• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROGRAM STUDI S3 ILMU KEDOKTERAN SEKOLAH PASCASARJANA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PROGRAM STUDI S3 ILMU KEDOKTERAN SEKOLAH PASCASARJANA "

Copied!
211
0
0

Teks penuh

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK BIJI PINANG (Arecacatechu L.) TERHADAP KADAR FSH, LH, ESTRADIOL, PENYEBARAN mRNA PROGESTERONE RESEPTORGEN DAN SIKLUS ESTRUS MENCIT BEBIN BALB/C. Menyatakan dengan sejujurnya bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan hasil adaptasi dari tulisan atau pemikiran orang lain.

Latar Belakang

Fraksi air ekstrak biji pinang menyebabkan apoptosis pada sel jaringan testis (spermatogonia, spermatosit primer, spermatid, Sertoli dan Leydig) pada tikus (Rattus norvegicus). 5 Ekstrak buah pinang mengandung bahan yang bersifat afrodisiak (meningkatkan hasrat seksual) yang dibuktikan dengan peningkatan konsentrasi testosteron dalam darah (Akmal M, dkk, 2010).

Perumusan Masalah penelitian

Tujuan Penelitian

Tujuan Umum

Tujuan Khusus

Bagaimana pengaruh pemberian ekstrak pinang terhadap kadar FSH, LH, Estradiol, ekspresi mRNA gen reseptor progesteron dan siklus estrus.

Manfaat Penelitian

Morfologi Pinang

Olahan dari buah pinang simplisia di apotik sering digunakan untuk mengobati penyakit cacingan, khususnya cacing pita. Pinang muda selain digunakan sebagai obat untuk menguatkan gigi juga digunakan sebagai obat kontraksi rahim, wanita setelah melahirkan memperlancar peredaran darah dan menambah energi dengan cara merebus pinang muda dan meminum airnya (Anonim, 2005).

Gambar 2 Struktur arecoline. (Chutima Jantarat et al. 2012)
Gambar 2 Struktur arecoline. (Chutima Jantarat et al. 2012)

Penggunaan Ekstrak Pinang untuk Tindakan dan Obatobatan

Fraksi pinang diklorometana memiliki efek menekan kecanduan pada tikus yang berhenti menggunakan morfin (E Kumarnsit, et.al. 2005). Ekstrak etanol biji pinang mempunyai efek antiproliferatif dengan cara menghambat pertumbuhan dan merangsang apoptosis sel (Meiyanto et al., 2008).

Efek Apoptosis ekstrak biji pinang pada Sel

Pengamatan Apoptosis Sel hidup akan berfluoresensi berwarna hijau terang (dengan acridine orange), sel yang mengalami apoptosis pada stadium awal akan mengalami kondensasi kromatin dan masih berwarna hijau, sel yang mengalami apoptosis pada stadium akhir akan terpecah menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dan berwarna orange ( dengan etidium bromida) (Renvoize, dkk., 1998). Nilai IC50 ini menunjukkan bahwa arecoline tidak mempunyai efek sitotoksik yang kuat terhadap sel HeLa seperti alkaloid skimmianine, flindersine dan haplopine lainnya (Jansen, et.al., 2006).

Gambar 3. Efek Arekolin  175 μM (A)sel hidup berfluoresensi hijau  (B)  sel  mati berfluoresensi oranye (Astrid Ayu Maruti, et.al)
Gambar 3. Efek Arekolin 175 μM (A)sel hidup berfluoresensi hijau (B) sel mati berfluoresensi oranye (Astrid Ayu Maruti, et.al)

Efek hipolipidemia ekstrak biji pinang

Satu set mengirimkan hormon yang mereka hasilkan melalui kelenjar pituitari ke lobus posterior kelenjar pituitari, di mana hormon tersebut dilepaskan langsung ke aliran darah. Kumpulan sel saraf lainnya menghasilkan hormon perangsang dan penghambat yang mencapai kelenjar hipofisis anterior melalui jaringan pembuluh darah yang mengalir di tangkai hipofisis.

