ARST17608 - STUDIO DESAIN & RISET ARSITEKTUR (SDRA)
PROPOSAL PERANCANGAN / PENELITIAN
Klaster Riset : History, Culture, and Tourism Architecture (HCTA)
220119260 - ISNAINI CHAKITA DEVI
UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA
Maret 2025
t
506,85 km²
Pantai Goa Cemara adalah salah satu destinasi wisata pantai yang terletak di Kabupaten Bantul, Yogyakarta.
Pantai ini terkenal dengan hamparan pohon cemara udang yang membentuk lorong alami menyerupai goa,
menciptakan suasana teduh dan unik.
Sanden Kretek Srandakan
Makro Mezzo
Pantai Goa Cemara
Pantai Samas
Pantai Pandansari
Mikro
<2000 Lahan tandus, angin laut merusak pertanian, tanpa aktivitas warga.
2000- 2004
Penghijauan dengan cemara udang berhasil, 20 hektar hutan terbentuk.
2005- 2009
Usulan wisata muncul, pemuda dan warga setuju mengembangkan pantai.
Jalan akses dibangun, pantai resmi dibuka (2010).
Wisata dan infrastruktur berkembang, retribusi naik.
Abrasi ditanggulangi, warga tetap mengelola tanpa investor asing.
Kabupaten Bantul
Kabupaten Bantul memiliki potensi wisata yang besar, mencakup perbukitan dan perairan. Bantul terus dikembangkan sebagai destinasi wisata unggulan, dengan berbagai keunggulan alam dan budaya, terutama di kecamatan - kecamatan pesisir yang mengembangkan wisata alam pantai :
LATAR BELAKANG
Overview
Pantai Goa Cemara
Sumber foto: Dokumentasi Pribadi, Feb 2025
Kecamatan Sanden Kecamatan Sanden adalah wilayah administratif di bagian selatan Kabupaten Bantul yang berbatasan dengan Samudra Hindia di selatan, Kecamatan Kretek di timur, Srandakan di barat, dan Pandak di utara. Tiga Pantai yang berada di Sanden :
Pantai Goa Cemara Pantai Goa Cemara yang berada di Dusun Patihan memiliki daya tarik utama dengan deretan pohon cemara udang yang tumbuh rimbun di sepanjang pantai dan keberadaan konservasi penyu.
Kawasan Pantai Goa Cemara Pantai dan Aliran Sungai Jalan Lintas Selatan
Sejarah dan Timeline Pantai Goa Cemara
2011- 2015
>2015 2009- 2010
Kondisi Geografis
Sumber foto peta:
Tim Pantai Goa Cemara
Sumber foto peta:
Tim Pantai Goa Cemara
Sumber foto peta:
Tim Pantai Goa Cemara
Pantai Goa Cemara berada di pesisir selatan
Yogyakarta dengan kontur tanah landai dan berpasir.
Pantai ini memiliki koordinat 7° 59' 4" Lintang Selatan dan 110° 15' 2" Bujur Timur.
Sumber foto peta: Google earth, 2025
Tata Kelola &
Perencanaan Kawasan Aspek
Lingkungan
Aspek Ekonomi
Partisipasi Masyarakat
LATAR BELAKANG
Pantai Goa Cemara merupakan salah satu destinasi wisata alam di Kabupaten Bantul, Yogyakarta, yang dikenal dengan ciri khas lorong alami dari deretan pohon cemara udang. Lokasi ini dulunya adalah lahan tandus yang panas dan tidak produktif, namun melalui upaya penghijauan oleh masyarakat Dusun Patihan bersama dinas terkait, kawasan ini berhasil diubah menjadi hutan cemara seluas 20 hektar dan resmi dibuka sebagai objek wisata pada tahun 2010.
