• Tidak ada hasil yang ditemukan

PT. PLN (PERSERO) WILAYAH SULSELRABAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PT. PLN (PERSERO) WILAYAH SULSELRABAR "

Copied!
110
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Sumber daya manusia dipandang sebagai aset penting perusahaan karena manusia merupakan sumber daya yang dinamis dan selalu dibutuhkan dalam setiap proses produksi barang dan jasa. Manusia merupakan sumber daya yang sangat penting dalam industri dan organisasi, oleh karena itu pengelolaan sumber daya meliputi penyediaan tenaga kerja yang berkualitas, menjaga kualitas dan pengendalian biaya tenaga kerja.

Rumusan Masalah

Yang terpenting disini adalah kualitas sumber daya manusia yang diterima sesuai dengan kebutuhan tugas yang akan dilaksanakan. Fungsi pengembangan (development function) merupakan fungsi yang berupaya mengembangkan kualitas sumber daya manusia yang telah diterima.

Tujuan Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian Dan Konsep MSDM

  • Pengertian manajemen sumber daya manusia
  • Fungsi manajemen sumber daya manusia

Defenisi Dan Konsep Kompensasi

  • Defenisi Kompensasi
  • Jenis-Jenis Kompensasi
  • Faktor-Faktor Dalam Menentukan Pemberian Kompensasi
  • Indikator-Indikator Kompensasi

Kompensasi Y adalah segala bentuk penghargaan yang diberikan kepada pegawai sebagai imbalan atas kontribusi yang diberikannya kepada organisasi. Handoko Kompensasi tidak langsung merupakan kompensasi atau tunjangan tambahan yang diberikan kepada karyawan berdasarkan kemampuan perusahaan.

Pengertian Dan Konsep Loyalitas

  • Pengertian Loyalitas
  • Jenis –Jenis Loyalitas
  • Indikator – Indikator Loyalitas

Contoh tunjangan tambahan adalah fasilitas seperti mobil perusahaan, keanggotaan klub, tempat parkir khusus atau akses karyawan ke pesawat perusahaan. Oleh karena itu, orang yang berganti pekerjaan seringkali dianggap tidak loyal kepada perusahaan jika pindah ke pesaing perusahaan tersebut. Karyawan seperti ini dianggap sebagai aset perusahaan yang berharga karena mereka akan menjalankan pekerjaan yang menjadi uraian tugasnya dengan sebaik-baiknya.

Jadi bukan hanya pelanggan perkotaan atau pelanggan yang mampu membayar dengan harga mahal yang kami layani. Faktor-faktor yang mempengaruhi loyalitas tersebut antara lain adanya fasilitas kerja, tunjangan kesejahteraan, suasana kerja, upah yang diterima, karakteristik pribadi individu atau karyawan, karakteristik pekerjaan, karakteristik desain perusahaan, dan pengalaman yang diperoleh karyawan selama menekuni pekerjaan. Mengenai kesanggupan seorang pegawai untuk mentaati segala peraturan resmi yang berlaku dan mentaati perintah resmi yang diberikan oleh atasan yang berwenang serta mampu untuk tidak melanggar larangan-larangan yang telah ditetapkan a) Menghormati seluruh peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Kemampuan seorang pegawai dalam melaksanakan pekerjaan yang ditugaskan dengan baik, tepat waktu, dan berani mengambil resiko atas keputusan atau tindakan yang diambil. Pegawai yang jujur ​​mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: a) Senantiasa melaksanakan tugas dengan penuh keikhlasan tanpa emosi.

Hubungan Antara Kompensasi Dan Loyalitas

Dan salah satu cara untuk memotivasi karyawan agar meningkatkan loyalitasnya adalah dengan pemberian kompensasi yang sesuai dari perusahaan. Loyalitas akan timbul dari diri karyawan untuk bekerja dengan sebaik-baiknya jika merasa gaji yang diberikan tepat. Dengan adanya kompensasi yang diterima karyawan, mereka berharap dapat memenuhi kebutuhan minimalnya, misalnya kebutuhan makan, minum, sandang, dan papan.

Oleh karena itu, dalam mengubah ketentuan kompensasi bagi karyawan di setiap perusahaan, harus diperhatikan agar kompensasi serendah-rendahnya yang diberikan dapat memenuhi kebutuhan dasar karyawan. Hal ini erat kaitannya, karena jika kebutuhan dasar pegawai tidak terpenuhi maka dapat menurunkan loyalitasnya. Untuk itu, memastikan kompensasi yang adil dan memadai agar karyawan merasa diperhatikan oleh perusahaan.

