• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROSIDING - Polbangtan Malang Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PROSIDING - Polbangtan Malang Repository"

Copied!
280
0
0

Teks penuh

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala nikmat dan karunia-Nya yang selalu diberikan sehingga workshop nasional “Membangun Kemandirian Perusahaan Pertanian Indonesia Menuju Kedaulatan Pangan” dapat terlaksana sesuai rencana. Seminar Nasional “Membangun Kemandirian Korporasi Petani Indonesia Menuju Kedaulatan Pangan” yang diselenggarakan oleh Sekolah Penyuluhan Pertanian Malang, Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian Kementerian Pertanian bertujuan untuk menjadikan sarana komunikasi dan penyebaran informasi, pengetahuan dan teknologi yang dihasilkan. dari penelitian, tinjauan literatur dan praktik, kegiatan di sektor pertanian.

Peran tokoh masyarakat dalam menumbuhkan jiwa social enterprenerurship masyarakat berbasis pertanian

Peran tokoh masyarakat di Desa Bukit Langkap sangat berpengaruh dalam pengembangan program pembangunan pertanian. Masyarakat di Desa Bukit Langkap melakukan kegiatan pembangunan di bidang pertanian berbasis kewirausahaan sosial. Faktor penghambat keberhasilan kewirausahaan sosial di Desa Bukit Langkap adalah sumber daya manusia yang belum siap.

Faktor pendukung kewirausahaan sosial di Desa Bukit Langkap adalah: 1) Partisipasi kelompok tani dan peternakan, 2) Tokoh masyarakat yang sangat aktif, 3) Modal awal.

Model Experiential Learning Pada Pelatihan Kampung Wisata Agroekologi Di Kelurahan Jatimulyo Kecamatan Lowokwaru Kota Malang

Setelah melaksanakan kegiatan pelatihan, pembahasan selanjutnya adalah mengenai hasil kegiatan pelatihan pengolahan sampah organik menjadi pupuk organik yang telah dilaksanakan. Jadi, dapat dikatakan peserta pelatihan kurang terlibat aktif dalam kegiatan pelatihan pengolahan sampah. Berdasarkan gaya belajar tersebut, beberapa peserta pelatihan pengolahan sampah organik telah melakukan observasi secara objektif, dicatat oleh beberapa peserta yang menanyakan tentang proses pengolahan sampah menjadi pupuk organik.

Berdasarkan fakta pada mata kuliah pengolahan sampah organik, siswa belum mampu membuat rencana pengolahan sampah di rumah tangganya masing-masing.

Gambar 1. Mind Map Kampung Wisata Agroekologi  Ilustrasi Mind Map:
Gambar 1. Mind Map Kampung Wisata Agroekologi Ilustrasi Mind Map:

Analisis Tingkat Partisipasi KWT Wonoasri dan KWT Sembilan-Sembilan Dalam Pengembangan Program Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) di

Desa Tulungrejo Kecamatan Bumiaji Kota Batu

  • Usia
  • Pendidikan
  • Pekerjaan dan Penghasilan
  • Lamanya tinggal

Analisis tingkat partisipasi KWT Wonoasri dan KWT Sembilan-Niman dalam pengembangan program kawasan rumah pangan berkelanjutan (KRPL). Dengan mengkaji kondisi tersebut, penulis bermaksud “Menganalisis tingkat partisipasi KWT Wonoasri dan KWT Sembilan-Nimin dalam pengembangan program KRPL”. Fokus penelitian yang dilakukan adalah untuk mengetahui tingkat partisipasi masyarakat dalam pembangunan kota dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengembangan program KRPL di desa Tulungrejo erat kaitannya dengan tingkat partisipasi masyarakat.

