• Tidak ada hasil yang ditemukan

prosiding seminar nasional rekayasa dan desain itenas 2017

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "prosiding seminar nasional rekayasa dan desain itenas 2017"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

PROSIDING SEMINAR NASIONAL REKAYASA DAN DESAIN ITENAS 2017

Tema:

Peranan Rekayasa dan Desain dalam Percepatan Pembangunan Nasional Berkelanjutan

5 – 6 Desember 2017

Institut Teknologi Nasional Bandung (ITENAS),

Jalan PKH Mustapha No. 23 Bandung 40124, Indonesia

(3)

PROSIDING SEMINAR NASIONAL REKAYASA DAN DESAIN ITENAS 2017 TEMA:

Peranan Rekayasa dan Desain dalam Percepatan Pembangunan Nasional Berkelanjutan

TIM REVIEWER

Prof. Meilinda Nurbanasari Dr. Imam Aschuri

Dr. Dewi Kania Sari Dr. Nurtati Soewarno Dr. Dwi Prasetyanto Taufan Hidjaz M. Ds Dr. Andry Masri TIM EDITOR

Dr. Tarsisius Kristyadi Agus Wardana Dr. Sony Darmawan Dr. Jamaludin

Anwar Sukiman, M.Ds Dr. Maya Ramadianti

ISBN :

Cetakan Pertama : Pertama., Desember 2017 Penerbit:

Penerbit Itenas Alamat Redaksi:

Jl. PKH. Mustapha No.23, Bandung 40124 Telp.: +62 22 7272215, Fax.: +62 22 7202892 Email: penerbit@itenas.ac.id

Hak Cipta dilindungi Undang Undang

Dilarang mengutip dan memperbanyak isi buku ini dalam bentuk dan cara apapun tanpa

izin tertulis dari penerbit.

(4)

Seminar Nasional Rekayasa dan Desain Itenas 2017 -

i

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala karunianya sehingga buku Proceeding Seminar Nasional Rekayasa dan Desain Itenas 2017. Proceeding ini mengambil tema Peranan Rekayasa dan Desain dalam Percepatan Pembangunan Nasional Berkelanjutan. Buku Proceeding ini terdiri dari beberapa bagian yang masing-masing bagian memuat fokus tema. Fokus-fokus tersebut yaitu :

1. Seminar Nasional Bidang Arsitektur : re thinking in Sustainable Design

2. Seminar Nasional Bidang Geodesi : State of the Art Industri Geomatika di Indonesia II 3. Seminar Nasional Bidang teknik Lingkungan : Rekayasa dan Manajemen Lingkungan

berkelanjutan II

4. Seminar Nasional Bidang Teknik Kimia:Seminar Tjipto Utomo Pemanfaatan Sumber Daya Alam Untuk Meningkatkan Daya Saing Industri Proses Nasional

5. Seminar Nasional Bidang Teknik Industri

6. Seminar Nasional Bidang Teknik Desain: Seminar Desain dalm Industri Kreatif 7. Seminar bidang Elektro dan Informatika

Kami berharap dengan adanya kumpulan paper-paper yang ada dalam proceeding ini dapat memperluas wawasan mengenai ilmu pengetahuan rekayasa dan desain untuk pembangunan berkelanjutan.

Ucapan terima kasih kami haturkan untuk semua pihak yang telah membantu penerbitan Proceeding ini.

Bandung, 6 Desember 2017 Hormat Kami

Ketua Editor

(5)

Seminar Nasional Rekayasa dan Desain Itenas 2017 -

ii

DAFTAR ISI

Kata Pengantar Daftar Isi

Seminar Nasional Bidang Teknik Geodesi: State of the Art Industri Geomatika di Indonesia II

01. Identifikasi Kerapatan Mangrove Di Muara Sungai Ciasem Menggunakan Data Citra Satelit Landsat Multitemporal oleh Rika Hernawati, Dian Noor Handiani, Soni Darmawan, dan Amalia Vina Dita

1

02. Pembangunan Geodatabase Ruang Terbuka Hijau Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 5/PRT/M/2008, Studi Kasus: Kecamatan Sumber, Kabupaten Cirebon oleh Indrianawati dan Sumarno

8

03. Kajian Spasial Perubahan Garis Pantai, Penyebab, dan Dampaknya Terhadap Sosial-Ekonomi Masyarakat di Pesisir Subang oleh Dian N. Handiani, S. Darmawan, Y.D. Aditya, M. F.

Suryahadi, dan R. Hernawati

16

04. Pemodelan Permukaan Digital Survei Geofisika Udara Menggunakan Metode Geostatistika

untuk Ekplorasi Mineral oleh Hary Nugroho

23

Seminar Nasional Bidang Teknik Desain: Seminar Desain dalm Industri Kreatif

01. Optimalisasi Presentasi Mahasiswa Desain Interior Dengan Metode Storyboard oleh Edwin

Widia

1

02. Inovasi Desain Furnitur Murah Untuk Pasar Mahasiswa Dengan Konsep Flatpack oleh Andika

Dwicahyo Aribowo 8

03. Desain Elemen Interior Ruang dari Limbah Plastik dengan Pendeketan Eksplorasi 3R (Reduce- Reuse-Recycle) oleh Iyus Kusnaedi

19

04. Peningkatan Kualitas Lingkungan di IKM Alas Kaki Melalui Perancangan Tata Ruang dan Perbaikan Alat Bantu Produksi Dengan Konsep Bengkel Sehat oleh Boyke Arief Taufik Firdaus, Muhamad Arif Waskito

26

05. Potensi Bambu untuk Pengembangan Armatur Lampu dari Produk Budaya Lokal oleh Bambang Arief Ruby RZ

34

06. Makna Penerapan Elemen Pembentukan Interior sebagai Konsep Tanda pada Rancang Interior Tematis Mal Boemi Kedaton di Lampung oleh Novrizal Primayudha

41

07. Revitalisasi Tatanen Huma Sunda melalui Penerapan Iptek Aero-hidroponik pada Desain Produk

Pertanian Kawasan Desa Hutan oleh Edi Setiadi Putra 47

08. Kajian Fenomenologi Mengenai Perbedaan Persepsi Tentang Kata Pribumi atau Penghuni. Studi Kasus : Spanduk Informasi Dilarang Parkir oleh Sri Retnoningsih, Asep Ramdhan, Inko Sakti Dewanto

58

(6)

Seminar Nasional Rekayasa dan Desain Itenas 2017 -

iii Seminar Nasional Bidang Teknik Lingkungan: Rekayasa dan Manajemen

Lingkungan Berkelanjutan

01. Kajian Kualitas Air Sungai Cikijing Kabupaten Sumedang Provinsi Jawa Barat pada Dua Musim yang Berbeda oleh Chrysantiena Lovia Darsita, Eka Wardhani, dan Lina Apriyanti Sulistyowati

