• Tidak ada hasil yang ditemukan

Proses Pemeriksaan Peradilan Pidana (Tahap I SPP)

N/A
N/A
Dantziel Myanzka

Academic year: 2024

Membagikan "Proses Pemeriksaan Peradilan Pidana (Tahap I SPP)"

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)

PROSES PEMERIKSAAN PERADILAN PIDANA (TAHAP I SPP)

Kuliah Praktik Hukum Pidana tentang Acara-

Acara Pemeriksaan dalam Sistem Peradilan Pidana

(2)

BAGAN PROSES LID &

DIK

Skema Alur Proses Penyelesaian Perkara Pidana

Materi Kuliah Hukum Acara Pidana Fakultas Hukum Universitas Indonesia 1

PERISTIWA HKM PENYELIDIKAN PENYIDIKAN

- Pengertian: Pasal 1 butir 5

J alur Diketahui adanya TP:

1. Pengaduan (Pasal 1 Butir 24) -Penyelidik:

2. Laporan (Pasal 1 Butir 25) a. KUHAP: POLRI (Ps. 1 bt,4 jo. Ps.4) 3. Tertangkap Tangan (Pasal 1 Butir 19)

4. Informasi Khusus

b. UU khs lain:

1). Korupsi: KPK, Kejaksaan, Polisi, Timtas TPK 2). TP Kelautan: TNI AL 3). TP Imigrasi: PNS Imigrasi

4). Lingkungan: Bapedal 5). Money Laundering: Polisi (melalui bahan PPATK).

6). HAM: Komnas HAM

7). Pasar Modal: Bapepam

- Tugas /Wewenang : Pasal 5 KUHAP

(3)

LBM

IDENTIFIKASI AWAL (OLAH

TKP, LIT PENDAHULUA

N) MASAL

AH

HIPOTES A

THEORY(E S)

KERANGK A TEORI

PUL DATA PUL FAKTA

ANALISA

KONS.

KRONOLO GIS

KONS.

UNSUR

KONS.

ALAT BUKTI

PERISTI WA PIDANA

TERAN G

TERSAN GKA DITETAP

KAN

NO IDEN = NO

HYPOTHE SIS

PISAU ANALISA

(4)

DIKETAHUINYA TINDAK

PIDANA

Sumber diketahui adanya suatu Tindak Pidana: Laporan, Pengaduan, tertangkap tangan.

Laporan (lihat psl 1 butir 24 KUHAP). Beda dgn pengaduan:

Pemberitahuan laporan bersifat umum, meliputi seluruh jenis tindak pidana yang diberitahukan. .

Pengaduan: pemberitahuan dari seseorg tertentu kpd pjabat berwenang ttg TP Aduan / Delik Aduan (Klacht Delik) yng

menimbulkan kerugian pdnya, sebgmn diatur dlm psl 367 ayat 2 KUHP.

Jadi perbedaannya tidak dari segi formal, tapi dri segi jenis hukum materiil / jenis kejahatan TP yang diberitahukan,

Tertangkap Tangan: (Psl 1 butir 19): tertangkapnya seseorg pada

waktu sedang melakukan TP/ tengah melakukan TP dipergoki olh org lain, atau dgn segera sesudah beberp saat tindak pidana dilakukan.

(5)

JALUR DIKETAHUI TP

 Laporan:

 Pemberitahuan yang disampaikan seorang krn hak / kewjb berdasar UU kpd pejabat berwenang ttg telah atau sedang atau diduga akan terjadi peristiwa pidana. (pasal 1 butir 24)

 Dilaporkan oleh semua orang yang mengalami, melihat, mendengar suatu peristiwa pidana.

 Tidak dapat dicabut kembali

 Merupakan delik umum

 Bukan merupakan syarat untuk dilakukannya proses penyidikan.

 Pasal 103 dan Pasal 108 KUHAP!

(6)

FORM AT LP

Dalam pembuatan Laporan Pidana

sebagaimana terdapat dalam gambar

disamping ini,

perhatikan dengan baik apa2 yang semestinya terdapat dalam format LP tersebut.

1. Dasar Hukum LP 2. Kronologis

3. Prospective Alat Bukti

4. Barang Bukti

(7)
(8)

JALUR DIKETAHUI TP

2.

Pengaduan:

 Pemberitahuan disertai permintaan oleh pihak yang berkepentingan kpd pejabat berwenang untuk menindak menurut hukum seorang yang telah melakukan TP aduan yang merugikannya.

