PENDAHULUAN
Konteks Penelitian
MPKiS mempunyai tugas mengawasi perkembangan setiap siswa MA Unggulan Nuris agar mampu membaca kitab kuning. Mahasiswa S2 unggulan Nuris Jember ini terbukti banyak meraih juara di kompetisi tingkat provinsi, kabupaten, dan nasional.
Fokus Penelitian
Berdasarkan pengamatan awal peneliti terdapat beberapa kegiatan untuk mengatasi dekadensi moral, contoh kegiatan yang rutin dilakukan setiap hari senin adalah pengajian kitab Bidajatul Hidayah dan termasuk dalam topik di MA Unggulan Nuris Jember sehingga peneliti tertarik. untuk mengkajinya lebih dalam dengan judul “Internalisasi Nilai – Nilai Pendidikan Akhlak Melalui Kajian Kitab Bidayatul Hidayah di MA Pimpinan Nuris Jember”.
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan wawasan kepada mahasiswa pascasarjana UIN KHAS Jember khususnya pada Program Studi Pendidikan Agama Islam, selain literasi atau wawasan terkait nilai-nilai pendidikan akhlak di MA Unggulan Nuris Jember melalui kajian terhadap buku Bidayatul Hidayah. Sebagai bahan kajian untuk melengkapi literatur terkait nilai pendidikan akhlak melalui budaya Madrasah Aliyah di pesantren.
Definisi Istilah
Tahap transaksional nilai pendidikan akhlak melalui pengajian kitab Bidayatul Hidayah di MA Uggulan Nuris Jember. Tahap trans-internalisasi nilai pendidikan moral melalui pengajian kitab Bidayatul Hidayah di MA Uggulan Nuris Jember.
Sistematika Penulisan
KAJIAN PUSTAKA
Penelitian Terdahulu
Tesis Errina Usman (2018) berjudul “Internalisasi Nilai Karakter dalam Pembelajaran Akhlak di Pondok Pesantren Fadlillah Sidoarjo”. Waris (2021) dengan judul “Internalisasi Nilai-Nilai Pendidikan Islam Dalam Kajian Disertasi Ayyuhal Walad di Pondok Pesantren Miftahul Ulum Kalisat Jember.”
Kajian Teori
Untuk mendorong peserta didik mewujudkan nilai-nilai ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Muhaimin dalam bukunya Paradigma Pendidikan Islam, fase ini merupakan proses yang dilakukan pendidik dalam menanamkan nilai-nilai baik dan buruk. Nilai-nilai yang diberikan masih berada dalam wilayah kognitif siswa dan pengetahuan tersebut dapat hilang jika daya ingat seseorang tidak kuat.50.
Pada tahap ini guru hanya memberitahukan kepada siswa tentang nilai-nilai yang baik dan buruk, yang hanya berupa komunikasi verbal. Sebab dalam kehidupan ini terdapat nilai-nilai lain, seperti nilai ekonomi, nilai agama, nilai budaya, nilai sosial dan lain sebagainya. Salah satu pesan Nabi Muhammad sendiri. itu adalah transmisi nilai-nilai moral kepada masyarakat.
Nilai-nilai fundamental mengandung hal-hal yang bersifat mutlak bagi kehidupan manusia sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat dan tidak cenderung berubah. Nilai-nilai pribadi merupakan nilai-nilai yang mengakar dalam diri setiap individu yang membentuk watak dan nilai-nilai yang selalu dijaga dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Contoh nilai-nilai keluarga antara lain: menghormati orang tua, peduli terhadap kehidupan anak, pendidikan moral anak, dan lain-lain.
Kerangka Konseptual
METODE PENELITIAN
Kehadiran Peneliti
Deskripsi tahapan transformasi nilai-nilai pendidikan akhlak melalui kajian kitab Bidayatul Hidayah di MA Unggul Nuris Jember f. Deskripsi tahapan transinternalisasi nilai-nilai pendidikan akhlak melalui kajian kitab Bidayatul Hidayah di MA Unggul Nuris Jember Jember. Informasi tentang tahapan transformasi nilai-nilai pendidikan akhlak melalui kajian kitab Bidayatul Hidayah di MA Unggul Nuris Jember.
Informasi tentang tahapan transaksi nilai pendidikan akhlak melalui kajian kitab Bidayatul Hidayah di MA Superiore Nuris Jember. Informasi tentang tahapan transinternalisasi nilai-nilai pendidikan akhlak melalui kajian kitab Bidayatul Hidayah di MA Superiore Nuris Jember. Fase transformasi nilai-nilai pendidikan akhlak melalui kajian kitab Bidayatul Hidayah di MA Superiore Nuris Jember.