Gambar 1. Tingkat Partisipasi  Program KRPL
Gambar 1. Tingkat Partisipasi Program KRPL

PERAN ANGGOTA KELOMPOK WANITA TANI DALAM PEMANFAATAN PEKARANGAN MELALUI KRPL DI DESA

PUCANGSARI KECAMATAN PURWOSARI KABUPATEN PASURUAN JAWA TIMUR

Metode

Dari hasil analisis diketahui bahwa 36,7% anggota KWT Mawar rata-rata memiliki luas lahan >400 M2 (sangat luas). Hasil analisis regresi linier berganda menunjukkan bahwa faktor eksternal berdimensi kegiatan penyuluhan mempengaruhi peran anggota Kwt Mawar dalam pemanfaatan lahan galangan kapal melalui KRPL dilihat dari thitung (1,918) > ttabel (1,683). Luas galangan kapal tidak berpengaruh nyata terhadap peran anggota KWT dalam pemanfaatan lahan galangan kapal melalui KRPL.

Sedangkan interaksi antar anggota tidak berpengaruh terhadap peran anggota KWT Mawar dalam pemanfaatan tanah warisan melalui KRPL.

PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN KELEMBAGAAN PETANI MELALUI KONSEP AGROWISATA

Tujuan penelitian ini adalah untuk menciptakan konsep pengembangan dan penguatan kelembagaan petani melalui pengembangan agrowisata pertanian. 111 Hasil analisis SWOT dapat disimpulkan bahwa strategi pembinaan dan pengembangan kelembagaan petani di Kecamatan Bayan adalah dengan membangun kawasan wisata dengan lingkungan pertanian perdesaan dengan memperkuat kelembagaan petani (kelompok tani dan petani) dan menggandeng unsur dari mis. budaya lokal. Selain itu pihak promotor (pemuda petani) juga melakukan pembinaan dan pengawasan dalam pelaksanaan pembinaan dan pengembangan kelembagaan petani di Kecamatan Bayan.

Konsep pengembangan kelembagaan petani dilakukan dengan membangun kawasan wisata bernuansa agri-environment di pedesaan dengan memperkuat kelembagaan petani (kelompok tani dan petani) dan kerjasama dengan menonjolkan unsur budaya lokal dengan model Agrowisata Bayan.

Persepsi petani di Kabupaten Belu (NTT) terhadap potensi budidaya Sorgum

Biji sorgum dapat dimanfaatkan sebagai pangan dan pakan, sedangkan daun sorgum dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak (Purnomohadi, 2006). Selain itu biji sorgum dapat dimanfaatkan sebagai bahan pangan dan bahan baku pangan serta industri pangan seperti industri gula, monosodium glutamat (Sirappa, 2003). Dalam produksi berbagai produk pangan, tepung sorgum dapat menggantikan 15-50% gandum tanpa mengurangi rasa, tekstur dan aroma produk.

Tepung sorgum ini mempunyai keunggulan yaitu daya mengembang yang tinggi dan mudah larut dalam air sehingga sorgum dapat dibuat menjadi berbagai makanan kering (biskuit, kue kering, dll) dan basah (roti, mie, dll) (Sutrisna, 2012).

Gambar 1. Kabupaten Belu
Gambar 1. Kabupaten Belu

Agrosociopreneur pada Mahasiswa Pertanian Indonesia: Peluang dan Tantangannya

Analisis yang dilakukan adalah kajian literatur dan juga analisis SWOT untuk merumuskan faktor internal dan eksternal untuk menentukan strategi peningkatan agrosociopreneurship di kalangan mahasiswa pertanian. Pendidikan kewirausahaan bagi mahasiswa pertanian (Studi kasus pada mahasiswa Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian (Agribisnis) Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya). Mahasiswa pertanian mempunyai pengetahuan yang cukup terkait pertanian baik secara teori maupun praktek (melalui praktikum).

Dibandingkan generasi sebelumnya (petani), mahasiswa pertanian mempunyai akses terhadap teknologi informasi, juga di bidang pertanian dan pangan.

