• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROPOSAL PENELITIAN PENELITIAN DASAR ... - SIMAKIP

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "PROPOSAL PENELITIAN PENELITIAN DASAR ... - SIMAKIP"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

PROPOSAL PENELITIAN PENELITIAN DASAR KEILMUAN

Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Modal Psikologis terhadap Orientasi Kewirausahaan pada Wirausaha

Oleh:

PUTI ARCHIANTI, S.PSI, M.PSI, PSIKOLOG

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA JAKARTA

2019

(2)
(3)
(4)
(5)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji peran modal psikologis sebagai mediator pada hubungan antara gaya kepemimpinan dengan orientasi kewirausahaan. Sebagai tambahan, peneliti juga menguji hubungan diantara ketiga variabel yang digunakan.

Responden pada penelitian ini adalah 225 orang wirausaha UKM di Jakarta yang memiliki usaha minimal satu tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepemimpinan transformasional berhubungan positif dengan modal psikologis dan orientasi kewirausahan. Selain itu, modal psikologis juga berpengaruh positif dengan orientasi kewirausahaan. Hasil analisis menggunakan Path Analysis menunjukkan bahwa modal psikologis berperan signifikan sebagai mediasi parsial pada hubungan kepemimpinan dengan orientasi kewirausahaan.

Kata Kunci : kepemimpinanan, modal psikologis, orientasi kewirausahaan

(6)

DAFTAR ISI

Halaman Sampul ... i

Halaman Pengesahan ... ii

Surat Kontrak Penelitian ... iii

Abstrak ... v

Daftar Isi ... vi

Daftar Tabel ... vii

Daftar Gambar ... viii

Daftar Lampiran ... ix

Bab I. Pendahuluan ... 1

Bab II. Tinjuan Pustaka ... 3

Bab III. Metode Penelitian ... 5

Bab IV. Hasil dan Pembahasan ... 6

Bab 5. Kesimpulan dan Saran ... 8

Bab 6. Luaran yang Dicapai ... 9

Bab 7. Rencana Tindak Lanjut dan Proyeksi Hilirisasi ... 11

Daftar Pustaka ... 12 Lampiran

- Artikel Ilmiah - Publikasi

(7)

Daftar Tabel Tabel 1. Hasil Korelasi antar Variabel

Tabel 2. Modal Psikologis sebagai Moderator pada Hubungan Gaya Kepemimpinan dengan Orientasi Kewirausahaan

(8)

Daftar Gambar

Gambar 1. Roadmap Penelitian Gambar 2. Langkah Penelitian

(9)

Daftar Lampiran 1. Bukti Submit Jurnal

2. Bukti Undangan Seminar Nasional

(10)

BAB I. PENDAHULUAN

Latar Belakang

UKM memiliki peran yang sangat vital dalam menopang pertumbuhan ekonomi. Selain itu, sektor UKM juga dapat menciptakan lapangan kerja yang kemudian dapat menurunkan angka kemiskinan. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Manurung (2005), jumlah angkatan kerja di Indonesia yang melimpah, membuat usaha kecil dapat menyerap hingga 51% tenaga kerja nasional. Hal ini membuat peran UKM menjadi pelaku ekonomi dominan terutama dalam hal pemberdayaan tenaga kerja. Selain dalam hal pemberdayaan tenaga kerja, UKM juga berkontribusi besar pada pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) di setiap negara.

Menurut Fauzia (2018), kontribusi UKM pada Produk Domestik Bruto (PDB) di tahun 2018 adalah sebesar 60% dengan tingkat penyerapan tenaga kerja sekitar 96%

dari seluruh tenaga kerja nasional. Hal tersebut menunjukkan bahwa peran UKM merupakan hal dominan dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia, sehingga pemberdayaan UKM merupakan sesuatu yang sangat penting dalam upaya peningkatan pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa jumlah seluruh tenaga kerja nasional pada tahun 2018 mencapai 133,94 juta orang, dan termasuk 73,98 juta orang termasuk pelaku UKM di Indonesia. Banyaknya jumlah UKM di Indonesia, membuat para pemimpin UKM dituntut untuk memiliki kemampuan serta strategi yang mampu memanfaatkan peluang dan memperbaharui pasar. Selain itu banyaknya pelaku UKM juga membuat tekanan dan persaingan bisnis UKM semakin meningkat. Ketika lingkungan persaingan bisnis sulit diprediksi maka kinerja UKM akan ditentukan oleh seberapa mampu pemilik UKM menyikapi tekanan dan persaingan bisnis tersebut.

