Seminar Nasional Kimia dan Pembelajarannya
(SNKP) 2014
“Inovasi Pembelajaran Kimia Abad 21 dan Perkembangan Riset Kimia”
JURUSAN KIMIA
FMIPA, UNIVERSITAS NEGERI MALANG
Jl. Semarang 5 Malang. 65145. website: kimia.um.ac.id
Prosiding
ISBN 978-602-71446-0-6
vi Prosiding Seminar Nasional Kimia dan Pembelajarannya (SNKP) 2014
Perbedaan Hasil Belajar Siswa yang Dibelajarkan Menggunakan Model Pembelajaran Think Pair Square dan Model Pembelajaran Think Pair Square–Peta Konsep Pada Materi Sistem Koloid Kelas XI IPA MAN Malang , Ayunda Naila Farihah, Dedek Sukarianingsih, &
Habiddin ...
-Pengembangan Modul Berbasis Konsep Sukar dan Kesalahan Konsep pada Materi Tatanama
Senyawa Biner dan Anion Poliatomik, Angga Puspitaningrum, Fariati, & Oktavia Sulistina ...
-Pengembangan Buku Petunjuk Praktikum Kimia SMA/MA Kelas X Semester 2 Berbasis
Learning Cycle 5E, Eko Budi Prasetyo Nugroho , Endang Budiasih, & Dedek Sukarianingsih ...
-Perbedaan Hasil Belajar Siswa Yyang Dibelajarkan Menggunakan Model Pembelajaran LC E-
STAD dan Model Pembelajaran LC E-TPS pada Materi Reaksi Redoks Kelas X MAN Malang
II Batu, Anisatul Khoiriyah, Endang Budiasih, & Dedek Sukarianingsih ...
-Pengembangan Media Pembelajaran Kimia Berbasis Flash pada Pokok Bahasan Struktur Atom
untuk Siswa SMA Kelas X, Aprilyati Susanti, Oktavia Sulistina, & Santosa ...
-Pengembangan Modul Stoikiometri Berdasarkan Konsep Sukar dan Kesalahan Konsep,
Rohmatul Maghfiroh, Fariati, & Oktavia Sulistina ...
-Pengembangan Bahan Ajar IPA-Kimia Berbasis Learning Cycle 3-E pada Bahan Kajian Materi dan Perubahannya untuk SMP Kelas VII Semester I Sesuai Kurikulum 2013, Dyta Ferdiana,
Parlan, & Dedek Sukarianingsih ...
-Analisis Kesulitan Mahasiswa pada Perkuliahan Dasar-Dasar Kimia Analitik di Universitas
Negeri Malang, Hayuni Retno Widarti, Anna Permanasari, Sri Mulyani ...
-Permainan Love Chem sebagai Alternatif Pembelajaran Kimia untuk Memperbaiki Pemahaman
Siswa pada Materi Struktur Atom, Ririn Eva Hidayati ...
-Pengembangan Bahan Ajar Ikatan Kimia Kurikulum 2013 Berbasis Inkuiri Terbimbing, Nafisa
Ema Muthaharoh, Muntholib, & Ida Bagus Suryadharma ...
-Pembelajaran Menggunakan Metode Quantum Learning dengan Strategi Mind Mapping pada
Mata Kuliah Kimia Organik II Materi Asam Karboksilat, Mitarlis ...
-Pengaruh Penggunaan Jurnal Metakognitif pada Cooperative Learning Cycle 5E (CLC E) terhadap Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa dalam Materi Laju Reaksi, Istri
Setyowati ...
-Pengembangan Media Pembelajaran Materi Pokok Hidrokarbon dengan Menggunakan Aplikasi
Program Macromedia Flash Professional 8, Rezky Miftahul Jannah Salam ...
-Perwujudan Learning Community dalam Pembelajaran Kooperatif Tipe STAd Pada Materi
Pokok Hidrolisis untuk Melatih Tanggung Jawab Siswa, Claudia Niken Shinta & Muchlis ...