Apabila karyawan merasa diperhatikan, pada umumnya karyawan akan berusaha memberikan yang terbaik bagi perusahaan, sehingga dengan bertambahnya akumulasi kerja maka akan meningkatkan loyalitas karyawan terhadap pekerjaan sehingga tujuan perusahaan akan tercapai. Dari hasil uraian tersebut terlihat bahwa pemberian kompensasi kepada karyawan erat kaitannya dengan harapan meningkatnya loyalitas karyawan.

Penelitian Terdahulu

Kerangka pikir

Hipotesisi

METODE PENELITIAN

  • Lokasi Dan Waktu Penelitian
  • Populasi Dan Sampel
  • Jenis Dan Sumber Data
  • Metode Pengumpulan Data
  • Defenisi Operasional Variabel
  • Metode Analisis

PLN (PERSERO) Wilayah SULSELRABAR, menurut hasil kuisioner yang diberikan kepada responden melalui analisis menggunakan analisis komponen utama, maka. 23 Tahun 1994, status PLN Wilayah VIII diubah menjadi Persero, sehingga namanya pun diubah menjadi PT. PLN (Persero) Wilayah VIII diarahkan menjadi unit usaha strategis/pusat investasi dan sebagai tindak lanjutnya, sesuai dengan keputusan Direksi PT.

Berubah menjadi PT PLN (Persero) untuk wilayah Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Barat atau disingkat PT. Bertanggung jawab atas penyusunan strategi, standar operasi dan pemeliharaan, standar perencanaan konstruksi dan kebijakan pengelolaan, termasuk keselamatan ketenagalistrikan untuk menjamin kelangsungan usaha ketenagalistrikan dengan efisiensi, mutu dan keandalan, serta dukungan logistik usaha ketenagalistrikan di unit pelaksana. Bertanggung jawab atas penyusunan strategi, standar operasi dan pemeliharaan, standar perencanaan konstruksi dan kebijakan pengelolaan, termasuk keselamatan ketenagalistrikan untuk menjamin kelangsungan usaha ketenagalistrikan dengan efisiensi, mutu dan keandalan, serta dukungan logistik usaha ketenagalistrikan di unit pelaksana.

PLN (PERSERO) wilayah SULSELRABAR mayoritas pegawainya didominasi oleh mereka yang telah bekerja 4-6 tahun masing-masing 40,0%. PLN (PERSERO) Wilayah SULSELRABAR lebih didominasi oleh lulusan sarjana yaitu 83,3% dari total 60 responden karena PT.

Tabel 1 : Deskripsi operasional Variabel
Tabel 1 : Deskripsi operasional Variabel

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAAN

Sejarah Singkat PT. PLN (Persero) Wilayah Sulselrabar

Dalam sejarah ketenagalistrikan di Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Barat, terdapat tahun-tahun penting yang dilalui oleh organisasi besar ini, antara lain sebagai berikut. Pembangkit listrik pertama dibangun di Makassar dengan menggunakan mesin uap yang dioperasikan oleh lembaga bernama Electriciteit Weizen yang berlokasi di Pelabuhan Makassar. Telah dibangun pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) yang berlokasi di bekas lapangan sepak bola Bontoala yang dikelola oleh N.V Nenderlands Gas Electriciteit Maatschappy (N.N NEGEM).

Perusahaan listrik di kota Makassar dinasionalisasi oleh pemerintah Indonesia dan dioperasikan oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN) Makassar, namun wilayah operasinya hanya terbatas di kota Makassar dan wilayah luar kota Makassar antara lain Majene, Bantaeng, Bulukumba, Watampone dan Palopo untuk pembangkit listrik yang dioperasikan oleh PLN cabang luar kota dan pendistribusiannya oleh PT. PLN pusat membentuk unit PLN Eksploitasi VI dengan wilayah kerja meliputi provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara yang berkedudukan di Makassar. 01/PRT/1973 tentang Susunan Organisasi dan Pembagian Kerja Perusahaan Umum, PLN Eksploitasi VI diubah menjadi PLN Eksploitasi VIII.