Kawasan Pantai Goa Cemara ini dikelola oleh Kelompok Sadar Wisata (PokDarWis). Untuk mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat lokal, Pantai Goa Cemara mulai dilengkapi degan fasilitas seperti area parkir, spot foto, taman kayu, dan ruang terbuka serta outboundl. Selain berfungsi sebagai wahana wisata, pengembangan ini bertujuan meningkatkan kualitas edukasi lingkungan dan pelestarian budaya lokal masyarkat pesisir.
Meskipun demikian, pengembangan wisata di kawasan ini masih belum sepenuhnya optimal. Ketidakaturan aksesbilitas dan penataan fasilitas mencerminkan lemahnya perencanaan infrastruktur kawasan.Ketiadaan masterplan juga menyebabkan terhambatnya pengembangan wisata dari segi perencanaan dan partisipasi masyarakat.
Pendahuluan Permasalahan yang terjadi
Permasalahan lingkungan kawasan ini seperti sampah pantai yang bersebaran , abrasi, konservasi yang belum dikenal luas dan fasilitas yang mendukung edukasi interaktif tentang konservasi. Secara ekonomi dan partisipasi masyarakat, masyarakat sudah
terlibat dalam pengelolaan (Pokdawris) dan pedagang, namun pedagang setempat bersifat musiman menyebabkan ketidakstabilan dalam mengoptimalkan potensi yang dimiliki kawasan. Yang paling mendesak adalah kurangnya tata kelola perencanaan ditandai dengan belum adanya masterplan, zonasi tidak terstruktur, dan pengalaman
wisata tidak terintegrasi secara menyeluruh.
Topik : Culture and environment for Sustainable development
dilihat dari sisi masyarakat, lingkungan, dan dampaknya menurut para ahli
budaya Lingkungan Partisipasi Masyarakat Keberlanjutan
Lingkungan alam menyediakan sumber daya
dan ekosistem yang mendukung kehidupan
serta menjadi dasar pembangunan yang berkelanjutan (Dessein et
al., 2015).
Pelibatan aktif masyarakat dalam menjaga budaya
dan lingkungan memperkuat ketahanan
sosial-ekologis, serta menciptakan solusi yang
sesuai dengan konteks lokal (Throsby, 2008).
Integrasi budaya dan lingkungan dalam pembangunan menghasilkan manfaat jangka
panjang, menjaga warisan budaya dan ekosistem, serta memberdayakan masyarakat secara ekonomi dan sosial
(Williams, 1983).
alur pikir subtopik Culture and environment for Sustainable development
Sustainable development
Environmental Awareness Ecoturism
Cultural Identity
LATAR BELAKANG
Menurut UNESCO (2015), budaya :
"Keseluruhan pola hidup, nilai, norma, dan praktik yang diwariskan dari generasi ke generasi, membentuk identitas dan cara
masyarakat berinteraksi dengan lingkungannya."
Lingkungan adalah:
"Keseluruhan faktor alam dan buatan yang mempengaruhi kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya."
Lalu, apa itu Culture and Environment for Sustainable Development?
Menurut United Nations (2016):
"Pembangunan berkelanjutan berbasis budaya dan lingkungan adalah upaya untuk menyeimbangkan kebutuhan ekonomi, sosial, dan lingkungan dengan menghargai serta melestarikan warisan budaya dan alam demi generasi masa depan."
Mengapa Culture and Environment for Sustainable Development Penting?
identitas & pengetahuan lokal
budaya menjadi sumber identitas dan pengetahuan
lokal yang penting untuk membentuk karakter masyarakat serta menjaga
keberagaman (UNESCO, 2013)
Sumber Kehidupan &
Ekosistem
Pelibatan dalam Pelestarian
Manfaat Jangka Panjang
budaya lokal dan nilai-nilai komunitas
wisata alam berbasis keberlanjutan meningkatkan kesadaran ekologis wisatawan dan masyarakat, sehingga konservasi
alam menjadi prioritas nilai budaya yang berakar pada
hubungan manusia dengan alam
konservasi & edukasi ekologis
Menurut Fennell (2008), ecotourism yang ideal mengintegrasikan konservasi lingkungan, keberlanjutan ekonomi, dan pelestarian budaya lokal.
