PENDAHULUAN
Identifikasi Masalah
Batasan Masalah
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Deskripsi proses berpikir matematis siswa dalam menyelesaikan masalah matematika tidak rutin materi teorema Pythagoras berdasarkan masalah yang muncul di sekolah. Berdasarkan rumusan masalah yang telah ditentukan sebelumnya yaitu bagaimana proses berpikir matematis siswa dalam menyelesaikan soal matematika non rutin di SMP N 3 Bengkulu. Hasil tes proses berpikir matematis siswa dalam menyelesaikan masalah matematika tidak rutin berdasarkan teori Mason.
Pada bagian ini, kami memaparkan data penelitian tentang proses berpikir matematis siswa saat menyelesaikan tugas matematika non-rutin berdasarkan teori Mason. Proses berpikir matematis siswa dalam menyelesaikan masalah matematika tidak rutin berdasarkan teori Mason dilakukan dengan menganalisis hasil soal tes Pythagoras dan wawancara dengan subjek penelitian. Data hasil wawancara digunakan setelah dilakukan analisis terhadap hasil dua soal tes tentang proses berpikir matematis siswa saat menyelesaikan soal matematika non rutin pada materi Pythagoras.
KAJIAN TEORI
Masalah Non Rutin
28 Ade Putri.Analisis Kemampuan Menyelesaikan Masalah Rutin dan Non Rutin Pada Aturan Rekapitulasi Materi, Jurnal Pendidikan Tambusai, 2018, Volume 2 Nomor 4, h.892. 35 Ade putri, Analisis keterampilan pemecahan masalah rutin dan tidak rutin pada aturan rangkuman materi, Jurnal Pendidikan Tambusai, 2018, Volume 2 Nomor 4, h.892. Seorang guru hanya cenderung menonjolkan metode pembelajaran yang digunakan untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa.
Namun terdapat faktor yang dapat mempengaruhi kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yaitu adanya faktor internal seperti pengetahuan awal, apresiasi matematis, dan kecerdasan logika matematis. Apresiasi ini melibatkan siswa dalam pembelajaran di kelas, keterlibatan ini akan mempengaruhi kemampuan mereka dalam memecahkan masalah matematika. Suparta, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemecahan Masalah Matematis: Pengetahuan Awal, Apresiasi Matematis, dan Kecerdasan Logika Matematis.
Teorema Phythagoras
Pertanyaan panas adalah pertanyaan yang membutuhkan keterampilan berpikir tingkat tinggi dan melibatkan proses berpikir, sehingga dapat digunakan untuk mengasah keterampilan berpikir kritis logis, reflektif, metakognitif, dan kreatif. Sedangkan soal non rutin adalah soal yang biasanya tidak ditemukan siswa pada lembar kerja mereka.
Hasil Penelitian Terdahulu
Pada penelitian yang berjudul “Deskripsi proses berpikir matematis siswa dalam menyelesaikan masalah matematika tidak rutin pada materi Teorema Pythagoras”, peneliti bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses berpikir matematis siswa dalam menyelesaikan masalah tidak rutin pada materi komputasi. Berdasarkan uraian di atas, peneliti melakukan penelitian untuk mendeskripsikan proses berpikir matematis pada siswa dalam menyelesaikan soal matematika non rutin yang memiliki kemampuan berpikir berbeda. Menurut analisis peneliti, siswa di SMP ini masih kurang dalam proses berpikir matematis dalam menyelesaikan soal non rutin.
Untuk mengetahui kualitas proses berpikir matematis siswa dalam menyelesaikan soal matematika nonrutin, siswa sengaja dipilih dengan pertimbangan tertentu (purposive) sesuai dengan pertimbangan hasil tes dan pengetahuan berpikirnya tentang soal matematika nonrutin. Penilaian subjek diawali dengan pemberian tes diagnostik untuk mengetahui proses berpikir matematis siswa dalam menyelesaikan soal matematika non rutin, kemudian hasil tes tersebut dikoreksi/didiagnosis. Subyek penelitian yang berhasil menyelesaikan soal matematika non rutin kemudian dilanjutkan dengan wawancara untuk mendapatkan informasi lebih mendalam tentang proses berpikir matematis siswa dalam menyelesaikan soal matematika non rutin.
