• Tidak ada hasil yang ditemukan

Progress Report on International Business’s Mapping Project

N/A
N/A
putri

Academic year: 2023

Membagikan "Progress Report on International Business’s Mapping Project"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Progress Report on International Business’s Mapping Project

Nama /NIM/ Kelas: Putri Amalina Handayani/202010360311371/Paradiplomasi Project : Potensi ekspor belut hidup Kalimantan Selatan

Object yang diangkat : Belut Kalimantan Selatan

No .

Tahapan Kegiatan Dekripsi

01. Mapping potensi dan potensi alternative yang ada di wilayah

Provinsi Kalimantan Selatan memiliki 11 Kabupaten dan 2 kota dengan luas 37.530, 52 Km2. Secara geografis terletak diantara 114 19’ 13’ – 116 33’ 28’ Bujur Timur dan 1 21’ 49’ – 4 10’ 14”

Lintang Selatan (Pengkajian et al., 2019). Salah satu sektor andalah Provinsi Kalimantan Selatan adalah sektor perikanan dan kelautan. Potensi perikanan Kalimantan Selatan meliputi garis pantai sepanjang 1.330 km, perairan umum 1.000.000 ha,kolam 2.400 ha, tambak 53.382 ha dan padi/sawah 3.752 ha. Produksi perikanan Kalsel tahun 2013 sebesar 241.704,2 ton dan perikanan budidaya sebesar 97.733,1 ton (Dinas pmptsp Kalsel, n.d.). Dalam usaha perikanan di Kalsel terbagi dalam perikanan tangkap dan perikanan budidaya. Perikanan tangkap bisa dilakukan di Laut dan perairan umum. Hasil perairan umum (meliputi sungai, danau, waduk, rawa dan saluran irigasi teknis) diperoleh beberapa jenis ikan seperti belut, gabus, betok, nila, mas, baung, lele, sepat siam, patin, dll. Pada tahun 2013 produksi ikan di perairan umum sebesar 65.012,7 (Dinas pmptsp Kalsel, n.d.).

Salah satu potensi ekspor perikanan yang bisa dikembangkan di Kalimantan Selatan adalah belut sawah (Monopteros albus) dan belut rawa (Synbrancus). Bisnis ekspor belut bisa menjadi bisnis yang sangat menguntungkan jika dikelola dengan baik oleh perusahaan dan pemerintah. Namun, sayangnya belum ada budidaya khusus terkait belut. Belut yang di ekspor masih terpaku pada tangkapan warga dan menyesuaikan dengan keadaan alam, sehingga jumlah yang di ekspor pun terbatas.

Ditelaah dari segi Kesehatan, belut mempunyai kelengkapan gizi yang tinggi melebihi salmon, namun kadar kandungan proteinnya lebih rendah. Dagingnya jika dikonsumsi secara rutin 125 gram perhari dapat mencegah kanker payudara dengan catatan daging di olah dengan cara tidak digoreng. Karena banyaknya khasiat belut asal Indonesia membuat tingginya permintaan ekspor belut dari negara-negara Asia, seperti Jepang, China, Korea Selatan,

(2)

Malaysia dan Singapura (Rahma, 2019).

02. Menelaah Kebijakan Pusat dan Daerah

dibidang Tema

Project yang diangkat

Kebijakan Pusat

Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2022 tentang Jenis Komoditas Wajib Periksa Karantina Ikan, Mutu, dan Keamanan Hasil Perikanan

Peraturan Menteri ini diputuskan atas dasar untuk penguatan pengawasan terhadap aktivitas ekspor dan impor komoditas perikanan; menjamin komoditas perikanan untuk kegiatan pemasukan dan pengeluaran ke dan dari wilayah negara Republik Indonesia yang bebas dari hama dan penyakit karantina, memenuhi standar mutu dan keamanan hasil perikanan, serta dalam rangka untuk melindungi hayati ikan. Dari dalam pemetaan pengawasan tersebut, belut merupakan salah satu jenis ikan yang wajib melakukan pemeriksaan karantina ikan, mutu, dan keamanan hasil perikanan untuk tujuan pengeluaran. Belut termasuk dalam ikan air tawar yang diekspor secara hidup, sehingga dalam aturan ini jaminan mutunya harus diawasi (Peraturan Menteri Kelautan Dan Perikanan Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2022 Tentang Jenis Kooditas Wajib Periksa Karantina Ikan, Mutu, Dan Keamanan Hasil Perikanan, n.d.)

