PROSES PEMERIKSAAN PERADILAN PIDANA (TAHAP I SPP)
Kuliah Praktik Hukum Pidana tentang Acara-
Acara Pemeriksaan dalam Sistem Peradilan Pidana
BAGAN PROSES LID &
DIK
Skema Alur Proses Penyelesaian Perkara PidanaMateri Kuliah Hukum Acara Pidana Fakultas Hukum Universitas Indonesia 1
PERISTIWA HKM PENYELIDIKAN PENYIDIKAN
- Pengertian: Pasal 1 butir 5
J alur Diketahui adanya TP:
1. Pengaduan (Pasal 1 Butir 24) -Penyelidik:
2. Laporan (Pasal 1 Butir 25) a. KUHAP: POLRI (Ps. 1 bt,4 jo. Ps.4) 3. Tertangkap Tangan (Pasal 1 Butir 19)
4. Informasi Khusus
b. UU khs lain:
1). Korupsi: KPK, Kejaksaan, Polisi, Timtas TPK 2). TP Kelautan: TNI AL 3). TP Imigrasi: PNS Imigrasi
4). Lingkungan: Bapedal 5). Money Laundering: Polisi (melalui bahan PPATK).
6). HAM: Komnas HAM
7). Pasar Modal: Bapepam
- Tugas /Wewenang : Pasal 5 KUHAP
LBM
IDENTIFIKASI AWAL (OLAH
TKP, LIT PENDAHULUA
N) MASAL
AH
HIPOTES A
THEORY(E S)
KERANGK A TEORI
PUL DATA PUL FAKTA
ANALISA
KONS.
KRONOLO GIS
KONS.
UNSUR
KONS.
ALAT BUKTI
PERISTI WA PIDANA
TERAN G
TERSAN GKA DITETAP
KAN
NO IDEN = NO
HYPOTHE SIS
PISAU ANALISA
DIKETAHUINYA TINDAK
PIDANA
Sumber diketahui adanya suatu Tindak Pidana: Laporan, Pengaduan, tertangkap tangan.Laporan (lihat psl 1 butir 24 KUHAP). Beda dgn pengaduan:
Pemberitahuan laporan bersifat umum, meliputi seluruh jenis tindak pidana yang diberitahukan. .
Pengaduan: pemberitahuan dari seseorg tertentu kpd pjabat berwenang ttg TP Aduan / Delik Aduan (Klacht Delik) yng
menimbulkan kerugian pdnya, sebgmn diatur dlm psl 367 ayat 2 KUHP.
Jadi perbedaannya tidak dari segi formal, tapi dri segi jenis hukum materiil / jenis kejahatan TP yang diberitahukan,
Tertangkap Tangan: (Psl 1 butir 19): tertangkapnya seseorg pada
waktu sedang melakukan TP/ tengah melakukan TP dipergoki olh org lain, atau dgn segera sesudah beberp saat tindak pidana dilakukan.
JALUR DIKETAHUI TP
Laporan:
Pemberitahuan yang disampaikan seorang krn hak / kewjb berdasar UU kpd pejabat berwenang ttg telah atau sedang atau diduga akan terjadi peristiwa pidana. (pasal 1 butir 24)
Dilaporkan oleh semua orang yang mengalami, melihat, mendengar suatu peristiwa pidana.
Tidak dapat dicabut kembali
Merupakan delik umum
Bukan merupakan syarat untuk dilakukannya proses penyidikan.
Pasal 103 dan Pasal 108 KUHAP!
FORM AT LP
Dalam pembuatan Laporan Pidana
sebagaimana terdapat dalam gambar
disamping ini,
perhatikan dengan baik apa2 yang semestinya terdapat dalam format LP tersebut.
1. Dasar Hukum LP 2. Kronologis
3. Prospective Alat Bukti
4. Barang Bukti
JALUR DIKETAHUI TP
2.
Pengaduan:
Pemberitahuan disertai permintaan oleh pihak yang berkepentingan kpd pejabat berwenang untuk menindak menurut hukum seorang yang telah melakukan TP aduan yang merugikannya.