1

02. Analisis Potensi Air Baku di Kota Sungai Penuh Provinsi Jambi oleh Eka Wardhani dan Lina

Apriyanti Sulistyowati 12

03. Analisis Kualitas Air Waduk Saguling untuk Memenuhi Kebutuhan Air di Kota Bandung oleh Hasniayati Arey, Eka Wardhani dan Fatimah Dinan Qonita

24

04. Analisis Kualitas Air Waduk Cirata Provinsi Jawa Barat oleh Ilma Prasiwi, Eka Wardhani dan Fatimah Dinan Qonita

31

05. Analisis Kualitas Air Sungai Cilaki sebagai Sumber Air Baku untuk PDAM Kota Bandung oleh Muhammad Syarief Riayatulloh, Eka Wardhani, Kancitra Pharmawati

42

06. Kajian Daya Tampung Tiga Sungai di Kabupaten Ciamis Provinsi Jawa Barat oleh Lina Apriyanti Sulistiowati, Eka Wardhani, Zulfa Amala, Rhesti Oktaria Putri, Annisa Ulfa Zakiyyah

53

07. Analisis Kualitas Udara Ambien di Kota Cimahi Provinsi Jawa Barat oleh Lina Apriyanti Sulistiowati dan Eka Wardhani

63

08. Analisis Kualitas Air Sungai Cintanduy sebagai Air Baku Air Minum Tiga Kecamatan di Kabupaten Cilacap Provinsi Jawa Tengah oleh Ratna Mutia Sari, Eka Wardhani dan Lina Apriyana Sulistyowati

73

09. Pengurangan Sampah Kota Bandung Melalui Peningkatan Pengelolaan Bank Sampah Resik PD Kebersihan Kota Bandung oleh Baiq Mardhiyanti Kusuma Dewi, Siti Ainun, Iwan Juwana

85

Seminar Nasional Bidang Teknik Kimia: Seminar Tjipto Utomo Pemanfaatan Sumber Daya Alam Untuk Meningkatkan Daya Saing Industri Proses Nasional

01. Kajian Pengaruh Ukuran Zeolit Alam Modifikasi (ZAM) pada Pemurnian Etanol-Air Fuel Grade Melalui Proses Dehidrasi Secara Uap dan Cair oleh Ronny Kurniawan1, Reski Purwanda1, Nurkhatimah Utami,1dan Yulianti Pratama

1

02. Penyisihan Kandungan Natural Orgaik Matter Bendungan Jatiluhur Menggunakan Membrane Ultrafiltrasi oleh Jono Suhartono, Carlina Noersalim, Stephani Diandra R., Yarra Yulia P.

12

Seminar Nasional Bidang Arsitektur: re-Thinking in Sustainable Design

01. Rancang Bangun Elemen Taman Kota Sebagai Bagian dari Ekonomi Kreatif Subsektor Arsitektur Dalam Peningkatan Citra Kawasan Kota; Studi Kasus: Taman Balaikota Bandung;

Taman Sejarah, Taman Merpati, Taman Badak dan Taman Dewi Sartika oleh Irfan Sabarilah Hasim, Eggi Septianto, Saryanto

1

02. Kriteria Konektifitas dalam Sustainable Site Studi Kasus: Ruang Terbuka Publik Kampus Itenas

Bandung oleh Dwi Kustianingrum, Eka Virdianti dan Dian Duhita 8

03. Efisiensi Desain Sirkulasi Ruang Dalam pada Bangunan Pasar Pasar Vertikal di Kota Bandung;

Studi kasus: Pasar Cihaurgeulis oleh Reza Phalevi Sihombing, Novan Prayoga 16 04. Strategi Green Building Untuk Optimalisasi Penghematan Energi Operasional Bangunan Pada

Rancangan Gedung Kantor Pengelola Bendungan Sei Gong - Batam oleh Erwin Yuniar R. dan 22

(7)

Seminar Nasional Rekayasa dan Desain Itenas 2017 -

iv

Nur Laela Latifah

05. Strategi Green Designuntuk Optimalisasi Penerapan Prinsip Konektivitas Sustainable Design;

Studi Kasus: Koridor Braga, Bandung oleh Nurtati Soewarno, Taufan Hidjaz, dan Eka Virdianti

29

06. Bambu Siam Sebagai Material dalam Rancangan Bentuk Organik beserta Uji Kekuatannya oleh Ardhiana Muhsin, Sofyan Triana

37

Seminar Nasional Bidang Teknik Elektro

01. Prototipe Sistem Monitoring Pergerakan Sudut Tekuk Lutut Dinamis Berbasis Sensor Inertial Measurement Unit oleh Hendi H. Rachmat dan Teguh Perkasa

1

02. Rancangan Awal Pemantauan Kelembaban dengan SCADA secara Nirkabel oleh Waluyo, Nandang Taryana, Andre Widura, Hendi Handian Rachmat

7

03. Perancangan dan Realisasi Sistem Akuisisi Data pada Perangkat Multi Channel Data Logger

oleh Febrian Hadiatna dan Ratna Susana 11

Seminar Nasional Bidang Teknik Industri

01. Analisis Pengembangan Sub-Sektor Industri Kreatif Unggulan di Kabupaten Purwakarta oleh Melati Kurniawati dan Edi Susanto

1

02. Pemodelan Simulasi Hardware In Loop Proses Perebusan Akhir Tahu oleh Fajar Azhari Julian, Rispianda, Fahmi Arif, Cahyadi Nugraha

8

03. Rancangan Blueprint Prototype Alat Panggang Kue Balok yang Ergonomis Menggunakan Liquefied Petroleum (LPG) oleh Dwi Novirani, Hari Adianto, Febrian Giovani

15

04. Model Sistem Pengendalian Persediaan Pada Multi Eselon Multi Indenture Dengan Kriteria Minimasi Ekspektasi Backorder oleh Fifi Herni Mustofa, Yanti Helianty dan Abu Bakar

24

05. Pemodelan dan Simulasi Berbasis Agen Pada Aktivitas Knowledge Transfer antar Asisten Laboratorium: Peran Kesuksesan Knowledge Transfer terhadap Inovasi oleh Fadillah Ramadhan, Rispianda, dan Yoanita Yuniati

31

06. Rancangan Lean Manufacturing SystemDalam Meningkatkan Efisiensi Kerja Di Perusahaan Komponen Otomotif (Studi Kasus Di PT. KI Plant Subang) oleh Edi Susanto, Arief Irfan Syah

