• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prosiding SNST Fakultas Teknik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Prosiding SNST Fakultas Teknik"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

Unduh (https://media.neliti.com/media/publications/176527-ID-none.pdf) Tri Ginanjar Laksana • Swarna Jakti, Bodhi Waluyo. Pembelajaran Sistem Tertanam berdasarkan proyek menggunakan Arduino Mega2560. https://www.neliti.com/publications/176559/learning-embedded-system-based-project-using-arduino-mega2560). 14.10.2020 Seminar Nasional Sains dan Teknologi Fakultas Teknik UNWAHAS (SNST). https://www.neliti.com/conferences/snst 3/6.

Unduh (https://media.neliti.com/media/publications/176471-ID-measurement-cacat-warpage-pada-product-pla.pdf). Sistem pendukung keputusan manajemen pemasok menggunakan metode proses hierarki analitik (Ahp) dan teknik untuk referensi lain berdasarkan kesamaan solusi ideal (Topsis). https://www.neliti.com/publications/176487/sistem-pensupport-kekapalan-vendor-management-gunakana-methode-analytical-hyrar). Unduh (https://media.neliti.com/media/publications/176487-ID-none.pdf) Anggita Putri Pratama • Gunawan Abdillah • Faiza Renaldi.

Unduh (https://media.neliti.com/media/publications/176521-ID- tentang nilai-ec-gi-dan-dom-pada-pene.pdf). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Usaha Kecil Menengah (UKM) dengan Metode Structural Equation Modeling (Studi Kasus UKM Berbasis Industri Kreatif di Kota Semarang) (https://www.neliti.com/publications/176529/analisis -faktor -yang-mempengaruhi-kinerja- 14/10/2020 Seminar Nasional Sains dan Teknologi Fakultas Teknik UNWAHAS (SNST).. https://www.neliti.com/conferences/snst 5/6 .small-and -medium -ukuran-bisnis- ukm-de).

Unduh (https://media.neliti.com/media/publications/176535-ID-analisis-postur-pekerja-batik-dengan-men.pdf). Unduh (https://media.neliti.com/media/publications/176606-ID-comparison-algorithm-ood-and-dji.pdf). Unduh (https://media.neliti.com/media/publications/176448-ID-none.pdf) Nasrullah Nasrullah • Muhamad Haddin • Supari Supari.

PENDAHULUAN

KARAKTERISTIK BIOPLASTIS BERBASIS RUMPUT LAUT YANG DIMODIFIKASI DENGAN MONOGLYCERIDE MINYAK JAGUNG Benedicta Putri Permatasari*, Gabriel Aldisa Bayu Santosa, Indah Kristiana dan Sri Sutanti. Pada penelitian ini bioplastik dibuat dari rumput laut dan tapioka dengan penambahan monogliserida. Variabel tetapnya adalah ampas rumput laut 30 g, suspensi tapioka 2 g tapioka dalam 100 ml aquades, suhu proses pembuatan bioplastik 70oC, waktu pencampuran 30 menit, waktu degassing 10 menit, bioplastik suhu pengeringan dalam oven 50 – 60oC, dan waktu pengeringan bioplastik 36 jam.

Pengujian sifat bioplastik yang dihasilkan meliputi ketebalan bioplastik, ketahanan bioplastik terhadap air, dan morfologi bioplastik. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh monogliserida minyak jagung terhadap karakteristik bioplastik yaitu semakin banyak monogliserida yang ditambahkan, ketebalan bioplastik semakin meningkat, ketahanan bioplastik terhadap air juga meningkat, dan morfologi permukaan bioplastik menjadi lebih rata. mulus.

METODOLOGI 1 Bahan dan Alat

Prosedur Penelitian

  • Pembuatan monogliserida dari minyak jagung (mengacu penelitian Prakoso dan Sakanti, 2007)
  • Pembuatan bioplastik (mengacu penelitian Zulferiyenni dan Sari, 2014)

HASIL DAN PEMBAHASAN 1 Hasil Penelitian

Ketebalan

Adonan (slurry) bioplastik bebas monogliserida pada penelitian ini cukup kental sehingga memerlukan waktu agak lama untuk mengembang saat adonan dituangkan ke dalam cetakan. Sedangkan campuran (kekentalan) bioplastik modifikasi monogliserida dibuat lebih encer agar mudah menyebar saat dituangkan ke dalam cetakan, dan bioplastik yang dihasilkan mempunyai ketebalan yang lebih kecil.

Ketahanan air

Morfologi

Sedangkan bioplastik yang dimodifikasi dengan monogliserida minyak jagung memiliki permukaan yang lebih datar dan lubang yang lebih sedikit.

KESIMPULAN

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan pemanfaatan limbah sabut kelapa sebagai bahan campuran bahan bakar solar. Minyak hasil pirolisis cangkang sawit sebagian besar berada pada suhu 450OC, pada suhu dibawah 450OC proses perengkahan tidak berlangsung sempurna, namun lebih ke arah karbonisasi dibandingkan dengan suhu rektor diatas 450OC. Penggunaan minyak cangkang sawit pirolisis sebagai campuran bahan bakar solar tidak mengalami kendala pada pengujian bahan bakar solar yang dilakukan dan mampu menyala dengan baik.