- Bidang KimiaPenentuan pH dan Konsentrasi Ninhidrin Optimum dalam Pembuatan Test Kit untuk Analisa Sianida dalam Ketela Pohon (Manihot Utilissima) Berdasarkan Pembentukan Kompleks Hidrindantin, Hermin Sulistyarti, Nury Kusumawardhani, Novy Lailatuz Zulfah, Yulia Dwi
Cahyani, Hilda Emilia Fahriyani, & Balqis Milda ...
-Prosiding Seminar Nasional Kimia dan Pembelajarannya (SNKP) 2014 vii
Pengaruh Konsentrasi Tiosianat dan Besi(III) terhadap Kompleks Fe(III)-SCN pada Penentuan Merkuri(II) Secara Spektrofotometri, Hermin Sulistyarti, Qonitah Fardiyah, Erwin Sulistyo,
Eka Ratri, Hikmanita Lisan N, & Zuri Rismiarti ...
-Pengaruh Konsentrasi Iodida dan Iodat Terhadap Kompleks Iodium-Amilum pada Penentuan Merkuri(II) Secara Spektrofotometri, Atikah, Hermin Sulistyarti, Bambang Siswoyo, Zuri
Rismiarti, & Arum Candra Pinangsih ...
-Penggunaan Kitosan sebagai Anti Jamur pada Pembuatan Tepung Kentang, Zackiyah, Asep
Suryatna, & Tony Pratama ...
-Uji Awal untuk Skrining Fitokimia pada Tumbuhan Famili Asteraceae Indonesia, Tukiran,
Suyatno, & Nurul Hidayati ...
-Studi Pendahuluan Sintesis MnO dengan Metode Elektrolisis, Mahmudi, Heru Setyawan, &
Samsudin Affandi ...
-Karakterisasi Asap Cair Hasil Pirolisis Biji Kopi Arabica, Abdul Gani Haji, Rusman, Habibati,
& Mawaddah ...
-Uji Potensi dan Optimasi Konsentrasi Lignoselulosa Beberapa Limbah Pertanian sebagai Sumber Karbon dalam Produksi Enzim Lignin Peroksidase oleh Phanerochaete chrysosporium,
Titis Ayu Windrastuti Subagyo, Evi Susanti, & Suharti ...
-Pengaruh pH terhadap Karakteristik Keramik MgAl O sebagai Matriks Bahan Bakar Matriks Inert (IMF) yang Dibuat dengan Metode Sol Gel, Anggun Winata, Nazriati, & Dani Gustaman
Syarif ...
-Sintesis Nanopartikel Magnetit secara Kopresipitasi dan Konversinya menjadi Maghemit ,
Meyga Evi Ferama Sari, Fauziatul Fajaroh, & Sutrisno ...
-Aplikasi Metode Struktur Elektronik untuk Penentuan Tetapan Kesetimbangan Disosiasi N O ,
Yahmin ...
-Analisis Genotipe Gen pncA Isolat R9 MDR Mycobacterium tuberculosis, Eli Hendrik Sanjaya ...
-Pengembangan Sensor Kimia Antioksidan Berbasis Reaagen Natrium Meta Periodat dan 3- Metil-2-Benzothiazolinon Hidrazon untuk Kontrol Kualitas Berasan Kopi, Agus Abdul Gani,
Moch. Amrun Hidayat, Bambang Kuswandi ...
-Sintesis dan Karakterisasi Senyawa Kompleks dari Zink Klorida dengan 1,3-
Bis(difenilfosfino)propana, Ivonda Honora , Effendy, dan Fariati ...
-Sintesis dan Karakterisasi Senyawa Kompleks dari Perak Nitrit dengan Ligan Etilenatiourea,
Lutfia Ayu Darojah, Fariati, Effendy ...
- Sintesis Metil Ester (Biodiesel) dari CPP Offgrade Pada Skala Ganda Dengan Gelombang UltrasonikDengan Katalis Heterogen, Aman Santoso ... 325-333 Prakonsepsi Mahasiswa Baru Tentang Larutan, Ida Bagus Suryadharma, Habiddin, Oktavia Sulistina
... 334-337 Pengaruh Jenis Kation Divalen Dan Surfaktan Terhadap Stabilitas Protease Alkali Dari Bacillus Sp.