38

07. Identifikasi Persiapan Implementasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 PT. Armada Pembangunan oleh Yanti Helianty, Abu Bakar, Yoanita Yuniati

46

08. Pengaruh Kecukupan Tidur dan Jam Kerja Terhadap Respon Fisiologis Pada Fase Alarm, Resisten dan Kelelahan Saat Mengemudi Format oleh Caecilia Sri Wahyuning dan Lauditta Irianti

54

09. Rancangan Model Penilaian Produk Unggulan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah oleh Hendang Setyo Rukmi, Fadhilah Ramadhan

61

10. Usulan Perbaikan Sistem Praktikum di Perguruan Tinggi X Berdasarkan Tingkat Beban Kerja dan Stres Mahasiswa oleh Lauditta Irianti , Asterina Febrianti, Toga Agatha

69

11. Perhitungan Harga Pokok Produksi Rancangan Produk Dispenser Makanan dan Minuman Hewan Peliharaan oleh Arie Desrianty, Gita Permata Liansari, Ratna Puspitaningsih

75

(8)

SEMINAR NASIONAL

REKAYASA & DESAIN ITENAS 2017

Seminar Nasional Bidang Teknik Lingkungan:

Rekasaya dan Manajemen Lingkungan

Berkelanjutan II

(9)

Teknik Lingkungan | 2

(10)

Teknik Lingkungan | 3

Analisis Kualitas Air Sungai Cintanduy sebagai Air Baku Air Minum Tiga Kecamatan di Kabupaten Cilacap

Provinsi Jawa Tengah

Ratna Mutia Sari*, Eka Wardhani dan Lina Apriyana Sulistyowati Jurusan Teknik Lingkungan Institut Teknologi Nasional (Itenas) Bandung

Jalan PHH Mustofa No 23 Bandung 40124

*e-mail: mutiasari_ratna@yahoo.com

ABSTRAK

Air bersih sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas hidup manusia dan pertumbuhan ekonomi suatu wilayah. Pentingnya peranan dan fungsi air bersih sehingga perlu direncanakan suatu SPAM.

Cakupan pelayanan PDAM Tirta Wijaya pada tahun 2015 hanya sebesar 31,37% yang terdiri dari 69.705 jumlah pelanggan. Beberapa daerah yang sampai kini belum terlayani yaitu Kecamatan Karangpucung, Gandrungmangu dan Bantarsari. Dimana daerah tersebut juga termasuk dalam kawasan rawan bencana kekeringan menurut Perda Kabupaten Cilacap No. 9 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Cilacap. Penelitian ini akan menganalisis kualitas air Sungai Citanduy untuk pemenuhan air baku air minum di 3 Kecamatan yaitu Karangpucung, Gandrungmangu dan Bantarsari. Maksud penelitian ini adalah menganalisis potensi air baku air minum untuk memenuhi kebutuhan air bersih untuk 20 tahun mendatang bagi penduduk wilayah perencanaan di 3 Kecamatan.

Analisis kualitas air Sungai Citanduy diperiksa di dua titik yaitu sebelum rencana intake air baku pada koordinat S 07’26’44,3’’ E 108’43’13,5’’ dan setelah rencana Intake pada koordinat S 07’26’43,2’’ E 108’43’14,6’’. Parameter yang dianalisis dibandingkan dengan bakumutu yang mengacu pada Perda Kab. Cilacap No. 27 Tahun 2003 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air peruntukan Kelas I air baku air minum. Berdasarkan hasil penelitian Air Sungai Citanduy tidak memenuhi baku mutu berdasarkan Perda Kab. Cilacap No. 27 Tahun 2003 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air peruntukan Kelas I air baku air minum. Parameter yang tidak memenuhi bakumutu yaitu BOD, DO, minyak dan lemak, total Coliform, dan fecal Coliform.

Hal tersebut menunjukkan bahwa air Sungai Citanduy telah tercemar oleh limbah domestic, diperlukan pengolahan terlebih dahulu sebelum air dipergunakan untuk kebutuhan sehari-hari. Kebutuhan air di 3 kelurahan yaitu Kecamatan yaitu Karangpucung, Gandrungmangu dan Bantarsari sampai tahun 2036 sebesar 160,31 Liter/detik. Ditinjau dari segi kuantitas debit air Sungai Citanduy masih memenuhi kebutuhan karena sampai saat ini debit yang ada mencapai 177,47 m3/detik.

Kata Kunci: Air baku, air minum, Citanduy, kualitas air,

1. Pendahuluan

Air bersih sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas hidup manusia dan pertumbuhan ekonomi suatu wilayah. Pentingnya peranan dan fungsi air bersih sehingga perlu direncanakan suatu sistem penyediaan air minum (SPAM). Kabupaten Cilacap terdiri atas 24 Kecamatan yang meliputi 269 Desa dan 15 Kelurahan dengan jumlah penduduk mencapai 1.780.533 jiwa (Cilacap dalam angka., 016).

Seiring meningkatnya jumlah penduduk yang diikuti dengan meningkatnya keadaan ekonomi sosial masyarakat maka akan terjadi peningkatan kebutuhan terhadap air. Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Wijaya Kabupaten Cilacap terus menerus melakukan upaya peningkatan, baik dari sisi

(11)

Teknik Lingkungan | 4 kualitas, kuantitas dan kontinuitas, yang bermuara menuju pelayanan prima kepada masyarakat.

Cakupan pelayanan PDAM Tirta Wijaya pada tahun 2015 hanya sebesar 31,37% yang terdiri dari 69.705 jumlah pelanggan. Beberapa daerah yang sampai kini belum terlayani yaitu Kecamatan Karangpucung, Gandrungmangu dan Bantarsari. Dimana daerah tersebut juga termasuk dalam kawasan rawan bencana kekeringan menurut Perda Kabupaten Cilacap No. 9 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Cilacap. Ditinjau dari masalah di atas, pada tahun 2017 untuk memenuhi kebutuhan air besih tersebut, dalam hal ini PDAM Tirta Wijaya bekerjasama dengan BBWS Citanduy yang merupakan instansi pemerintah yang mempunyai fungsi sosial dalam melayani kebutuhan air dimasyarakat khususnya daerah yang belum terpenuhi kebutuhan air bersih akan merencanakan SPAM di 3 Kecamatan di Kabupaten Cilacap.

Penelitian ini akan menganalisis kualitas air Sungai Citanduy untuk pemenuhan air baku air minum di 3 Kecamatan yaitu Karangpucung, Gandrungmangu dan Bantarsari. Maksud penelitian ini adalah menganalisis potensi air baku air minum untuk memenuhi kebutuhan air bersih untuk 20 tahun mendatang bagi penduduk wilayah perencanaan di 3 Kecamatan. Ruang lingkup penelitian ini adalah:

melakukan perhitungan kebutuhan air bersih untuk 20 tahun mendatang dan menganalisis potensi air baku untuk kebutuhan air bersih untuk 20 tahun mendatang.

