PROPOSAL PENELITIAN
“Analisis Tindak Tutur Berita Bohong Lowongan Kerja Pada Sosial Media Instagram”
Meyvika Andara Seruni
1210621038
Sastra Indonesia
Fakultas Bahasa dan Seni
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Dewasa ini pengguna media sosial terus menjamur. Indonesia menduduki peringkat ke-4 di dunia dengan total pengguna Instagram sebanyak 106 juta orang per April 2023. Data tersebut mengalami peningkatan dari sebelumnya yaitu Januari 2023 dengan total pengguna Instagram 89,15 juta, dengan demikian dalam kurun waktu 3 bulan Indonesia telah mengalami kenaikan pengguna Instagram sebanyak 18,9%.
TABEL PENGGUNA INSTAGRAM DI DUNIA
NO. NEGARA TOTAL
1. India 326.550.000
2. Amerika Serikat 168.600.000
3. Brasil 132.550.000
4. Indonesia 106.000.000
5. Turki 56.350.000
6. Jepang 54.650.000
7. Meksiko 43.750.000
8. Jerman 33.750.000
9. Inggris 33.450.000
10. Italia 30.250.000
Sumber: databoks.katadata
Fakta tersebut menunjukkan bahwa aktivitas pertukaran informasi melalui media sosial di Instagram sangat memungkinkan untuk dilakukan dan tersebar secara cepat. Sistem pertukaran informasi di media sosial Instagram dilakukan dengan cara mengunggah konten berupa foto atau video yang dilengkapi dengan caption atau tulisan dalam konten tersebut.
Pertukaran informasi dengan cara tersebut sangat digemari oleh masyarkat Indonesia saat ini karena informasi menjadi ringkas dan mudah dipahami. Sayangnya, arus informasi tersebut tidak selamanya sehat, terdapat konten-konten yang memuat berita bohong atau yang dikenal sebagai berita hoaks.
Menurur Arifin dan Fuad (385:2020) mengenai dampak negatif adanya berita hoax, yakni: 1. Merebaknya kecurigaan dalam Masyarakat dengan maraknya hoax yang akan memicu pikiran negative; 2. Tersebarnya informasi yang tidak valid; 3. Menguntungkan pihak tertentu dalam mendapatkan hal yang tidak baik. Lebih luas lagi menurut Romli dan Syarifuddin (20:2023) Berita bohong menjadi ancaman nasional karena berdampak pada aspek ekonomi, ideologi, politik dan pertahanan negara serta moral masyarakat.
Dilihat dari dampak negatif berita bohong, diperlukan analisis untuk mengetahui pasti validasi informasi yang berada di media sosial Instagram. Analisis dilakukan dengan cara mengidentifikasi bentuk tuturan berita yang dianggap bohong.
B. IDENTIFIKASI MASALAH
Setelah uraian latar belakang, maka identifikasi masalah yang didapatkan adalah sebagai berikut:
1. Arus informasi di media sosial Instagram tercemar dengan adanya berita bohong.
2. Berita bohong memberikan dampak negatif yang sangat besar dalam berbagai aspek.
C. FOKUS PENELITIAN
Supaya penelitian ini lebih terarah penulis membatasi penelitian ini hanya pada berita hoax yang ada di media sosial Instagram pada bulan Oktober 2023.
D. RUMUSAN MASALAH
1. Bentuk tuturan seperti apa yang ada pada berita bohong pada media sosial Instagram?
2. Bagaimana cara mengetahui berita bohong dalam pengklasifkasian bentuk tuturnya?
E. TUJUAN PENELITIAN
1. Untuk mengetahui bentuk tuturan berita bohong di media sosial Instagram
2. Untuk mengetahui pengklasifikasian bentuk tutur berita bohong di media sosial Instagram.
F. MANFAAT PENELITIAN
Adapun manfaat penelitian ini adalah:
1. Memberikan contoh bentuk tuturan berita bohong di instgram
2. Memberikan data-data yang dapat digunakan untuk penelitian berikutnya
BAB II KAJIAN TEORI A. Tindak Tutur
Berbagai macam pengertian tentang tindak tutur membuat kajian yang dilakukan menjadi meluas. Menurut Purba ( 2011:78) tindak tutur merupakan segala tindak yang dilakukan seseorang ketika sedang berbicara. Pengertian ini masih sangat sederhana dan menyempit karena tindak tutur dilihat ketika seseorang sedang berbicara. Sementara dengan melesatnya media sosial memungkinkan seseorang melakukan tindak tutur hanya dalam ketikan saja. Sedangkan, menurut Ayupradani dan Pratiwi (2021:142) mengatakan bahwa tindak tutur dapat dilakukan secara lisan maupun tulisan. Hal ini sejalan dengan fokus penelitian ini yang akan melibatkan media sosial Instagram yang tentu saja lebih melibatkan kemampuan berbahasa berupa tulisan ketimbang berbicara.
Pengkajian berupa tindak tutur di media sosial Instagram juga dilakukan oleh Azizah dkk (2020) Instagram memiliki caption yang pastinya memiliki makna didalamnya sehingga diperlukannya pengkajian tindak tutur ini. Austin dalam Purba (2011) mengklasifikasikan tindak tutur menurut maksudnya, yaitu:
1. Tindak tutur representatif
Berfungsi untuk menginformasikan suatu hal, tindak tutur ini mencakup mempertahankan, meminta, mengatakan, menyatakan, dan melaporkan.
2. Tindak tutur komisif
Berfungsi untuk menyatakan suatu hal bisa berupa janji dan atau ancaman.
3. Tindak tutur direktif
Fungsi tindak tutur ini adalah membuat petutur melakukan sesuatu seperti saran, permintaan, dan atau perintah.