Berikut adalah beberapa hasil temu bual tentang nilai pendidikan akhlak melalui pengajian kitab Bidayatul Hidayah di MA Uggulan Nuris. Berikut adalah beberapa hasil temu bual tentang trans-internalisasi nilai pendidikan akhlak melalui pengajian kitab Bidayatul Hidayah di MA Unggulan Nuris. 1 Bagaimanakah tahap pemindahan nilai pendidikan akhlak melalui pengajian kitab Bidayatul Hidayah di MA Ungulan Nuris Jember.
2 Apakah tahap nilai transaksi pendidikan akhlak melalui pengajian kitab Bidayatul Hidayah karya MA Ungulan Nuris Jember. 3 Apakah tahap trans-internalisasi nilai pendidikan akhlak melalui pengajian kitab Bidayatul Hidayah kepada MA Uggulan Nuris Jember.
Subyek Penelitian
Teknik Pengumpulan Data
Tujuan dari teknik pengumpulan data ini merupakan langkah penting dalam melakukan penelitian untuk memperoleh data yang valid. Untuk memperoleh data sesuai dengan standar data yang telah ditetapkan, seorang peneliti harus memahami teknik pengumpulan data yang meliputi observasi, wawancara, dan dokumentasi.95. Penelitian ini menggunakan jenis observasi partisipan pasif, artinya peneliti tidak melibatkan diri secara aktif di dalamnya.
Untuk memperkuat kredibilitas data yang diperoleh, peneliti memadukannya dengan observasi terstruktur, yaitu peneliti membuat rancangan sistematis terhadap hal-hal yang akan diamati. Penelitian ini menggunakan wawancara semi terstruktur karena peneliti mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan fokus penelitian dan lebih leluasa dan leluasa, tanpa terikat dengan rangkaian pertanyaan yang telah disiapkan sebelumnya. 96 Dengan teknik ini diharapkan wawancara dapat berjalan dengan lancar. arahnya bisa lebih terbuka, pembicaraan tidak memuaskan kedua belah pihak, jadi. Tujuan dari wawancara ini adalah untuk mencari permasalahan yang lebih terbuka, dimana pihak yang diundang ditanya pendapat dan gagasannya. 97 Agar hasil wawancara dapat tercatat dengan baik dan menghasilkan data yang diinginkan maka peneliti akan menggunakan alat seperti buku catatan. , kamera (ponsel).
Dokumentasi dapat berupa tulisan, gambar, file dokumen atau karya tulis dan arsip pada teknik pengumpulan data jenis dokumentasi ini.
Analisis Data
Miles dan Huberman menekankan bahwa peneliti harus bertindak selektif, yaitu menentukan dimensi mana yang lebih penting, hubungan mana yang lebih bermakna, dan konsekuensinya informasi yang dapat dikumpulkan dan dianalisis. Pada fase ini peneliti memfokuskan pada data-data yang berkaitan dengan fokus penelitian yaitu tingkat transformasional, transaksional dan transposalisasi nilai-nilai pendidikan moral. Data dalam penelitian ini kemudian disederhanakan dengan berbagai cara, yaitu dengan seleksi yang ketat, ringkasan atau deskripsi singkat, dengan mengelompokkan data ke dalam satu sampel yang lebih luas, dan sebagainya.
Peneliti memindahkan data ke bentuk analisis lain sehingga diperoleh data yang akurat dan valid dari pengumpulan data di lapangan. Penyajian data merupakan upaya peneliti menyajikan data sebagai informasi yang memungkinkan ditariknya kesimpulan.99. Peneliti berupaya mengkonstruksi teks naratif sebagai informasi terpilih, simultan dan sistematis dalam bentuk yang kuat sehingga data yang diperoleh dapat menjelaskan tahapan transformasi, transaksi, dan transinternalisasi.
Penyajian data untuk setiap kasus didasarkan pada fokus penelitian, yang mengarah pada terbentuknya kesimpulan sementara yang menjadi temuan penelitian. Peneliti menyajikan data melalui teks naratif, termasuk penggunaan matriks atau bagan, yang dapat memudahkan peneliti menjalin hubungan dengan teks yang ada dengan cara menyusunnya secara sistematis dalam bentuk ringkas yang mudah dipahami, yang pada akhirnya akan memudahkan dalam mengambil kesimpulan dari data yang ditemukan. Pembentukan inferensi dan verifikasi merupakan kegiatan yang mengikuti reduksi dan penyajian data, dimana peneliti mencari makna secara komprehensif dari berbagai proposisi yang ditemukannya terkait dengan fokus penelitian.
Keabsahan Data
Tahap-tahap Penelitian
Berikut adalah beberapa hasil temu bual tentang bagaimana tahap transformasi nilai pendidikan akhlak melalui pengajian kitab Bidayatul Hidayah di MA Uggulan Nuris Jember. Daripada pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahawa Kiai Muhyiddin Abdus Shomad dalam fasa transformasi nilai-nilai pendidikan akhlak melalui pengajian kitab Bidayatul Hidayah dilakukan dengan ceramah. Daripada beberapa pernyataan di atas, dijelaskan bahawa pada tahap transformasi nilai pendidikan akhlak melalui pengajian kitab Bidayatul.