2. Metode Penelitian

Analisis kualitas air Sungai Citanduy diperiksa di dua titik yaitu sebelum rencana intake air baku pada koordinat S 07’26’44,3’’ E 108’43’13,5’’ dan setelah rencana Intake pada koordinat S 07’26’43,2’’ E 108’43’14,6’’. Parameter yang dianalisis disajikan pada Tabel 1. Analisis kualitas air diperiksa di Unit Pelayanan Teknis Laboraturium Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Cilacap pada tanggal 13 April 2017. Hasil analisis laboratorium dibandingkan dengan bakumutu yang mengacu pada Perda Kab. Cilacap No. 27 Tahun 2003 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air peruntukan Kelas I air baku air minum.

Tabel 1. Parameter dan Metode Analisis Kualitas Air

No. Parameter Satuan Baku Mutu Metode Analisis FISIKA

1 Residu terlarut (TDS) mg/L 1.000 SNI 06-6989.27-2005 2 Residu tersuspensi (TSS) mg/L 50 SNI 06-6989.3-2004

3 Suhu oC deviasi 3 SNI 06-6989.23-2005

KIMIA ORGANIK

1 pH - 6,0 - 9,0 SNI 06-6989.11-2004

2 BOD5 mg/L 2 SNI 6989.72-2009

3 COD mg/L 10 SNI 6989.73-2009

4 DO mg/L 6 DO Meter

5 Flourida (F) mg/L 0,5 SNI 6989.29-2005

6 Cadmium (Cd) mg/L 0,01 SNI 06-6989.37-2005

7 Klorin Bebas mg/L 0,03 DPD

8 Kobalt (Co) mg/L 0,2 SNI 6989.68-2009

9 Krom Heksavalen (Cr-VI) mg/L 0,05 SNI 6989.71-2009

10 Nitrit (NO2-N) mg/L 0,06 SNI 06-6989.9-2004

11 Seng (Zn) mg/L 0,05 Zincon3

12 Tembaga (Cu) mg/L 0,02 Biquinoline4

13 Timbal (Pb) mg/L 0,03 SNI 6989.8-2009

KIMIA ANORGANIK

1. Minyak dan Lemak mg/L 1 Metode MPN Tabung Ganda 3-3-3

2. Detergen sebagai MBAS mg/L 0,2 Metode MPN Tabung Ganda 3-3-3

(12)

Teknik Lingkungan | 5 No. Parameter Satuan Baku Mutu Metode Analisis

3. BIOLOGI

4. Fecal Coliform Jml/100ml 100 Metode MPN Tabung Ganda 3-3-3 5. Total Coliform Jml/100ml 1.000 Metode MPN Tabung Ganda 3-3-3 Proyeksi penduduk merupakan langkah awal untuk mengetahui kebutuhan air minum di daerah penelitian. Proyeksi jumlah penduduk dilakukan dalam periode perencanaan 15-20 tahun. Pertumbuhan penduduk di masa depan tidak dapat diketahui secara pasti, namun dapat diperkirakan dengan metoda perhitungan statistik melalui pendekatan model-model proyeksi. Perhitungan statistik merupakan metode yang paling mendekati untuk memperkirakan jumlah penduduk di masa mendatang. Model proyeksi untuk memperkirakan pertumbuhan penduduk sangat beragam dan umumnya menggunakan suatu persamaan sebagai pendekatan. Model-model proyeksi yang akan digunakan pada penelitian ini diantaranya: model aritmatika, model geometri, dan model Least Square. Pemilihan model yang sesuai untuk memproyeksikan jumlah penduduk wilayah studi didasarkan pada perhitungan parameter simpangan baku/standar deviasi (SD), koefisien variansi (CV) dan koefisien korelasi (rxy) (Soleh., 2005) rumus simpangan baku yaitu:

Dimana: x = jumlah penduduk dan x1, x2, x3, …., xn = banyaknya penduduk tiap tahunnya

Untuk membandingkan lebih dari dua kelompok data, maka besaran yang akan digunakan untuk melihat sebaran data di sekitar pusat data adalah dengan menghitung nilai koefisien variansi. Koefisien variansi dapat memberikan informasi yang cukup baik untuk membandingkan kelompok data satu dengan yang lainnya walaupun satuannya berbeda. Nilai CV dapat dihitung melalui rumus (Soleh., 2005):

𝐶𝑉= 𝑆𝐷 / 𝑥̅

Dimana: SD = nilai simpangan baku/standar deviasi data, 𝑥̅ = nilai rata-rata data. Kedua parameter ini bernilai non negatif dengan keterangan sebagai berikut: SD = 0 atau CV = 0, berarti nilai data sama dengan rata-ratanya. Sehingga nilai semua data sama (homogen), SD atau CV bernilai kecil, berarti perbedaan harga data yang satu dengan yang lainnya kecil. Akibatnya semua data akan mengumpul di sekitar pusat data, dan SD atau CV bernilai besar, berarti paling sedikit ada satu data yang harganya berbeda jauh dengan data lainnya. Semakin besar nilai SD atau CV, berarti nilai datanya semakin heterogen.

Tahapan ketiga dalam pemilihan model yang sesuai untuk memproyeksikan jumlah penduduk wilayah studi akan didasarkan pada nilai koefisien korelasi. Koefisien korelasi adalah nilai yang menyatakan erat atau tidaknya hubungan antara jumlah penduduk ekisting dengan perkiraan jumlah penduduk ekisting menurut model proyeksinya. Koefisien korelasi yang disimbolkan “rxy”, dapat dihitung dengan rumus berikut:

Dimana: x = menyatakan data ekisting jumlah penduduk, y = menyatakan data ekisting jumlah penduduk menurut model proyeksinya n = menyatakan banyaknya data. Nilai rxy ini dinyatakan

(13)

Teknik Lingkungan | 6 sebagai -1≤ rxy ≤+1. Langkah untuk membaca besarnya derajat keeratan dari x dan y, terdapat dua hal yang harus diperhatikan, yakni: tanda dari nilai koefisien korelasi tersebut, positif atau negatif. Nilai koefisien korelasi akan negatif bila nilai x dan y berbanding terbalik dan nilai koefisien korelasi akan positif bila nilai x dan y berbanding lurus. Besarnya nilai koefisien korelasi. Untuk membaca nilai koefisien dapat digunakan klasifikasi hubungan statistika dua peubah menurut Guilford dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Klasifikasi Hubungan Statistika Dua Peubah Menurut Guilford Nilai Hubungan Statistika Dua Peubah Keterangan