(pasal 1 butir 25)

 Dilakukan oleh korban /calon korban/pihak yg berkepentingan menurut UU.

 Dapat dicabut kembali

 Merupakan delik aduan

 Merupakan syarat untuk dilakukannya proses

penyidikan.

(9)

JALUR DIKETAHUI TP

3. Tertangkap Tangan:

 

Tertangkapnya seorang pada waktu sedang

melakukan TP atau dengan segera setelah bebrapat saat TP dilakukan. Atau sesaat kemn diserukan oleh khalayak ramai sebg orng yg melakukannya. (Pasal 1 butir 19 KUHAP)

4. Informasi Khusus:

  Adanya informasi khusus dari masyarakat bahwa telah terjadi atau akan terjadi suatu TP, shg

kemudian atas laporan tersebut aparat melakukan

penangkapan

(10)

KARAKTERISTIK

Penyelidikan itu bertujuan utama menemukan apakah suatu peristiwa

hukum itu merupakan tindak pidana atau bukan; belum bersifat memaksa;

pengumpulan bahan keterangan (pulbaket); keluaran dari pemeriksaan dalam penyelidikan yaitu berupa Berita Acara Interviews (BAI).

Penyidikan itu dalah serangkaian perbuatan yang ditujukan untuk kepentingan menemukan pelaku tindak pidana atau orang yang

dipersangkakan atas perbuatan tersebut; sudah bersifat memaksa, dapat dilakukan berbagai upaya paksa (penahanan, penyitaan dan

penggeledahan);

Penyelidikan dilakukan berdasarkan Laporan/pengaduan dan surat

perintah penyelidikan, namun jika di dapatkan informasi mengenai dugaan tindak pidana, maka dibuat laporan informasi dan dilakukan penyelidikan sebelum ada LP dengan dilengkapi surat perintah (LP temuan)

(11)

PENYELIDIKAN

Pengertian: Pasal 1 butir 5

Penyelidik:

* KUHAP (Psl 1 btr 4 jo. ps 4) Polri

* UU Khusus Lain

Korupsi: KPK, Kejaksaan, Polisi TP Kelautan & Perikanan: TNI AL,

PNS Perikanan (UU No.31/2004 ttg perikanan) TP Imigrasi: PNS Imigrasi

Lingkungan: Bapedal (UU No.23/97)

Money Laundering: Polisi, melalui bahan PPATK (UU No.15/2002) HAM: Komnas HAM (UU No.26/2000)

Pasar Modal: Bapepam

TP Kehutanan: PNS Kehutanan (UU No.41/99)

(12)

GIAT LIDIK

Kegiatan penyelidikan dilakukan dengan cara:

pengolahan TKP;

pengamatan (observasi);

wawancara (interview);

pembuntutan (surveillance);

penyamaran (undercover);

pembelian terselubung (undercover buy);

penyerahan di bawah pengawasan (control delivery);

pelacakan (tracking); dan/atau

penelitian dan analisis dokumen.

Sasaran penyelidikan meliputi:

orang;

benda atau barang;

tempat;

peristiwa/kejadian; dan/atau

kegiatan.

(13)

METODE PENYELIDIKAN TERBUKA

 Penyelidikan Terbuka - untuk tindak pidana

biasa

- mudah untuk diungkap

 Memperlihatkan ID, menggunakan teknik

interview dengan unsur 7W: who, where, why, how, whenever,

wherever, by what, with

whom.

(14)

METODE PENYELIDIKAN TERTUTUP

 Penyelidikan Tertutup - Untuk tindak pidana

tertentu yang sulit diungkap (narkotika, terorisme, dll)

- Surveillance,

undercover, observation.

Crime Scene Processing:

(15)

CRIME SCENE PROCESSING

• Mencari informasi, petunjuk, identitas pelaku, korban dan

saksi, mengumpulkan bukti-bukti dengan

bantuan metode

laboratorium forensik, ahli2 (balistik,

toksinologist,

psikolog), kedokteran

forensik.

(16)

LAPORAN HASIL PENYELIDIKAN

Laporan Hasil penyelidikan yang berisi:

1. tempat dan waktu;

2. Kegiatan penyelidikan;

3. Hasil penyelidikan 4. Hambatan;

5. Pendapat dan Saran

Ditandatangani ketua tim penyelidik

Hasil penyelidikan kemudian dilakukan gelar perkara untuk menentukan:

A. tindak pidana, jika TP maka lanjut tahap sidik.

B. bukan tindak pidana, maka diakukan penghentian

penyelidikan.

