• Tidak ada hasil yang ditemukan

prosiding - LPPM IPB

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "prosiding - LPPM IPB"

Copied!
231
0
0

Teks penuh

46 Validasi Metode HDDS (Household Dietary Diversityscore) Rumah Tangga Penerima Program Diversifikasi Pangan di Kabupaten Bogor. HDS adalah metode sederhana yang dikembangkan oleh FAO untuk menilai keragaman konsumsi pangan rumah tangga. Populasi sampel pada penelitian tahun kedua adalah rumah tangga di wilayah penerima program P2KP di Kabupaten Bogor.

Penilaian kualitas konsumsi pangan rumah tangga akan dipadukan dengan metode evaluasi konsumsi pangan rumah tangga. Konsumsi pangan rumah tangga merupakan penjumlahan dari konsumsi pangan setiap anggota rumah tangga (Hardinsyah et al. 2002). Data kualitas konsumsi pangan rumah tangga menggunakan metode HDDS selanjutnya akan dibandingkan dengan data konsumsi pangan rumah tangga.

Penilaian kualitas konsumsi pangan rumah tangga akan digabungkan dengan skor Pola Makan Harapan (PPH) sebagai standar emas yang digunakan sebagai acuan dalam penilaian kelayakan metode Penilaian Keanekaragaman Makanan Rumah Tangga (HDDS). Tujuannya untuk mengukur validitas metode HDDS dalam mengidentifikasi rumah tangga rawan pangan berdasarkan Energy Sufficiency Level (EF). Hasil uji spesifisitas (Sp) menunjukkan bahwa HDDS hanya memiliki spesifisitas 85,16% untuk menilai keragaman konsumsi pangan pada rumah tangga tahan pangan.

Namun, spesifik (Sp = 66,7%) dalam mengkategorikan rumah tangga dengan keragaman konsumsi pangan yang tinggi menurut skor PPH.

Tabel 2 Biomassa  (g),  kelangsungan  hidup  (%),  dan  persentase  peningkatan  biomassa               (% BTG:BNT) ikan mas transgenik (BTG) terhadap non-transgenik (BNT)
Tabel 2 Biomassa (g), kelangsungan hidup (%), dan persentase peningkatan biomassa (% BTG:BNT) ikan mas transgenik (BTG) terhadap non-transgenik (BNT)

BIDANG ENERGI

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi komponen kunci yang mempengaruhi pembentukan lanskap permukiman perkotaan dengan konsep ekologis, mengidentifikasi dan menganalisis persepsi, preferensi dan perilaku masyarakat, serta merumuskan konsep ekodesain lanskap permukiman perkotaan. Bagian penting dari ekodesain permukiman perkotaan adalah air (29,9%), sedangkan variabel yang paling penting adalah kesadaran dan partisipasi masyarakat (15,8%). Selain itu, tidak ada kriteria standar untuk lanskap permukiman ekologis yang dijadikan sebagai titik acuan penilaian.

Penelitian ini penting untuk mengidentifikasi komponen-komponen penting yang mempengaruhi pembentukan lanskap permukiman perkotaan dengan konsep ecodesign, mengidentifikasi dan menganalisis persepsi, preferensi dan perilaku masyarakat yang tinggal di permukiman yang mengusung konsep ecodesign, dan merumuskan konsep ecodesign. lanskap pemukiman perkotaan yang mempertimbangkan komponen penting yang membentuk ekodesain, serta persepsi, preferensi, dan perilaku masyarakat. Kelas rendah berarti untuk mencapai desain ekologi lanskap perumahan tingkat rendah, perbaikan mendasar diperlukan untuk memenuhi kriteria. Kelas rata-rata berarti mencapai desain ekologi lanskap perumahan pada tingkat sedang, diperlukan perbaikan untuk sampai pada kriteria yang sangat sesuai.

Identifikasi dan Penilaian Komponen Ecodesign Lanskap Perumahan Berdasarkan penilaian ahli ekologi, arsitek dan kombinasi keduanya, partisipasi warga merupakan alternatif prioritas yang menentukan ecodesign lanskap permukiman perkotaan. Partisipasi penduduk berperan penting dalam mewujudkan ecodesign lanskap kota, diikuti dengan desain lokasi dan kelembagaan (gambar 2). Berdasarkan penilaian para ahli ekologi, arsitek dan kombinasi keduanya, bagian penting dari desain ekologi lanskap perumahan adalah komponen air.

Ecodesign lansekap hunian ideal memiliki kriteria desain berupa memenuhi efisiensi komponen air, tidak banjir, memenuhi syarat baku mutu air bersih, tersedianya taman dan ruang hijau rekreasi, ruang terbuka > 20%, fisik dan layak huni kawasan pemukiman, masyarakat memiliki tingkat partisipasi yang tinggi, telah mendukung tingkat pemahaman dan persepsi yang tinggi. Berdasarkan pengamatan dan pengolahan data, diperoleh hasil penilaian ekodesain lanskap permukiman di dua wilayah uji kasus (Tabel 5). Meskipun terdapat perbedaan nilai antara kedua kasus uji, namun keduanya memiliki realisasi ecodesign pada lanskap hunian pada level yang sama yaitu level menengah.