Budaya lokal memperkaya pengalaman wisata, sekaligus
membantu melestarikan dan menghidupkan kembali tradisi
budaya
Sumber foto: Tim Pantai Goa Cemara, April 2025
Pemilihan Sub-Topik Ekowisata
Pantai Goa Cemara memiliki karakter ekosistem unik yang mendukung kegiatan wisata berbasis edukasi dan konservasi, namun dimanfaatkan secara menyeluruh.
Potensi Lingkungan sebagai Atraksi Edukatif
Belum Terintegrasinya Fasilitas Penunjang Wisata Alam
Prinsip ekowisata menurut Indonesian Ecotourism Network (1996:1)
Pantai Goa Cemara memiliki potensi ekosistem pesisir yang tinggi, namun belum dikembangkan secara optimal. Dalam konteks ekowisata, fasilitas alam seperti outbound, camping ground, dan taman kayu masih kurang menarik dan belum berkelanjutan, meskipun berpotensi mendukung konservasi lingkungan dan peningkatan ekonomi masyarakat. Pengembangan area ini perlu mengacu pada tiga prinsip utama: partisipasi masyarakat, penguatan ekonomi lokal, dan daya tarik wisata yang berkelanjutan.
Prinsip Wisata
pengembangan ekowisata harus dapat memberikan
kepuasan dan memberikan pengalaman
yang orisinil kepada pengunjung, serta
berkelanjutan.
Prinsip ekonomi
Pengembangan ekowisata harus mampu memberikan manfaat untuk masyarakat,
khususnya masyarakat setempat, dan menjadi penggerak pembangunan
ekonomi di wilayahnya Ruang terbuka alami belum dikembangkan sebagai
bagian aktivitas wisata, padahal penting untuk mendukung ekowisata berbasis pengalaman alam.
Potensi ekowisata belum sepenuhnya membuka ruang partisipasi aktif masyarakat dalam pengelolaan, padahal keterlibatan ini penting untuk meningkatkan dampak sosial ekonomi secara langsung.
Potensi Keterlibatan Komunitas dalam Aktivitas Wisata Alam
Sudut Pandang Topik
Menurut Goodwin (1996) yang menyatakan bahwa ekowisata adalah wisata alam yang memberikan dampak rendah terhadap lingkungan, berkontribusi langsung pada pelestarian spesies dan habitat, serta secara tidak langsung menciptakan pendapatan bagi masyarakat loka
Sumber foto: Tim Pantai Goa Cemara, April 2025
Saat ini sebagian besar aktivitas wisata masih bersifat pasif (hanya menikmati), belum banyak mengarah pada bentuk interaksi aktif seperti pembelajaran lingkungan dan budaya lokal.
pertimbangan pemilihan subtopik terkait issue
Rendahnya Aktivitas Edukasi dalam Pengalaman Wisata
Harapan
Prinsip Konservasi
Prinsip partisipasi masyarakat
Pengembangan ekowisata harus melalui musyawarah dengan masyarakat serta
menghormati nilai sosial, budaya, dan tradisi keagamaan setempat.
Prinsip edukasi
Pengembangan outbound dan camping ground diharapkan mampu mengubah kunjungan pasif menjadi pengalaman aktif yang memperkenalkan pentingnya pelestarian vegetasi pantai dan mendukung konservasi habitat penyu.
Aktivitas Alam yang Mendorong Interaksi Langsung dengan Ekosistem Pesisir
Taman kayu diharapkan menjadi ruang atraktif yang menyampaikan pesan melalui desain artistik berbasis limbah kayu, sehingga memperkuat identitas kawasan sekaligus menjadi spot edukatif yang menarik.
Taman Kayu sebagai Media Edukasi Visual dan Atraksi Identitas Pesisir
Melalui keterlibatan warga dan simbol budaya di fasilitas wisata, kawasan diharapkan memiliki branding kuat yang mencerminkan identitas lokal dan memperkuat daya tariknya.