Campuran minyak sawit dan solar memiliki performa yang baik dan terbukti membuat solar terbakar lebih lama dibandingkan menggunakan solar murni. Jika ingin rpm tinggi, gunakan persentase volume campuran 10% minyak sawit dan 90% solar. Konsumsi bahan bakar paling irit dengan persentase volume campuran 50% minyak sawit dan 50% solar.

Bahan bakar fosil ini digunakan hampir di semua sektor kehidupan manusia, sehingga konsumsi energi semakin meningkat dari tahun ke tahun, dan kebutuhan akan bahan bakar fosil sejalan dengan peningkatan jumlah penduduk dari tahun ke tahun. Di sisi lain, menipisnya cadangan energi fosil dan meningkatnya kerusakan lingkungan akibat penggunaan energi fosil menjadi ancaman. Salah satu sumber energi terbarukan yang saat ini banyak mendapat perhatian di banyak negara adalah biomassa.

Pada industri pengolahan kelapa sawit atau CPO (Crude Paim Oil) akan diperoleh limbah industri (Purwanto, 2011). Limbah industri kelapa sawit merupakan sisa-sisa tanaman kelapa sawit yang tidak termasuk dalam produk utama atau merupakan hasil samping dari proses pengolahan kelapa sawit. Salah satu limbah industri kelapa sawit adalah cangkang sawit yang belum dimanfaatkan secara optimal (Elykurniati, 2011).

Cara termudah untuk mengubah limbah biomassa cangkang sawit menjadi energi adalah dengan membakarnya secara langsung sehingga menghasilkan karbon aktif. Menjadikan limbah cangkang sawit sebagai salah satu bahan yang ideal untuk diolah menjadi minyak sebagai energi terbarukan. Penelitian ini lebih fokus pada pirolisis sabut kelapa sawit menjadi minyak sebagai campuran bahan bakar solar dengan perubahan suhu, kemudian dilakukan pengujian sifat-sifat minyak tersebut.

METODOLOGI 1 Tempat Pengujian

Alat Dan Bahan Yang Digunakan

Nilai kalor yang terkandung dalam arang relatif rendah, sehingga pirolisis dapat digunakan untuk meningkatkan nilai kalor. Dari proses pirolisis dapat dihasilkan asap cair atau bio-oil dan arang yang dapat dimanfaatkan dan bernilai ekonomis. Pada proses pirolisis ini bahan baku berupa sampah organik (biomassa) akan dipecah menjadi arang, asap cair dan syngas.

Oleh karena itu, diperlukan penelitian lebih lanjut untuk menjadikan limbah ini menjadi sumber daya yang memiliki manfaat dan nilai ekonomi dengan memanfaatkannya sebagai minyak.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Temperatur reaktor merupakan parameter yang sangat penting terhadap hasil pirolisis cangkang sawit, khususnya minyak yang dihasilkan. Viskositas minyak hasil pirolisis cangkang sawit pada suhu reaktor 450oC sebesar 3,89 mm2/detik, angka ini mendekati kekentalan minyak solar yang maksimal sebesar 4,5 mm2/detik. Pengujian bahan bakar campuran menunjukkan bahwa hasil pengujian yang dilakukan pada bahan bakar solar dengan mencampurkan minyak sawit dan solar menunjukkan grafik bahwa semakin besar persentase volume campuran maka waktu konsumsi bahan bakar akan semakin lama, kecuali pada persentase volume campuran sebesar 30%. minyak cangkang Minyak kelapa sawit.

Hasil pengujian campuran cangkang sawit dan solar dengan volume pengujian 50 ml. Sedangkan waktu penyalaan terpendek pada pengujian 1 persentase volume campuran bahan bakar minyak inti sawit 30% dengan bahan bakar solar 70% selama 6 menit 31 detik, lebih lama dibandingkan bahan bakar solar murni dengan waktu penyalaan 6 menit 30 detik. kemudian campuran yang mengandung cangkang sawit dan solar pembakaran dengan persentase volume campuran kinerja yang baik persentase volume campuran 50% minyak sawit dan 50% solar terbukti membuat solar terbakar lebih lama dibandingkan menggunakan solar murni. Pada proses pirolisis pemanfaatan limbah cangkang sawit sebagai bahan campuran solar, penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut: Minyak yang dihasilkan dari pirolisis cangkang sawit sebagian besar berada pada suhu 450 oC, suhu dibawah 450oC, proses perengkahan tidak memakan waktu lama. tempat tidak. sempurna tetapi lebih banyak setelah karbonisasi dibandingkan dengan suhu rektor di atas 450oC.

Ibrahim, Darwin Harun, Muammar Saputra, 2015, Analisa Pengujian Nilai Kalor Limbah Padat Kelapa Sawit PT.Syaukath Sejahtera Untuk Bahan Bakar Boiler, Jurnal Teknik Mesin Unsiyah. Oleh karena itu, diperlukan terobosan baru dalam pemanfaatan ampas pisang sebagai bahan penguat komposit serat alam. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengaruh sifat mekanik serat limbah pisang terhadap material komposit ramah lingkungan.