Jika terdapat keberatan dari pelapor maka dilaukan gelar oleh atasan penyidik untuk menentukan naik sidik atau tidak

(17)

PENYIDIKAN

Dimulainya penyidikan dilakukan dengan dasar adanya Laporan Polisi dan Surat perintah penyidikan;

Sprindik memuat informasi sebagai berikut: (a) Dasar Pennyidikan, (b) Identitas Tim Penyidik, (c) perkara yang dilakukan penyidikan, (d)

waktu dimulainya penyidikan; (e) identitas penyidik selaku pejabat pemberi perintah

SPDP wajib dikirim dalam kurun waktu 7 hari setelah diterbitkan sprindik

SPDP memuat:

a. dasar penyidikan, berupa laporan dan sprindik;

b. Waktu dimulainya penyidikan;

c. jenis perkara, pasal yang

dipersangkakan uraian singkat TP yang disidik;

d. identitas Tersangka;

e. identitas pejabat yang menandatangani SPDP

Perkembangan penyidikan wajib diberitahukan dalam kurun waktu 30 hari kepada JPU.

(18)

PROSES PENYIDIKAN TINDAK PIDANA

OBSERVASI

SURVEILANCE

UNDER COVER

INTEROGASI/

INTERVIEW

GUN INFORMAN + IT

OBSERVASI

SURVEILANCE

UNDER COVER

INTEROGASI/

INTERVIEW

GUN INFORMAN + IT

LIDIK RIKSA BERKAS

TAHAP I TAHAP II

TAHAP I TAHAP II

SERAH KARA PENYELIDIK

PU MASYARAKAT

LHP LHP GP

SIDIK

GP Tap

Kejadian TSK

Laporan ADUAN

TINDAK

INTRGS

KONFRONT

REKONS

PANGGIL

REKONS

TANGKAP

GELEDAH

SITA

TAHAN

Sesuai Ket &

Alat Bukti

Analisa dan

Resume

(19)

PENYIDIK

peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 tentang

Pelaksanaan Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana,

selanjut nya penulis singkatkan menjadi PP 1983. Pada Pasal 2 telah ditetap kan kepangkatan pejabat polisi menjadi

penyidik yaitu sekurang-kurangnya pembantu Letnan Dua Polisi, sedangkan bagi pegawai sipil yang dibebani

wewenang penyidikan ialah yang berpangkat sekurang- kurangnya Pengatur Muda Tingkat I (Golongan Ilb) atau yang disamakan dengan itu.

Penyidik pegawai sipil diangkat oleh Menteri Kehakiman atas usul departemen yang membawahkan pegawai

tersebut. Wewenang pengangkatan tersebut dapat dilimpahkan pula oleh Menteri Ke hakiman. Sebelum

pengangkatan terlebih dahulu Menteri Kehakim an meminta pertimbangan Jaksa Agung dan Kepala Kepolisian Re publik Indonesia.

(20)

PENYIDIK PEMBANTU

Republik Indonesia yang berpangkat Sersan Dua Polisi dan Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu dalam lingkungan Kepolisian Negara.

 

Kedua macam penyidik pembantu ini diangkat oleh Kepala Kepolisian Negara atas usul Komandan atau pimpinan

kesatuan masing-masing. Wewenang pengangkatan ini dapat juga dilimpahkan kepada pejabat Kepolisian Negara Republik Indonesia yang lain.

(21)

PPNS

Pejabat yang diberi wewenang menyidik oleh perundang-un

dangan tersebut juga banyak sekali, seperti pejabat Imigrasi, Bea Cukai, Dinas Kesehatan, Tera, Pajak, Angkatan Laut untuk Or

donansi Laut Territorial dan Lingkungan Maritim, dan lain-lain.