Tabel 1. Matriks Faktor-faktor Internal dalam Analisis SWOT (IFAS)   No.  Faktor Internal   Bobot (B)    Skala (S)  B x S
Tabel 1. Matriks Faktor-faktor Internal dalam Analisis SWOT (IFAS) No. Faktor Internal Bobot (B) Skala (S) B x S

Aplikasi Metode Kaji Terap pada Penyuluhan Dedak Padi Fermentasi sebagai Pakan Ayam Buras di Desa Cowek Kecamatan Purwodadi Kabupaten

Pasuruan

Application of Kaji Terap Method in Extension of Fermented Rice Bran as Chicken Feed in Cowek Village Purwodadi District Pasuruan

Hasil evaluasi penelitian terapan dan konsolidasi materi terkait pemanfaatan dedak fermentasi sebagai pakan ayam kampung selanjutnya menjadi program penyuluhan di Desa Cowek. Beberapa tujuan yang dapat dicapai melalui kegiatan sosialisasi mengenai pemanfaatan dedak padi sebagai pakan ayam kampung di Desa Cowek adalah (a). Pada kegiatan sosialisasi di Desa Cowek disampaikan materi sosialisasi pemanfaatan dedak fermentasi sebagai pakan ayam kampung.

Kegiatan penyuluhan pemanfaatan dedak padi sebagai pakan ayam kampung di Desa Cowek hanya dilakukan 1 (satu) kali yaitu pada tanggal 3 Mei 2017.

Preferensi Rumahtangga terhadap Komoditas Pangan Di Indonesia Household Preferences to Food Commodities in Indonesia

Hasil analisis preferensi rumah tangga perkotaan dan pedesaan terhadap komoditas pangan disajikan pada Tabel 1. Analisis preferensi dilakukan dengan menggunakan data Susena tahun 2016. Preferensi rumah tangga miskin perkotaan dan tidak miskin perkotaan terhadap komoditas pangan. Hasil analisis Preferensi komoditas pangan rumah tangga miskin dan tidak miskin perkotaan disajikan pada Tabel 3. Preferensi komoditas pangan rumah tangga di kota miskin dan tidak miskin Pengeluaran bagian barang (%) Rata-rata konsumsi (kg/rt ) Harga.

Jagung merupakan produk yang paling sedikit disukai oleh rumah tangga perkotaan, rumah tangga tidak miskin, dan rumah tangga tidak miskin perkotaan.

Tabel 1. Preferensi Rumahtangga Desa dan Kota terhadap Komoditas Pangan  Komoditas  Share Pengeluaran
Tabel 1. Preferensi Rumahtangga Desa dan Kota terhadap Komoditas Pangan Komoditas Share Pengeluaran

Persepsi petani tentang teknologi aplikasi media tanam dan pemberian PGPR (Plant Growth Promoting Rhizobacteria) terhadap produksi tanaman Stroberi

Timur

Farmer’s Perceptions on the technology of planting media application and the provision of PGPR (Plant Growth Promoting Rhizobacteria) to the production

Batu City, East Java Province

  • Tingkat Kerumitan (Complexity)
  • Dapat Dicoba (Triability)
  • Dapat Diamati (Observability)
  • Faktor Eksternal dan Persepsi

Pendapat petani terhadap teknologi penggunaan media tanam dan pemberian PGPR (Plant Growth Promoting Rhizobacteria) dalam produksi stroberi. Sebaliknya jika seseorang mempersepsikan teknologi penerapan media tanam dan pemberian PGPR kurang baik, maka orang tersebut kurang baik. Untuk mengetahui hubungan faktor internal dan eksternal serta persepsi petani terhadap teknologi penerapan media tanam dan pemberian PGPR (Plant Growth Promoting Rhyzobacteria) pada produksi stroberi digunakan uji korelasi Pearson Product Moment dengan menggunakan IBM SPSS (Statistical Package for Ilmu Sosial) Perangkat Lunak Statistik 20.0 .

Karakteristik inovasi teknologi penggunaan media tanam dan pemberian PGPR pada petani stroberi di desa Pandanrejo disajikan pada Tabel 1.

Gambar 1. Diagram Hubungan Varibael X dan Variabel Y  1.  Faktor Internal dan Persepsi
Gambar 1. Diagram Hubungan Varibael X dan Variabel Y 1. Faktor Internal dan Persepsi

Analisis Permintaan Pangan Hewani Rumah Tangga Perkotaan Di Indonesia

Sebuah Pendekatan Quadratic Almost Ideal Demand System (QUAIDS)

The Analysis of Household Demand for Animal Foods in Indonesian Urban: A Quadratic Almost Ideal Demand System (QUAIDS) Approach

Pakan ternak merupakan pangan sumber protein penting yang sebaiknya dikonsumsi rumah tangga (Akaichi dan Revorido-Giha, 2014). Fluktuasi harga pakan sangat menentukan tingkat konsumsi pakan rumah tangga (Bharumshah dan Mohamed, 1993). Bahan pangan hewani dalam penelitian ini antara lain telur, daging ayam, daging sapi, ikan, dan susu (Lampiran 2).