< 0,2 Tidak terdapat hubungan antara dua peubah

antara 0,2 s/d 0,4 Hubungan kedua peubah lemah

antara 0,4 s/d 0,7 Hubungan kedua peubah sedang

antara 0,7 s/d 0,9 Hubungan kedua peubah kuat

antara 0,9 s/d 1 Hubungan kedua peubah sangat kuat

Sumber : Soleh, 2005

Proyeksi jumlah fasilitas umum diperkirakan dari hasil pembagian antara jumlah penduduk tahun hasil proyeksi dengan jumlah pelayanan tiap unit. Perkiraan jumlah fasilitas dilakukan setiap lima tahun dengan asumsi bahwa perkembangan kecamatan telah bertambah. Hasil perkiraan fasilitas ini digunakan untuk mengetahui besarnya kebutuhan air di setiap wilayah studi. Fasilitas umum yang terdapat di wilayah studi terdiri dari fasilitas pendidikan, fasilitas peribadatan, fasilitas perdagangan dan jasa, fasilitas kesehatan, dan fasilitas pemerintahan dan pelayanan umum. Tabel 3 menjabarkan standar proyeksi fasilitas umum yang digunakan dalam penelitian ini.

Tabel 3. Standar Fasilitas Umum

No Standar Jumlah

Penduduk/Unit No Standar Jumlah

Penduduk/Unit

1 TK 1.000 12 Posyandu 120.000

2 SD 6.000 13 Poliklinik+Apotek 2.500

3 Madrasah 6.000 14 Kantor 20.000

4 SMP 25.000 15 Pasar 30.000

5 SMA 30.000 16 Toko 120.000

6

Pondok

Pesantren 70.000 17 Bank Desa 120.000

7 Masjid 2.000 18 GOR 120.000

8 Mushola 2.000 19 Taman Terbuka 120.000

9 Gereja 2.000 20 Terminal 500.000

10 Vihara 2.500 21 Supermarket 120.000

11 Puskesmas 120.000

Sumber : Standar Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah (kimpraswil)

Rumus yang digunakan untuk perhitungan proyeksi fasilitas umum ialah sebagai berikut:

Fasilitas Umum (tahun) : 𝑆𝑒𝑙𝑖𝑠𝑖ℎ 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 1 𝑑𝑎𝑛 𝑘𝑒 2 𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 𝐾𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑎𝑖𝑟

Untuk memperkirakan kebutuhan air bersih maka jenis pelayanan air bersih yang akan direncanakan untuk wilayah studi ini yaitu kebutuhan domestik, kebutuhan non domestik, dan kebutuhan untuk fasilitas Kecamatan. Kebutuhan air bersih domestik adalah kebutuhan air untuk keperluan rumah tangga seperti memasak, mandi, cuci, kakus dan keperluan lainnya. Proyeksi kebutuhan air domestik

(14)

Teknik Lingkungan | 7 dapat dilayani dengan dua cara yaitu dengan sambungan langsung ke rumah penduduk (SR) dan melalui keran umum (HU) (Dept. PU Cipta Karya.,1998).

Tabel 4. Standar Perhitungan Kebutuhan Air

No Uraian

KATEGORI KOTA BERDASARKAN JUMLAH PENDUDUK (JIWA)

> 1.000.000 METRO

500.000 s/d 1.000.000

BESAR

100.000 s/d 500000 SEDANG

20,000 s/d 100000 KECIL

< 20,000 DESA

1

Konsumsi unit sambungan rumah (SR) l/o/h

190 170 150 130 30

2 Konsumsi unit Hidran

Umum (HU) l/o/h 30 30 30 30 30

3 Konsumsi unit Non

Domestik (%) 20-30 20-30 20-30 20-30 20-30

4 Kehilangan air (%) 20-30 20-30 20-30 20-30 20-30

5 Faktor maksimum Day 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1

6 Faktor Peak-Hour 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5

7 Jumlah jiwa per SR 5 5 6 6 10

8 Jumlah jiwa per HU 100 100 100 100-200 200

9 Sisa tekan di jaringan

distribusi (mka) 10 10 10 10 10

10 Jam Operasi 24 24 24 24 24

11 Volume reservoir (%)

(mak day demand) 20 20 20 20 20

12 SR : HU 50:50 s/d

80:20

50:50 s/d

80:20 80:20:00 70:30:00 70:30:00

13 Cakupan Pelayanan 90 90 90 90 70

Sumber : Dept. PU Cipta Karya, 1998

Perhitungan kebutuhan air bersih bagi penduduk 3 Kecamatan ini ditetapkan kebutuhan air domestik yang digunakan untuk SR sebesar 190 liter/orang/hari sedangkan untuk pengguna HU ditetapkan 30 liter/orang/hari.

Kebutuhan non domestik adalah kebutuhan air untuk keperluan sosial, seperti sekolah, tempat ibadah, rumah sakit dan untuk keperluan komersil seperti hotel, pelayanan jasa umum seperti stasiun dan terminal (Dept. PU Cipta Karya tahun, 1998). Proyeksi kebutuhan non domestik di 3 Kecamatan di Kabupaten Cilacap meliputi fasilitas pendididikan, fasilitas peribadatan, fasilitas perdagangan dan jasa, fasilitas kesehatan, serta fasilitas pemerintahan dan pelayanan umum. Rumus yang digunakan untuk perhitungan proyeksi kebutuhan air non domestik untuk fasilitas pendidikan, fasilitas kesehatan, fasilitas peribadatan, fasilitas perekonomian dan fasilitas perkantoran adalah sebagai berikut:

Fasilitas :

𝑙

𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 𝐾𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 ( 𝑜 )𝑥 %𝑃𝑒𝑙𝑎𝑦𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑥 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐹𝑎𝑠𝑖𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠 (𝑢𝑛𝑖𝑡)

86400 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘

3. Hasil dan Pembahasan

Secara geografis wilayah kecamatan yang menjadi lokasi rencana kegiatan terletak di bagian Barat Kabupaten Cilacap Provinsi Jawa Tengah. Secara umum penggunaan lahan di wilayah lokasi rencana kegiatan terbagi menjadi 2 yaitu tanah sawah dan tanah kering. Jumlah penduduk di lokasi rencana

(15)

Teknik Lingkungan | 8 kegiatan berdasarkan data Kecamatan dalam Angka Tahun 2016 keseluruhan adalah 32.634 jiwa yang terdiri dari 16.365 laki-laki dan 16.269 perempuan. Gambar 1 menyajikan lokasi kegiatan.