Kebijakan Daerah

Peraturan Gubernur (PERGUB) Provinsi Kalimantan Selatan Nomor 79 Tahun 2018 Tentang Pengendalian Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Berbasis Pemberdayaan Kelompok Masyarakat Pengawas Provinsi Kalimantan Selatan

Kebijakan ini mengatur bahwa dalam rangka mengendalikan pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya kelautan dan perikanan secara optimal dipandang perlu melibatkan peran aktif masyarakat.

Pengendalian Sumber Daya Kelautan dan Perikanan ini bertujuan untuk memberikan pedoman bagi pihak yang berkepentingan (stakesholder) yaitu pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha.

Sasarannya adalah terbentuknya mekanisme Pengendalian Sumber Daya Kelautan dan Perikanan secara integrative dilakukan oleh pemerintah, masyarakat, dan organisasi non pemerintah serta dunia usaha dengan tetap mengacu pada ketentuan undang- undang. Sehingga penjualan atau penangkapan ikan dapat dilakukan dengan ramah lingkungan (PERGUB NOMOR 079 THN 2018 Ttng POKMASWAS 2018 - DISKANLUT, n.d.). Maksud dari Pergub ini adalah upaya pengawasan dari pemerintah Provinsi Kalimantan

(3)

Selatan untuk pengendalian sumber daya kelautan dan perikanan.

Agar penangkapan ikan bisa dilakukan dengan ramah lingkungan.

Walaupun budidaya belut tidak familier dilingkungan masyarakat Kalsel, akan tetapi jika masyarakat mengetahui potensi ekspor yang tinggi pada belut, menyebabkan eksploitasi berlebihan pada belut hingga kemungkinan populasi belut menjadi sedikit. Maka dari itu Pergub ini disesuaikan agar tatanan sumber daya kelautan dan perikanan berjalan seimbang.

03. Kebijakan Global yang dirilis oleh WTO/Negara Tujuan yang mendukung Potensi Daerah

Agreement on Fishery Subsidies

WTO mengeluarkan kebijakan persetujuan subsidi perikanan yang telah dipraktikkan oleh negara-negara di dunia. Namun, subsidi perikanan tersebut dinilai berbahaya berkotribusi pada kelebihan kapasitas serta penangkapan ikan berlebihan. Sehingga menjadi ancaman besar bagi kelanjutan sumber daya laut dan dapat membahayakan ketahanan pangan dan ekonomi suatu negara.

Akhirnya WTO menyelesaikan perjanjian tersebut pada Konferensi Tingkat Menteri ke-12. Penyelesaian persetujuan ini menandai langkah besar ke depan untuk melestarikan laut dengan melarang subsidi perikanan yang berbahaya yang merupakan faktor kunci dalam penipisan stok ikan dunia (Agreement on Fisheries Subsidies, n.d.). Kementrian Perdagangan RI menyatakan bahwa Pemerintah Indonesia mendukung pembentukan disiplin subsidi perikanan di WTO guna mewujudkan pembangunan sektor perikanan dunia yang positif dan berimbang (Kementerian Perdagangan RI, 2021)

Kesepakatan SPS

Kesepakatan tentang Penerapan Ketentuan Sanitasi dan Fitosanitasi (Aggrement on the Application of Sanitary and Phytosanitasru Measures) yang dibentuk oleh WTO. Kesepakatan ini berisi 14 pasal tentang hak dan kewajiban yang telah disetujuai oleh anggota WTO. Kesepakatan ini membahas tentang kesehatan dan perdagangan internasional. Para anggota WTO dapat diharapkan tidak hanya melindungi perpindahan produk pertanian selama perjalanan dari masuknya hama, penyakit, dan gulma, namun juga menimimakan efek negatif dari ketentuan SPS terhadap perdagangan. Ketentuan untuk mengurangi risiko ekspor dan impor terbagi menjadi sanitasi yang berkaitan dengan kehidupan atau kesehatan manusia atau hewan, dan fitosanitasi yang berkaitan dengan kehidupan atau kesehatan tumbuhan.