Peningkatan dalam tekanan dan persaingan bisnis mempengaruhi UKM, seperti halnya perubahan demografi dan sosial, globalisasi, peningkatan teknologi, kurangnya inovasi, serta dukungan dana yang rendah. Namun, dalam kenyataannya, tuntutan dari lingkungan bisnis saat ini masih sulit untuk dipenuhi UKM. Kuncoro (dalam Ayuni dkk, 2019) menyatakan bahwa UKM di Indonesia mengalami beberapa masalah internal, yaitu antara lain rendahnya kualitas sumber daya manusia, rendahnya penguasaan teknologi dan manajemen, minimnya informasi, serta kurangnya orientasi kewirausahaan.

Orientasi kewirausahaan merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kinerja usaha. Menurut Kalangi (2017), orientasi kewirausahaan seorang pengusaha dianggap memiliki peranana yang signaifikan dalam kesuaksesan suaatu bisanis, sehinagga bisanis terseabut dapat berkinaerja dengaan baaik. Oriaentasi kewirausaahaan meruapakan komaponen yang sangaat penating dalam mengeambangkan suaatu usaha, hal tersaebut dapat terliahat dari peamilik dan pengealola dalam meanjalankan usaahanya sudah menuanjukkan perilaaku inovaatif, proakatif dan berani dalaam mengamabil resiko.

Dalam sebuah usaha untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, dibutuhkan adanya seorang individu yang bertugas untuk memimpin jalannya usaha. Usaha sebaiknya dikelola oleh individu yang benar-benar berkualitas serta memiliki kemampuan yang memenuhi untuk menjadi seorang pemimpin. Berdasarkan penjelasan diatas, bahwa kepemimpinan merupakan penggerak untuk usaha yang dijalankan. Hal ini sejalan dengan pernyataan Bismantara (2013) tanpa adanya kepemimpinan yang efektif maka usaha yang dijalankan tidak akan dapat bertahan

(11)

dalam menghadapi dinamika usaha yang fluktuatif seperti sekarang. Seorang pemimpin juga harus memiliki gaya kepemimpinan yang efektif untuk mengatur bawahannya.

Keberhasilan seorang pemimpin akan sangat mempengaruhi keberhasilan suatu usaha dalam mencapai tujuannya

Dalam berwirausaha, terdapat berbagai hambatan maupun masalah. Peramasalahan yang menuantut untuk menghaadapi tanatangan dalaam berwirauasaha menjaadikan indiavidu harus memailiki moadal psikaologis yang abaik, denagan memailiki moadal psiakologis yang baik dihaarapkan pemaimpin dapat berwiraausaha denagan baik. Hal ini sesauai dengan paernyataan Luthans, Youssef & Avolio (2007) bahawa modal psaikologis adalah keaadaan posaitif psikaologis seseoarang yang berkeambang dan teardiri dari karaktaeristik adanya keperacayaan diri dalaam semuaa tugaas, optiamisme, haraapan serta kemaampuan untuk beratahan dan maaju ketaika dihaadapkan pada seabuah masaalah.

Urgensi Penelitian

Untuk meningkatkan kemandirian perekonomian bangsa, kewirausahaan dicanangkan sebagai salah satu program andalan pemerintah. Lumpkin dan Dess (1996), menyatakan bahwa usaha yang memiliki orientasi kewirausahaan yang kuat, akan lebih berani mengambil risiko, dan tidak cuma bertahan pada strategi masa lalu. Pada lingkungan yang dinamis, orientasi kewirausahaan jelas merupakan hal yang sangat penting bagi kelangsungan hidup sebuah usaha.