Penguatan Identitas Kawasan melalui Peran Aktif Masyarakat Lokal
Pendekatan ecotourism menekankan pada perencanaan kawasan yang berorientasi pada pelestarian ekosistem, pemberdayaan masyarakat lokal, dan pengalaman wisata yang edukatif. Perencanaan ini diwujudkan melalui integrasi prinsip konservasi, partisipasi komunitas, dan penghormatan terhadap nilai- nilai budaya serta keunikan alam setempat, serta soluasi dengan kebutuhan ekonomi.
kawasan pantai yang memiliki potensi dikembangkan sebagai ekowisata dengan
kekayaan alamnya KRITERIA KAWASAN
Ruang Lingkup Spasial
Potensi Pantai Goa Cemara
kesadaran akan potensi Cemara yang teduh
memiliki komunitas pengelola yang telah melakukan praktek
sebelumnya KRITERIA TAMBAHAN
Urgensi Kriteria Kawasan
Berkaitan dengan topik ekowisata yang mengusung alam sebagai objek wisata, dan membatasi cakupan permasalahan agar tidak terlalu luas dan dapat befokus pada
penyelesaian main issue nya
Kaitan dengan adanya komunitas
PENULUSURAN MASALAH
Pantai Goa Cemara merupakan pantai yang masih menjaga dan berupaya untuk mngembangkan potensi yang ada di kawasannya.
Proyek ini mencakupi batasan zona outbound, camping ground, dan taman kayu
Ekosistem dari pohon cemara ini yang menjadikan daya tarik dari pantai goa cemara, menciptakan kesan pesisir yang alami dan nuansa teduh untuk menikmari keindahan alam dari pantai. Lahan yang penuh cemara masih sangat terbuka untuk dikelola.
adanya kesadaran dari Komunitas pengolahan limbah sampah kayu cemara, yang ingin memanfaatkan kekayaan dari pohon cemara untuk menunjang fasilitas dan atraksi pantai.
sebagai fokus pengembangan dan sebagai narasumber dan pelaku utama dalam pemanfaatan limbah kayu cemara
Batas Dusun Patihan (Menurut Google Earth)
Luasan Kawasan Pantai Goa Cemara (Sesuai Batas Dusun Patihan) Luasan Kawasan Pantai Goa Cemara (Survey GPS)
Zona Inti Konservas (Dinas Kelautan) Zona Pendukung (Dinas Kelautan) Zona Inti Wisata (Menurut Pengurus) LEGENDA
PENULUSURAN MASALAH
Ruang Lingkup Spasial
Permasalahan dan Urgensi
PENULUSURAN MASALAH
Zona Outbound Belum Mampu
Meningkatkan Daya Tarik secara Optimal Zona Outbound belum mendukung pengalaman pengunjung secara maksimal, masih dimanfaatkan sebagai ruang terbuka biasa dengan aktivitas standar tanpa konsep yang mengangkat keunikan lokasi.
Padahal, penerapan estetika dan tema khusus dapat menciptakan suasana berbeda dari rutinitas sehari-hari, meningkatkan daya tarik, dan mendorong kunjungan ulang.
Potensi dan Penataan Ruang Taman Kayu sebagai Branding
Penataan ruang taman kayu perlu diarahkan untuk mengoptimalkan potensinya sebagai ikon dan branding utama kawasan wisata.
Dengan menghadirkan pengalaman yang estetik dan interaktif serta mengembangkan spot foto menarik yang mudah dibagikan di media sosial, taman kayu dapat memperkuat citra destinasi, dan menarik lebih banyak pengunjung.
Bagaimana strategi perancangan zona outbound dan taman kayu untuk menciptakan pengalaman wisata yang interaktif dan rekreatif, serta mendukung citra destinasi melalui elemen estetika, spot foto, dan konsep ruang yang mendukung daya tarik ?