Kesepakatan SPS dalam perdagangan internasional secara prinsip

(4)

berarti anggota WTO harus menggunakan kententuan SPS yang diperlukan, berdasarkan pada pertimbangan ilmiah, tidak mengada-ada, atau tidak tersembunyi membatasi perdagangan internasional dalam melindungi kesehatan. (Departemen Pertanian, Perikanan, 2019).

ASEAN – China Free Trade Area (ACFTA)

Kesepakatan antara negara-negara ASEAN dengan China untuk mewujudkan kawasan perdagangan bebas dan mendorong hubungan perekonomian para pihak ACFTA dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat ASEAN dan China.

ACFTA ditandatangani pada tanggal 12 November 2017, dan diimplementasikan pada 1 Agustus 2019. Kesepakatan ini menghapus tarif untuk 94,6% dari semua jalur tarif untuk ekspor asal Indonesia ke China, memungkinkan pengiriman barang bolak- balik di negara-negara anggota, mengizinkan faktur barang pihak ketiga, memungkinkan untuk kumulasi regional, Aturan Asal Produk Spesifik yang Disempurnakan (PSR) lebih liberal, ramah bisnis, flesibel, dan memungkinkan bisnis memenuhi syarat untuk mendapatkan manfaat di bawah ACFTA dengan lebih mudah, melindungi akses pasar dan memastikan lingkungan operasi yang lebih dapat diprediksi untuk pemasok layanan, akses pasar yang lebih besar dan peningkatan ambang batasa ekuitas asing di 6 sektor jasa Tiongkok, perlindungan bagi investor dan investasi di ASEAN dan China, ketentuan kerjasama ekonomi dan kerjasama teknis diperluas dengan berbagi informasi dan peningkatan kapasitas UMKM. Komoditas belut diekspor ke beberapa negara termasuk negara China, dan Indonesia termasuk dalam ASEAN sehingga ACFTA ini dapat berlaku di Indonesia dalam melakukan kegiatan perdagangan ke China. (Dokumen Perjanjian ASEAN-China FTA, n.d.)

KKP-GACC

Pemerintah Indonesia dan China melalui Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP) dan General Administration of Customs of China (GACC) pada tahun 2019 telah menandatangani Kerjasama tentang jaminan keamanan, kualitas dan kesehatan dalam impor dan ekspor perikanan. Dengan adanya penandatanganan tersebut Indonesia dan China saling mengakui system jaminan mutu dan keamanan produk perikanan. Sehingga, setiap jenis ikan yang di ekspor akan sesuai dengan persyaratan kualifikasi dari negara China maupun Indonesia (Zuraya, 2019)

(5)

04. Analisa Potensi yang

menjadi objek

pengamatan dengan Kebijakan di level Domestic, Nasional dan Global

Analisa Potensi di Level Domestik

Kalimantan Selatan pertama kali mengekspor belut secara langsung ke China pada tahun 2020 sebanyak 1,55 ton belut dalam kondisi hidup. Pelepasan ekspor perdana belut ini dilakukan eksportir CV Tiga A dan dihadiri oleh jajaran Balai Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) Kelas II Banjarmasin, Dinas Kelautan dan Perikanan Kalsel, serta Dinas Perdagangan Kalsel. Berdasarkan data BKIPM, belut saat ini termasuk komoditas perikanan unggul dari Kalimantan Selatan yang turut menyumbang peneriman negara bukan pajak (PNBP) seperti udang, kepiting, daging, rajungan, ikan segar, dan ikan arwana sebesar Rp 885,28 juta dengan komoditas mencapai Rp 145,41 miliar (Kompas 3). Harga jual belut yang di ekspor jauh lebih tinggi mencapai tiga kali lipat daripada harga jual lokal yang mencapai Rp. 100.000 per kilogram. Permintaan ekspor belut sangat tinggi terutama dari China yang meminta 3 ton belut segar, namun perusahaan CV Tiga A belum bisa memenuhi karena belum ada budidaya khusus yang dilakukan untuk ekspor belut. Tangkap belut cukup melimpah pada musim hujan, karena habitat belut berada di lumpur (Yulianus, 2020). CV Tiga A selaku eksportir telah bersertifikat Hazard Analysis and Critical Control Point (HACCP) dan pada tahun 2020 telah tersertifikasi Cara Penerapan Karantina Ikan Yang Baik (CKIB) sebagai pemenuhan persyaratan Ekspor ke Negara Tujuan (Oetaya, 2020).