Shinta Ludfiana Sari, Eli Hendrik Sanjaya, Suharti... 338-344 Optimasi Produksi Protease Alkali Dari Bacillus Sp Hasil Isolasi Limbah Penyamakan Kulit'
Dita Dwi Andriyani, Evi Susanti, Suharti ... 345-351
Dita Dwi Andriyani
Prosiding Seminar Nasional Kimia dan Pembelajarannya (SNKP) 2014 345
OPTIMASI PRODUKSI PROTEASE ALKALI DARI Bacillus Sp HASIL ISOLASI LIMBAH PENYAMAKAN KULIT
Dita Dwi Andriyani, Evi Susanti, Suharti
Jurusan Kimia, FMIPA, Universitas Negeri Malang, Jl. Semarang no 5, Malang 65125 E-mail : [email protected]
ABSTRAK
Bacillus Sp hasil isolasi dari limbah penyamakan kulit di daerah Sukun Kodya Malang diketahui mempu menghasilkan protease esktraseluler yang aktif pada pH 9. Enzim ini berpotensi untuk diproduksi secara industri karena ketahanannya pada kondisi alkali. Produksi enzim dari suatu mikroba sangat ditentukan oleh komposisi dan kondisi media pertumbuhan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan jenis sumber nitrogen dan sumber karbon terbaik, pengaruh pH dan temperatur fermentasi terhadap produksi protease alkali oleh Bacillus Sp. Pada tahap penentuan jenis sumber nitrogen digunakan bactotryptone, pepton, beef extract, yeast extract, susu skim, dan tepung kedelai, sedangkan jenis sumber karbon digunakan glukosa, galaktosa, sukrosa, dan laktosa. Penentuan kondisi produksi dilakukan pada pH 7 dan pH 9, temperatur inkubasi divariasikan pada 35 oC, 40 oC, dan 45 oC. Karakterisasi ekstrak kasar protease juga ditentukan meliputi penentuan pH dan temperatur. Hasil optimasi media didapatkan jenis sumber nitrogen terbaik untuk fermentasi protease alkali menggunakan Bacillus Sp berupa tepung kedelai dan sumber karbon berupa sukrosa dengan kondisi optimum fermentasi adalah pH 9 dan temperatur fermentasi pada 35 oC. Ekstrak kasar protease alkali dari Bacillus Sp memiliki aktivitas optimum pada pH 9 dan temperatur 40 oC.
Kata kunci: Bacillus Sp, optimasi produksi, renaturasi, profil protein
PENDAHULUAN
Protease alkali saat ini menguasai pasaran enzim karena pemanfaatannya yang sangat tinggi pada industri deterjen, pengempukan daging, dehairing pada industri kulit, dan industri farmasi (Gupta dkk, 2002). Protease alkali komersial lebih banyak menggunakan mikroorganisme sebagai sumber enzim karena produktivitasnya lebih tinggi dibandingkan tumbuhan dan hewan (Akchan & Uyar, 2011; Kumar dkk, 2008; Gouda, 2006). Mikroorganisme utama yang banyak menghasilkan protease adalah dari genus Bacillus (Akcan & Uyar, 2011; Kumar dkk, 2008; Khan dkk, 2002). Beberapa spesies Bacillus yang mampu memproduksi protease alkali, diantaranya Bacillus subtilis (Prabhavathy dkk, 2013; Akchan & Uyar, 2011; Ahmed dkk, 2010), Bacillus licheniformis (Anvari & Khayati, 2011), dan Bacillus brevis (Banerjee dkk, 1999). Bakteri Bacillus Sp hasil isolasi dari limbah penyamakan kulit (Suharti dkk, 2013) yang diduga sebagai Bacillus brevis, mampu menghasilkan protease ekstraseluler tyang tahan pada pH 9, sedangkan pH dan temperatur optimum aktivitas enzim belum diketahui. Ketahanan protease tersebut pada suasana alkali memungkinkan untuk diaplikasikan secara industri. Penentuan komposisi dan kondisi media pertumbuhan sangat penting untuk memaksimalkan