(pasal 1 butir 25)
Dilakukan oleh korban /calon korban/pihak yg berkepentingan menurut UU.
Dapat dicabut kembali
Merupakan delik aduan
Merupakan syarat untuk dilakukannya proses
penyidikan.
JALUR DIKETAHUI TP
3. Tertangkap Tangan:
Tertangkapnya seorang pada waktu sedang
melakukan TP atau dengan segera setelah bebrapat saat TP dilakukan. Atau sesaat kemn diserukan oleh khalayak ramai sebg orng yg melakukannya. (Pasal 1 butir 19 KUHAP)
4. Informasi Khusus:
Adanya informasi khusus dari masyarakat bahwa telah terjadi atau akan terjadi suatu TP, shg
kemudian atas laporan tersebut aparat melakukan
penangkapan
KARAKTERISTIK
Penyelidikan itu bertujuan utama menemukan apakah suatu peristiwa
hukum itu merupakan tindak pidana atau bukan; belum bersifat memaksa;
pengumpulan bahan keterangan (pulbaket); keluaran dari pemeriksaan dalam penyelidikan yaitu berupa Berita Acara Interviews (BAI).
Penyidikan itu dalah serangkaian perbuatan yang ditujukan untuk kepentingan menemukan pelaku tindak pidana atau orang yang
dipersangkakan atas perbuatan tersebut; sudah bersifat memaksa, dapat dilakukan berbagai upaya paksa (penahanan, penyitaan dan
penggeledahan);
Penyelidikan dilakukan berdasarkan Laporan/pengaduan dan surat
perintah penyelidikan, namun jika di dapatkan informasi mengenai dugaan tindak pidana, maka dibuat laporan informasi dan dilakukan penyelidikan sebelum ada LP dengan dilengkapi surat perintah (LP temuan)
PENYELIDIKAN
Pengertian: Pasal 1 butir 5
Penyelidik:
* KUHAP (Psl 1 btr 4 jo. ps 4) Polri
* UU Khusus Lain
Korupsi: KPK, Kejaksaan, Polisi TP Kelautan & Perikanan: TNI AL,
PNS Perikanan (UU No.31/2004 ttg perikanan) TP Imigrasi: PNS Imigrasi
Lingkungan: Bapedal (UU No.23/97)
Money Laundering: Polisi, melalui bahan PPATK (UU No.15/2002) HAM: Komnas HAM (UU No.26/2000)
Pasar Modal: Bapepam
TP Kehutanan: PNS Kehutanan (UU No.41/99)
GIAT LIDIK
Kegiatan penyelidikan dilakukan dengan cara:
pengolahan TKP;
pengamatan (observasi);
wawancara (interview);
pembuntutan (surveillance);
penyamaran (undercover);
pembelian terselubung (undercover buy);
penyerahan di bawah pengawasan (control delivery);
pelacakan (tracking); dan/atau
penelitian dan analisis dokumen.
Sasaran penyelidikan meliputi:
orang;
benda atau barang;
tempat;
peristiwa/kejadian; dan/atau
kegiatan.
METODE PENYELIDIKAN TERBUKA
Penyelidikan Terbuka - untuk tindak pidana
biasa
- mudah untuk diungkap
Memperlihatkan ID, menggunakan teknik
interview dengan unsur 7W: who, where, why, how, whenever,
wherever, by what, with
whom.
METODE PENYELIDIKAN TERTUTUP
Penyelidikan Tertutup - Untuk tindak pidana
tertentu yang sulit diungkap (narkotika, terorisme, dll)
- Surveillance,
undercover, observation.
Crime Scene Processing:
CRIME SCENE PROCESSING
• Mencari informasi, petunjuk, identitas pelaku, korban dan
saksi, mengumpulkan bukti-bukti dengan
bantuan metode
laboratorium forensik, ahli2 (balistik,
toksinologist,
psikolog), kedokteran
forensik.
