berbicara yang diterbitkan oleh Harian Proaksi.

Penghargaan K.H. Abdurrahman Wahid

Maka Islamku Islammu Islam Kami; Agama Masyarakat Negara Demokrat, diterbitkan pada tahun 2006 oleh The Wahid Institute Jakarta. Lalu ada Cosmophilitan Islam: Nilai-Nilai Indonesia dan Transformasi Budaya yang juga diterbitkan oleh Wahid Institute pada tahun 2007. Berbagai penghargaan atas perdamaian, kesetaraan, toleransi, demokrasi, cinta kasih, kemanusiaan dan lain sebagainya yang menjadi ciri utama tingginya nilai-nilai spiritual.

Corak Pemikiran Gus Dur

Sedangkan di Nahdlatul Ulama, Gus Dur merupakan cucu pendiri organisasi terbesar tersebut, dan ayahnya merupakan tokoh berpengaruh pada masanya. Gus Dur juga sudah memimpin SEKARANG 15 tahun, ia telah bertemu dengan berbagai macam organisasi keagamaan, dan masyarakat yang hidup dengan latar belakang ideologi, latar belakang politik, budaya, kepentingan, strata sosial dan pemikiran yang berbeda-beda, dan Gus Dur harus bisa memahami pola pergerakan dan lainnya. pemikiran, sehingga SEKARANG menjadi landasan gerakan dan pemikiran dalam memperkuat ummat. Selain berani membela hak-hak etnis minoritas Tionghoa, Gus Dur juga menjadi pemimpin tertinggi Indonesia pertama yang meminta maaf kepada keluarga PKI yang gugur dan disiksa (antara 500.000 hingga 800.000 orang) dalam gerakan pembersihan PKI yang dilakukan oleh Partai Komunis. pesanan baru.

Dalam hal ini Gus Dur benar-benar pahlawan yang anti diskriminasi, hal ini juga disampaikan oleh Gus Dur dalam acara Kick Andy, “bahwa tugas mengucilkan PKI bukan tugas negara, apa maksudnya memisahkan agama?” dan negara, jika negara yang mengurus semuanya” dalam hal ini nampaknya Gus Dur memposisikan dirinya sebagai orang tertinggi di negeri ini yang memandang segala sesuatunya berdasarkan Pancasila secara utuh. Pertama, Gus Dur bersentuhan dengan kultur dunia pesantren yang sangat hierarkis, tertutup, dan penuh etika formal. Oleh karena itu, Gus Dur selalu terkesan dinamis dan sulit dipahami karena kebebasan berpikir dan keluasan wawasannya.

Latar Belakang Intelektual K.H. Abdurrahman Wahid

Pemahaman Gus Dur terhadap khazanah ilmu Islam dan ilmu pengetahuan Barat telah memberikan warna tersendiri bagi perkembangan pendidikan Islam khususnya pesantren. Pertama, Gus Dur bersentuhan dengan kultur dunia pesantren yang sangat hierarkis, tertutup, dan penuh etika formal; kedua, dunia Timur yang terbuka dan keras; Sikap Gus Dur yang jarang bertatap muka di perkuliahan di Universitas Al Azhar merugikan dirinya karena beasiswa dari Indonesia dihentikan.

Islam di Indonesia dan Timur Tengah serta pengalamannya di Eropa menjadikan Gus Dur sebagai ulama bertaraf internasional. Penyebaran pemikiran Gus Duro yang diungkapkan melalui media massa, surat kabar, dan buku menjadikan Gus Duro sebagai sosok dan pemikir yang sangat orisinal dan kontroversial dalam skala internasional. Selama bertahun-tahun, Gus Dur kerap terlibat dalam pemikiran intens tentang pembentukan pemahaman Islam yang utuh dan komprehensif.

Gagasan Pendidikan Islam K.H. Abdurrahman Wahid

Oleh karena itu, Gus Dur lebih menghargai upaya budaya dibandingkan upaya ideologis. Kemunculan dinamika pesantren tersebut tidak lepas dari gagasan Gus Dur yang ingin melakukan reformasi dan dinamisasi pesantren. Terkait erat dengan gagasan reformasi pesantren tersebut di atas, Gus Dur juga menyinggung kisruhnya sistem pendidikan pesantren.

Gus Dur menjelaskan, dalam melakukan modernisasi dan dinamisasi pesantren, perlu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut. Hal inilah yang mendasari pemikiran Gus Dur tentang perlunya reorientasi dan rekonstruksi seluruh sistem pendidikan pesantren, yang dilakukan dengan mengadopsi nilai-nilai baru tanpa meninggalkan ajaran dasar agama yang telah kita warisi selama ini. Gus Dur yakin pesantren mempunyai potensi yang cukup kuat untuk melahirkan masyarakat madani.71.

Konsep Pendidikan Islam K.H. Abdurrahman Wahid

ANALISIS KONSEP PEMIKIRAN PENDIDIKAN ISLAM K.H ABDURRAHMAN WAHID. al-din), jaminan keluarga dan keturunan (hifdzu al-nasl), jaminan harta benda dan barang pribadi (hifdzu al-mal), serta jaminan harta benda dan hak profesi (hifdzu al-milk). Landasan yang dijadikan acuan pendidikan Islam adalah sumber kebenaran dan kekuatan nilai-nilai yang dapat membimbing peserta didik menuju jenjang pendidikan. Landasan pendidikan Islam dengan demikian juga menjadi landasan pemikiran pendidikan pluralistik Abdurrahman Wahid dan oleh karena itu sangat relevan.