produksi enzim protease alkali. Bakteri dengan genus dan spesies yang sama tetapi berbeda strain membutuhkan jenis sumber N dan C yang berbeda. Bacillus subtilis pada penelitian Geethanjali dan Sabash (2011) mempunyai jenis sumber N terbaik berupa pepton dan sumber C berupa glukosa, sedangkan Ahmed dkk (2010) berupa kasein dan urea. Penentuan kondisi optimum produksi (pH dan temperatur inkubasi) juga perlu dilakukan. Kondisi optimum media produksi protease alkali dari Bacillus cereus strain CA15 terletak pada pH 8 dan temperatur inkubasi 35 oC (Uyar dkk, 2011), sedangkan Bacillus cereus strain 146 oleh Shafee, dkk (2005) memiliki temperatur optimum 37
oC. . Pada umumnya setiap enzim mempunyai temperatur dan pH optimum yang berbeda untuk aktivitas katalitiknya (Campbell dkk, 2002:101). Karakterisasi seperti halnya pH dan temperatur optimum sangat diperlukan dalam aplikasinya secara industri, sehingga pada penelitian ini enzim juga pH dan temperatur yang memberikan aktivitas optimum protease ditentukan
METODE PENELITIAN Mikroorganisme
Pada penelitian ini digunakan bakteri Bacillus Sp hasil isolasi dari limbah penyamakan kulit oleh Suharti dkk (2013). Uji fenotif diduga bahwa isolat Bacillus Sp diduga sebagai Bacillus brevis, akan tetapi hasil ini perlu diperkuat melalui analisi genotif. Regenerasi kultur murni dilakukan pada media Luria Bertani (LB) padat yang ditambah dengan
Dita Dwi Andriyani
Prosiding Seminar Nasional Kimia dan Pembelajarannya (SNKP) 2014 346
penambahan susu skim 6% (w/v). Susu skim digunakan sebagai substrat dari protease ekstraseluler yang akan didegradasi menjadi polipeptida pendek atau asam amino.
Penentuan Jenis Sumber N dan C terbaik
Media produksi yang digunakan pada penelitian ini terdiri atas (w/v): 1% sukrosa, 1% tepung kedelai, 0,1%
KH2PO4, 0,01% CH3COONa, disuplementasi dengan 0,08 mL larutan steril MgSO4 0,5 M dan 0,1 mL larutan steril CaCl2 0,5 M dalam tiap 100 mL media. Pada penentuan jenis sumber N terbaik digunakan berbagai sumber N organik berupa bactotryptone, peptone, beef extract, yeast extract, tepung kedelai, dan susu skim. Setelah didapatkan jenis sumber N terbaik, selanjutnya dilakukan penentuan jenis sumber C terbaik menggunakan sumber C organik berupa glukosa, galaktosa, sukrosa, dan laktosa. Media preculture dan produksi diinkubasi pada temperatur 37 oC dengan kecepatan aerasi 100 rpm. Aktivitas enzim diukur pada hari ke 1, 2, 3, 4 , 5, dan 6 dengan cara 5 mL media pertumbuhan disentrifugasi pada 10.000 rpm selama 10 menit, sehingga diperoleh sentrat. Aktivitas enzim pada sentrat ditentukan menggunakan metode Sigma Aldrich dengan sedikit modifikasi.
Penentuan Pengaruh pH dan Temperatur Media Pada Fermentasi Protease Alkali
Media produksi yang digunakan pada tahap ini menggunakan jenis sumber N dan C terbaik. Pada penentuan pengaruh pH media, media preculture dan media produksi divariasikan menjadi 2 macam yaitu pada pH 7 dan pH 9, inkubasi dilakukan pada temperatur 40 oC dan kecepatan aerasi 100 rpm. Penentuan pengaruh variasi temperatur terhadap produksi protease dilakukan dengan mengatur temperatur media pertumbuhan pada 35 oC, 40 oC, dan 45 oC.
Aktivitas enzim diukur pada hari ke 1, 2, 3, 4, dan 5.