LAPORAN HASIL PENYELIDIKAN
Laporan Hasil penyelidikan yang berisi:
1. tempat dan waktu;
2. Kegiatan penyelidikan;
3. Hasil penyelidikan 4. Hambatan;
5. Pendapat dan Saran
Ditandatangani ketua tim penyelidik
Hasil penyelidikan kemudian dilakukan gelar perkara untuk menentukan:
A. tindak pidana, jika TP maka lanjut tahap sidik.
B. bukan tindak pidana, maka diakukan penghentian
penyelidikan.
Jika terdapat keberatan dari pelapor maka dilaukan gelar oleh atasan penyidik untuk menentukan naik sidik atau tidak
PENYIDIKAN
Dimulainya penyidikan dilakukan dengan dasar adanya Laporan Polisi dan Surat perintah penyidikan;
Sprindik memuat informasi sebagai berikut: (a) Dasar Pennyidikan, (b) Identitas Tim Penyidik, (c) perkara yang dilakukan penyidikan, (d)
waktu dimulainya penyidikan; (e) identitas penyidik selaku pejabat pemberi perintah
SPDP wajib dikirim dalam kurun waktu 7 hari setelah diterbitkan sprindik
SPDP memuat:
a. dasar penyidikan, berupa laporan dan sprindik;
b. Waktu dimulainya penyidikan;
c. jenis perkara, pasal yang
dipersangkakan uraian singkat TP yang disidik;
d. identitas Tersangka;
e. identitas pejabat yang menandatangani SPDP
Perkembangan penyidikan wajib diberitahukan dalam kurun waktu 30 hari kepada JPU.
PROSES PENYIDIKAN TINDAK PIDANA
• OBSERVASI
• SURVEILANCE
• UNDER COVER
• INTEROGASI/
INTERVIEW
• GUN INFORMAN + IT
• OBSERVASI
• SURVEILANCE
• UNDER COVER
• INTEROGASI/
INTERVIEW
• GUN INFORMAN + IT
LIDIK RIKSA BERKAS
TAHAP I TAHAP II
TAHAP I TAHAP II
SERAH KARA PENYELIDIK
PU MASYARAKAT
LHP LHP GP
SIDIK
GP Tap
Kejadian TSK
Laporan ADUAN
TINDAK
•INTRGS
•KONFRONT
•REKONS
•PANGGIL
•REKONS
•TANGKAP
•GELEDAH
•SITA
•TAHAN
Sesuai Ket &
Alat Bukti
Analisa dan
Resume
PENYIDIK
peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 tentang
Pelaksanaan Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana,
selanjut nya penulis singkatkan menjadi PP 1983. Pada Pasal 2 telah ditetap kan kepangkatan pejabat polisi menjadi
penyidik yaitu sekurang-kurangnya pembantu Letnan Dua Polisi, sedangkan bagi pegawai sipil yang dibebani
wewenang penyidikan ialah yang berpangkat sekurang- kurangnya Pengatur Muda Tingkat I (Golongan Ilb) atau yang disamakan dengan itu.
Penyidik pegawai sipil diangkat oleh Menteri Kehakiman atas usul departemen yang membawahkan pegawai
tersebut. Wewenang pengangkatan tersebut dapat dilimpahkan pula oleh Menteri Ke hakiman. Sebelum
pengangkatan terlebih dahulu Menteri Kehakim an meminta pertimbangan Jaksa Agung dan Kepala Kepolisian Re publik Indonesia.
PENYIDIK PEMBANTU
Republik Indonesia yang berpangkat Sersan Dua Polisi dan Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu dalam lingkungan Kepolisian Negara.
Kedua macam penyidik pembantu ini diangkat oleh Kepala Kepolisian Negara atas usul Komandan atau pimpinan
kesatuan masing-masing. Wewenang pengangkatan ini dapat juga dilimpahkan kepada pejabat Kepolisian Negara Republik Indonesia yang lain.