Berdasarkan pernyataan di atas dijelaskan bahwa tahapan transaksi nilai pendidikan akhlak melalui kajian kitab Bidayatul Hidayah dilakukan dengan cara saling mengamalkan apa yang telah dipelajari. Transinternalisasi nilai pendidikan akhlak melalui kajian kitab Bidayatul Hidayah mempunyai pengaruh yang besar terhadap karakter siswa. Berdasarkan hasil wawancara, observasi dan dokumentasi tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa tahap transinternalisasi nilai pendidikan akhlak melalui pembacaan kitab Bidayatul Hidayah di MA Nuris Unggulan yaitu Kiai Muhyiddin Abdus Shomad. memberikan contoh atau panutan.
Tingkat transformasi nilai pendidikan akhlak melalui pembacaan kitab Bidayatul Hidayah di MA Unggul Nuris Jember yaitu Kiai Muhyiddin Abdus Shomad dengan menggunakan metode ceramah. Tingkat transaksi nilai pendidikan akhlak dengan pembacaan kitab Bidayatul Hidayah di MA Unggulan Nuris dilakukan melalui latihan dan pembiasaan terhadap peraturan dan jadwal piket. Tahap transinternalisasi nilai pendidikan akhlak dengan pembacaan kitab Bidayatul Hidayah di MA Unggulan Nuris yaitu Kiai Muhyiddin Abdus Shomad menggunakan metode keteladanan, mendoakan siswa dan memberikan bingkisan.
Temuan tahap transinternalisasi nilai pendidikan akhlak melalui kajian kitab Bidayatul Hidayah pada Nuris Unggulan MA yaitu Kiai Muhyiddin Abdus Shomad memberikan contohnya. Dalam transinternalisasi nilai-nilai pendidikan akhlak melalui kajian kitab Bidayatul Hidayah memberikan dampak yang besar terhadap karakter peserta didik.
PAPARAN DAN ANALISIS DATA
Paparan Penelitian
Temuan Penelitian
PEMBAHASAN
Tahap Transformasi Nilai Pendidikan Akhlak
Bagi saya, pada tahap transinternalisasi, nilai pendidikan moral itulah yang saya ajarkan kepada siswa.
Tahap Transformasi Nilai Pendidikan Akhlak
Tahap Trans-internalisas Nilai Pendidikan Akhlak
PENUTUP
Kesimpulan
Perilaku siswa yang tampak merupakan nilai akhlak terhadap Allah. seperti disiplin dalam shalat berjamaah, akhlak terhadap sesama seperti mencium tangan guru, akhlak terhadap alam seperti menjaga kebersihan. Perilaku siswa yang ditampilkan adalah nilai moral terhadap orang lain seperti rendah hati dan membungkukkan badan ketika melihat guru lewat.
Saran
Internalisasi Nilai-Nilai Karakter Dalam Peningkatan Kompetensi Kepribadian Guru di Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu (SMPIT) Al-Hidayah Sumenep (Malang: UIN Maulana Malik Ibrahim). Internalisasi Nilai Moral Dalam Pencegahan Perilaku Bullying Pada Siswa Kelas V MIS Bidayatul Hidayah Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang. Internalisasi Nilai-Nilai Pendidikan Islam Dalam Kajian Disertasi Ayyuhal Walad di Pondok Pesantren Miftahul Ulum Kalisat Jember.
Bagi saya, pada tataran transaksi, nilai pendidikan moral yang saya ajarkan kepada siswa juga harus dipraktikkan. Ibu Latifah : I. Tingkat penanaman nilai pendidikan akhlak pada siswa MA khususnya yang dilakukan oleh Kyai Muhyidin Abdus Shomad melalui kajian kitab sebenarnya dilakukan pada seluruh siswa MA, karena penting bagi kita. untuk menanamkan pendidikan moral kita. Artinya pada tataran transfer nilai, berhasil atau tidaknya pengetahuan pendidikan moral dapat dilihat dari nilainya.
Kyai tidak hanya memberi nasihat tapi juga mengamalkannya, jadi apa yang Kyai jelaskan sambil mempelajari kitab, Kyai juga mengamalkannya dan saya pun melakukannya. Tentunya ini bermanfaat untuk pendidikan akhlak kita ya Kak. Misalnya ketika ada Kyai atau guru lewat, kita langsung sujud dan diam hingga ia lewat. Kyai tidak hanya menasihati tetapi juga mengamalkan, sehingga apa yang Kyai jelaskan sambil mempelajari kitab tersebut, Kyai juga mengamalkan dan saya coba tiru.