Penentuan Aktivitas Enzim
Penentuan aktivitas protease merujuk pada metode yang dikembangkan oleh Sigma Aldrich, 5 mL kasein 1%
diinkubasi selama 5 menit pada 40 oC. Setelah itu ditambahkan 1 mL ekstrak kasar enzim, diinkubasi selama tepat 10 menit pada temperatur 40 oC. Reaksi enzimatis dihentikan dengan penambahan 5 mL larutan TCA 0,11 M, kemudian ditambahkan 1 mL larutan buffer. Supernatan disentrifuse pada 10.000 rpm selama 10 menit. Sentrat diambil 2 mL, ditambahkan 5 mL larutan Na2CO3 0,5 M dan 1 mL reagen Folin Ciocalteu (Lowry, 1951), kemudian dikocok homogen dan diinkubasi pada temperatur 40 oC selama 30 menit. Absorbansi larutan diukur pada panjang gelombang 660 nm (Anson & Mirsky, 1932).
Penentuan Temperatur Optimum Aktivitas Protease Alkali
Temperatur optimum aktivitas protease alkali ditentukan melalui pengukuran aktivitas enzim pada berbagai variasi temperatur (30 oC; 35 oC; 40 oC; 45 oC; 50 oC), sedangkan penentuan pH optimum aktivitas protease alkali dilakukan dengan memvariasi pH buffer pada pH 7, 8, 9, dan 10. Buffer pH 7 – 9 menggunakan buffer Tris HCl 50 mM, sedangkan pada pH 10 menggunakan buffer Glisin NaOH 50 mM.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Regenerasi Bakteri Bacillus Sp dan Validasi Protease Ekstraseluler
Regenerasi Bacillus Sp dilakukan pada media LB (Luria Bertani) + skim padat karena pada media LB + skim zona bening yang terbentuk di sekitar koloni akibat aktivitas protease ekstraseluler dapat teramati dengan baik.
Penambahan susu skim pada media LB menggunakan susu skim tanpa lemak untuk menghindari potensi sekresi enzim lipase oleh bakteri isolat 2B. Hasil dari regenerasi Bacillus Sppada media LB + skim dapat dilihat pada Gambar 1.
Dita Dwi Andriyani
Prosiding Seminar Nasional Kimia dan Pembelajarannya (SNKP) 2014 347
Gambar 1 (a) Kultur Murni Bacillus Sp Pada Media NA, (b) Hasil Regenerasi Bacillus SpPada Media LB+ skim Setelah Inkubasi Pada 25 oC Selama 3 Hari
Optimasi Jenis Sumber Nitrogen dan Karbon Untuk Memproduksi Protease Alkali Dari Isolat 2B
Jenis sumber nitrogen organik yang divariasikan pada media pertumbuhan berpengaruh pada waktu produksi dan aktivitas protease optimum yang dihasilkan Bacillus Sp seperti ditunjukkan pada Gambar 2.
Gambar 2 Aktivitas Protease Dari Bacillus Sp Pada Berbagai Jenis Sumber Nitrogen dan Sumber Karbon Sukrosa
Pada media yang mengandung tepung kedelai, beef extract, susu skim, dan yeast extract, Bacillus Spmampu menghasilkan protease dengan aktivitas maksimal pada hari kelima, sedangkan pada media dengan jenis nitrogen berupa pepton dan tripton, aktivitas protease optimum didapatkan pada hari keempat. Hal ini disebabkan protein yang terkandung dalam tryptone merupakan digested casein dan pepton adalah digested animal, keduanya mengandung protein yang telah didegradasi sehingga perombakan menjadi asam amino lebih cepat. Protein yang terdapat dalam tepung kedelai, susu skim, beef extract, dan yeast extract masih sangat kompleks, sehingga untuk dapat digunakan sebagai sumber nutrisi, terlebih dahulu perlu diuraikan menjadi asam- asam aminonya. Hasil penentuan jenis sumber nitrogen terbaik ini selaras dengan penelitian yang dilakukan Banerjee dkk (1999), Nadeem dkk (2008), dan Nilegaonkar dkk (2006) yang melaporkan bahwa beberapa spesies dari genus Bacillus mampu menghasilkan protease secara optimum pada media yang mengandung tepung kedelai.