4. Tindak tutur ekspresif
Sama dengan istilahnya, fungsi tindak tutur ini adalah untuk mengekspresikan perasaan dan sikap terkait keadaan hubungan, seperti meminta maaf, penyesalan, dan ungkapan kasih sayang seperti afirmasi.
5. Tindak tutur deklaratif
Menggambarkan perubahan dalam suatu keadaan hubungan yang sifatnya menyatakan seperti ketika menikahi seseorang dan mengatakan “saya bersedia”.
Berdasarkan tindakannya, tindak tutur meliputi tindak tutur lokusi, tindak tutur ilokusi dan tindak tutur perlokusi. Tindak tutur lokusi adalah tindak tutur untuk mengatakan sesuatu atau dalam arti belaka, misalnya penutur berkata “saya menikah”
ketika ditanya apa statusnya, namun pada saat kejadian bukan berarti sedang melangsungkan pernikahan. Tindak tutur ilokusi adalah tindak tutur melakukan sesuatu tindakan dalam mengatakan sesuatu, misalnya mengangkat ibu jari untuk menggantikan tuturan “saya setuju”. Terakhir, tindak tutur perlokusi yaitu tindak tutur melakukan suatu tindakan dengan mengatakan sesuatu, misalnya penutur mengatakan “saya menulis” saat melakukan kegiatan menulis itu sendiri.
B. Berita Bohong
Penyebaran informasi dengan intensitas tinggi menyebabkan berita bohong atau hoax sangat mudah juga untuk disebarluaskan. Menurut Juditha (2018) berita bohong adalah informasi atau berita yang tidak benar atau palsu untuk mendapatkan suatu tujuan tertentu.
Kemudian pendapat tersebut sejalan dengan Rahmadhany, dkk (2021) yang menyatakan bahwa berita bohong yaitu sebuah informasi yang belum pasti sebuah fakta, karena pengertian informasi adalah Kumpulan dari beberapa fakta. Dengan begitu, berita bohong atau hoax bukan hanya tentang berita yang palsu secara keseluruhan, tetapi juga bisa berupa berita asli namun disisipkan beberapa informasi yang salah didalamnya.
Rahadi (2017) mengatakan bahwa berita bohong merupakan usaha untuk menipu atau mengakali subjek tujuannya untuk mempercayai sesuatu, padahal sang pembuat berita palsu mengetahui dan secara sadar bahwa informasi tersebut adalah salah. Kemudian, Respati (2017) dalam Rahadi (2017) menambahkan bahwa orang yang percaya terhadap berita bohong jika berita tersebut sesuai dengan opini, sikap, atau pandangan hidup yang dimiliki oleh objek tuju berita bohong.
C. Instagram
Dikutip dari Merdeka.com Instagram adalah aplikasi berbagi foto dan video. Instagram adalah media sosial yang lahir dari sebuah perusahaan yaitu Burbn, Inc. Perusahaan itu berdiri pada 6 Oktober 2010 dan didirikan oleh Kevin Systrom dan Mike Krieger. Tidak hanya berbagi foto dan video, Instagram juga bisa berbagi tulisan dengan menuliskan caption atau takarir pada setiap foto ataupun video yang diunggah.
BAB III
METODE PENELITIAN
Kajian penelitian menggunakan metode kualitatif deskriptif . Menurut Moleong (2014) dalam Rusandi dan Rusli (2021) Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll., secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata- kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah. Teknik yang dilakukan adalah dengan menggunakan teknik observasi dan dokumentasi berita bohong mengenai lowongan kerja yang ada di media sosial Instagram pada bulan Oktober 2023.
DAFTAR PUSTAKA
Anjarwati. 2023. DAMPAK PENYEBARAN BERITA HOAX TERHADAP KEHIDUPAN
SOSIAL MASYARAKAT DIKECAMATAN SUKARAME BANDAR
LAMPUNG DALAM SITUASI PANDEMI COVID-19 Jurnal Intelektual: Jurnal Pendidikan dan Studi Keislaman https://ejournal.iai- tribakti.ac.id/index.php/intelektual/index Volume 10, Nomor 3, Desember 2020
Ayupradani, N., T., Pratiwi, D., R. 2021. Bentuk Tuturan Direktif Dalam Akun Twitter
@FiersaBesari. Basastra: Jurnal Kajian Bahasa dan Sastra Indonesia, vol. 10, No.
2-2021.
Azizah, A., Mustika, I., Primndhika, R., B. 2020. Parole Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, vol 3, No. 3, 2020.
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2023/09/26/pengguna-instagram-ri-tembus-100- juta-orang-per-april-2023-terbanyak-ke-4-di-
dunia#:~:text=Jumlah%20tersebut%20meningkat%2012%2C2,Instagram%20terb anyak%20keempat%20di%20dunia.
https://www.merdeka.com/sumut/instagram-adalah-media-sosial-berbasis-foto-dan-video- simak-penjelasannya-kln.html
Juditha, C. 2018. Interaksi Komunikasi Hoax di Media Sosial serta Antisipasinya. Jurnal Pekommas, vol. 3, No. 1, April 2018.
Purba, A. 2011. Tindak Tutur dan Peristiwa Tutur. Pena, vol. 1, No. 1 Desember 2011.
Rahadi, D., R. 2017. Perilaku Pengguna dan Informasi Hoax di Media Sosial. Jurnal Manajemen & Kewirausahan, vol. 5, No. 1, 2017.
Rusandi dan Rusli, M. Tanpa Tahun. Merancang Penelitian Kualitatif Dasar/Deskriptif dan Studi Kasus. P-ISSN: 2745-7796.