Siswa yang terpilih diproses ke tahap selanjutnya yaitu dilanjutkan dengan penyelesaian soal-soal penalaran matematis dalam menyelesaikan soal matematika non rutin dan juga wawancara. Hal ini bertujuan untuk menganalisis proses berpikir matematis siswa dalam memecahkan masalah matematika berdasarkan teori Mason. Dari gambar di atas, siswa dipilih untuk menyelesaikan soal-soal proses berpikir matematis dalam menyelesaikan soal matematika non rutin dengan mata pelajaran yang tergolong tinggi, sedang dan rendah.
Pada bagian ini akan dibahas hasil penelitian proses berpikir matematis siswa dalam menyelesaikan masalah matematika tidak rutin berdasarkan teori Mason, sebagaimana dijelaskan dalam kajian teori bahwa teori Mason merupakan teori belajar yang terdiri dari 3 level entry (tahu, ingin, perkenalkan). aspek). Pada subjek 1 (peringkat tinggi) pada soal 1, Pada subjek 2 (peringkat tinggi) pada soal 1 dan 2, 3 (peringkat menengah) pada soal 1 dan soal 2, Subjek 4 (peringkat tengah) pada soal 1, pada soal subjek 6 1 memenuhi subjek entry level (aspek mengetahui, menginginkan, dan memperkenalkan), dengan kata lain, proses berpikir dalam memecahkan masalah matematika non-rutin pada subjek memenuhi entry level. Dari pembahasan hasil penelitian ini maka dapat disimpulkan bahwa proses berpikir matematis dalam menyelesaikan masalah matematika non rutin belum optimal, siswa tidak menggunakan lembar jawaban tugas 1 dan 2 pada tahap review.
Untuk penelitian lebih lanjut dan mendalam tentang proses berpikir matematis siswa mengenai proses berpikir matematis siswa dalam menyelesaikan soal matematika non rutin.
Kerangka Pikir
METODE PENELITIAN
- Setting Penelitian
- Subjek dan Informan Penelitian
- Teknik Pengumpulan Data
- Teknik Keabsahan Data
- Teknik Analisis Data
Hasil wawancara ini akan digunakan untuk memperkuat dugaan awal tentang hasil analisis soal tes berpikir matematis siswa dalam menyelesaikan masalah matematika non rutin dengan materi Pythagoras dan untuk mengetahui bagaimana proses berpikir siswa bekerja pada materi non rutin. masalah matematika rutin. 50Fery Insan Firdaus, Khomsatun Ni'mah Deskripsi proses berpikir matematis siswa dalam menyelesaikan masalah yang melibatkan konsep deret berdasarkan teori Mason. Proses berpikir siswa dalam memecahkan masalah matematika berdasarkan teori polya ditinjau dari kecerdasan adversity quotient tipe climber.
Proses berpikir siswa dalam memecahkan masalah matematika berdasarkan teori Polya ditinjau dari tingkat kecelakaan tipe climber.
DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA
Analisis Data
Berdasarkan jawaban yang diperoleh subjek di atas terlihat bahwa dalam proses penyelesaian masalah subjek tidak dapat memahami permasalahan yang ada pada soal. Dalam merencanakan dan menyelesaikan masalah, subjek sudah mampu merencanakan dan menyelesaikan masalah dengan baik, terlihat bahwa pada subjek di atas subjek sudah mengetahui masalah yang akan dicari dengan menuliskan rumus yang akan digunakan untuk menyelesaikannya. . masalah, subjek juga menyelesaikannya. Berdasarkan jawaban subjek yang diperoleh subjek di atas, terlihat bahwa dalam proses penyelesaian soal-soal tersebut subjek mampu menyelesaikan soal-soal yang ada pada soal-soal tersebut.
Berdasarkan jawaban yang diperoleh subjek di atas, dapat diketahui bahwa subjek mampu memahami masalah yang ada dalam soal saat menyelesaikan soal. Terlihat bahwa subjek telah menuliskan pada topik di atas apa yang diketahui dan ditanyakan pada soal 1. Saat merencanakan dan menyelesaikan masalah, subjek sudah mampu merencanakan dan menyelesaikan masalah dengan baik, terlihat bahwa subjek di atas topik sudah mengetahui masalah yang akan dicari. Berikut adalah data hasil tes subjek kelas tinggi (MFR) dalam menyelesaikan soal nomor 2.