Dengan penelitian ini akan diperoleh manfaat:

a. Pada bidang ilmu:

Secara teoritis penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat untuk memberikan sumbangsih pemikiran dan menambah wawasan dalam rangka perkembangan dan memperkuat ilmu Psikologi, terutama dalam Psikologi Industri dan Organisasi yang terkait dengan bahasan Kepemimpinan dan Psikologi Konsumen.

b. Manfaat praktis:

Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada pihak pemiliki UKM sehingga dapat meningkatkan orientasi kewirausahaan melalui gaya kepemimpinan yang lebih berdampak pada kelangsungan pengelolaan sumber daya usaha

(12)

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

Orientasi kewirausahaan menjadi bahasan yang penting dalam perkembangan organisasi. Muchtolifah (2005) menggambarkan orientasi kewirausahaan sebagai kapabilitas organisasi dalam memberikan kontribusi penciptaan sumberdaya organisasi yang unik, keunggulan posisional yang berpengaruh terhadap kinerja. Keberadaan orientasi kewirausahaan yang kuat akan menjadi modal bagi organisasi untuk berkompetisi

Pendapat senada juga dikemukan oleh Morris dan Paul (dalam Fayolle ,2007), orientasi kewirausahaan adalah kecenderungan manajemen puncak untuk mengambil risiko yang telah diperhitungkan, inovatif dan untuk menunjukkan proaktif. Lebih lanjut Risnawati dan Noermijati (2008) menyatakan bahwa orientasi kewirausahaan merupakan orientasi strategi perusahaan dalam berwirausaha untuk memperoleh keunggulan kompetitif dengan indikator : pengambilan keputusan, praktek dan metode.

Keunggualan kompetitif yang dimiliki akan membuat organisasi akan lebih siap untuk mengembangkan diri.

Dalam meraih tujuan serta meningkatkan kinerja usaha yang efektif perluruntukrmemperhatikanrduarhal,ryaitu orientasirkewirausahaan dan strategir bisnisnya. Hal ini sejalan dengan pernyataan Porter (dalam Apriani, 2016) bahwa orientasi kewirausahaan sebagai strategi yang menguntungkan bagi suatu usaha unatuk dapaat berkomapetisi secaraa leabih efaektif. Oraientasi kewiraausahaan merupaakan kemaampuan kreaatif dan inoavatif yang dijaadikan daasar, kiaat dan saumber daaya untauk menacari peluaang menauju kesuaksesan sedaangkan, straategi usaaha meruapakan cara usaaha memenaangkan perasaingan.

Kemampuan UKM bertahan dalam persaingan yang kompetitif mengindikasikan bahwa adanya kemampuan manajerial pimpinan atau pemilik UKM yang cukup baik sehingga mampu mempertahankan usaha dalam jangka panjang.

UKM membutuhkan pemimpin dengan gaya kepemimpinan dan orientasi kewirausahaan yang efektif untuk menjadi sukses dalam usaha bisnis mereka.

Sebagaimana diungkapkan Kartono (2016), bahawa pemiampin adaalah seoranag priabadi yang memailiki kelaebihan di satu biadang, seahingga mamapu mempeangaruhi orang lain untuk bersaama-sama melaakukan akativitas-aktivitas teartentu, dalam merumuskan ataupun mencapai tujuan-tujuan usaha.

Terdapat berbagai macam konsep kepemimpinan. Konsep kepemimpinan transformasional pertama kali diperkenalkan oleh James MacGregor Burns, yang merupakan proses dimana pemimpin mengikat karyawan dengan memotivasi mereka melalui pemberdayaan, pembelajaran, kepercayaan, dan komunikasi. Sedangkan kepemimpinan transaksional berfokus pada peran supervisi, organisasi, dan kinerja kelompok dimana pimpinan mendorong kepatuhan karyawan melalui imbalan dan hukuman.Teori kepemimpinan transformasional yang dikembangkan oleh Bernard Bass (1990) menyertakan ‘Laissez-Faire’ dalam salah satu indikator kepemimpinan transaksional. Tetapi di penelitian-penelitian terbaru, Laissez-Fairedipisahkan menjadi satu gaya kepemimpinan tersendiri. Beberapa penelitian sebelumnya memperingatkan dampak-dampak negatif dari keterlibatan yang terlalu banyak dari pemimpin. Maka dari itu, beberapa penelitian empiris menyarankan bahwa kepemimpinan Laissez-Faire dapat meningkatkan inovasi di lingkungan kerja (Ryan & Tipu, dalam Yang, 2015).