Pada penentuan jenis sumber karbon terbaik aktivitas protease yang dihasilkan Bacillus Sp bervariasi pada media dengan berbagai jenis karbon. Produksi protease alkali optimum pada media yang mengandung jenis sumber karbon berupa laktosa, galaktosa, dan glukosa dihasilkan pada hari kedua, sedangkan pada media yang mengandung sukrosa, aktivitas protease tertinggi didapatkan pada hari kelima. Hasil penentuan jenis sumber karbon optimum dapat dilihat pada Gambar 3. Bacillus Sp diduga mampu beradaptasi lebih cepat pada media yang mengandung laktosa atau galaktosa daripada sukrosa karena monomer penyusun laktosa dan sukrosa berbeda. Laktosa tersusun dari galaktosa dan glukosa, sedangkan sukrosa tersusun dari fruktosa dan glukosa.
Zona bening
Koloni bakteri isolat 2B
Media LB + susu skim
Dita Dwi Andriyani
Prosiding Seminar Nasional Kimia dan Pembelajarannya (SNKP) 2014 348
Gambar 3 Aktivitas Protease Dari Bacillus SpPada Berbagai Jenis Karbon dan Jenis Nitrogen Tepung Kedelai
Perbandingan Produksi Protease Alkali Pada pH 7 dan pH 9
Aktivitas protease alkali yang dihasilkan oleh Bacillus Sppada pH 7 dan pH 9 memiliki nilai yang berbeda.
Pada Gambar 4 ditunjukkan bahwa aktivitas protease alkali yang dihasilkan pada media pH 9 lebih tinggi daripada media pH 7 selama pengukuran hari ke 1, 2, 3, dan 4. Bacillus Sp lebih mampu memproduksi protease alkali pada pH 9 daripada pH 7, sehingga dapat diduga bahwa Bacillus Spmerupakan bakteri alkalofil.
Gambar 4. Perbandingan Produksi Protease Alkali pada pH 7 dan pH 9 Perbandingan Produksi Protease Alkali Pada Beberapa Temperatur Inkubasi
Temperatur lingkungan mempengaruhi pertumbuhan sel bakteri dan aktivitas metabolismenya. Pada variasi temperatur 35 oC, 40 oC, dan 45 oC, aktivitas protease alkali yang dihasilkan Bacillus Spberbeda secara signifikan, dapat dilihat pada Gambar 5.
Gambar 5. Perbandingan Produksi Protease Alkali Pada Berbagai Temperatur Inkubasi
Berdasarkan Gambar 4.5 dapat dilihat bahwa Bacillus Spmampu memproduksi protease dengan aktivitas tertinggi pada lingkungan dengan temperatur 35 oC. Pada temperatur 45 oC bakteri tidak dapat melakukan metabolisme dengan baik sehingga produksi enzim protease alkali pada temperatur 45 oC menunjukkan nilai aktivitas yang sangat rendah.
Dita Dwi Andriyani
Prosiding Seminar Nasional Kimia dan Pembelajarannya (SNKP) 2014 349
Penentuan pH dan Temperatur Optimum Aktivitas Protease Alkali dari Isolat 2B
Aktivitas enzim bergantung pada struktur tiga dimensinya. Struktur tiga dimensi enzim sangat dipengaruhi oleh lingkungan, diantaranya temperatur dan pH. Pada Gambar 6 menunjukkan pengaruh temperatur terhadap aktivitas protease alkali.
Gambar 6. Pengaruh Temperatur Inkubasi Terhadap Aktivitas Ekstrak Kasar Protease Alkali
Selain temperatur, nilai pH juga mempengaruhi aktivitas protease. Enzim memiliki aktivitas protease optimum pada pH tertentu. Berdasarkan Gambar 7 menunjukkan pH optimum aktivitas
protease alkali yang dihasilkan Bacillus Sp adalah pH 9. Hal ini disebabkan pada pH 9 asam- asam amino protease alkali yang dihasilkan Bacillus Sp berada pada konsisi protonasi yang memnungkinkan pembentukan struktur 3D yang paling sesuai untuk mengkatalisis reaksi hidrolisis protein..