Berdasarkan data dari Balai Karantina Ikan dan Pengendalian Mutu Hasil Perikanan (Balai KIPM) Banjamasin, pengiriman belut keluar Provinsi Kalimantan Selatan sejak 2017 hingga 2020 mengalami kenaikan. Pada tahun 2017 jumlah belut yang dikirim sebanyak 7.472.580 ekor dengan frekuensi 1.502 kali, tahu 2018 jumlah belut yang dikirimkan sebanyak 9.325.362 ekor dengan frekuensi 1.749 kali, tahun 2019 naik sebanyak 9.895.038 ekor dengan frekuensi 601 kali, dan tahun 2020 jumlah belut yang dikirim sebanyak 12.921.703 ekor dengan frekuensi 604 kali.

Sedangkan pada tahun selanjutnya 2021 hingga sekarang belum ditemukan data jumlah pengiriman belut yang pasti (Mugiyarto et al., 2021).

Analisa Potensi di Level Nasional

Belut merupakan jenis ikan konsumsi air tawar. Belut sawah dan belut rawa Indonesia terkenal dengan banyak manfaat untuk

(6)

Kesehatan. Sehingga Indonesia mendapatkan banyak permintaan ekspor belut dari negara-negara Asia, seperti Tiongkok, Korea Selatan, Jepang, Malaysia dan Singapura.Belut biasanya hidup di sawah, rawa atau tempat berlumpur. Di Indonesia daerah yang terkenal akan komoditas belut yaitu pulau Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Selatan dan sebagian Sulawesi (Kementrian luar negeri, 2021). Terdapat beberapa daerah yang sudah melakukan ekspor belut seperti eksportir dari Kota Bekasi- Jawa Barat, eksportir dari Kabupaten Serdangbedagai,-Sumatera Utara, eksportir dari UD Bandar Mina Sumatera Selatan, eksportir dari Cv Tiga A Banjarmasin. Perikanan belut internasional terpusat di Taiwan, Jepang, Hongkong, China. Sedangkan pusat perikanan belut di Indonesia berada di daerah Yogyakarta dan Jawa Barat (Kurniawan, 2023). Dalam website Kemenrian Keuangan secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia Januari s.d Desember 2022 mencapai USD291,98 miliar atau naik 26,07%

dibanding periode pada tahun 2021 dan ekspor perikanan juga naik sebesar 10,52% (Kementrian Keuangan, 2023). Data nilai keuangan ekspor belut tidak ditemukan, karena budidaya belut belum dilakukan secara khusus oleh pemerintah dan harga yang dijual berbeda-beda dari setiap eksportir asal daerah.

Analisa Potensi di Level Global

Ekspor belut pertama kali dari Indonesia dilakukan ke Taiwan pada tahun 2007, seberat 300 kilogram(Kurniawan, 2023). Dalam perdagangan internasional, kode belut terbagi menjadi 3 yaitu 0301920000 (belut hidup), kode 0302660000 (belut segar) dan 0303760000 (belut beku). Untuk jenis belut yang di ekspor biasanya adalah belut sawah, belut rawa, belut muara, dan belut laut/sidat. Tujuan ekspor belut kebanyakan dikirim ke Jepang, Hongkong, China, Malaysia, Taiwan, Korea, Singapura (Dimarjati, n.d.)