Maka dari itu, berdasarkan jurnal-jurnal terbaru, peneliti juga meneliti gaya kepemimpinan Laissez-Faire sebagai satu variabel terpisah.

(13)

Dalam berwirausaha, terdapat berbagai hambatan maupun masalah.

Peramasalahan yang menuantut untuk menghaadapi tanatangan dalaam berwirauasaha menjaadikan indiavidu harus memailiki moadal psikaologis yang abaik, denagan memailiki moadal psiakologis yang baik dihaarapkan pemaimpin dapat berwiraausaha denagan baik. Hal ini sesauai dengan paernyataan Luthans, Youssef & Avolio (2007) bahawa modal psaikologis adalah keaadaan posaitif psikaologis seseoarang yang berkeambang dan teardiri dari karaktaeristik adanya keperacayaan diri dalaam semuaa tugaas, optiamisme, haraapan serta kemaampuan untuk beratahan dan maaju ketaika dihaadapkan pada seabuah masaalah.

Usaha yang baik dan sukses, melibatkan, mengembangkan, dan mempertahankan bawahan terbaik. Modal psikologis memiliki beberapa keunggulan di seluruh tingkatan baik bawahan, pemimpin maupun pada usaha. Menurut Luthans, Youssef & Avolio (2007), seseorang yang memiliki modal psikologis yang tinggi akan menunjukkan kepearcayaan diri untauk meamilih dan mengeraahkan upaya yanag diperlukan agar dapat menyelesaikan tugas-tugaas yang menaantang.

Modal psikologis juga akan membuat perkiraan yang poasitif tenatang keberhaasilan di maasa kini dan mendaatang. Selain itu, ketekunan dalam mencapai tujuan juga dibutuhkan dalamrrangka meraihrkeberhasilan serta, mampurbertahanrdanrbangkitr kembali untuk mencapai keberhasilan ketika menemukanrmasalahrdanr kesulitan,

Keberhasilan dalam wirausaha UKM, dapat terbentuk karena adanya orientasi kewirausahaan . Selain itu, pemimpin yang mampu menginspirasi pengikutnya sangat penting untuk perkembangan suatu usaha. Pemimpin tersebut, dapat merangsang para pengikut untuk menentukan tujuan serta mencapai potensi maksimal mereka.rHalrinirsejalan denganrhasilrpenelitianryang dilakukan olehrArham dkk (dalam Dzamonda dkk, 2017), bahwa UKM membutuhkan gaya kepemimpinan dan orientasi kewirausahaan yang efektif untuk menjadi sukses di dalam sebuah usaha.

Dalam sebuah usaha, seorang pemimpin yang memiliki orientasi kewirausahaan juga memiliki model psikologis yang positif. Individu yang memiliki self efficacy yangrtinggirakan membuat individurteguhrdanrtidakrmudah putusrasarataur menyerah dalam mempertahankan perilaku, oleh karena itu self efficacy yang tinggi akan berdampak pada keberanian mengambil risiko dalam diri seorang pemimpin wirausaha dengan demikian, seoranga wiraausaha yanag bearani menanggaung arisiko aadalah oraang yang selaalu ingian menjaadi pemeanang dan memeanangkan dengaan cara yanag baaik (Mustofa dan Ekawati, 2017).

Pada individu yang memiliki optimism yang tinggi akan membuat individu memandang bahwa hal yang diinginkan dapat tercapai dalam situasi apapun. Hal ini sesuai dengan pernyataan Snyder dan Lopez (2012) bahwa wirausaha yang optimis akan memiliki keyakinan dan kegigihan bahwa masalah yang dihadapi dapat diatasi dengan baik. Keyakinan serta kegigihan tersebut mendorong individu untuk menciptakan strategi yang efektif dalam mencapai tujuan dalam usaha.

