Judul Laporan: Cegah tersedak dengan MP-ASI bedak instan untuk belut (Anguilla Spp) pada bayi usia 6-11 bulan. Persediaan instan MP-ASI bubuk bahan dasar belut yang dikemas dalam bentuk tepung, mudah disajikan hanya dengan menambahkan air hangat. Kemudahan penggunaan ini dapat mencegah kontaminasi patogen pada saat pemberian MP-ASI pada bayi.
Proses pembuatan bubuk MP-ASI instan dari tepung ikan sidat dilakukan dengan memperhatikan Standar Nasional Indonesia (SNI), sehingga mutu ikan MP-ASI sidat sesuai dengan Angka Kecukupan Gizi (AKG) sebesar bayi 6-11 bulan. MP-ASI dari bubuk ikan sidat dapat menjadi salah satu alternatif yang dapat diberikan pada bayi usia 6-11 bulan. Memberikan bukti ilmiah bahwa pengembangan olahan makanan dengan menggunakan formula MP-ASI berbahan dasar tepung ikan sidat yang mengandung vitamin A, zinc dan protein dapat meningkatkan status gizi dan mencegah stunting pada bayi usia 6-12 bulan.
Pemberian informasi kepada orang tua tentang MP-ASI berbasis bubuk ikan sidat yang mengandung protein, vitamin A dan zinc yang tinggi dapat meningkatkan status gizi terutama pada bayi yang rentan dengan status gizi rendah, sehingga keterbelakangan pertumbuhan bayi dapat dicegah. Bagi Kementerian Kesehatan/Puskesmas, hal ini dapat diwujudkan dengan kebijakan untuk mengembangkan pangan yang dapat meningkatkan imunitas berupa makanan pendamping ASI bubuk ikan sidat yang tinggi protein, vitamin A dan zinc, sebagai upaya mencegah terhambatnya pertumbuhan anak. bayi. WHO menganjurkan frekuensi pemberian MP-ASI 2-3 kali sehari (untuk bayi usia 6-8 bulan) dan 3-4 kali sehari (untuk bayi dan anak usia 9-23 bulan).
Tabel 2 menunjukkan persentase rata-rata kebutuhan multinutrien yang harus dipenuhi oleh MP-ASI (WHO 2001, Dewey 2001).
Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) Pada Bayi
Pada usia 6-12 bulan ASI dapat memenuhi separuh lebih dari kebutuhan nutrisi bayi, pada usia 12-24 bulan ASI menyediakan sepertiga dari kebutuhan nutrisinya sehingga MP-ASI sebaiknya segera diberikan sejak usia 6-12 bulan. 6 bulan. ASI harus mengandung zat gizi mikro yang cukup untuk memenuhi kebutuhan yang tidak dapat dipenuhi oleh ASI 35 2. Tujuan pemberian MP-ASI. Pemberian makanan pendamping ASI untuk memberikan nutrisi yang cukup bagi kebutuhan bayi untuk pertumbuhan dan perkembangan fisik dan psikomotorik, serta mendidik bayi agar memiliki kebiasaan makan yang baik.36.
Pemberian awal makanan pendamping ASI merupakan proses peralihan dari ASI ke makanan pendamping ASI yang dilakukan secara bertahap untuk menambah zat gizi yang tidak diberikan oleh ASI guna menunjang proses pertumbuhan. Makanan pendamping ASI umumnya berumur 6 hingga 24 bulan. ASI diberikan secara bertahap sesuai usia anak, dimulai dengan MP-ASI yang lembut dan lembut hingga anak terbiasa dengan makanan keluarga. Berdasarkan komposisi bahan makanannya, MP-ASI dikelompokkan menjadi dua, yaitu: MP-ASI lengkap yang terdiri dari makanan pokok, lauk pauk hewani, lauk pauk sayur, sayur dan buah-buahan, MP-ASI sederhana yang terdiri dari hewani. atau sayuran. produk sayur atau buah.
Pengenalan makanan pendamping ASI yang tepat mempengaruhi baik gizi dan tumbuh kembang bayi dan anak. Sebelum memulai pemberian MP-ASI, tenaga kesehatan sebaiknya menilai kesiapan anak untuk menerima MP-ASI berdasarkan Selain itu, pengenalan makanan pendamping ASI sejak dini membuat ASI kurang memberikan perlindungan bagi bayi, karena risiko kontaminasi mikroba akibat kebersihan yang buruk dapat menyebabkan lebih banyak infeksi saluran cerna akibat makanan pendamping ASI.