Pentingnya pemikiran humanistik Gus Dur dengan pendidikan Islam, pertama, menurut Adurrahman Wahid, pandangannya terhadap Islam sedang mengalami perubahan besar. Kesan saya selama ini pendidikan Islam hanya mengajarkan tentang berbagai jenis hukum agama dan banyak hal di dalamnya. Artinya, kita mengutamakan satu sisi saja dari pendidikan Islam dan melupakan sisi informal dari pendidikan Islam itu sendiri.

Tujuan Pendidikan Islam K.H. Abdurrahman Wahid

Oleh karena itu, pendidikan Islam harus mampu mengembangkan beberapa konsep dalam tujuan pendidikan Islam dari sudut pandang K.H. Pembaharuan pendidikan Islam dan modernisasi pendidikan Islam, dalam bahasa Arab “Tajdid al-tarbiyah al-Islamiah dan al-hadasah. Salah satu gagasan Gus Dur dalam upaya menghadirkan citra pendidikan Islam dalam kehidupan bermasyarakat adalah pendidikan Islam yang berbasis pada multikulturalisme.

Hal ini dapat memfasilitasi dimulainya pendidikan Islam multikultural, yang merupakan ciri khas pendidikan tersebut. Landasan utama dan filosofi pemikiran Gus Dur tentang pendidikan Islam menekankan pendidikan Islam sebagai etika sosial dalam kehidupan berbangsa. Menurut Gus Dur, pendidikan Islam memiliki banyak model pengajaran, baik dalam bentuk pendidikan sekolah, pesantren, maupun pendidikan informal seperti pengajian, arisan, dan lain-lain.

Metode Pendidikan Islam K.H. Abdurrahman Wahid

Strategi ini menekankan pada kebutuhan sosial untuk memperjelas poin-poin formalisasi pendidikan Islam di lembaga-lembaga negara melalui upaya hukum formal yang terus-menerus diterapkan di beberapa gerakan Islam. Strategi ini menjadi prioritas yang harus dilaksanakan sebelum menerapkan strategi lainnya, karena pendidikan Islam memerlukan naungan politik Islam yang eksplisit yang akan mendeklarasikan eksistensi pendidikan Islam. Strategi ini dirancang untuk mengembangkan pendidikan Islam dengan memperbarui mutu pendidikan agar sejalan dengan perkembangan zaman.

Strategi ini menekankan bahwa pendidikan Islam harus mengembangkan nilai-nilai Islam yang tidak perlu dilembagakan. Melihat keadaan saat ini, pendidikan Islam dapat mengikuti perkembangan zaman dengan memandang sosial budaya sebagai prinsip fundamentalnya. Dari strategi di atas, pendekatan yang digagas Gus Dur bermula dari bagaimana ia mewujudkan ajaran Islam yang terkandung dalam Al-Qur’an, yang kemudian menjadi metode dalam pendidikan Islam.

PENUTUP

Kesimpulan

Pendidikan Islam dalam pandangan Gus Dur adalah pembelajaran yang melepaskan pemikiran manusia dari belenggu tradisionalis yang kemudian ingin didaur ulang dengan melihat pemikiran kritis yang muncul dari Barat modern. Dengan demikian, istilah pembebasan akan muncul dalam pendidikan Islam dalam koridor ajaran Islam yang hendaknya dipahami secara komprehensif, bukan parsial. Gus Dur menawarkan beberapa konsep tujuan pendidikan, yaitu Pendidikan Islam Berbasis Neomodernisme, Pendidikan Islam Berbasis Pembebasan, dan Pendidikan Islam Berbasis Keberagaman atau Multikularisme.

Dalam metode pendidikan Islam Gus Dur mempunyai strategi pendidikan Islam, strategi pendidikan Islam dimaksudkan sebagai pendekatan pendidikan, agar terkomunikasikan dengan baik kepada peserta didik. Menurut Gus Duro, ada empat strategi yakni sosio-politik, kultural, sosio-kultural, dan pedagogi.

Saran

Jadi, pendidik diharapkan mampu membantu setiap peserta didik mengembangkan potensi yang ada tanpa kehilangan pendidikan moral. Bagi peneliti selanjutnya, peneliti yang melanjutkan penelitian mengkaji pemikiran, kontribusi, dan spiritualitas Gus Dur diharapkan dapat mengumpulkan lebih banyak data dari berbagai sumber, khususnya melalui karya-karya Gus Dur. Penulis berharap skripsi singkat ini dapat menjadi bahan refleksi bagi semua pihak untuk merekonstruksi kebijakan pendidikan Islam yang dapat mengelola keberagaman masyarakat Indonesia dengan lebih baik, khususnya dalam hal pendidikan.

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman Wahid dan Implikasinya Bagi Perkembangan Pendidikan Islam di Indonesia". Jurnal Pendidikan Agama Islam 1, no.

Referensi

Dokumen terkait

Purpose The purpose of this project was to use the small group ministry of the church to hold people accountable to developing and maintaining a missional lifestyle.. Goals The