Menurut Çavuş dan Gökçen (2014), bahwa hope memiliki hubungan positif dengan kinerja, kepuasan kerja, serta motivasi untuk mengatasi peristiwa yang menimbulkan stres. Oleh karena itu, hope dapat mendukung keinginan individu untuk mendapatkan hasil positif serta memberikan perasaan baik untuk membuat keinginan yang menjadi tujuan individu dapat menjadi kenyataan.

Individu yang memiliki sikap resiliency akan bersikap proaktif, bertanaggung jawaab atas pemaecahan masaalah dan selalau beruasaha mempearbaiki diri atau situasi yang dapat diuabah serta meniangkatkan keamampuan untuk mengahadapi hal-hal yang tidak dapaat

(14)

menilai orientasi kewirausahaan akan lebih tepat jika melihat kembali seberapa tinggi gaya kepemimpinan transformasional dan modal psikologis pada seorang pemimpin wirausaha UKM, sehingga memungkinkan bahwa orientasi kewirausahaan mempengaruhi adanya gaya kepemimpinan dan modal psikologis.

Roadmap Penelitian

Gambar 1. Roadmap Penelitian

(15)

BAB III. METODE PENELITIAN

Diagram Alir Penelitian

Gambar 2. Langkah Penelitian

Click or tap here to enter text.

Penjelasan Jika diperlukan

………

B. LOKASI PENELITIAN

Penelitian dilakukan di wilayah DKI Jakarta pada rentang waktu November 2019 – Januari 2020. Adapun jumlah responden yang dilibatkan dalam penelitian ini sejumlah 225 orang pemilik UKM,

C. KONSEP METODE PENELITIAN

Pendeakatan yanag digaunakan daalam penealitian iani menggunakan metode penelaitian kuaantitatif. Terdapat tiga variabel yang diukur dalam penelitian ini, yaitu

variabel X1 : gaya kepemimpinan transformasional X2 : modal psikologis

Yi : orientasi kewirausahaan.

D. POPULASI & SAMPEL PENELITIAN

Populasirdalam penelitianriniradalahrpemimpin usaha kecilrmenengahr(UKM) dan beradardi wilayah DKI Jakarta. Peneliti menetapkan syarat bagi responden, yaitu :

1. Pemilik usaha yag berskala Kecil atau Menengah 2. Usaha telah berdiri minimal 2 tahun

Penelitian ini mengguanakan tekanik nonprobability sampling yaitu purposiversampling.

E. CARA PENGUMPULAN DATA

Data dikumpulkan secara langsung melalui hardcopy dengan menyebarkan 1 set buku skala yang terdiri dari 3 alat ukur yang berupa skala psikologis.

(16)

F. INSTRUMEN YANG DIGUNAKAN & ANALISA DATA

Terdapat 3 instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini, yaitu :

1. Multifactorr Leadership Questionnairer(MLQ) 6S dikembangkan olehrBassrdanrAvolio (1990) yang terdiri dari 12 item untuk mengukur kepemimpinan transformasional

2. Psychological Capitalr Questionnairer (PCQ) dikembangkanroleh Luthans, Youssef, dan Avolior(2007) yang terdiri dari 24 item untuk mengukur modal psikologis

3. Individual Entrepreneurial Orientation Questionnaire (IEO scale) yang dikembangkan oleh Bolton dan Lane (2012) yang terdiri dari 10 item untuk mengukur orientasi kewirausahaan

Ketiga instrumen tersebut akan menggunakan model skala likert. Teknik analisa data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah path analysis

G. INDIKATOR CAPAIAN HASIL PENELITIAN

Hal yang menjadi indikator dalam pencapaian hasil penelitian : a. Publikasi melalui jurnal

b. Publikasi dalam seminar

(17)