Gambar 1. Lokasi Kegiatan

Berdasarkan hasil analisis statistik metode Geometri merupakan metode terbaik karena di tinjau dari standar deviasi dan koefisien variansi memiliki nilai yang paling kecil, berarti perbedaan harga data yang satu dengan yang lainnya kecil. Maka model proyeksi Geometri adalah model proyeksi yang tepat dalam memperkirakan jumlah penduduk pada masa yang akan datang di Kecamatan yang sedang berkembang.

Menurut Departemen Pekerjaan Umum Cipta Karya tahun 1998, kebutuhan air bersih ditentukan berdasarkan penduduk yang dilayani, pemakaian air per hari dan kebutuhan non domestik. Selain itu dalam memperkirakan kebutuhan air bersih, ada beberapa faktor yang harus diperhatikan antara lain:

pertambahan jumlah penduduk, tingkat sosial ekonomi penduduk, keadaan iklim daerah setempat, dan rencana daerah pelayanan dan perluasannya

Perhitungan kebutuhan air juga memperhitungkan tingkat kehilangan air yang dimaksud adalah kehilangan yang disebabkan karena adanya sambungan ilegal dan kebocoran dalam jaringan sistem distribusi perpipaan secara teknis yakni adanya pencurian air dengan cara membuat jalur baru tanpa sepengetahuan maupun secara non teknis.. Tingkat kehilangan air dalam perencanaan ini mencapai 20

% pada akhir periode perencanaan.

Pemakaian air mengalami fluktuasi terhadap waktu. Fluktuasi kebutuhan air ini disebabkan karena adanya pemakaian air yang tidak tetap setiap satuan waktu. Terdapat dua macam fluktuasi pemakaian air, yaitu: fluktuasi dari hari ke hari dalam setahun dan fluktuasi dari jam ke jam dalam sehari. Pada fluktuasi ini terdapat faktor hari maksimum (fm). Pemakaian hari maksimum adalah pemakaian air maksimum yang terjadi pada satu hari dalam satu tahun. Kebutuhan air pada hari maksimum digunakan sebagai dasar perencanaan menghitung kapasitas reservoir distribusi yang dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu (Chatib., 1997).

1.

Tingkat ekonomi masyarakat, berpengaruh terhadap pola penggunaan air. Semakin tinggi tingkat ekonomi masyarakat, pemakaian air juga semakin besar.

2.

Kondisi sosial budaya yang beraneka ragam yang berarti terdapat beberapa macam upacara adat, keagamaan atau hari besar, dapat menyebabkan pemakaian air yang semakin meningkat.

3.

Iklim, pada musim panas, pemakaian air akan lebih banyak dibandingkan pada musim dingin.
(16)

Teknik Lingkungan | 9 Pemakaian air pada daerah empat musim lebih banyak dibandingkan pada daerah beriklim tropis karena pada iklim tropis temperatur dari hari ke hari selama satu tahun tidak terlalu jauh berbeda.

Dalam menghitung kebutuhan air maksimum dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut ini (Dept. PU Cipta Karya, 1998):

Qm= Qrxfm

Dimana : Qm adalah kebutuhan air pada hari maksimum (L/detik), Qr adalah kebutuhan air rata-rata (L/detik), dan fm adalah faktor hari maksimum; besarnya fm disajikan pada Tabel 5.

Tabel 5. Kriteria Faktor Hari Maksimum (fm)

No Sumber fm fp

1 Petunjuk Perencanaan Teknis Air Bersih, Direktorat Jendral

Cipta Karya, Dept. Pekerjaan Umum 1,1 1,5

2 Materi Perkuliahan Benny Chatib 1,1-1,7 1,5-3,0

3 Water Supply Engineering Design, M. Anis Al-Layla, Samin

Ahmad, and E. Joe Middlebrooks 1,2-2,0 2-3

Pada perencanaan ini, besarnya faktor hari maksimum pada awal tahun perencanaan hingga akhir perencanaan tetap sebesar 1,1. Pada fluktuasi ini terdapat faktor jam puncak (fp). Pemakaian jam puncak adalah pemakaian maksimum pada jam tertentu dalam satu hari. Faktor jam puncak dipengaruhi oleh:

1.

Jumlah penduduk, semakin banyak jumlah penduduk pada suatu Kecamatan, kegiatan penduduknya semakin beragam. Dengan bertambahnya kegiatan penduduk maka faktor jam puncak semakin kecil.

2.

Perkembangan Kecamatan, terutama perkembangan di sektor industri, mempengaruhi fluktuasi pemakaian air. Pada sektor industri pemakaian air tidak terbatas pada jam tertentu saja. Kegiatan industri, baik siang maupun malam ada yang memerlukan air bersih.

Perhitungan kebutuhan air pada jam puncak dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut ini (Dept. PU Cipta Karya, 1998): Qp= Qrxfp

Dimana: Qp= kebutuhan air pada jam puncak (L/detik), Qr= kebutuhan air rata-rata (L/detik), dan fp=

faktor jam puncak; besarnya fp disajikan pada Tabel 5.

Pada perencanaan ini, besarnya faktor jam puncak pada awal periode perencanaan hingga akhir periode perencanaan adalah sebesar 1,5. Dari hasil perhitungan proyeksi kebutuhan air minum domestik dan non domestik di 3 Kecamatan yaitu Kecamatan Bantarsari, Gandrungmangu, dan Karangpucung, faktor kehilangan air, faktor hari maksimum, serta faktor jam puncak, maka diperoleh rekapitulasi kebutuhan air minum dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Rekapitulasi Proyeksi Kebutuhan Air Bersih

No. Deskripsi Satuan Eksisting Tahun

2016 2021 2026 2031 2036

1 Jumlah Penduduk Total jiwa 250.475 256.051 261.750 267.576 273.532

2 Tingkat Pelayanan % 90 90 90 90 90

jiwa 225.428 230.445 235.575 240.819 246.179 3 Domestik

- Pelayanan SR % 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8

jiwa 180.342 184.356 188.460 192.655 196.943

jiwa/sambungan 5 5 5 5 5

jumlah sambungan 36.068 36.871 37.692 38.531 39.389

- Konsumsi Air SR liter/orang/hari 190 190 190 190 190

(17)