Nilai energi serapan dan ketangguhan impak optimum komposit pisang bertulang penyerap diperoleh pada komposit dengan fraksi volume serat 60% sebesar 28,983 J dengan nilai ketangguhan impak sebesar 0,714 J/mm2. Tanaman pisang merupakan salah satu jenis tanaman buah yang bergerombol dan dipanen secara terus menerus. Pisang dipanen berdasarkan tandannya dan kulit pisang menjadi sampah organik setelah dipanen yang masih jarang dimanfaatkan oleh masyarakat. Berdasarkan data tersebut terlihat bahwa produksi pisang yang tinggi setiap tahunnya menyebabkan peningkatan jumlah limbah dari pohon pisang.

Bahan penyusun dari pohon pisang yaitu berupa serat pohon pisang yang akan digunakan untuk pembuatan komposit.Teknologi pemanfaatan komposit saat ini sedang dikembangkan pada industri otomotif, penerbangan, kelautan dan konstruksi. Hasil pengujian menunjukkan bahwa sifat mekanik kuat tarik dapat ditingkatkan dengan perlakuan dengan kadar NaOH 5% selama 2 jam yaitu sebesar 35,404 MPa. Penelitian yang dilakukan oleh Hastuti dkk (2019) pada komposit perkuatan ijuk dengan cara merendam ijuk menggunakan NaOH 10% selama 2 jam, kemudian dibentuk menjadi komposit dengan variasi dan fraksi volume 40% matriks ijuk UPRS menunjukkan hasil kekuatan tarik yang optimal. . sebesar 26,764 N/mm2.

Tabel 1. Ultimate dan proximate cangkang kelapa sawit  Ultimate Analysis
Tabel 1. Ultimate dan proximate cangkang kelapa sawit Ultimate Analysis

METODOLOGI Tahapan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis kekuatan lentur, energi serapan dan ketangguhan impak komposit bertulang serat pisang dengan fraksi volume serat 10%, 30% dan 60%. Benda uji tumbukan dengan variasi fraksi volume serat 10%, 30%, dan 60% disajikan berurutan dari kiri ke kanan sesuai Gambar 2. Setelah seluruh benda uji lentur dibuat, dilakukan pengujian lentur dan dengan nilai kekuatan lentur rata-rata dianalisis sesuai ke tabel 2.

Berdasarkan Tabel 2 terlihat bahwa nilai kuat lentur komposit bertulang serat pohon pisang paling rendah diperoleh pada komposit dengan perkuatan serat pohon pisang 10%. Selanjutnya pada komposit bertulang serat pohon pisang 30% nilai kuat lenturnya meningkat menjadi 117,398 N/mm2, namun pada komposit diperkuat serat pohon pisang 60% nilai kekuatannya malah menurun menjadi 111,294 N/mm2. Penurunan kekuatan komposit dengan fraksi volume serat pohon pisang 60% menunjukkan matriks tidak sempurna dalam ikatan serat sehingga sebagian serat mengalami distorsi yang menyebabkan kuat lentur menjadi rendah.

Berdasarkan Tabel 3 terlihat bahwa komposit dengan perkuatan serat pisang 10% mempunyai nilai energi serapan sebesar 3,163 J dengan nilai ketangguhan impak sebesar 0,072 J/mm2. Meningkatkan fraksi volume serat juga dapat meningkatkan energi penyerapan dan ketangguhan impak komposit. Peningkatan nilai energi serapan dan ketangguhan impak pada komposit ini juga disebabkan oleh semakin banyaknya serat yang berkontribusi dalam menahan beban kejut.

Selanjutnya energi serapan dan ketangguhan impak komposit bertulang serat pohon pisang 10%, 30% dan 60% disajikan pada Gambar 4. Hasil uji impak menunjukkan bahwa semakin besar fraksi kaki serat maka energi serapan dan ketangguhan impak semakin besar.

Gambar 1. Spesimen Uji Bending Komposit Berpenguat Serat Pohon Pisang
Gambar 1. Spesimen Uji Bending Komposit Berpenguat Serat Pohon Pisang

Gambar

Gambar 1. Grafik hasil uji ketebalan bioplastik dengan variasi (%) monogliserida Dari grafik terlihat bahwa bioplastik tanpa modifikasi dengan monogliserida minyak jagung menunjukkan  ketebalan  0,022  mm
Gambar 2. Grafik uji ketahanan bioplastik terhadap air dengan variasi (%) monogliserida
Gambar 3. Hasil uji morfologi bioplastik dengan variasi monogliserida (a: 0%; b: 0,4%; c: 0,8%)
Gambar 1. reaktor pirolisis  2.3 Diagram alir pengujian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Aksi untuk mengurangi pengalihan emisi emission displacement Kriteria Indikator Alat Penilai Pelaksanaan Safeguards APPS 7.1 Sesuai dengan skala dan konteks, kegiatan REDD+ harus