Gambar  5.  Jalur  biosintesis  progesteron  pada  sel  luteal  generik.  Tiga  sumber  kolesterol  bisa  digunakan  sebagai  substrat:  (1)  low  density  lipoprotein  (LDL);  (2)  high  density  lipoprotein  (HDL);  atau  (3)  hidrolisis  dari  esterase
Gambar 5. Jalur biosintesis progesteron pada sel luteal generik. Tiga sumber kolesterol bisa digunakan sebagai substrat: (1) low density lipoprotein (LDL); (2) high density lipoprotein (HDL); atau (3) hidrolisis dari esterase

Hipofisis

Seiring waktu, sel telur ini mulai matang, sehingga dilepaskan dari ovarium pada setiap siklus menstruasi. Produksi estrogen mendominasi pada paruh pertama siklus menstruasi sebelum ovulasi, dan produksi progesteron mendominasi pada paruh kedua siklus menstruasi saat korpus luteum terbentuk.

Reseptor Hormon

Pesan yang dibawa oleh sinyal gonadotropin harus disampaikan melalui membran sel folikel atau korpus luteum, karena gonadotropin yang merupakan glikoprotein berukuran besar tidak mampu menembus membran sel yang merupakan lapisan ganda lipid, tetapi akan berikatan dengan reseptor spesifiknya di permukaan. membran sel. . Estradiol yang tidak lagi terikat pada transporternya, begitu mendekati sel target, akan langsung mampu menembus membran sel yaitu lipid. Kompleks reseptor hormon ini kemudian berikatan dengan wilayah DNA tertentu yang dikenal sebagai elemen respons hormon (HRE), mengaktifkan atau menonaktifkan gen tertentu.

Oleh karena itu, peran kompleks reseptor hormon ini adalah membantu mengirimkan pesan yang dibawa oleh estradiol ke dalam nukleus untuk mempengaruhi proses transkripsi sehingga dihasilkan messenger RNA (mRNA) yang berperan dalam sintesis protein. Kompleks reseptor hormon steroid awalnya mempengaruhi transkripsi gen, tetapi kemudian juga berperan dalam regulasi fase pasca transkripsional dan kejadian non-genomik lainnya.

Gambar 12 : Skema representasi dari fungsi prediksi Fsh- dan / atau gen  Lh-dependent
Gambar 12 : Skema representasi dari fungsi prediksi Fsh- dan / atau gen Lh-dependent

Siklus Reproduksi Mamalia Betina Siklus Estrus

Siklus reproduksi pada mamalia (primata) disebut siklus menstruasi, sedangkan siklus reproduksi pada non primata (tikus) disebut siklus estrus (Champbell. Siklus estrus merupakan proses berulang yang menggambarkan perubahan kadar hormon reproduksi yang disebabkan oleh ovarium aktivitas di bawah pengaruh hormon hipofisis Siklus estrus ditandai dengan adanya nafsu birahi pada betina, sehingga akan reseptif terhadap pejantan pada saat estrus.

Penentuan masa estrus dilakukan dengan memantau siklus estrus yang dapat dilakukan dengan melakukan pemeriksaan apusan vagina. Diestrus merupakan fase dalam siklus estrus yang ditandai dengan tidak adanya kebuntingan, tidak adanya aktivitas seksual, dan hewan dalam keadaan tenang.

Gambar  14:A-C.  Sitologi  vagina  mewakili  setiap  tahap  estrus.  Tiga  jenis  sel  iidentifikasi:  (A)  epitel  berinti  (B)  epitel  cornified  dan  (C)  leukosit
Gambar 14:A-C. Sitologi vagina mewakili setiap tahap estrus. Tiga jenis sel iidentifikasi: (A) epitel berinti (B) epitel cornified dan (C) leukosit

Perbedaan Siklus Estrus dangan Siklus Menstruasi

Organ Reproduksi pada Mencit (Mus musculus)

Darah

Ciri-ciri darah berbentuk plasma terdiri dari air, protein dan mineral dengan komposisi masing-masing 91%, 8% dan 0,9%. Sel darah terdiri dari tiga jenis, yaitu eritrosit atau sel darah merah, leukosit atau sel darah putih, dan trombosit atau trombosit (Pearce 2002: 133). Mekanisme ini mempengaruhi kadar hormon hipofisis dan hormon ovarium dalam plasma darah tikus sepanjang siklus estrus (Emanuele et al.

Gambar 17 : Kerangka pemikiran
Gambar 17 : Kerangka pemikiran

Hipotesis

Jenis dan Disain Penelitian

Waktu dan tempat penelitian

Subyek Penelitian

Untuk menghindari bias akibat perbedaan usia dan berat badan, pengumpulan sampel dilakukan dengan menggunakan simple random sampling. Pada penelitian ini digunakan 15 ekor mencit Balb/c dan dibagi menjadi 3 kelompok yang masing-masing kelompok terdiri dari 5 ekor mencit Balb/c. Jumlah strain tikus betina balb/c yang digunakan dihitung dengan menggunakan perhitungan ukuran sampel (rumus Federer, 1963).