Tetapi KUHAP tidak merinci wewenang penyidik an apa yang dimiliki oleh penyidik pegawai negeri sipil tersebut. Hanya

disebut dalam Pasal 7 ayat (2): ‘tttPenyidik sebagaimana dimak sud dalam Pasal 6 ayat (1) huruf b mempunyai wewenang sesuai dengan undang-undang yang menjadi dasar hukumnya masing- masing.. .“

Sedangkan undang-undang yang menjadi dasar hukum nya seperti tersebut di muka pada umumnya mengatakan bahwa

hukum acara dalam undang-undang ini ialah hukum acara pidana yang berlaku (jadi KUHAP). Kecuali Undang-undang Tindak Pi dana Ekonomi, Undang-undang Pemberantasan Kegiatan Subversi,

Undang-undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dan Un dang-undang Narkotika, tidak diatur dalam undang-undang tersebut di muka tentang penggeledahan, penahanan, berita acara dan lain-lain

(22)

KAPASITAS TERPERIKSA

SAKSI

memberi keterangan yang didengar, lihat dan

alami sendiri“

AHLI

seseorang yang memiliki keahlian khusus tentang hal yang diperlukan untuk membuat

terang suatu perkara pidana guna kepentingan pemeriksaan.

TERSANGKA

seorang yang karena perbuatannya atau keadaannya, berdasarkan

bukti permulaan, patut diduga sebagai pelaku tindak pidana.

(23)

1

Surat

Panggilan 1

2

Surat

Panggilan 2

3

Disampaikan Langsung/Ka RT RW

4 5

Upaya Paksa Bawa

Identitas Posisi Kasus Nama Pelapor Ancaman Pidana

IDEMMin. 3 hari

sebelum tanggal pemeriksaan

Berita Acara Penerimaan (Termasuk jika tidak mau

menandatangani )

Jika Sudah Dipanggil Sah, Namun tidak hadir, Masuk Proses No.5

Upaya membawa Paksa

Terpanggil untuk di BAP

Proses Pemanggilan

Hadir /

Tidak Hadir Pemeriksaan

(24)

PEMANGGILAN OLEH PENYIDIK

Disampaikan secara langsung kepada orang yang dipanggil di kediamannya.

Harus dibuat berita acara oleh petugas, Petugas dan orang yang dipanggil masing-masing membubuhkan tanggal dan tandatangan mereka, Jika salah satu pihak tidak mau

membubuhkan tanda tangannya, maka dicatat alasannya).

Disampaikan paling lambat 3 hari sebelum tanggal pemeriksaan.

Pasal 227 KUHAP: harus mencatat secara tersendiri bila

terpanggil tidak mau menandatangani surat penerimaan

panggilan. Jk tidak ditemukan: Kades

(25)

APA YANG HARUS DILAKUKAN KETIKA MENERIMA PANGGILAN POLISI?

Ketika menerima surat perhatikan, apakah tahapan ini penyelidikan atau penyidikan?

Perhatikan dengan baik, tulisan dipojok kiri atas apakah terdapat kalimat

“pro-Justitia”, perhatikan nomor surat dan tanggal panggilan;

Bagaimana kronologis singkat dalam surat panggilan? Siapa yang melapor dan dilaporkan?;

Perhatikan pasal laporan;

Buatlah resume singkat hasil bacaan saudara untuk disampaikan kepada pimpinan;

Perhatikan dengan baik dasar panggilan atau pemeriksaan (bagaimana sprint gas, sprinlid/sprindik, sp panggil, siapa yang tanda tangan?

(26)
(27)

PEMERIKSAAN OLEH PENYIDIK

• Who? Tersangka, saksi, korban atau ahli.

• Jk berhalangan untuk hadir karena alasan yang sah, penyidik bisa mendatangani

tempat kediaman terpanggil. Pasal 113

• Hak Tersangka untuk mendapatkan bantuan hukum (miranda rules)

• Peranan Pengacara: within sight within

hearing, or within sight but not within hearing (Pasal. 115)

• Tanpa sumpah, kecuali untuk alasan tertentu

(Art. 116)

(28)

PEMERIKSAAN OLEH PENYIDIK

 Diperiksa sendiri-sendiri atau bersama2 (konfrontir)

 Menyatakan yang sebenarnya, dan tersangka memiliki hak untuk mendatangkan ahli yang meringankan. Pasal 116

 Tanpa tekanan dari siapapun dalam bentuk apapun (Pasal. 117)

 Dibuat berita acara, ditandatangani oleh pemeriksa dan terperiksa. Jika tidak mau

ditandatani oleh terperiksa, harus dibuat berita acara tersendiri mengenai alasannya. Pasal.

118

(29)

X

MATI YG MINU

M

SIAPA TARUH RACUN?