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Data Demografi Responden

Penelitian ini melibatkan 225 responden yag terdiri dari 126 responden pria dan 99 responden wanita. Dilihat dari usia responden berkisar antara 22 tahun sampai dengan 57 tahun dengan rincian 117 orang responden berusia 22-29 tahun, 64 orang responden berusai 30 – 39 tahun, 25 orang responden berusia 40 – 49 tahun, dan 19 orang responden berusia 50 – 57 tahun. Jenjang pendidikan responden didominasi oleh lulusan sarjana Strata 1 (S1) sebanyak 173 orang responden, lulusan SLTA dan sederajad sebanyak 37 orang responden, 7 orang responden lulusan sarjana Strata 2 (S2), dan 6 orang responden lulusan SLTP dan sederajad. Ditunjau dari lamanya usaha berdiri maka diperoleh data bahwa 131 orang responden telah menjalankan usahanya selama 2 tahun sampai 4 tahun 11 bulan, 92 orang responden telah menjalankan usahanya selama 5 tahun hingga 10 tahun, dan 2 orang responden yang telah menjalankan usahanya lebih dari 10 tahun.

Analisis Hasil Pengujian Hipotesa

Tabel 2. Hasil Korelasi Antar Variabel

Variabel Kepemimpinan Modal

Psikologis

Orientasi Kewirausahaan

Kepemimpinan - .188** .305**

Modal Psikologis .188** - .232*

Orientasi Kewirausahaan

.305** .232* -

Berdasarkan tabel 2 maka dapat diperoleh kesimpulan bahwa ketiga variabel yang digunakan dalam penelitian memiliki hubungan yang positif dan signifikan. Diketahui bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara gaya kepemimpinan dengan orientasi kewirausahaan, yang ditunjukkan dengan nilai r=0.305, p 0.00.

Artinya semakin tinggi gaya kepemimpinan maka akan dapat meningkatkan orientasi kewirausahaan yang dimilikinya. Terdapat hubungan yang positif dan siginifikan antara modal psikologis dengan orietasi kewirausahaan, yang ditunjukkan dengan nilai r=0.232 , p 0.00. Hal ini berarti semakin tinggi efikasi, optimism, harapan, dan ketahanan yang dimiliki maka akan semakin meningkatkan orientasi kewirausahaan.

Hasil lain juga menemukan adanya hubungan yang positif dan signifikan antara modal psikologis dan gaya kepemimpinan dengan nilai r = 0.188. p 0.05. Artinya bahwa semakin tinggi gaya kepemimpinan yang ditampilkan maka akan dapat meningkatkan modal psikologis individu, yang terdiri atas efikasi diri, optimism, harapan, dan ketahanan dalam menghadapi hambatan maupun permasalahan yang dihadapinya.

(18)

Tabel 3. Modal Psikologis sebagai Moderator pada Hubungan Gaya Kepemimpinan dengan Orientasi Kewirausahaan

Variabel Effect SE T P LLCI ULCI

Total Effect .1840 .0384 4.7876 .0000 .1083 .2598 Direct Effect .1635 .0385 4.2420 .0000 .0875 .2394 Indirect Effect .0206 .0105 N/A N/A .0055 .0485 Berdasarkan tabel diatas disimpulkan bahwa pengaruh tidak langsung dari gaya kepemimpinan melalui modal psikologis memperoleh hasil yang signifikan dengan β = .0206, SE = 0.0105, LLCI = 0.0055, ULCI = 0.0485. Hasil ini menunjukkan bahwa modal psikologis dapat mempengaruhi hubungan antara gaya kepemimpinan dengan orientasi kewirausahaan. Modal psikologis tidak secara penuh memediasi hubungan antara gaya kepemimpinan dan orientasi kewirausahaan. Dengan demikian hipotesis penelitian dapat diterima.

DISKUSI

Hasil uji korelasi menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan transformasional berhubungan positif dan signifikan dengan orientasi kewirausahaan. Dengan demikian semakin tinggi kepemimpinan transformasional yang ditampakkan dalam pengelolaan kelompok usahanya maka akan semakin meningkatkan orientasi kewirausahaannya.