Gambar 7. Aktivitas Protease Alkali Pada Berbagai Nilai pH Profil Protein Menggunakan SDS PAGE
Profil kandungan protein dalam ekstrak kasar enzim dilakukan dengan melihat pita protein dari hasil SDS PAGE. Hasil dari SDS PAGE dapat dilihat pada Gambar 8.
Gambar 8 Hasil Elektroforesis Ekstrak Kasar Protease Bacillus Spyang Telah Dipekatkan, (1) media kedelai (kontrol), sampel dengan kadar protein (2) 4 mg/mL, (3) 3 mg/mL, dan (4) 2 mg/mL
64 kDa
(2) (3) (4)
60 kDa 53 kDa
47 kDa
40 kDa
34 kDa
23 kDa
(1 )
Dita Dwi Andriyani
Prosiding Seminar Nasional Kimia dan Pembelajarannya (SNKP) 2014 350
Pita- pita yang terbentuk pada sumur (2) lebih jelas daripada sumur (3) dan (4). Sampel pada sumur (2), (3) , dan (4) mempunyai kadar protein berturut- turut sebesar 4 mg/mL, 3 mg/mL, dan 2 mg/mL. Pita protein yang muncul konsisten di ketiga sumur tersebut dibandingkan dengan profil protease dari Bacillus lain, yaitu 50 kDa dari Bacillus subtilis (Padmapriya dkk, 2012), 52 kDa dari Bacillus sp N- 40 (Sevinc & Dermican, 2011), 20; 35; 45 kDa dari Bacillus subtilis (Geethanjali & Subash, 2011), 30,9 kDa dari Bacillus sp. termofil HS08 (Huang dkk, 2006), 45 dan 36 kDa dari Bacillus cereus MCM B-326 (Nilegaonkar dkk, 2006).
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dan analisis penelitian dapat disimpulkan pada tahap optimasi produksi jenis sumber nitrogen yang terbaik adalah tepung kedelai dan sumber karbon sukrosa, kondisi optimum produksi pada pH 9 dan temperatur inkubasi 35 oC. Karakteristik ekstrak kasar protease alkali yang dihasilkan Bacillus Spdiantaranya mempunyai aktivitas optimum pada pH 9 dan temperatur 40 oC, dapat didenaturasi dengan penambahan TCA 0,11 M dan direnaturasi dengan pemanasan pada temperatur ±94 oC, berdasarkan hasil SDS PAGE ekstrak kasar Bacillus Spmemiliki protein- protein utama dengan berat molekul ±23 kDa, ±34 kDa, ±40 kDa, ±47 kDa, ±53 kDa, ±60 kDa, dan ±64 kDa.
DAFTAR PUSTAKA
1. Ahmed, I. 2010. Optimization of Media and Environmental Conditions for Alkaline Protease Production Using Bacillus Subtilis in Submerged Fermentation Process. IJAVMS, 4 (4): 105-113.
2. Akcan, N. & Fikret Uyar. 2011. Production of Extracellular Alkaline Protease From Bacillus Subtilis RSKK96 With Solid State Fermentation. EurAsian Journal of BioSciences: Eurasia J Biosci (5): 64-72.
3. Anson, M. L., & Mirsky, A. E. 1932. The Estimation of Pepsin With Hemoglobin. the Journal of General Physiology, 16: 59-63.
4. Anvari, M. & Gholam Khayati. 2011. Production and Characterization of Alkaline Protease from Bacillus Licheniformis Sp. Isolated From Iranian Northern Soils With Ram Horn Hydrolysate. Trend in Applied Sciences Research, 6 (10): 1206-1213.
5. Banerjee, U.C., Sani, R. K., Azmi, W. & Soni, R. 1999. Thermostable Protease alkali From Bacillus brevis and Its Characterization as A Laundry Detergent. Elsevier, 35: 213- 219.