YG PESAN /

YG KUASAI

YG ANTA

R

YG BUAT

KO PI

AHLI RACU

N AHLI RACU

N

DOKU MEN

KET.

TERDAKW A / SAKSI KET. AHLI

KESAK SIAN

PASA L PIDA

NA

UNSUR- UNSUR TOKSIKOLOGI

PSIKOLOGI CYBER FORENSIC

CLINICAL FORENSIC

ETC.

PETUNJUK

(30)

BAGAIMANA MENJELASKAN KETERANGAN ANDA SEBAGAI

SAKSI?

(31)

PROSES VERBAL

1.Proses Verbal Verhoor:

Proses BAP dgn cara interogasi / tatap muka

langsung/ mendengar keterangan tersangka / para tersangka atau calon tersangka, korban serta saksi- saksi di kantor kepolisian,

BAP diperiksa dan ditandatangani oleh penyidik dan yang diperiksa.

secara formil belum merupakan alat bukti penuh

dalam proses pembuktian, secara materiil tergantung bagaimana hakim menafsirkan isi keterangan.

(32)

PROSES VERBAL

2. Proses Verbal Van bevinding:

proses BAP oleh penyidik, dengan cara atas inisiatif penyidik sendiri berdasar kewenangannya, dgn

mendatangi TKP, mencari langsung keterangan2 dari saksi-saksi, korban serta saksi-saksi yang ditemui di TKP,

BAP diperiksa dan ditandatangani oleh penyidik saja.

Proses ini secara formil sudah merupakan alat bukti penuh dalam proses pembuktian, hakim bisa

mendapatkan hasil penyidikan lebih lengkap.

(33)

BAGAIMANA MENGHADAPI PEMERIKSAAN

Camkan dalam diri anda, bahwa pemeriksaan itu bukanlah ujian lisan yang akan berakibat pada kelulusan dalam pelajaran!

Bahwa jawab pertanyaan yang hanya anda kuasai, ketahui atau alamai sendiri karena itu menjadi kualifikasi saksi:

“Saksi adalah orang yang dapat memberikan keterangan guna kepentingan penyidikan, penuntutan dan peradilan tentang suatu perkara pidana yang ia dengar sendiri, ia lihat sendiri dan ia alami sendiri”

Pahami kembali tiap kali pertanyaan yang diajukan, resapi pertanyaan dan pikirkan kembali serta mengingat dengan baik segala yang saudara ketahui, pahami dan alami sendiri;

Jika anda tidak tahu atau tidak yakin atau tidak mengetahui tetap jawab tidak tahu;

Bahwa sebagai saksi jika ada pertanyaan yang bersifat situasional atau pertanyaan yang akan memancing anda untuk berpendapat segera tolak pertanyaan itu dan kembali pada kualifikasi saksi

(34)

PERTANYAAN BAP UTK SAKSI

Pertanyaan awal: identitas, biodata/riwayat hidup saksi, keadaan kesehatan saksi dan kesediaan diperiksa serta memberikan

keterangan yang benar.

Pertanyaan pokok: jawaban unsur-unsur tindak pidana yang dipersangkakan.

Pertanyaan tambahan, yaitu pertanyaan hasil pengembangan pertanyaan pokok

(35)

PEMERIKSAAN SAKSI DI PENYIDIKAN

Saksi diperiksa tanpa sumpah, kecuali dipandang perlu

Saksi diperiksa sendiri-sendiri

Saksi membubuhkan tandatgn di BAP jk menyetujui

Tanpa tekanan dari siapapun dalam bentuk apapun (Pasal 117)

Jika BAP tidak mau ditandatani oleh terperiksa? Buat berita acara

tersendiri mengenai alasannya.

(Pasal 118)

Saksi/ tersangka dapat diperiksa

oleh penyidik di tempat kediaman

(Pasal 119 KUHAP).  

(36)

KEWAJIBAN SAKSI DI PENYIDIKAN

Pasal 165 KUHP  

kewajiban bagi setiap orang untuk melaporkan kepada polisi, jika mengetahui terjadinya suatu tindak kejahatan, (walaupun dalam Pasal 165 KUHP tersebut hanya disebutkan beberapa pasal tindak kejahatan). Hal ini merupakan suatu upaya untuk mencegah terjadinya suatu tindak kejahatan, karena jika tidak diberitahukan segera maka orang tersebut dapat dikatakan memberi kesempatan pada seseorang untuk melakukan kejahatan.