RUMUSAN MASALAH
TUJUAN
Merancang zona outbound yang interaktif dan rekreatif untuk menghadirkan pengalaman wisata yang berkesan, sekaligus mendorong partisipasi masyarakat dalam pengelolaan dan memberi dampak ekonomi melalui prinsip ekowisata.
Mengembangkan ruang taman kayu sebagai elemen branding dan ikon visual kawasan wisata yang estetis, fungsional, dan interaktif untuk meningkatkan daya tarik zona outbound serta mendukung pengalaman pengunjung yang unik dan rekreatif.
Menyediakan pengalaman outbound dan taman kayu yang interaktif, tematik, dan rekreatif untuk kelompok, keluarga, dan individu, sehingga meningkatkan daya tarik dan minat kunjungan ulang.
Merancang zona outbound dan taman kayu yang estetis, fungsional, dan interaktif sebagai ikon visual kawasan wisata untuk memperkuat branding dan pengalaman pengunjung.
Meningkatkan keterlibatan masyarakat lokal dalam pengelolaan zona outbound dan taman kayu berbasis prinsip ekowisata guna menciptakan dampak ekonomi dan sosial yang berkelanjutan.
PENGUNJUNG
DESAIN
PENGELOLA
SASARAN USULAN/RESPON
perancangan taman ekowisata cemara
Perancangan taman ekowisata ini untuk mengembangkan zona outbound dan taman kayu diarahkan sebagai ruang publik
yang mendukung interaksi sosial, edukasi ekologis, dan rekreasi aktif. Dengan
pendekatan arsitektur ekologi dan penataan ruang tematik, kawasan ini diharapkan mampu meningkatkan daya
tarik wisata, memperkuat identitas kawasan, serta mendorong terbentuknya
ruang publik yang inklusif, atraktif, dan berkelanjutan.
Penelusuran teori dan pencarian sumber yang relevan
TINJAUAN PUSTAKA
Experience Economy Theory yang dikembangkan oleh Pine dan Gilmore (1999) menekankan bahwa daya tarik utama dari sebuah destinasi wisata terletak pada kemampuannya menghadirkan pengalaman yang bermakna dan menggugah emosi pengunjung. Dalam pendekatan ini, perancangan ruang dan aktivitas tidak hanya berorientasi pada estetika visual, tetapi juga pada penciptaan interaksi mendalam yang mencakup unsur hiburan, edukasi, pelarian dari rutinitas, dan keterlibatan aktif.
EXPERIENCE ECONOMY THEORY
Teori ini menjadi dasar dalam mengembangkan ruang publik yang mampu menyentuh berbagai dimensi pengalaman manusia, sehingga menciptakan kenangan yang personal dan mendalam bagi setiap pengunjung. Dengan demikian, destinasi wisata tidak hanya menjadi tempat yang dikunjungi, tetapi juga ruang yang dialami dan dirasakan secara emosional dan intelektual.
EMPAT PRINSIP UTAMA DALAM EXPERIENCE ECONOMY THEORY
Education Entertainment Escapism Esthetics
Pengalaman pembelajaran aktif di mana pengunjung memperoleh pengetahuan atau keterampilan baru melalui keterlibatan langsung.
Pengalaman pasif yang menyenangkan di mana pengunjung menikmati hiburan tanpa keterlibatan aktif.
Pengalaman yang melibatkan keterlibatan aktif dan imersi, di mana pengunjung terbenam dalam aktivitas yang berbeda dan menyenangkan, memungkinkan mereka "melarikan diri" dari rutinitas sehari-hari secara penuh.
Pengalaman pasif namun mendalam di mana pengunjung menikmati
keindahan tanpa
keterlibatan aktif.