Elastisitas harga silang Marshall (Elastisitas non-kompensasi) Makanan hewani Telur Daging ayam Daging sapi Susu ikan.

Tabel 1. Elastisitas pendapatan, elastisitas harga sendiri dan faktor sosio-demografi Pangan hewani  Elastisitas
Tabel 1. Elastisitas pendapatan, elastisitas harga sendiri dan faktor sosio-demografi Pangan hewani Elastisitas

Pengaruh Jenis Pelilinan terhadap Daya Simpan Wortel

The Influence of The Types Waxing on The Carrot Storage

Bahan yang digunakan adalah wortel, madu, air kelapa (air kelapa tua yang limbah/bukan degan), sorbitol dan aquades. Perlakuan buah yang tidak dilapisi emulsi lilin (kontrol) dan perlakuan yang dilapisi emulsi lilin dengan madu, air kelapa dan sorbitol mempunyai nilai kekuatan yang berbeda nyata. Hal ini menunjukkan bahwa selama proses pengamatan wortel yang diberi emulsi lilin mengalami penurunan yang sama dengan wortel yang diberi perlakuan tanpa lilin hingga pengamatan hari keempat.

Pada hari ke 6 diketahui adanya kekerasan yang tinggi pada perlakuan lapisan emulsi lilin dengan air kelapa.

Tabel 1 Rerata Kesukaan Kenampakan Wortel pada beberapa Jenis Bahan Pelilinan
Tabel 1 Rerata Kesukaan Kenampakan Wortel pada beberapa Jenis Bahan Pelilinan

Rerata Kesukaan Kenampakan Wortel Akibat Perlakuan Pelilinan

Hal ini terjadi karena emulsi lilin mampu membatasi proses transpirasi yang pada akhirnya menghambat pelunakan buah. Perlakuan yang dilapisi emulsi lilin air kelapa mempunyai nilai kekerasan yang berbeda nyata dengan perlakuan emulsi lilin sorbitol dan madu, serta berbeda nyata dengan perlakuan yang tidak dilapisi emulsi lilin, karena selain fruktosa pada air kelapa juga terdapat bahan aktif asam poli yang protopektin pada bahan komoditas hortikultura terurai. Pada akhir pengamatan yaitu hari ke 4-5, nilai warna kulit bervariasi antara 1,12 hingga 1,67, dan perlakuan terbaik adalah air kelapa.

Hal ini diduga karena wortel yang dilapisi emulsi lilin dapat mempertahankan warna daging wortel dibandingkan wortel yang tidak dilapisi emulsi lilin.

Rerata Kesukaan Warna Wortel Akibat Perlakuan Pelilinan

Berdasarkan uji organoleptik pada hari ke 5, panelis memberikan nilai tinggi terhadap kualitas warna kulit akar. Perlakuan pelapisan lilin madu dan sorbitol memberikan nilai yang tidak berbeda nyata dibandingkan perlakuan pelapisan lilin air kelapa dan perlakuan kontrol. Nilai pada perlakuan emulsi lilin tidak berbeda nyata pada hari ke 7 untuk semua perlakuan setelah dilakukan analisis.

Pada uji organoleptik ini juri menyukai warna wortel yang dilapisi emulsi lilin air kelapa sesuai dengan skor yang diberikan panelis.

UJI ORGANOLEPTIK VARIAN SAMBEL CABAI DENGAN PENAMBAHAN KACANG TANAH, KEDELAI DAN JAGUNG PADA

BEBERAPA LEVEL PEDAS YANG BERBEDA

Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran dan penjelasan berdasarkan data dan informasi, mengenai “kesukaan panelis terhadap varian rasa sambal”. Rasa saus pedas yang disukai panelis mencakup rasa kacang, kedelai, dan jagung. Tingkat rasa pedas yang berbeda-beda yang disukai panelis, terdiri dari level-1 (sangat pedas), level-2 (pedas), level-3 (sedikit pedas).