Tindak Pidana: membunuh dengan rencana, menculik memperkosa, niat melakukan kejahatan terhadap nyawa, thd keamanan negara, pemalsuan (mata uang, meterai dan merk),

(37)
(38)

FIRST THINGS IN YOUR EXAMINATION

Persiapkan Kartu Identitas beserta copy atau salinannya;

Baik itu KTP atau SIM atau kartu Pegawai yang masih berlaku;

Surat izin dari kantor jika itu memberikan keterangan dalam sidang pengadilan tersebut membuat anda meninggalkan dinas

Duduklah jika sudah di perintahkan oleh hakim untuk duduk dan berikan identitas tersebut diatas kepada hakim

Pertanyaan Pertama akan selalu terkait dengan identitas pribadi selanjutnya akan ditanyakan perihal kesehatan dan kesediaan untuk mengangkat sumpah

Buat catatan tentang apa yang saudara ketahui sebagai

bahan untuk memberikan keterangan atau tempatkan dalam flash disk sebagai bahan soft copy anda

(39)

KETERANGAN SAKSI SEBAGAI ALAT BUKTI

1. harus mengucapkan sumpah atau janji (Ps 160 ayat 1 KUHAP)

2. Saksi harus Dewasa (min. 15 thn) dan sehat jiwa – Ps. 171 3. keterangan saksi harus diberikan di sidang pengadilan

(Pasal 185 ayat 1 KUHAP)

4. Tentang apa yang ia lihat dengar dan alami sendiri + alasan (Pasal 1 butir 26-27 KUHAP)

5. Keterangan seorang saksi saja tidak cukup (unus testis

nullus testis) [Pasal 185 ayat 2]

(40)

LAFADZ SUMPAH SAKSI

Sumpah sebagai Saksi Pada dasarnya adalah sebagai berikut:

saya bersumpah bahwa saya akan menerangkan dengan sebenarnya dan tiada lain daripada yang sebenarnya

Untuk saksi yang beragama Islam tentu saja diawali dengan “wallahi” atau Demi Allah, bagi yang

berama Kristen diakhiri dengan kata-kata “semoga Tuhan Menolong Saya”. Bagi yang beraga Hindu

diawali dengan “Om Atah Parama Wisesa” dan bagi yang beragama Budha diawali dengan “Demi Sang Hyang Adhi Budha”.

(41)

PERTANYAAN KEPADA SAKSI

Ditanyakan kepada saksi mengenai kejadian dari tindak pidana

tersebut yang ia dengar sendiri, ia lihat sendiri, alami sendiri dengan menyebut alas an dan pengetahuan tersebut (Pasal 1 butir 27 KUHAP) Mengajukan pertanyaan kepada saksi yang difokuskan kepada

pembuktian unsure-unsur tindak pidana. Untuk itu sebelum

memformulasikan daftar pertanyaan maka terlebih dahulu diurai

unsure tindak pidana yang didakwakan selanjutnya dikaitkan dengan fakta yang ada. Dan pertanyaan diarahkan kepada pembuktian

unsure tersebut.

Mengajukan pertanyaan yang bersifat persesuaian antara keterangan saksi yang satu dengan keterangan saksi yang lain.

(42)

PERTANYAAN SAKSI (2)

Persesuaian antara keterangan saksi dengan alat bukti yang lain dan barang bukti.

Keterangan beberapa saksi yang berdiri sendiri tentang suatu kejadian adalah merupakan alat bukti yang sah apabila keterangan saksi itu ada hubungannya satu dengan yang lain sedemikian rupa sehingga dapat

membenarkan adanya suatu kejadian/keadaan tertentu.

Cara hidup kesusilaan saksi serta segala sesuatu yang pada umumnya dapat mempengaruhi dapat/tidaknya keterangan itu dipercaya.

Penderitaan/ kerugian yang dialami atau diderita oleh saksi korban dan keluarganya akibat kejahatan tersebut.