Kerangka Pikir Riset/ Desain yang Digunakan dan Penelusuran Teori
TINJAUAN OBJEK PROYEK
Penelusuran latar belakang fenomena lapangan dan sudut pandang mengenai topik “Ecotourism”
Latar Belakang
Penelusuran potensi dan isu lokasi, menghasilkan suatu rumusan masalah dan gambaran penyelesaian Penelusuran Masalah
Tinjauan pustaka pengembangan zona wisata dengan teori Experience Economy Tinjauan
Pengumpulan data data primer dengan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Sementara untuk pengumpulan data sekunder dengan studi literatur mengenai objek yang akan dikembangkan.
Pengumpulan Data
Pengolahan data untuk menemukan potensi dan masalah dari zona yang diteliti, untuk menambah ide untuk perbaikan dan respon perancangan seperti apa yang dibutuhkan
Analisis Data
Merancang zona outbound, camping ground, dan taman kayu sebagai zona rekreasi interkatif . Sintesis dan Gagasan Desain
Kerangka Pikir Riset/ Desain yang Digunakan dan Penelusuran Teori
Latar Belakang
Penelusuran latar belakang fenomena lapangan dan sudut pandang mengeneai topik “Ecotourism”
Penelusuran Masalah
Penelusuran potensi dan isu lokasi, menghasilkan suatu rumusan masalah dan gambaran penyelesaian
Tinjauan
Pengumpulan Data
Tinjauan pustaka pengebangan zona wisata dengan teori Experience Economy
Pengumpulan data data primer dengan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Sementara untuk pengumpulan data sekunder dengan studi literatur mengenai objek yang akan dikembangkan.
Analisis Data
Pengolahan data untuk menemukan potensi dan masalah dari zona yang diteliti, untuk menambah ide untuk perbaikan dan respon perancangan seperti apa yang dibutuhkan
Sintesis dan Gagasan Desain
Merancang zona outbound, camping ground, dan taman kayu sebagai zona rekreasi interkatif .
Pengembangan zona wisata pada kawasan ekowisata mengacu pada potensi setiap zona yang akan dirancang. Pada riset ini fokus objek yang dipilih adalah zona rekreasi outbound dan taman kayu.
Taman kayu menonjolkan unsur estetika dan keunikan lokal, sebagai salah satu identitas Pantai Goa Cemara
Pertimbangan pemilihan fokus objek
Pantai Goa Cemara tidak memungkinkan untuk aktivitas berenang, maka pengembangan wisata pada kegiatan outbound dan taman kayu dapat menjadi tujuan kunjungan wisatawan
Zona konservasi penyu sebagai wisata edukatif, zona outbound dan taman kayu mendukung sebagai wisata rekreatif dan interaktif
01 02
03
Gambaran Alternatif Objek, Kriteria Objek dan Pemilihannya
Marina Boom menggabungkan fungsi wisata, edukasi, dan olahraga dalam satu ruang terbuka dengan desain yang tetap menyatu dengan alam sekitarnya. Pendekatan ini sangat relevan bagi Pantai Goa Cemara yang memiliki lanskap khas hutan cemara dan area pasir luas, memungkinkan terciptanya wisata outbound yang menyenangkan namun tetap menjaga keaslian dan keasrian kawasan.
ZONASI
edukasi, olahraga, rekreasi,
Aspek Inspirasi Penerapan
Zonasi Fungsional
Pemisahan zona aktivitas:
edukasi, olahraga, dan rekreasi
Zona Outbound, Camping, dan Taman Kayu
Fasilitas Olahraga
Lapangan voli pasir, futsal, yoga sunset
Lapangan pasir multifungsi: voli
pantai, senam, lomba tradisional
Metode dan Teknik Penelusuran Data
Sumber
Jurnal, Internet, Skripsi
Artikel berita dan laporan kegiatan seni di Pantai Goa Cemara Tujuan
Mencari landasan teori tentang pengembangan zona wisata yang dapat acuan Mencari data yang relevan dengan masalah yang diteliti yaitu zona wisata rekreatif
Data Sekunder Data Primer
Narasumber
Pengelola Pantai Goa Cemara Pengunjung
Teknik Wawancara
Wawancara semi-terstruktur kepada pengelola dan pengunjung Pantai Goa Cemara
Tujuan
Menggali potensi daya tarik dari zona outbound dan taman kayu sebagai wisata yang rekreatif dan interaktif
Merumuskan strategi pengembangan fasilitas interaktif yang relevan dan nyaman berdasarkan insight dari pengunjung dan komunitas pengguna.