PPNS
Pejabat yang diberi wewenang menyidik oleh perundang-un
dangan tersebut juga banyak sekali, seperti pejabat Imigrasi, Bea Cukai, Dinas Kesehatan, Tera, Pajak, Angkatan Laut untuk Or
donansi Laut Territorial dan Lingkungan Maritim, dan lain-lain.
Tetapi KUHAP tidak merinci wewenang penyidik an apa yang dimiliki oleh penyidik pegawai negeri sipil tersebut. Hanya
disebut dalam Pasal 7 ayat (2): ‘tttPenyidik sebagaimana dimak sud dalam Pasal 6 ayat (1) huruf b mempunyai wewenang sesuai dengan undang-undang yang menjadi dasar hukumnya masing- masing.. .“
Sedangkan undang-undang yang menjadi dasar hukum nya seperti tersebut di muka pada umumnya mengatakan bahwa
hukum acara dalam undang-undang ini ialah hukum acara pidana yang berlaku (jadi KUHAP). Kecuali Undang-undang Tindak Pi dana Ekonomi, Undang-undang Pemberantasan Kegiatan Subversi,
Undang-undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dan Un dang-undang Narkotika, tidak diatur dalam undang-undang tersebut di muka tentang penggeledahan, penahanan, berita acara dan lain-lain
KAPASITAS TERPERIKSA
SAKSI
memberi keterangan yang didengar, lihat dan
alami sendiri“
AHLI
seseorang yang memiliki keahlian khusus tentang hal yang diperlukan untuk membuat
terang suatu perkara pidana guna kepentingan pemeriksaan.
TERSANGKA
seorang yang karena perbuatannya atau keadaannya, berdasarkan
bukti permulaan, patut diduga sebagai pelaku tindak pidana.
1
Surat
Panggilan 1
2
Surat
Panggilan 2
3
Disampaikan Langsung/Ka RT RW
4 5
Upaya Paksa Bawa
Identitas Posisi Kasus Nama Pelapor Ancaman Pidana
IDEMMin. 3 hari
sebelum tanggal pemeriksaan
Berita Acara Penerimaan (Termasuk jika tidak mau
menandatangani )
Jika Sudah Dipanggil Sah, Namun tidak hadir, Masuk Proses No.5
Upaya membawa Paksa
Terpanggil untuk di BAP
Proses Pemanggilan
Hadir /
Tidak Hadir Pemeriksaan
PEMANGGILAN OLEH PENYIDIK
Disampaikan secara langsung kepada orang yang dipanggil di kediamannya.
Harus dibuat berita acara oleh petugas, Petugas dan orang yang dipanggil masing-masing membubuhkan tanggal dan tandatangan mereka, Jika salah satu pihak tidak mau
membubuhkan tanda tangannya, maka dicatat alasannya).
Disampaikan paling lambat 3 hari sebelum tanggal pemeriksaan.
Pasal 227 KUHAP: harus mencatat secara tersendiri bila
terpanggil tidak mau menandatangani surat penerimaan
panggilan. Jk tidak ditemukan: Kades
APA YANG HARUS DILAKUKAN KETIKA MENERIMA PANGGILAN POLISI?
Ketika menerima surat perhatikan, apakah tahapan ini penyelidikan atau penyidikan?
Perhatikan dengan baik, tulisan dipojok kiri atas apakah terdapat kalimat
“pro-Justitia”, perhatikan nomor surat dan tanggal panggilan;
Bagaimana kronologis singkat dalam surat panggilan? Siapa yang melapor dan dilaporkan?;
Perhatikan pasal laporan;
Buatlah resume singkat hasil bacaan saudara untuk disampaikan kepada pimpinan;
Perhatikan dengan baik dasar panggilan atau pemeriksaan (bagaimana sprint gas, sprinlid/sprindik, sp panggil, siapa yang tanda tangan?
PEMERIKSAAN OLEH PENYIDIK
• Who? Tersangka, saksi, korban atau ahli.