Dari ketiga varian rasa, kesukaan panelis terhadap masing-masing varian rasa adalah kacang tanah sebesar 84% (21 subjek), kedelai sebesar 8% (2 subjek) dan jagung sebesar 8% (2 subjek).

Tabel 1. Persentase kesukaan panelis terhadap beberapa varian rasa kacang-kacangan
Tabel 1. Persentase kesukaan panelis terhadap beberapa varian rasa kacang-kacangan

ANALISA METODE SRI (System Rice of Intensification) DAN SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO TERHADAP KUALITAS IKLIM MIKRO DAN

PRODUKTIVITAS TANAMAN PADI SAWAH

ANALYSIS OF SRI METHOD (System Rice of Intensification) AND JAJAR LEGOWO SYSTEM ON MICRO CLIMATE QUALITY AND RICE PLANT

PRODUCTIVITY

ANALISIS METODE SRI (Sistem Intensifikasi Padi) DAN SISTEM TANAMAN BATAS LEGOWO TERHADAP KUALITAS IKLIM MIKRO DAN. Hal ini dikarenakan perlakuan SRI merupakan kombinasi sistem penanaman legowo 4:1 dengan banyak lorong legowo dan jarak tanam yang luas. Pengaruh penerapan metode SRI dan sistem tanam Jajar Legowo pada tanaman padi sawah terhadap produksi per satuan luas pada setiap perlakuan ditunjukkan pada Gambar 4.

Pasalnya, perlakuan SRI yang merupakan gabungan sistem tanam Jajar Legowo 6:1 menghasilkan populasi yang lebih besar dibandingkan perlakuan lainnya.

Gambar 1. Grafik perubahan kelembaban relatif disekitar tanaman padi tiap minggu per  perlakuan
Gambar 1. Grafik perubahan kelembaban relatif disekitar tanaman padi tiap minggu per perlakuan

Uji kemampuan beberapa jenis Natural Plant Growth Promoting

Test the ability of several types of Natural Plant Growth

Promoting Rhizobacteria (PGPR) on the growth and yield of kangkung plants in District Wanasaba East Lombok

Hasil uji beda berganda jarak Duncen terhadap bobot per tanaman kangkung yang dipengaruhi oleh perlakuan berbagai jenis PGPR alam disajikan pada Tabel 3. Hasil analisis varians bobot total tanaman kangkung dalam satu polibag. menunjukkan bahwa perlakuan dengan pemberian berbagai jenis PGPR alami tidak memberikan pengaruh yang berbeda nyata antar keduanya. Rata-rata berat total tanaman kangkung dalam satu kantong multilayer pada umur berbeda yang diamati akibat perlakuan dengan jenis alami yang berbeda.

Pemberian PGPR Akar Bambu (P1) memberikan hasil terbaik terhadap tinggi tanaman kangkung, sedangkan pemberian PGPR Akar Bambu (P1) memberikan hasil terbaik terhadap jumlah daun pada tanaman kangkung.

Tabel  4.  Rata-rata  berat  total  tanaman  kangkung  dalam  satu  polybag  pada  berbagai  jenis  umur  pengamatan akibat perlakuan pemberian berbagai jenis Natural
Tabel 4. Rata-rata berat total tanaman kangkung dalam satu polybag pada berbagai jenis umur pengamatan akibat perlakuan pemberian berbagai jenis Natural

Gambar

Gambar 1. Mind Map Kampung Wisata Agroekologi  Ilustrasi Mind Map:
Gambar 1. Tingkat Partisipasi  Program KRPL
Tabel 3. Tingkat Partisipasi KWT  Nama Kelompok  Persentase
Gambar 1. Kabupaten Belu
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan analisis sidik ragam perlakuan pemberian asap cair dengan tiga konsentrasi yaitu 5%, 7% dan 9% ternyata menunjukkan pengaruh tidak berbeda nyata terhadap umur berbunga,