Berdasarkan jawaban yang diperoleh subjek di atas, terlihat bahwa saat menyelesaikan masalah, subjek mampu memahami masalah yang ada dalam soal. Terlihat bahwa subjek di atas telah menuliskan topik apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan pada soal 2. Pada fase penyerangan, subjek sudah memenuhi (aspek mencoba, mungkin, dan mengapa dan pada fase penilaian). (pemeriksaan aspek, refleksi dan perluasan) subjek belum memenuhi hal tersebut Berdasarkan jawaban yang diperoleh subjek di atas terlihat bahwa saat menyelesaikan soal tersebut subjek sudah dapat memahami soal. Dalam hal ini terlihat bahwa subjek dalam topik di atas telah dituliskan apa yang diketahui dan ditanyakan dalam soal soal.
Berdasarkan jawaban yang diterima dari subjek di atas terlihat bahwa dalam proses penyelesaian masalah, subjek mampu memahami permasalahan yang ada pada soal. Dalam merencanakan dan menyelesaikan masalah, subjek mampu merencanakan dan menyelesaikan masalah dengan baik, terlihat bahwa pada subjek di atas subjek sudah mengetahui masalah yang akan dicari dengan menuliskan rumus yang akan digunakan untuk penyelesaiannya. masalah, subjek juga telah menyelesaikan masalah dengan hasil yang memuaskan. Pada lembar jawaban mata kuliah RZ tidak terdapat jawaban nomor 2, terlihat bahwa mata kuliah RZ tidak dapat menyelesaikan soal matematika non rutin pada materi Pythagoras.
Pada lembar jawaban mata pelajaran MRV tidak terdapat jawaban nomor 1, terlihat bahwa mata pelajaran MRV tidak mampu menyelesaikan soal matematika non rutin pada materi Pythagoras. Berikut adalah data hasil tes subjek yang tergolong rendah (P) pada penyelesaian soal nomor 1. Berdasarkan jawaban yang diterima subjek di atas, terlihat bahwa dalam proses penyelesaian soal, subjek menuliskan kembali pertanyaan yang diajukan peneliti pada lembar jawaban subjek, subjek menjawab soal nomor 1 dengan cara menjumlahkan dan menyimpang panjangnya. , dasar dan ketinggian pertanyaan, subjek tidak dapat memahami masalahnya.
Keterbatasan Penelitian
Gambaran Proses Berpikir Matematis Siswa Dalam Menyelesaikan Masalah Matematika Non Rutin Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Bengkulu”, dapat disimpulkan bahwa pada soal tes diagnostik yang diujikan pada siswa diperoleh hasil klasifikasi data persentase kemampuan tinggi. siswa dengan jumlah 3 siswa sebesar 14%, 7 siswa dengan kemampuan sedang sebesar 33%, dan 11 siswa dengan kemampuan rendah sebesar 53%, maka berdasarkan fakta bahwa 2 soal matematika non rutin yang disajikan menurut teori Mason, maka alur proses berpikir matematis melalui setiap topik penelitian juga berbeda-beda berdasarkan bentuk permasalahannya, untuk siswa tinggi meliputi tahap masuk, menyerang, meninjau, untuk siswa sedang meliputi tahap menyerang, meninjau, untuk siswa rendah siswa tidak memenuhi fase-fase tidak dalam proses berpikir siswa.Astriyani arlin.(2019), Analisis proses berpikir matematis siswa dalam menyelesaikan soal aplikasi turunan Jurnal Pendidikan Surya Pendidikan (JPSE), Vol.5, no.
2019, Profil Kemampuan Berpikir Matematis Siswa pada Materi Pythagoras Kelas VIII SMPN 6 Nganjuk dengan Model Pembelajaran Cooperative Puzzle. Saya lebih menyukai soal non rutin karena bagi saya soal non rutin adalah soal yang menantang bagi saya. Kesulitan saya dalam menyelesaikan soal ketika mencari rumus pada soal 3 Apakah soal yang diberikan.
Saya suka soal non rutin karena saat saya mengerjakan soal non rutin sedikit lebih menantang buat saya walaupun sulit. Saya lebih suka soal-soal rutin karena soal-soal rutin lebih mudah 2 Di mana kesulitan Anda. Saya tidak suka soal-soal yang tidak rutin, saya masih kesulitan mengerjakan soal-soal rutin.
PENUTUP
Saran