Jenis penelitian ini adalah eksperimental laboratorium in vivo, dengan kelompok kontrol acak dilakukan hanya setelah pengujian; Untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak biji pinang selama 7 hari pada unit percobaan dengan mengukur variabel setiap hari selama satu siklus estrus.

Kerangka Konsep

Pada penelitian eksperimental yang menjadi variabel bebas adalah perlakuan dan dalam penelitian ini adalah ekstrak biji pinang dengan dosis yang digunakan; 20010, dimana terjadi peningkatan testosteron darah setelah pemberian ekstrak pinang dengan dosis 1 dan 2 gram/200 gram berat badan pada mencit selama satu minggu. Variabel perantara dalam penelitian ini adalah respon subjek penelitian terhadap pengobatan yang berperan sebagai penghubung antara variabel bebas dan variabel terikat dalam hal ini hasil pemeriksaan kadar FSH, LH, estradiol dan ekspresi mRNA progesteron. gen reseptor.

Variabel kontrol dalam penelitian ini adalah jenis kelamin betina, berat badan mencit, kondisi fisik mencit, mencit sehat dan tidak ada kelainan anatomi, kandang mencit, makanan mencit, tidak bunting, cara pemeliharaan, metode cara pemberian dan dosis ekstrak buah pinang.

Definisi Operasional

Alat dan Bahan Penelitian

Jenis Data

Alur Penelitian

Prosedur Penelitian

Pengambilan sampel darah dilakukan pada saat siklus estrus pada fase proestrus (kadar FSH, LH, estradiol) dan pada fase diestrus (ekspresi mRNA gen reseptor progesteron). Tahapan siklus estrus ditentukan berdasarkan ada tidaknya leukosit, epitel kornifikasi, dan sel epitel berinti. Waktu pengambilan serum darah balb/c dilakukan pada saat siklus estrus pada fase proestrus (kadar FSH, LH, estradiol) dan pada saat diestrus (reseptor progesteron tidak ada ekspresi mRNA) dilakukan apusan vagina setiap hari selama 3 x siklus normal ( 15 hari) hari terhitung sejak hari ke 1 (pertama) setelah perlakuan intervensi ekstrak pinang.

Pemeriksaan vagina review dilakukan untuk memeriksa penampakan sel epitel pada vagina mencit guna mengetahui fase estrus dan menghitung lamanya siklus estrus. Representasi visual tipe sel dan proporsi relatif setiap tipe terjadi selama empat tahap siklus estrus.

Gambar 20 : Cara pemberian ekstrak pinang peroral pada hewan coba
Gambar 20 : Cara pemberian ekstrak pinang peroral pada hewan coba

Penentuan Ekspresi mRNA gen FSH dan LH

Ketika tikus betina berada dalam fase proestrus, sebagian besar sel berinti dan beberapa sel epitel keratin terdapat. Lapisan rahim mulai mengendur dan buktinya terlihat pada sel epitel telur yang mengalami keratinisasi dan leukosit polimorfonuklear yang terdapat pada apusan vagina. Apusan vagina pada saat diestrus menunjukkan terutama leukosit polimorfonuklear dan beberapa sel epitel pada akhir diestrus.

Analisis Statistik

Dari Gambar 24 diatas terlihat bahwa setelah 7 hari pemberian ekstrak pinang terjadi penurunan kadar FSH pada kelompok perlakuan 1 (K1) dan kelompok perlakuan 2 (K2), sedangkan pada kelompok kontrol sama saja. (K0) seperti pada kelompok terapi 1 (K1).sebelum pengobatan. Dari Gambar 25 diatas terlihat bahwa setelah pemberian ekstrak pinang selama 7 hari terjadi penurunan kadar LH pada kelompok 1 (K1) dan kelompok 2 (K2), sedangkan pada kelompok kontrol (K0) terjadi penurunan kadar LH. sama seperti pada kelompok perlakuan 1 (K1).sebelum perlakuan. Pada kelompok 1 (1 g/200 g berat badan tikus selama 7 hari) terjadi penurunan kadar estradiol sebesar 2,61 kali lipat, penurunan kadar FSH sebesar 2,62 kali lipat, dan penurunan kadar LH sebesar 2,69 kali lipat, penurunan kadar LH sebesar 2,69 kali lipat. ekspresi gen reseptor progesteron mRNA 1,70 kali dibandingkan kelompok kontrol (K0).