Pertimbangan penting dalam mewujudkan eko-desain lanskap permukiman perkotaan adalah partisipasi warga (41,2%), desain tapak (36,6%) dan kelembagaan (22,2%). Artinya, desain lanskap permukiman ekologis dan kebijakan pendukungnya tidak akan berkelanjutan jika tidak didukung oleh partisipasi masyarakat. Kriteria eco-design lanskap permukiman disusun dalam tabel checklist, yang dapat digunakan sebagai alat untuk mengetahuinya.

Gambar 1 Struktur  hierarki  AHP  pada  ecodesign lanskap  permukiman  perkotaan Sumber:
Gambar 1 Struktur hierarki AHP pada ecodesign lanskap permukiman perkotaan Sumber:

BIDANG TEKNOLOGI DAN REKAYASA

Pengaruh faktor dan permukaan respons terhadap laju agitasi kultur dan waktu kultivasi dilakukan pada konversi langsung ke LCPKS. Hasil yang diperoleh pada penelitian ini menunjukkan bahwa derajat agitasi kultur berpengaruh negatif terhadap respon sisa selulosa dengan selang kepercayaan 90,09%. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan pengaruh faktor laju goyang kultur dan waktu kultivasi serta untuk mengetahui respon permukaan pada proses konversi langsung air limbah pabrik kelapa sawit oleh konsorsium kapang menjadi aerob.

Hubungan dan pengaruh laju fluktuasi kultur dan waktu budidaya terhadap parameter disajikan dalam model atau persamaan linier. Pada Tabel 3, rancangan percobaan menunjukkan pengaruh laju fluktuasi kultur dan waktu kultivasi terhadap respon utama yaitu jumlah sisa selulosa. Berdasarkan Tabel 3, jumlah residu selulosa hasil proses konversi langsung di LCPKS tertinggi adalah 7,52 g/l, yang diperoleh pada kecepatan pengocokan kultur 100 rpm dan waktu kultivasi enam hari.

Sedangkan jumlah residu selulosa yang dihasilkan paling rendah yaitu 6,72 g/l yang diperoleh dengan kecepatan kultur menggoda 150 rpm dan dua hari kultivasi. Dibandingkan spesies jamur lainnya, kemampuan Trichoderma reesei dalam mendegradasi selulosa LCPKS paling tinggi dibandingkan kelompok basidiomycetes (Rashid et al. 2009). Hasil ini dicapai dengan nilai faktor respon kecepatan pengocokan biakan sebesar 152,28 rpm dan waktu tanam selama 4,35 hari.

Proses konversi langsung LCPKS menggunakan konsorsium jamur dalam kondisi aerobik dapat dilakukan dengan mengoptimalkan beberapa faktor yang berpengaruh, antara lain laju ayunan kultur dan waktu kultur. Hasil optimasi jumlah sisa selulosa menunjukkan bahwa permukaan respon faktor laju kultur goyang (X1) dan waktu kultur (X2) memiliki model permukaan respon titik sadel. Pelepasan bahan sitoplasma akibat kebocoran membran dapat diselidiki dengan mengukur absorbansi supernatan pada panjang gelombang 260 nm (Liu et al. 2004).

Ini merupakan indikasi kerusakan parah dan permanen pada membran sitoplasma bakteri yang diuji (Carson et al. 2002). Jika membran sel rusak, ion kecil seperti K+. cenderung muncul lebih dulu diikuti oleh molekul besar seperti et al. 2009). Ikatan yang terbentuk menyebabkan gangguan pada membran sel sehingga terjadi kebocoran akibat perubahan tekanan osmotik (Seenivasan et al. 2010).

Sesuai dengan sifat ini, Husch et al. 1982) menyatakan bahwa kurva pertumbuhan secara umum dibagi menjadi tiga tahap, yaitu muda, peralihan dan tua. Ketika tumbuh dengan laju konstan, kurva pertumbuhannya linier sehingga konsisten dengan laporan Husch et al. 1982) fase ini disebut fase transisi.

Tabel 1 Nilai rendah dan nilai tinggi dari perlakuan percobaan
Tabel 1 Nilai rendah dan nilai tinggi dari perlakuan percobaan

Gambar

Tabel 4 Kadar asam lemak ikan mas non-transgenik (NT), dan transgenik yang membawa  gen hormon pertumbuhan eksogen (TG)
Tabel 5 Kadar asam amino (mg/kg) ikan mas non-transgenik (NT), dan transgenik yang  membawa gen hormon pertumbuhan eksogen (TG)
Gambar 1 Hasil ekstraksi DNA. (a): (M): Marker 1kb DNA Ladder (Thermoscientific),  (A-C): EMP, (D-F): WJB, (b): (G-I): SNT.
Tabel 1 Keragaman  morfometrik  belut  sawah  (Monopterus  albus Zuiew  1793) asal  Sukabumi, Cianjur, Karawang (Jawa Barat)
+7

Referensi

Dokumen terkait

● Pre-events/50 pack production promotions materials carousels, videos, flyers, posters, adsense ● Automation for reminder through timely email and calendar integration participants ●