• Jk berhalangan untuk hadir karena alasan yang sah, penyidik bisa mendatangani
tempat kediaman terpanggil. Pasal 113
• Hak Tersangka untuk mendapatkan bantuan hukum (miranda rules)
• Peranan Pengacara: within sight within
hearing, or within sight but not within hearing (Pasal. 115)
• Tanpa sumpah, kecuali untuk alasan tertentu
(Art. 116)
PEMERIKSAAN OLEH PENYIDIK
Diperiksa sendiri-sendiri atau bersama2 (konfrontir)
Menyatakan yang sebenarnya, dan tersangka memiliki hak untuk mendatangkan ahli yang meringankan. Pasal 116
Tanpa tekanan dari siapapun dalam bentuk apapun (Pasal. 117)
Dibuat berita acara, ditandatangani oleh pemeriksa dan terperiksa. Jika tidak mau
ditandatani oleh terperiksa, harus dibuat berita acara tersendiri mengenai alasannya. Pasal.
118
X
MATI YG MINU
M
SIAPA TARUH RACUN?
YG PESAN /
YG KUASAI
YG ANTA
R
YG BUAT
KO PI
AHLI RACU
N AHLI RACU
N
DOKU MEN
KET.
TERDAKW A / SAKSI KET. AHLI
KESAK SIAN
PASA L PIDA
NA
UNSUR- UNSUR TOKSIKOLOGI
PSIKOLOGI CYBER FORENSIC
CLINICAL FORENSIC
ETC.
PETUNJUK
BAGAIMANA MENJELASKAN KETERANGAN ANDA SEBAGAI
SAKSI?
PROSES VERBAL
1.Proses Verbal Verhoor:
Proses BAP dgn cara interogasi / tatap muka
langsung/ mendengar keterangan tersangka / para tersangka atau calon tersangka, korban serta saksi- saksi di kantor kepolisian,
BAP diperiksa dan ditandatangani oleh penyidik dan yang diperiksa.
secara formil belum merupakan alat bukti penuh
dalam proses pembuktian, secara materiil tergantung bagaimana hakim menafsirkan isi keterangan.
PROSES VERBAL
2. Proses Verbal Van bevinding:
proses BAP oleh penyidik, dengan cara atas inisiatif penyidik sendiri berdasar kewenangannya, dgn
mendatangi TKP, mencari langsung keterangan2 dari saksi-saksi, korban serta saksi-saksi yang ditemui di TKP,
BAP diperiksa dan ditandatangani oleh penyidik saja.
Proses ini secara formil sudah merupakan alat bukti penuh dalam proses pembuktian, hakim bisa
mendapatkan hasil penyidikan lebih lengkap.
BAGAIMANA MENGHADAPI PEMERIKSAAN
Camkan dalam diri anda, bahwa pemeriksaan itu bukanlah ujian lisan yang akan berakibat pada kelulusan dalam pelajaran!
Bahwa jawab pertanyaan yang hanya anda kuasai, ketahui atau alamai sendiri karena itu menjadi kualifikasi saksi:
“Saksi adalah orang yang dapat memberikan keterangan guna kepentingan penyidikan, penuntutan dan peradilan tentang suatu perkara pidana yang ia dengar sendiri, ia lihat sendiri dan ia alami sendiri”
Pahami kembali tiap kali pertanyaan yang diajukan, resapi pertanyaan dan pikirkan kembali serta mengingat dengan baik segala yang saudara ketahui, pahami dan alami sendiri;
Jika anda tidak tahu atau tidak yakin atau tidak mengetahui tetap jawab tidak tahu;
Bahwa sebagai saksi jika ada pertanyaan yang bersifat situasional atau pertanyaan yang akan memancing anda untuk berpendapat segera tolak pertanyaan itu dan kembali pada kualifikasi saksi
PERTANYAAN BAP UTK SAKSI
Pertanyaan awal: identitas, biodata/riwayat hidup saksi, keadaan kesehatan saksi dan kesediaan diperiksa serta memberikan
keterangan yang benar.
Pertanyaan pokok: jawaban unsur-unsur tindak pidana yang dipersangkakan.