Pada tahun 2008, volume ekspor belut dari Indonesia sekitar 2.676 ton, meningkat daripada tahun 2007 yang hanya 2.189 ton. Akhir tahun 2009 ekspor belut sekitar 4.744 ton meningkat sekitar 77,2%

dibandingkan 2008. Tahun 2013, volume ekspor belut dari Indonesia mencapai 6.092 ton. Negara China pada saat itu menjadi produsen utama belut yang memasok 70% permintaan dunia (Dimarjati, n.d.). Sebuah situs yang mencatat mengenai data ekspor da impor di seluruh dunia yaitu The Observatory of economic Complexity atau disingkat dengan OEC World, mencatat bahwa negara dengan impor terbesar belut adalah China sebesar 102 juta dolar dengan persentase 26.9%. Sedangkan negara

(7)

eksportir terbesar belut juga sama-sama berasal dari China sebesar 743 juta dolar dengan persentase 19.6% (The Observatory of Economic Complexity, 2021)

Berikut data eksportir dan importir belut menurut OEC World tahun 2021

Indonesia menjadi negara terbesar kelima eksportir belut di Asia dan urutan ke sepuluh dunia sebesar 143 juta dolar dengan persentase 3.77%. Sedangkan menurut data eksportir dan impor dari Volza Grow Global, pengiriman impor belut dunia mencapai 747,1 ribu dan diimpor oleh 17.927 importir dunia dari 11.399 peasok. Sedangkan negara eksportir terbesar belut berasal dari negara India dengan 160.493 pengiriman, diikuti oleh Korea

(8)

Selatan dengan 136.131 dan China diposisi ketiga dengan 88.251 pengiriman (Volza Grow Global, 2023).

05. Analisis SWOT

(Strengthen, Weakness,

Opportunity, and

Threat) dalam

Mengamati Potensi

yang Kelompok

Angkat dalam

Perspektif Global

Strengthen (Kekuatan):

1. Potensi sumber daya alam: Kalimantan Selatan memiliki kondisi alam dan lahan basah yang cocok untuk budidaya belut, jika memang dilakukan secara khusus.

2. Ketersediaan pasokan belut: Terdapat jumlah pasokan belut yang cukup untuk memenuhi permintaan ekspor.

Weaknesses (Kelemahan):

1. Keterbatasan teknologi dan pengetahuan: Industri budidaya belut di Kalimantan Selatan sehingga belum ada budidaya belut secara khusus yang dilakukan.

2. Standar kualitas yang belut belum sepenuhnya terpenuhi.

Karena perusahaan eksportir masih mencari belut berasal dari petani sehingga hanya menyesuaikan keadaan alam yang membuat eksportir masih perlu meningkatkan kualitas dan standar produksi untuk memenuhi persyaratan ekspor.

Opportunities (Peluang):

1. Permintaan pasar yang meningkat: Permintaan belut meningkat baik di pasar domestik maupun internasional.

2. Dukungan pemerintah: Pemerintah dapat memberikan dukungan dalam bentuk kebijakan, insentif, dan pelatihan untuk memperkuat industri ekspor belut.

3. Potensi ekspansi pasar: Ada peluang untuk memperluas pasar ekspor belut dari Kalsel ke negara-negara lain di Asia dan bahkan ke pasar global. Karena belut memang digemari oleh importir.

Threats (Ancaman):

1. Persaingan global: Industri ekspor belut menghadapi persaingan global yang ketat dari produsen belut lain di negara-negara seperti China, Malaysia,India, Denmark dll.

2. Persaingan nasional: Banyaknya eksportir belut dari berbagai provinsi lainnya, seperti Sumatera Selatan, Jawa Barat, Jawa Timur dll.

3. Risiko penyakit: Penyakit atau wabah di budidaya belut dapat menjadi ancaman serius terhadap produksi dan kualitas belut.

(9)

DAFTAR PUSTAKA

Agreement on Fisheries Subsidies. (n.d.). Wto.Org. Retrieved July 4, 2023, from https://www.wto.org/english/tratop_e/rulesneg_e/fish_e/fish_e.htm

Dimarjati, T. P. (n.d.). Pusat Studi Pengembangan Belut di sleman. Retrieved July 4, 2023, from http://e- journal.uajy.ac.id/11416/1/JURNALTA14202.pdf

Dinas pmptsp Kalsel. (n.d.). POTENSI PERIKANAN. Dinas Penanaman Modal Dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu.