Temuan dalam penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Lee, Chong & Ramasyah (2019) pada 321 manager manufaktur di Malaysia menemukan bahwa kepemimpinan transformasional memiiki pengaruh langsung yang kuat terhadap kinerja organisasi dan meningkatkan perilaku kompetitif dan responsivitas dalam menghadapi tantangan lingkungan. Gambaran perilaku kompetitif dan responsive dalam menghadapi tantangan di lingkungan merupakan dimensi di dalam orientasi kewirausahaan.

Selain berhubungan dengan orientasi kewirausahaan, kepemimpinan trransformasional juga berhubungan secara positif dan sigifikan dengan modal psikologis. Hal ini berarti semakin tinggi kepemimpinan transformasionalnya maka akan semakin tinggi modal psikologisnya. Penelitian yang dilakukan oleh Harun, Luthfi & Ahmed (2019) yang melibatkan 327 karyawan di sector perhotelan di Turki menemukan bahwa kepemimpinan transformasional memiliki pengaruh positif pada modal psikologis karyawan. Di sisi lain, kepemimpinan laissez faire memiliki pengaruh yang negative signifikan terhadap modal psikologis karyawan. Sedangkan kepemimpinan transaksional tidak memiliki pengaruh pada modal psikologis karyawan.

Dari hasil tes mediasi yang dilakukan pada penelitian ini menemukan bahwa modal psikologis secara parsial memediasi hubungan antara kepemimpinan transformasional denga orientasi kewirausahaan. Hal ini menunjukkan bahwa modal psikologis bukan merupkan faktor penentu yang kuat dalam hubungan antara kepemimpinan transformasional dengan orientasi kewirausahaan. Kepemimpinan transformasional dapat berpengaruh langsung pada orientasi kewirausahaan meskioun tanpa adanya mediasi dari modal psikologis. Meskipun demikian, apabila kepemimpinan transformasional dan modal psikologis digunakan bersama maka pengaruhnya akan lebih besar pada tingkatan orientasi kewirausahaan.

(19)

BAB V. KESIMPULAN & SARAN KESIMPULAN

1. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara gaya kepemimpinan transformasional dan orientasi kewirausahaan

2. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara gaya kepemimpinan transformasional dan modal psikologis

3. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara modal psikologis dan orientasi kewirausahaan

4. Modal Psikologis berperan sebagai mediator parsial pada hubungan antara gaya kepemimpinan transformasional dan orientasi kewirausahan

SARAN

Penelitian ini memiliki keteratasan yang dapat menjadi perhatian dan perbaikan pada penelitian selanjutnya.

1. Responden penelitian ini hanya ada di wilayah jabodetabek sehingga persebaran datanya masih kurang merata. Dengan demikian pada penelitian lanjuta diharapkan dapat melibatkan sejumlah repsonden di wilayah yang lebih luas.

2. Dalam penelitian ini belum banyak melibatkan peran keragaman budaya mengingat Indonesia memiliki beragam budaya yang memiliki sifat dan nilai yang berbeda. Nilai-nilai yang berkembang di masyarakat ikut mempengaruhi nilai-nilai individu (Goel et al, 2007). Dengan demikian pada penelitian lanjutan diharapkan dapat mengikutsertakan nilai budaya sebagai salah satu variabel penelitian.

3. Penelitian ini tidak membedakan sector usaha yang dimiliki responden sehingga masih belum dapat digeneralisasikan pada bidang usaha tertentu. Pada penelitian selanjutnya diharapkan dapat membedakan sector usaha yang lebih spesifik.

(20)

BAB VI. LUARAN YANG DICAPAI Luaran yang telah dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

IDENTITAS JURNAL

1 Nama Jurnal Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan

2 Website Jurnal http://ejournal.umm.ac.id/index.php/jipt/

3 Status Makalah Submitted

4 Jenis Jurnal Jurnal Nasional Terakreditasi 5 Tanggal Submit 20 April 2020

6 Bukti Screeenshot Submit

(21)

IDENTITAS SEMINAR

1 Nama Seminar Seminar Nasional PSYFORTSMY 2020

2 Website www.umkt.ac.id

3 Status Makalah Accepted 4 Jenis Seminar Nasional

5 Tanggal Submit 24 Februari 2020 6 Bukti Screeenshot Submit

(22)