(43)

PERTANYAAN MENJERAT

Bersifat menjebak, membuat terdakwa tidak sadar terhadap apa yang dikatakannya ketika menjawab Bersifat mensugesti, seolah-olah terdakwa telah melakukan tindak pidana walaupun terdakwa telah menyangkal

Bersifat tidak sopan

Tidak ada hubungannya dengan tindak pidana

(44)

TATA CARA PEYAMPAIAN KETERANGAN (BAHASA)

Pergunakan bahasa Indonesia yang baku dengan menghilangkan penggunaan bahasa atau istilah yang tidak formal seperti gue, lo, atau bahasa kasar lainnya;

Upayakan dalam penyampaian keterangan selalu menggunakan

bahasa Indonesia, jika ada bahasa asing yang digunakan agar selalu dilakukan aliterasi atau alih bahasa secara bebas dengan bahasa

yang mudah dimengerti.

Bahwa pada asasnya penggunaan bahasa dalam sidang pengadilan adalah dengan menggunakan bhasa Indonesia yang baik serta baku Tonasi (tone) suara dengan jelas dan keras dalam penyampaian

keterangan.

(45)

TATA CARA PEYAMPAIAN KETERANGAN (SIKAP)

Selalu menunjukkan sikap yang sopan dalam Pengadilan dengan selalu menunjukkan rasa hormat kepada semua pihak dalam sidang pengadilan pada khususnya terhadap hakim;

Duduklah dengan cara duduk yang baik semisal tidak menyilangkan kaki kanan atau kiri diatas paha salah satu kaki lainnya;

Jangan bersandar ketika sedang memberikan keterangan, selain akan berakibat tidak jelas tone suara yang akan keluar juga hal tersebut menunjukkan sikap yang kurang menghargai sidang pengadilan;

Kurangi penggunaan tangan untuk menjelaskan atau menjawab pertanyaan dari majelis atau pihak lain dalam pengadilan;

Ketika menyampaikan jawaban arahkan pandangan ke majelis

hakim, hal ini karena sejatinya segala keterangan yang disampaikan di muka persidangan adalah untuk kepentingan feeding information bagi hakim dalam rangka mendapatkan keyakinan akan adanya

tindak pidana atau argumentasi yang hendak disampaikan.

(46)

PENGHENTIAN PENYIDIKAN

•Harus dilaporkan kepada Jaksa Penuntut Umum

•Alasan penghentian:

1.Kurang bukti

2.Bukan merupakan tindak pidana

3.Demi hukum: Pasal. 76, 77, 78 KUHP.

(47)

MAILING ADDRESS MAILING ADDRESS

CONTACT INFO CONTACT INFO

Phone: +62 21 7863442, 7270003 Fax: +62 21 7270052

Email: junaedi.si@gmail.com junaedi.si@ui.ac.id Web: www.law.ui.ac.id Mobile: 0818671617

Procedure Law Department Faculty of Law 2nd Fl.

Campus of Universitas Indonesia Depok 16424, Indonesia

(48)

PRAKTEK

Referensi

Dokumen terkait

Dalam memulai proses pembuktian, hakim tentunya akan mengacu pada berkas perkara yang dibuat oleh penyidik. Disinilah dimulainya peranan dari berita acara pemeriksaan

dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul PROSPEK ADANYA LEMBAGA HAKIM PEMERIKSAAN PENDAHULUAN DALAM SISTEM PERADILAN PIDANA DI INDONESIA.. Pada penyusunan Skripsi

10) BAP pengadilan dibuat, jika ternyata hasil pemeriksaan sidang pengadilan terdapat hal-hal yang tidak sesuai dengan berita acara pemeriksaan yang dibuat oleh

Mengenai tindak pidana ringan, dalam Pasal 205 ayat (1) KUHAP, dikatakan bahwa yang diperiksa menurut acara pemeriksaan tindak pidana ringan ialah perkara yang diancam

berada di luar sistem peradilan pidana (pelaku eksternal), baik pelaku korupsi langsung atau orang lain yang berkepentingan untuk menggagalkan proses peradilan tindak pidana

Menimbang, dalam hukum acara pidana pada tahap pemeriksaan di siding Pengadilan, pada dasarnya penjelasan umum dan ketentuan Pasal 164 dan 196 KUHAP menyatakan bahwa

Mengenai tindak pidana ringan, dalam Pasal 205 ayat (1) KUHAP, dikatakan bahwa yang diperiksa menurut acara pemeriksaan tindak pidana ringan ialah perkara yang

PENUTUP Mekanisme pelaksanaan diversi oleh penuntut umum dalam Sistem Peradilan Pidana, yaitu dengan mengutamakan musyawarah, baik itu dalam Musyawarah diversi pada tahap penuntutan,