Pantai Goa Cemara dan sekitarnya Aktivitas pengunjung
Objek Observasi
Sasaran pengunjung
Kelompok/ Komunitas (Minat Khusus) seperti kemah atau camping
Keluarga untuk piknik
Batas Dusun Patihan (Menurut Google Earth)
Luasan Kawasan Pantai Goa Cemara (Sesuai Batas Dusun Patihan) Luasan Kawasan Pantai Goa Cemara (Survey GPS)
Zona Inti Konservas (Dinas Kelautan) Zona Pendukung (Dinas Kelautan) Zona Inti Wisata (Menurut Pengurus)
LEGENDA
https://earth.google.com/earth/d/1YTOl6dIplz9v3tpSHSl3Nony8GQ3nB_w?usp=sharing
Luasan Kawasan Pantai Goa Cemara (Survey GPS)
Luasan Kawasan Pantai Goa Cemara (Sesuai Batas Dusun Patihan) Zona Inti Konservasi
Zona Pendukung (Pemanfaatan Terbatas) Zona Inti Wisata
49.6 ha
27.6 ha
6.4 ha
31.5 ha
27.6 ha
LUASAN (ha)
AREA OUTBOUND 1
Area Outbound 1 belum dikembangkan secara optimal, sehingga belum mampu menjadi daya tarik yang seimbang dengan area tengah. Hal ini menyebabkan konsentrasi keramaian masih terpusat di satu titik.
AREA OUTBOUND 2
Area Outbound 1 belum dikembangkan secara optimal, sehingga belum mampu menjadi daya tarik yang seimbang dengan area tengah. Hal ini menyebabkan konsentrasi keramaian masih terpusat di satu titik.
AREA 3
Area 3 didominasi pohon cemara dan dimanfaatkan untuk piknik serta spot foto taman kayu. Meski sudah aktif digunakan, arahnya belum jelas. Potensinya dapat diarahkan sebagai ruang santai tematik dan spot foto.
AREA 4 DAN 5
Area 4 merupakan titik yang paling ramai, terutama
dimanfaatkan untuk kegiatan piknik keluarga dan aktivitas
berkemah. Lingkungannya yang terbuka dan teduh
menjadikannya ruang favorit untuk berkumpul, bersantai,
sekaligus mengadakan kegiatan kelompok berskala kecil
hingga menengah.
mot0r Rp 3000 (2) mobil Rp 5000(4) bis Rp20.000(40) sepur Rp10.000(30)
jan feb mar april mei juni juli agst sept okt nov des
0 10000 20000 30000 40000 50000
motor Rp 3000 (2) mobil Rp 5000(4) bis Rp20.000(40) Kereta Rp10.000(30)
januari feb maret april mei juni juli agst sept okt nov des
0 10000 20000 30000 40000
50000 motor Rp 3000 (2) mobil Rp 5000(4) bis Rp20.000(40) Kereta Rp10.000(30)
januari feb maret april mei juni juli agst sept okt nov des
0 10000 20000 30000 40000 50000
Grafik Pengunjung Pantai Goa Cemara
Grafik Pengunjung Pantai Goa Cemara Tahun 2020 Grafik Pengunjung Pantai Goa Cemara Tahun 2021 Grafik Pengunjung Pantai Goa Cemara Tahun 2022
motr Rp5.000 (2) mobil Rp10.000 (4) bis Rp20.000 (40) sepur Rp10.000 (30)
januari feb mart april mei juni juli agst sept okt nov des
0 10000 20000 30000 40000
motor Rp 5000 (2) mobil Rp 10000 (4) bis 20.000 (40) sepur 10.000 (30)
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember 0
5000 10000 15000 20000 25000
Grafik Pengunjung Pantai Goa Cemara Tahun 2023 Grafik Pengunjung Pantai Goa Cemara Tahun 2024
Jumlah pengunjung Pantai Goa Cemara mengalami fluktuasi dari 2021 hingga 2024, dengan puncak kunjungan biasanya terjadi pada musim liburan. Sepeda motor mendominasi setiap tahun, sementara
bus menunjukkan peningkatan signifikan pada tahun-tahun tertentu. Tahun 2021 mencatat jumlah pengunjung tertinggi, terutama pada Januari dan Mei, sedangkan 2022 mengalami penurunan tanpa
mencapai 40.000 pengunjung. Tren lebih merata pada 2023 dengan puncak di April dan Desember, sementara 2024 menunjukkan pola yang lebih dinamis dengan lonjakan di April dan akhir tahun.