Persyaratan MP-ASI yang diatur dalam SNI terbitan tahun 2005, terdiri dari 4 jenis MP-ASI, yaitu MP-ASI bubuk instan, MP-ASI kue, MP-ASI siap saji, dan MP-ASI siap saji. MP-ASI. Selain itu, 4 jenis MP-ASI tersebut juga termasuk dalam makanan kategori 13.2 makanan untuk bayi dan anak dalam masa pertumbuhan yang ditentukan dalam Peraturan Kepala Badan POM nomor: 21 Tahun 2016 tentang Kategori Makanan. Persyaratan produk MP-ASI diatur dalam Standar Nasional Indonesia (SNI) yang disiapkan oleh Badan POM.
Standar-standar ini mencakup MP-ASI instan dan MP-ASI rumah tangga. Standar tersebut menjadi acuan agar MP-ASI yang beredar aman, bermutu dan bergizi untuk melindungi dan meningkatkan kesehatan masyarakat serta menjamin praktik perdagangan pangan yang adil dan bertanggung jawab. MP-ASI dapat dibuat dari campuran bahan-bahan yang kaya protein dan energi, seperti tepung ikan sidat.
Ikan Sidat (Anguila spp)
Berdasarkan SNI, MP ASI Instan Bubuk adalah MP ASI yang telah diolah sehingga dapat langsung disajikan hanya dengan tambahan air minum atau cairan yang sesuai.22. Saat ini peminat bubur MP-ASI instan semakin meningkat karena dinilai jauh lebih praktis dibandingkan membuat bubur sendiri. MP ASI Bubuk Ikan Belut Instan adalah MP ASI yang telah diolah dengan tambahan tepung ikan sidat dan dapat disajikan hanya dengan tambahan air minum atau cairan lain yang sesuai.
Setelah pembuatan bubuk MP ASI instan belut, dilakukan uji kandungan gizi dan akseptabilitas organoleptik.51. Formula MP ASI Bubuk Belut Ikan Instan mengikuti SNI dan Permenkes 224/SK/II/2007 dengan komposisi bahan yang digunakan berkualitas tinggi, murni dan cocok untuk bayi usia 6 - 11 bulan. Nutrisi pada bubuk ikan sidat instan MP-ASI dapat digunakan sebagai pendamping ASI untuk mencapai kecukupan gizi pada kelompok umur tersebut.
Bahan dasar MP-ASI bubuk ikan sidat yang terpenting adalah tepung beras dan/atau tepung mocaf dan tepung ikan sidat. Penelitian ini menghasilkan MP-ASI berupa bubur instan yang menggunakan campuran 40 persen tepung sagu, 25 persen isolat protein kedelai, 25 persen susu skim, dan 10 persen minyak sawit. MP-ASI berbahan dasar pati sagu ini memiliki kadar air 2,55 persen, kadar abu 3,59 persen, kadar protein 22,85 persen, kadar lemak 12,68 persen, dan energi 389,04 kkal. Proses pengolahannya menggunakan teknologi tinggi sehingga menghasilkan bubuk ikan sidat instan MP ASI yang berkualitas.
Pembuatan MP ASI dari bubuk ikan sidat agar dapat dikonsumsi bayi pada penelitian ini dilakukan secara bertahap. MP ASI yang telah selesai selanjutnya dilakukan dengan beberapa metode pengujian dan pengambilan sampel, yaitu: 22.. a) Metode pengujian kadar air, kadar abu, kepadatan energi, protein, karbohidrat, lemak, vitamin, bahan tambahan mineral dan bahan pencemar pada MP - ASI bubuk ikan belut instan. Bahan pengemas cocok untuk produk bubuk MP-ASI instan dan memiliki laju transmisi uap air dan laju transmisi oksigen yang rendah sehingga menjaga kualitas produk selama penyimpanan (plastic metallized food grade). G).
Pemberian MP-ASI yang tidak tepat seperti tinggi karbohidrat dan rendah protein, vitamin dan mineral berhubungan dengan rendahnya imunitas tubuh sehingga rentan terhadap infeksi 6,11 Faktor penyebab langsungnya adalah pemberian MP-ASI dan cara pengolahan yang tidak tepat. Rekomendasi WHO (2005) dalam pencegahan diare adalah pemberian makanan pendamping ASI yang cukup sehingga dapat meningkatkan asupan makanan. ASI yang cukup harus mengandung nutrisi yang berhubungan dengan sistem imun tubuh yaitu protein, vitamin A dan zinc.