Retrieved July 4, 2023, from https://dpmptsp.kalselprov.go.id/web/potensi-perikanan/

Dokumen Perjanjian ASEAN-China FTA. (n.d.). Retrieved June 23, 2023, from

https://ftacenter.kemendag.go.id/cfind/source/files/acfta/document-perjanjian-asean-china-fta-v.1- update.pdf

Kementerian Perdagangan RI. (2021, July). Tekan Penangkapan ikan Ilegal, Indonesia Dukung Pembentukan Disiplin Subsidi Perikanan di WTO. Kemendag.Go.Id.

https://ekonomi.republika.co.id/berita/q1nxkm383/ricina-teken-kerja-sama-keamanan-eksporimpor- perikanan

Kementrian Keuangan. (2023, January). Tumbuh Positif, Surplus Neraca Perdagangan Tahun 2022 Catatkan Level Tertinggi Dalam Sejarah. Kemenkeu.Go.Id. https://www.kemenkeu.go.id/informasi-

publik/publikasi/berita-utama/Tumbuh-Positif-Surplus-Neraca-Perdagangan-2022

Kementrian luar negeri. (2021, April). Belut, si “Licin” yang Diminati Pasar Internasional . Kemlu.Go.Id.

https://kemlu.go.id/madrid/id/news/12498/belut-si-licin-yang-diminati-pasar-internasional Kurniawan, A. (2023). Licinnya Bisnis Belut Berkualitas Ekspor. Neraca.Co.Id.

https://www.neraca.co.id/article/18891/licinnya-bisnis-belut-berkualitas-ekspor

Mugiyarto, L., Elrifadah, & Mukhlisah. (2021). IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI ENDOPARASIT PADA BELUT SAWAH DENGAN UKURAN BERBEDA YANG DIKIRIM KELUAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN. 46, 352–

362. https://media.neliti.com/media/publications/550595-identifikasi-dan-prevalensi-endoparasit- 6839955e.pdf

Oetaya, F. (2020, November). Kalsel Ekspor Belut Hidup Ke Negara China. Habarkalimantan.Com.

https://www.habarkalimantan.com/habar-provinsi-kalsel/kalsel-ekspor-belut-hidup-ke-negara-china/

Pengkajian, B., Pertanian, T., Selatan, K., Pengkajian, B. B., Pengembangan, D., Penelitian, B., Pertanian, P., &

Pertanian, K. (2019). LAPORAN TAHUNAN 2018.

Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2022 Tentang Jenis Kooditas wajib Periksa Karantina Ikan, Mutu, dan Keamanan Hasil Perikanan. (n.d.). Retrieved July 4, 2023, from https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/220616/permen-kkp-no-8-tahun-2022

(10)

PERGUB NOMOR 079 THN 2018 ttng POKMASWAS 2018 - DISKANLUT. (n.d.). Retrieved July 4, 2023, from https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/124566/pergub-prov-kalimantan-selatan-no-79-tahun-20 Rahma, K. (2019, August). Ternyata Permintaan Pasar Ekspor Belut Tinggi Loh. Berempat.Com.

https://berempat.com/news/8749/ternyata-permintaan-pasar-ekspor-belut-tinggi-loh/?amp=1 The Observatory of Economic Complexity. (2021). Eels,frozen,whole. Oec.World.

https://oec.world/en/profile/hs/eels-frozen-whole Volza Grow Global. (2023). World Eel Imports. Volza.Com.

Yulianus, J. (2020, November). Kalsel Ekspor Perdana 1,55 Ton Belut ke China. Kompas.Id.

https://www.kompas.id/baca/nusantara/2020/11/18/kalsel-ekspor-perdana-155-ton-belut-ke-china Zuraya, N. (2019, November). RI-China Teken Kerja Sama Keamanana Ekspor- Impor Perikanan. Ekonomi

Republika. https://ekonomi.republika.co.id/berita/q1nxkm383/ricina-teken-kerja-sama-keamanan- eksporimpor-perikanan

(11)

Lampiran

Referensi

Dokumen terkait