01
Taman Kayu dan Outbound menjadi spot foto yang paling banyak di mention
TAMAN KAYU DAN OUTBOUND 88.8%
DATA TIDAK RELEVAN 11.2%
03
04
Area outbound dan camping menjadi tujuan utama para pengujung
Dari hasil wawancara 6 rombongan, menjawab alasan ketertarikan dengan Pantai Goa Cemara adalah suasana dari pohon cemara yang cocok untuk piknik santai.
02
Dari data penelusuran apify didapat 196 data 22 data tidak relevan berupa iklan transportasi dan iklan. Data yang lain menunjukan bahwa kegiatan di goa cemara yang paling banyak dilakukan adalah berwisata khususnya diarea taman kayu dan outbound.
Area outbound dan camping menjadi tujuan utama para pengujung
Dari hasil wawancara pengelola Pantai Goa Cemara area camping ground ini dibatasi ketika musim migrasi.
Area camping ground ketika ramai musim kemah seperti sekolah bisa menjapai 500 - 1000 orang.
Area outbound sebagian zona aktif , sebagian zona outbound kurang fungsional, sehingga pengunjung tidak terdorong eksplorasi menyeluruh.
Dari hasil pengamatan titik kermaian pada area outbound belum merata karena zona belum dimanfaatkan dengan optimal.
Sepi
Keramaian sedang
Titik keramaian pengunjung
Zona outbound, camping ground, taman kayu kurang interaktif dan tematik.
Zona ini masih terkesan pasif, tanpa kegiatan yang mampu meninggalkan kesan mendalam bagi wisatawan.
Pemanfaatan area outbound belum merata
Sebagian zona aktif (menarik), sebagian zona outbound kurang fungsional, sehingga pengunjung tidak terdorong eksplorasi menyeluruh.
Potensi taman kayu sebagai spot foto utama
Taman kayu berpotensi sebagai spot foto utama, karena mendukung pengalaman wisata yang estetik, interaktif, dan mudah dibagikan melalui media sosial.
USULAN SEMENTARA
1. Sistem Zonasi Tematik
Pembagian zona berdasarkan experience economy (rekreasi, edukasi, relaksasi, estetika) → dipetakan secara jelas Zona Outbound Rekreasi dan Edukatif
Melibatkan aktivitas wahana, desain bersifat semi permanen seperti
Zona Edukatif
Penyediaan area terbuka untuk kegiatan berupa olahraga ringan (seperti voli dan mini soccer )
Zona Estetika
Pengembangan area spot foto yaitu TAMAN KAYU
Zona Relaksasi
Pemanfaatan area camping ground dan area piknik
Green Circle Experience. (2024). How Ecotourism Preserves Local Culture and Traditions.
Honey, M. (2008). Ecotourism and Sustainable Development.
MDPI (2023). Environmental Awareness, Ecotourism Awareness and Sustainable Tourism.
Echeverri, (2024). Can Ecotourism Help Promote and Celebrate Cultural Diversity and Biodiversity?
Perancangan Zona Mixue sebagai Taman Ekowisata Alam pantai