6. Champbell, N. A., Reece, J. B., & Mitchell L. G. 2002. Biologi (A. Safitri, L. Simamarta, H. W. Wardani).
Jakarta:Erlangga
7. Geethanjali, S & Sabash, A. 2011. Optimization of Protease Production by Bacillus subtilis Isolated from Mid gut of Fresh Water Fish Labeo rohita. World Jurnal of Fish and Marine Sciences. 3 (1): 88 – 95.
8. Gupta, R., Beg, Q. K. & Lorenz, P. 2002. Bacterial Alkaline Protease: Molecular Approaches and Industrial Applications. Appl Microbiol Biotechnol, 59: 15-32.
9. Huang, G. R., Ying, T.J., Huo, P., & Jiang, J.X. 2006. Purification and characterization of a protease from Thermophilic Bacillus strain HS08. Afr. J. Biotechnol., 5:2433-2438.
10. Kumar P.P.K., Mathivanan, V., Karunakaran, M., Renganathan, S. & Sreenivasan, R.S. 2008. Studies on The Effects of pH and Incubation Period on Protease Production by Bacillus sp. Using Groundnut Cake and Wheat Bran. Indian Journal of Science Technology, 1(4): 1-4.
11. Lowry, O. H., Rosebrough, N. J., Farr, A. L., & Randall, R. J. 1951. Protein Measurement with Folin Phenol Reagent. Journal of Biological Chemistry, 193 (1): 265-275.
12. Nadeem, M., Qazi, J. I., Baig, S., & Syed, K. A. 2008. Effect of Medium Composition on Commercially Important Protease alkali Production by Bacillus licheniformis N-2. Food Technol. Biotechnol. 46 (4): 388–394.
13. Naiola, E & Widhyastuti. 2007. Semipurifikasi dan Karakterisasi Enzim Protease Bacillus sp. Berk Penel Hayati.
13 (51- 56).
14. Nilegaonkar, S. S., Zambare, V. P., Kanekar, P. P., Dhakephalkar, P. K., & Sarnaik, S. S. 2006. Production and Partial Characterization of Dehairing Protease from Bacillus cereus MCM B-326. Bioresource Technology 98. 98:
1238- 1245.
15. Padmapriya, B., Rajeswari T., Rajendran, N., & Raj, F. 2012. Production and Purification of Alkaline Serine Protease from Marine Bacillus Species and Its Application in Detergent Industry. IDOSI Publications: European Journal of Applied Sciences, 4 (1): 21-26.
16. Prabhavathy, G., Rajasekara, M. & Senthilkumar, B. 2013. Identification of Industrially Important Alkaline Protease Producing Bacillus subtilis by 16s rRNA Sequence Analysis and Its Applications. International Journal of Research in Pharmaceutical and biomedical Sciences. 4 (1): 332- 336.
Dita Dwi Andriyani
Prosiding Seminar Nasional Kimia dan Pembelajarannya (SNKP) 2014 351
17. Sebayang, F. 2006. Pengujian Stabilitas Enzim Bromelin yang Diisolasi dari Bonggol Nanas Serta Imobilisasi Menggunakan Kappa Karagenan. Jurnal Sains Kimia, 10 (1): 20- 26.
18. Sevinc, N. & Demirkan, E. 2011. Production of Protease by Bacillus sp. N-40 Isolated from Soil and Its Enzymatic Properties. J. BIOL. ENVIRON. SCI., 5(14), 95-103.
19. Shafee, N., Aris, S. N., Rahman, R. N. Z. A., Basri, M., & Salleh A. B. 2005. Optimization of Environmental and Nutritional Conditions for The Production of Alkaline Protease by a Newly Isolated Bacterium Bacillus cereus Strain 146. Journal of Applied Sciences Research, 1 (1): 1- 8.
20. Suharti, W. Surjani, Sanjaya, E. H. 2013. Eksplorasi dan Eksploitasi Mikroba Penghasil Protease Ekstraselular Sebagai Bioaktif Deterjen. Laporan Penelitian. Malang: Kimia FMIPA Universitas Negeri Malang.