Pertanyaan tambahan, yaitu pertanyaan hasil pengembangan pertanyaan pokok
PEMERIKSAAN SAKSI DI PENYIDIKAN
Saksi diperiksa tanpa sumpah, kecuali dipandang perlu
Saksi diperiksa sendiri-sendiri
Saksi membubuhkan tandatgn di BAP jk menyetujui
Tanpa tekanan dari siapapun dalam bentuk apapun (Pasal 117)
Jika BAP tidak mau ditandatani oleh terperiksa? Buat berita acara
tersendiri mengenai alasannya.
(Pasal 118)
Saksi/ tersangka dapat diperiksa
oleh penyidik di tempat kediaman
(Pasal 119 KUHAP).
KEWAJIBAN SAKSI DI PENYIDIKAN
Pasal 165 KUHP
kewajiban bagi setiap orang untuk melaporkan kepada polisi, jika mengetahui terjadinya suatu tindak kejahatan, (walaupun dalam Pasal 165 KUHP tersebut hanya disebutkan beberapa pasal tindak kejahatan). Hal ini merupakan suatu upaya untuk mencegah terjadinya suatu tindak kejahatan, karena jika tidak diberitahukan segera maka orang tersebut dapat dikatakan memberi kesempatan pada seseorang untuk melakukan kejahatan.
Tindak Pidana: membunuh dengan rencana, menculik memperkosa, niat melakukan kejahatan terhadap nyawa, thd keamanan negara, pemalsuan (mata uang, meterai dan merk),
FIRST THINGS IN YOUR EXAMINATION
Persiapkan Kartu Identitas beserta copy atau salinannya;
Baik itu KTP atau SIM atau kartu Pegawai yang masih berlaku;
Surat izin dari kantor jika itu memberikan keterangan dalam sidang pengadilan tersebut membuat anda meninggalkan dinas
Duduklah jika sudah di perintahkan oleh hakim untuk duduk dan berikan identitas tersebut diatas kepada hakim
Pertanyaan Pertama akan selalu terkait dengan identitas pribadi selanjutnya akan ditanyakan perihal kesehatan dan kesediaan untuk mengangkat sumpah
Buat catatan tentang apa yang saudara ketahui sebagai
bahan untuk memberikan keterangan atau tempatkan dalam flash disk sebagai bahan soft copy anda
KETERANGAN SAKSI SEBAGAI ALAT BUKTI
1. harus mengucapkan sumpah atau janji (Ps 160 ayat 1 KUHAP)
2. Saksi harus Dewasa (min. 15 thn) dan sehat jiwa – Ps. 171 3. keterangan saksi harus diberikan di sidang pengadilan
(Pasal 185 ayat 1 KUHAP)
4. Tentang apa yang ia lihat dengar dan alami sendiri + alasan (Pasal 1 butir 26-27 KUHAP)
5. Keterangan seorang saksi saja tidak cukup (unus testis
nullus testis) [Pasal 185 ayat 2]
LAFADZ SUMPAH SAKSI
Sumpah sebagai Saksi Pada dasarnya adalah sebagai berikut:
“saya bersumpah bahwa saya akan menerangkan dengan sebenarnya dan tiada lain daripada yang sebenarnya”
Untuk saksi yang beragama Islam tentu saja diawali dengan “wallahi” atau Demi Allah, bagi yang
berama Kristen diakhiri dengan kata-kata “semoga Tuhan Menolong Saya”. Bagi yang beraga Hindu
diawali dengan “Om Atah Parama Wisesa” dan bagi yang beragama Budha diawali dengan “Demi Sang Hyang Adhi Budha”.
PERTANYAAN KEPADA SAKSI
Ditanyakan kepada saksi mengenai kejadian dari tindak pidana
tersebut yang ia dengar sendiri, ia lihat sendiri, alami sendiri dengan menyebut alas an dan pengetahuan tersebut (Pasal 1 butir 27 KUHAP) Mengajukan pertanyaan kepada saksi yang difokuskan kepada
pembuktian unsure-unsur tindak pidana. Untuk itu sebelum
memformulasikan daftar pertanyaan maka terlebih dahulu diurai
unsure tindak pidana yang didakwakan selanjutnya dikaitkan dengan fakta yang ada. Dan pertanyaan diarahkan kepada pembuktian
unsure tersebut.