BAB VII. RENCANA TINDAK LANJUT & PROYEKSI HILIRISASI Hasil Penelitian Penelitian yang telah dilakukan termasuk dalam

pengembangan keilmuan. Hal ini dikarenakan dalam Ilmu Psikologi terdapat perilaku konsumen dan riset yang terkait dengan sikap kewirausahaan masih belum banyak dilakukan. Untuk kedepannya perlu untuk dilakukan riset lanjutan yang

melibatkan nilai budaya dan aspek psikologi islami, sebagaimana yang menjadi visi misi fakultas

Rencana Tindak Lanjut Tindak lanjut dari penelitian yang telah dilakukan : 1. Membuat payung penelitian yang terkait

dengan profetik entrepreneur. Saat ini skala profetik entrepreneur yang telah tersedia dan diujicobakan dalam skripsi mahasiswa memiliki reliabilitas yang masih belum memadai (0,5 - 0,6)

2. Menggali penelitian yang terkait dengan pengembangan kewirausahan dikarenakan fokus pengembangan perekonomian Indonesia banyak mengarah pada ekonomi kreatif dan kewirausahaan

(23)

DAFTAR PUSTAKA

Avey, J. B., Reichard, R. J., Luthans, F., & Mhatre, K. H. (2011). Meta-analysis of the impact of positive psychological capital on employee attitudes, behaviors, and performance. Human Resources Development Quarterly, 22.

Bass, B. M., & Avolio, B. J. (1990). Transformational leadership development:

Manual for the multifactor leadership questionnaire. Palo Alto, CA: Consulting Psychologists Press.

Bismantara.2013. Analisa Peran Kepemimpinan Dalam Usaha Kecil Dan Menengah Industri Kreatif: Studi Kasus Di Kineruku – Bandung.

Bolton, D.L. &Lane, M.D. (2012). Individual entrepreneurial orientation:

Development of A Measurement Instrument.Emerald Insight, 54 (2/3)

Badan Pusat Statistik, 2018. Keadaan Ketenagakerjaan Indonesia. Februari. Jakarta Pusat : Badan Pusat Statistik

Fauzia, Mutia. (2018). Sri Mulyani : UMKM Serap 96 Persen Tenaga Kerja. Diakses pada tanggal 14 Maret 2019 pada pukul 20.40 WIB di www.ekonomi.kompas.com

Kalangi, M. M. (2017). Orientasi Wirausaha Dan Orientasi Pasar Terhadap Inovasi Produk Dan Kinerja Bisnis (Studi Pada Umkm Rumah Makan Di Kota Tomohon). Jurnal Riset Bisnis Dan Manajemen, 5(1).

Koe, W. L. (2016). The relationship between Individual Entrepreneurial Orientation (IEO) and entrepreneurial intention. Journal of Global Entrepreneurship Research, 6(1), 13.

Kumar, R. (2005). Research methodology: Step by step guide for beginners (2nd ed.).

London: SAGE Publications LtdLee, Chong & Ramasyah (2019)

Luthans, F.,Youssef, C.M., & Avolio, B.J. (2007). Psychological Capital: Developing the Human Competitive Edge. New York: Oxford University Press

Matzler, K., Schwarz, E., Deutinger, N. and Harms, R. (2008) Relationship between Transformational Leadership, Product Innovation and Performance in SMEs.

Journal of Small Business and Entrepreneurship, 21, 139-152.

Toor, S. R., and Ofori, G. (2008) Leadership in the construction industry: Agenda for authentic leadership development. International Journal of Project

Management. doi:10.1016/j.ijproman.2007.09.010.

E P Seligman, Martin. (2002). Authentic Happiness: Using the New Positive Psychology to Realise Your Potential For Lasting Fulfilment.

(24)

LAMPIRAN

(25)

Referensi

Dokumen terkait

Table I The main wildlife hosts of the most important ticks that transmit protozoal and rickettsial infections to livestock in sub-Saharan Africa 50 Tick species Host African