Pemberian MP-ASI bergizi tinggi dapat meningkatkan daya tahan tubuh bayi sehingga mencegah diare pada bayi usia 6-11 bulan. Tepung ikan sidat merupakan produk bergizi tinggi, kaya akan protein, vitamin A dan zinc, yang dapat dijadikan pangan fungsional salah satunya tepung ikan sidat instan.
METODE PENELITIAN
Metode Pengumpulan Data
- Perhitungan DKBM
- Cara Kerja dan Teknik Pengumpulan Data 1. Cara Kerja
Tepung ikan polefish merupakan makanan yang kaya akan nutrisi penting seperti protein, vitamin A, zinc yang berpengaruh pada sistem kekebalan tubuh. 18,52,59 Pembuatan bubuk salmon instan dengan penambahan tepung ikan sidat terbukti dapat meningkatkan kadar abu, kadar air, kadar protein, kadar lemak dan kadar vitamin.64. Primer Buatlah kabut instan dari tepung ikan belut dan campurkan dengan Primer. Oleskan rekaman pengujian.
Pada tahap formulasi, kami mencari formula dan metode pembuatan bubuk MP-ASI yang terbaik dan sesuai dengan menggunakan perhitungan DKBM. Pemilihan formula terbaik dilakukan berdasarkan uji organoleptik dan uji organoleptik, sehingga diperoleh MP-ASI terbaik. Penelitian pada tahap formulasi menggunakan alat komputer untuk mengetahui komposisi bahan pembuatan MP-ASI sesuai nilai gizi yang memenuhi persyaratan PMTP, dan dilakukan uji organoleptik dan kimia di laboratorium.
Tahap ini meliputi pembuatan MP-ASI dan pelaksanaan uji organoleptik serta uji kimia yang akan diberikan untuk intervensi pada bayi. Pembuatan bahan formula MP-ASI tepung ikan sidat dan tepung beras sebagai PMT yang diinginkan dengan menciptakan alternatif penggunaan komposisi bahan dan memenuhi persyaratan gizi yang ditetapkan SNI. Bahan pembuatan tepung ikan sidat diperoleh dari hasil penelitian dosen IPB R.A Hangesti Widyasari, yaitu ikan sidat (Anguilla bicolor) segar yang diambil dari bagian kepala, tulang, dan hatinya.
Cara pengolahan limbah dan proses pengolahan belut menjadi tepung kepala, tepung tulang, dan tepung hati ikan melalui beberapa tahapan antara lain pemilahan, perebusan, pengepresan, pengeringan, penggilingan, pengepakan dan pengemasan. Karakteristik pengujian tepung ikan sidat meliputi kadar abu total, kadar abu larut air, kadar abu tidak larut asam, kadar susut pengeringan. MP-ASI yang telah selesai selanjutnya dilakukan dengan beberapa metode pengujian dan metode pengambilan sampel yaitu: 22 metode pengujian kadar air, kadar abu, kepadatan energi, protein, karbohidrat, lemak, vitamin, mineral, bahan tambahan dan kontaminan pada bubuk belut instan MP-ASI seperti Codex Alimentarius Volume 13 tentang Metode Analisis dan Pengambilan Sampel.
Pengambilan sampel untuk pengujian kadar air, kadar abu, kepadatan energi, protein, karbohidrat, lemak, vitamin, mineral tambahan dan kontaminan pada bubuk ikan sidat instan MP-ASI sebagaimana Codex Alimentarius Volume 13 tentang Metode Analisis dan Pengambilan Sampel. Proses produksi bubuk MP-ASI instan harus dilakukan sesuai dengan prinsip higiene dan sanitasi yang ditentukan dalam cara produksi makanan bayi. Bahan pengemas cocok untuk produk instan bubuk MP-ASI dan mempunyai tingkat permeabilitas uap air dan permeabilitas oksigen yang rendah untuk menjaga kualitas produk selama penyimpanan (metallized food grade plastic).
Penanganan dan teknologi pengolahan bubur instan ikan sidat
DAFTAR PUSTAKA