Mengajukan pertanyaan yang bersifat persesuaian antara keterangan saksi yang satu dengan keterangan saksi yang lain.
PERTANYAAN SAKSI (2)
Persesuaian antara keterangan saksi dengan alat bukti yang lain dan barang bukti.
Keterangan beberapa saksi yang berdiri sendiri tentang suatu kejadian adalah merupakan alat bukti yang sah apabila keterangan saksi itu ada hubungannya satu dengan yang lain sedemikian rupa sehingga dapat
membenarkan adanya suatu kejadian/keadaan tertentu.
Cara hidup kesusilaan saksi serta segala sesuatu yang pada umumnya dapat mempengaruhi dapat/tidaknya keterangan itu dipercaya.
Penderitaan/ kerugian yang dialami atau diderita oleh saksi korban dan keluarganya akibat kejahatan tersebut.
PERTANYAAN MENJERAT
Bersifat menjebak, membuat terdakwa tidak sadar terhadap apa yang dikatakannya ketika menjawab Bersifat mensugesti, seolah-olah terdakwa telah melakukan tindak pidana walaupun terdakwa telah menyangkal
Bersifat tidak sopan
Tidak ada hubungannya dengan tindak pidana
TATA CARA PEYAMPAIAN KETERANGAN (BAHASA)
Pergunakan bahasa Indonesia yang baku dengan menghilangkan penggunaan bahasa atau istilah yang tidak formal seperti gue, lo, atau bahasa kasar lainnya;
Upayakan dalam penyampaian keterangan selalu menggunakan
bahasa Indonesia, jika ada bahasa asing yang digunakan agar selalu dilakukan aliterasi atau alih bahasa secara bebas dengan bahasa
yang mudah dimengerti.
Bahwa pada asasnya penggunaan bahasa dalam sidang pengadilan adalah dengan menggunakan bhasa Indonesia yang baik serta baku Tonasi (tone) suara dengan jelas dan keras dalam penyampaian
keterangan.
TATA CARA PEYAMPAIAN KETERANGAN (SIKAP)
Selalu menunjukkan sikap yang sopan dalam Pengadilan dengan selalu menunjukkan rasa hormat kepada semua pihak dalam sidang pengadilan pada khususnya terhadap hakim;
Duduklah dengan cara duduk yang baik semisal tidak menyilangkan kaki kanan atau kiri diatas paha salah satu kaki lainnya;
Jangan bersandar ketika sedang memberikan keterangan, selain akan berakibat tidak jelas tone suara yang akan keluar juga hal tersebut menunjukkan sikap yang kurang menghargai sidang pengadilan;
Kurangi penggunaan tangan untuk menjelaskan atau menjawab pertanyaan dari majelis atau pihak lain dalam pengadilan;
Ketika menyampaikan jawaban arahkan pandangan ke majelis
hakim, hal ini karena sejatinya segala keterangan yang disampaikan di muka persidangan adalah untuk kepentingan feeding information bagi hakim dalam rangka mendapatkan keyakinan akan adanya
tindak pidana atau argumentasi yang hendak disampaikan.
PENGHENTIAN PENYIDIKAN
•Harus dilaporkan kepada Jaksa Penuntut Umum
•Alasan penghentian:
1.Kurang bukti
2.Bukan merupakan tindak pidana
3.Demi hukum: Pasal. 76, 77, 78 KUHP.
MAILING ADDRESS MAILING ADDRESS
CONTACT INFO CONTACT INFO
Phone: +62 21 7863442, 7270003 Fax: +62 21 7270052
Email: junaedi.si@gmail.com junaedi.si@ui.ac.id Web: www.law.ui.ac.id Mobile: 0818671617
Procedure Law Department Faculty of Law 2nd Fl.
Campus of Universitas Indonesia Depok 16424, Indonesia