Teknik Lingkungan | 10

No. Deskripsi Satuan Eksisting Tahun

2016 2021 2026 2031 2036 liter/detik 79,32 81,08 82,89 84,73 86,62

- Pelayanan HU % 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2

jiwa 45.086 46.089 47.115 48.164 49.236

jiwa/HU 100 100 100 100 100

Jumlah HU 451 461 471 482 492

- Konsumsi Air HU liter/orang/hari 30 30 30 30 30

liter/detik 0,16 0,16 0,16 0,17 0,17

4 Total Domestik jumlah sambungan 36.519 37.332 38.163 39.013 39.881

liter/detik 79,47 81,24 83,05 84,90 86,79 5 Non Domestik

- Jumlah Unit Fasilitas Peribadatan

Masjid

unit

287 290 293 296 299

Gereja 23 26 29 32 35

Mushola 1.050 1.053 1.056 1.059 1.062

Fasilitas Pendidikan

TK 70 76 81 87 93

SD 179 180 181 182 183

SMP 40 40 40 41 41

SMA 12 12 12 13 13

SMK 6 6 6 7 7

Fasilitas Kesehatan

Puskesmas 5 5 5 5 5

PKD 29 31 34 36 38

Postu 11 11 11 11 11

Fasilitas

Perdagangan Pasar 10 10 10 11 11

Fasilitas Jasa Kantor Pos 3 3 4 4 4

- Kebutuhan Air

Fasilitas Peribadatan

Masjid

liter/detik

16,61 16,77 16,94 17,10 17,28

Gereja 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

Mushola 48,61 48,74 48,87 49,01 49,14

Fasilitas Pendidikan

TK 0,49 0,52 0,56 0,60 0,65

SD 4,14 4,17 4,19 4,21 4,23

SMP 1,85 1,86 1,87 1,88 1,89

SMA 0,56 0,56 0,57 0,58 0,59

SMK 0,28 0,29 0,30 0,30 0,31

Fasilitas Kesehatan

Puskesmas 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05

PKD 0,17 0,18 0,19 0,21 0,22

Postu 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10

Fasilitas

Perdagangan Pasar 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02

Fasilitas Jasa Kantor Pos 0,07 0,08 0,08 0,09 0,10

Total Non Domestik liter/detik 72,95 73,35 73,75 74,17 74,60

6 Total Kebutuhan Air

(D+ND) liter/detik

152,42 154,59 156,80 159,07 161,39

7 Kehilangan Air % 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2

liter/detik 30,48 30,92 31,36 31,81 32,28 - Kebutuhan rata-rata liter/detik 103,43 104,26 105,11 105,98 106,87

- Kebutuhan

Maksimum faktor (peak day)

1,1 1,1 1,1 1,1 1,1

liter/detik 113,77 114,69 115,63 116,58 117,56

- Kebutuhan Jam

Puncak faktor (peak hours)

1,5 1,5 1,5 1,5 1,5

(18)

Teknik Lingkungan | 11

No. Deskripsi Satuan Eksisting Tahun

2016 2021 2026 2031 2036 liter/detik 155,14 156,39 157,67 158,98 160,31 Sumber : hasil perhitungan 2017

Berdasarkan hasil perhitungan kebutuhan air untuk memenuhi 3 kecamatan di daerah penelitian sampai tahun 2036 sebesar 160,31 Liter/detik. Sumber air baku yang akan dipergunakan yaitu Sungai Citanduy.

Saat ini selain sebagai sumber air baku Sungai Citanduy juga merupakan sumber air irigasi untuk daerah Lakbok Selatan, Sidareja, dan Cihaur. Tabel 7 menyajikan kuantitas air Sungai Citanduy. Gambar 2 menjabarkan debit Sungai Citanduy di lokasi intake.

Tabel 7. Kuantitas air Sugai Citanduy di Intake Manganti

Tanggal

Debit Lewat Bendung m3/detik

Debit Pengaliran m3/detik Debit Sungai yang

tersedia (m3/detik) Lakbok

Selatan Sidareja Cihaur PDAM Jabar

PDAM

Jateng Total

1 147,35 2,62 1,48 2,75 0,08 0,06 6,99 154,34

2 150,34 2,40 2,07 3,27 0,08 0,06 7,88 158,22

3 126,18 2,30 1,83 3,31 0,08 0,06 7,58 133,76

4 121,85 2,37 1,89 3,77 0,08 0,06 8,17 130,03

5 143,15 2,52 1,92 2,89 0,08 0,06 7,47 150,62

6 137,74 2,69 2,13 2,72 0,08 0,06 7,68 145,41

7 151,72 2,43 2,15 3,01 0,08 0,06 7,72 159,44

8 211,90 2,49 2,02 3,03 0,08 0,06 7,68 219,58

9 198,91 2,27 1,46 2,55 0,08 0,06 6,42 205,33

10 232,95 2,07 0,73 2,35 0,08 0,06 5,29 238,25

11 199,49 1,93 0,56 2,35 0,08 0,06 4,98 204,46

12 232,91 1,93 0,77 2,29 0,08 0,06 5,13 238,04

13 205,84 1,61 0,77 2,29 0,08 0,06 4,82 210,66

14 183,95 1,64 0,37 1,67 0,08 0,06 3,82 187,77

15 158,16 1,71 0,53 1,67 0,08 0,06 4,05 162,21

16 213,43 1,69 0,70 1,98 0,08 0,06 4,50 217,94

17 216,87 1,59 0,99 1,98 0,08 0,06 4,63 221,50

18 161,48 1,66 1,11 2,36 0,08 0,06 5,27 166,75

19 136,98 1,51 0,71 1,25 0,08 0,06 3,60 140,58

20 117,93 1,51 0,92 1,88 0,08 0,06 4,44 122,36

21 145,25 1,78 0,69 1,67 0,08 0,06 4,28 149,52

22 141,50 2,00 0,27 1,06 0,08 0,06 3,46 144,96

23 181,41 2,04 0,20 0,82 0,08 0,06 3,19 184,61

24 180,90 2,17 0,89 1,27 0,08 0,06 4,46 185,37

25 182,75 2,07 0,83 1,24 0,08 0,06 4,27 187,02

26 179,94 2,35 0,87 1,25 0,08 0,06 4,60 184,54

27 191,32 2,40 0,89 1,40 0,08 0,06 4,83 196,15

28 223,95 2,43 0,68 1,54 0,08 0,06 4,79 228,74

29 206,21 2,43 0,97 1,75 0,08 0,06 5,28 211,49

30 156,09 2,19 0,97 1,75 0,07 0,06 5,03 161,11

31 1,78 0,97 2,16 0,05 0,04 4,99 100,69

Jumlah 174,61 2,08 1,07 2,11 0,08 0,06 5,40 177,47

Sumber: Balai Besar Wilayah Sungai Citanduy, 2017

(19)

Teknik Lingkungan | 12 Gambar 2. Debit Sungai Citanduy di Lokasi Intake

Sumber: Balai Besar Wilayah Sungai Citanduy, 2017

Berdasarkan hasil analisis seperti yang ditunjukkan pada Tabel 8 menunjukkan bahwa beberapa parameter telah melewati baku mutu lingkungan yang ditetapkan berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Cilacap Nomor 27 Tahun 2003 kelas I tentang Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air. Dapat dilihat pada Tabel 2.17 di bawah ini.