Dari Gambar 27 diatas terlihat status estrus setelah turunnya kadar estradiol serum pada kelompok perlakuan 1 (K1) didapatkan fase estrus yang siklusnya memanjang dan pada kelompok perlakuan 2 (K2) tidak ditemukan fase estrus selama 3 x siklus estrus normal dan pada kelompok kontrol (K0) tidak mengalami perubahan fase estrus (normal = 4-5 hari). Dari Gambar 28 diatas terlihat status estrus setelah penurunan kadar FSH serum pada kelompok perlakuan 1 (K1) mempunyai siklus yang lebih panjang dan kelompok perlakuan 2 (K2) tidak mengalami fase estrus selama 3 x estrus normal. siklus dan pada kelompok kontrol (K0) tidak terjadi perubahan siklus estrus (normal = 4-5 hari).

Tabel 1: Hasil pemeriksaan hormon dan siklus estrus    Deskripsi variabel
Tabel 1: Hasil pemeriksaan hormon dan siklus estrus Deskripsi variabel

PEMBAHASAN

Efek Apoptosis ekstrak biji pinang pada Sel

Akibatnya etidium bromida dapat masuk ke dalam sel dan menimbulkan fluoresensi warna oranye sebagai indikator kematian sel (Meiyanto E, 2010). Selain itu, arecoline juga terbukti menginduksi apoptosis dengan meningkatkan ekspresi p53, meningkatkan aktivitas caspase 3 dan pelepasan sitokrom c dari mitokondria pada sel hepatoma HA22T/VGH (Cheng, et.al, 2007). Pengamatan morfologi sel setelah perlakuan arekolin tunggal menunjukkan bahwa jumlah sel yang mengalami kematian (sel bulat dan mengambang) meningkat sesuai dengan konsentrasi arekolin yang diberikan. Kematian sel terprogram (PCD) adalah proses aktif secara fisiologis yang penting untuk berfungsinya jaringan hidup.

Hormon yang sama dapat menghambat kematian sel terprogram (PCD) di satu jaringan dan meningkatkan PCD di jaringan lain. Selama perkembangan hewan, steroid menginduksi berbagai respons termasuk diferensiasi sel dan kematian sel terprogram.

EP (arecoline): Aktifitas hipoglikemik

  • KESIMPULAN
  • SARAN

A simple and rapid HPLC technique for the determination of arecoline in areca nut (areca catechu l.) extract. Suppressive effects of the dichloromethane fraction from Areca catechu nut on naloxone-precipitated morphine withdrawal in mice. Endothelial-dependent vasodilatory effect of extract prepared from the seeds of Areca catechu on isolated rat aorta.

Inhibition of Streptococcus mutans growth by 5'-nucleotidase inhibitors from Areca catechu Pharm Chem Bull. Identification of the antibacterial principle against Streptococcus mutans and the principle of inhibition against glucosyltransferase from the seeds of Areca catechu L Pneumatic Research.

Test

PENGARUH PERLAKUAN TERHADAP HORMON

Statistics for each analysis are based on cases with no missing data for any variable in the analysis. Statistics for each analysis are based on the cases with no missing or out-of-range data for any variable in the analysis.

PENGARUH HORMON TERHADAP ESTRUS

Gambar

Gambar 2 Struktur arecoline. (Chutima Jantarat et al. 2012)
Gambar 3. Efek Arekolin  175 μM (A)sel hidup berfluoresensi hijau  (B)  sel  mati berfluoresensi oranye (Astrid Ayu Maruti, et.al)
Gambar  5.  Jalur  biosintesis  progesteron  pada  sel  luteal  generik.  Tiga  sumber  kolesterol  bisa  digunakan  sebagai  substrat:  (1)  low  density  lipoprotein  (LDL);  (2)  high  density  lipoprotein  (HDL);  atau  (3)  hidrolisis  dari  esterase
Gambar 12 : Skema representasi dari fungsi prediksi Fsh- dan / atau gen  Lh-dependent
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pertama, Pasal 5 ayat (2) PP Nomor 71 Tahun 2000 buat menata hak serta perlindungan saksi, informan ataupun saksi informan yang pula mengalami ikut serta dalam cara investigasi

He did his PhD in History Jadavpur University/ Centre for Studies in Social Sciences, Calcutta, India, and partly at Department of Sociology, University of California, Berkeley He has a