Tabel 8. Hasil Pengukuran Kualitas Air Sungai Citanduy

No. Parameter Satuan Baku Mutu Hasil Pengujian

S1 S2

FISIKA

1 Residu terlarut (TDS) mg/L 1.000 99 106

2 Residu tersuspensi (TSS) mg/L 50 12 6

3 Suhu oC deviasi 3 29,6 29,6

KIMIA ANORGANIK

1. pH - 6,0 - 9,0 7,59 7,62

2. BOD5 mg/L 2 14,75 12,35

3. COD mg/L 10 25,3 18,97

4. DO mg/L 6 6,9 6,8

5. Flourida (F) mg/L 0,5 0,16 0,15

6. Cadmium (Cd) mg/L 0,01 <0,01 <0,01

7. Klorin Bebas mg/L 0,03 <0,02 0,07

8. Kobalt (Co) mg/L 0,2 <0,061 <0,061

9. Krom Heksavalen (Cr-VI) mg/L 0,05 <0,004 <0,004

10. Nitrit (NO2-N) mg/L 0,06 0,006 0,006

11. Seng (Zn) mg/L 0,05 <0,02 <0,02

12. Tembaga (Cu) mg/L 0,02 <0,077 <0,077

13. Timbal (Pb) mg/L 0,03 <0,291 <0,291

KIMIA ORGANIK

1 Minyak dan Lemak mg/L 1 2,4 2,4

2 Detergen sebagai MBAS mg/L 0,2 <0,2 <0,2

(20)

Teknik Lingkungan | 13

No. Parameter Satuan Baku Mutu Hasil Pengujian

S1 S2

MIKROBIOLOGI

1 Fecal Coliform Jml/100ml 100 1.390 720

2 Total Coliform Jml/100ml 1.000 1.390 720

Keterangan: Baku mutu mengacu pada Perda Kab. Cilacap No. 27 Tahun 2003 Kelas I, S1: Sebelum Rencana Intake = S 07’26’44,3’’ E 108’43’13,5’’ S2: Setelah Rencana Intake = S 07’26’43,2’’ E 108’43’14,6’’, warna hiujau tidak memenuhi bakumutu

Gambar 3 sampai dengan 7 menyajikan profil parameter yang tidak memenuhi bakumutu yaitu BOD, COD, Minyak dan Lemak, Fecal coliform, serta Total coliform.

Gambar 3. Profil BOD di Sungai Citanduy Gambar 4. Profil COD di Sungai Citanduy

Gambar 5. Profil Minyak dan Lemak di Sungai Citanduy

Gambar 6. Profil Fecal Coliform di Sungai Citanduy

Gambar 7. Profil Total Coliform di Sungai Citanduy

4. Kesimpulan

Air Sungai Citanduy tidak memenuhi baku mutu berdasarkan Perda Kab. Cilacap No. 27 Tahun 2003 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air peruntukan Kelas I air baku air minum. Parameter yang tidak memenuhi bakumutu yaitu BOD, DO, minyak dan lemak, total Coliform, dan fecal Coliform. Hal tersebut menunjukkan bahwa air Sungai Citanduy telah tercemar oleh limbah domestik, diperlukan pengolahan terlebih dahulu sebelum air dipergunakan untuk

(21)

Teknik Lingkungan | 14 kebutuhan sehari-hari. Kebutuhan air di 3 kelurahan yaitu Kecamatan yaitu Karangpucung, Gandrungmangu dan Bantarsari sampai tahun 2036 sebesar 160,31 Liter/detik. Ditinjau dari segi kuantitas debit air Sungai Citanduy masih memenuhi kebutuhan karena sampai saat ini debit yang ada mencapai 177,47 m3/detik.

Daftar Pustaka

[1] Anonim, 2016, Kabupaten Cilacap Dalam Angka, tahun 2016, BPS Kabupaten Cilacap.

[2] Anonim, 2011, Peraturan Daerah No 09 tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Cilacap Tahun 2011-2031. Bappeda, Kabupaten Cilacap.

[3] Anonim.2008a. BSN kumpulan SNI 57, 58 dan 59 tentang Metode Sampling Air Permukaan, Air Tanah Dan Air Limbah.

[4] Anonim, 1998 Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. Kep 02/MENKLH/I/1988, tentang Pedoman Penetapan Baku Mutu Lingkungan. Jakarta

[5] Perda Kab. Cilacap No. 27 Tahun 2003 Kelas I tentang Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air

(22)

Teknik Lingkungan | 15

Gambar

Tabel 1. Parameter dan Metode Analisis Kualitas Air
Tabel 2. Klasifikasi Hubungan Statistika Dua Peubah Menurut Guilford  Nilai Hubungan Statistika Dua Peubah  Keterangan
Tabel 3. Standar Fasilitas Umum
Tabel 4. Standar Perhitungan Kebutuhan Air
+7

Referensi

Dokumen terkait

Aplikasi yang pertama adalah Aplikasi Data Monografi kependudukan yang berfungsi untuk mengelola data karakteristik penduduk yang tinggal kelurahan dan wilayah

Cluster pertama merupakan kelompok dimana penduduk yang tidak/belum pernah sekolah relatif sedang, tidak tamat SD relatif tinggi, tamat SD/MI relatif tinggi, tamat

Nilai koefisien transmision loss untuk mengetahui seberapa besar pengurangan suara yang dapat dilakukan oleh komposit berbahan dasar serat sabut kelapa dan alumunium hollow

Parameter yang dibutuhkan untuk mengkaji sistem penyaliran tambang inpit dump 71 dan pit 71N yaitu curah hujan rata-rata maksimum sebesar 107,29 mm, curah hujan rencana

Analisis yang dilakukan pada percobaan meliputi:Analisis kadar selulosa bahan baku, analisis kadar air, analisis kadar α-selulosa hasil pre-treatment, analisis

Hasil penelitian penyambungan aluminium dengan metode friction welding menjelaskan bahwa parameter tersebut secara berurutan yang mempengaruhi nilai kekuatan tarik adalah (i)

PROSIDING SEMINAR NASIONAL XI Rekayasa dan Aplikasi Teknik Mesin di Industri Itenas, Bandung, 20 Desember

Pengeringan eceng gondok sebagai bahan baku dalam proses pembuatan anyaman tas ataupun sandal masih dilakukan secara tradisional dimana masih menggunakan panas matahari sebagai