Visi Dan Misi PT. PLN (Persero) Wilayah Sulselrabar

Struktur Organisasi Dan Description

Bertanggung jawab terhadap penyusunan rencana kerja, sistem manajemen kerja, perencanaan investasi dan pengembangan aplikasi sistem informasi untuk mendukung upaya pemanfaatan tenaga listrik dengan efisiensi, mutu dan keandalan yang baik, serta upaya mencapai tujuan dan ketersediaan tugas proyek untuk pelaksanaan pekerjaan. Bertanggung jawab atas upaya pencapaian target pendapatan penjualan tenaga listrik, pengembangan pemasaran yang berorientasi pada kebutuhan pelanggan dan transaksi pembelian tenaga listrik yang memberikan nilai tambah bagi perusahaan, serta tersedianya standar prestasi kerja dan terciptanya interaksi kerja yang baik antar unit pelaksana. Mengelola dan melaksanakan secara efektif kegiatan penjualan tenaga listrik, pelayanan pelanggan, pengoperasian dan pemeliharaan jaringan pembangkit dan distribusi tenaga listrik di wilayah kerjanya sesuai dengan tata kelola yang baik berdasarkan kebijakan kantor pusat untuk menghasilkan keuntungan perusahaan, didukung oleh pelayanan, mutu dan kehandalan yang ditawarkan. yang memenuhi kebutuhan klien serta memimpin pembinaan dan pemberdayaan untuk merawat mereka.

Fungsi dan tugas pokok unit pengendalian kargo di Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Barat adalah merencanakan, melaksanakan dan melaksanakan serta bertanggung jawab mengelola operasional sistem pengendalian kargo di wilayah kerjanya, secara efisien dengan kualitas dan keandalan yang baik untuk mencapai kinerja unit dan berorientasi pada pemenuhan kebutuhan pelanggan. Merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi serta melaporkan kegiatan operasional pengelolaan jaringan distribusi di wilayah kerja secara efektif dengan mutu dan keandalan yang baik untuk mencapai kinerja unit. Mengelola dan melaksanakan pengoperasian dan pemeliharaan pembangkit dan/atau transmisi tenaga listrik di wilayah kerjanya secara efektif sesuai dengan manajemen yang baik berdasarkan kebijakan kantor pusat untuk menghasilkan pasokan tenaga listrik yang bermutu dan andal sesuai standar yang ditetapkan, serta melaksanakan pembinaan dan penguatan unit perawatan di bawah mereka.

Berikut ini adalah kuesioner deskriptif mengenai variabel kompensasi finansial yang mencakup jawaban seluruh responden atas pertanyaan mengenai kompensasi finansial yang ditawarkan kepada PT. Berdasarkan tanggapan responden terhadap variabel kompensasi finansial di atas terlihat bahwa variabel ini mempunyai nilai mean sebesar 3,90.

Gambar 2 : Bagan Struktur Organisasi HR Departemen  2.  Job Description
Gambar 2 : Bagan Struktur Organisasi HR Departemen 2. Job Description

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

Pada sub bab ini penulis akan memaparkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan terhadap 60 responden yang merupakan karyawan PT. Berikut hasil pengiriman kuesioner kepada konsumen yang memberikan informasi mengenai identitas responden dan variabel yang diteliti. Perlu diketahui bahwa identitas responden yang ditabulasi tidak mencantumkan nama responden dan nama perusahaan, karena bukan data yang dapat ditabulasi.

Hasil tanggapan kuesioner responden yang dianggap lengkap untuk dijadikan bahan analisis berjumlah 60, dengan rincian sebagai berikut.

Karakteristik Responden

Dari tabel 5 di atas yaitu karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin, pada tabel di atas terlihat bahwa mayoritas responden berjenis kelamin laki-laki sebesar 36,7%, sisanya perempuan sebesar 63,3%. Dari tabel 7 diatas yaitu karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan dapat dibaca dari karyawan yang bekerja di PT. PLN (PERSERO) Wilayah SULSELRABA Mayoritas responden ditinjau dari tingkat pendidikan adalah S1, disusul responden dengan pendidikan D3 11,7%, disusul responden dengan tingkat pendidikan magister 3,3% dan hanya 1,7% yang berpendidikan SMA.

PLN (PERSERO) Wilayah SULSELRABAR mayoritas pegawai didominasi berusia 26-30 tahun yaitu 36,7% dari total 60 responden dan 31-40 tahun yaitu 33,3% dari total 60 responden, disusul responden berusia 41 – 50 tahun tahun yaitu 18,3% dari total 60 responden dan lebih tua > 50 tahun yaitu 10,0% dari total 60 responden, bekerja 20-25 tahun yaitu 1,7% dari total 60 responden di PT.

Deskriptif hasil penelitian

Berikut hasil kuesioner deskriptif mengenai variabel loyalitas karyawan yang mencakup seluruh jawaban responden atas pertanyaan mengenai kompensasi finansial yang ditawarkan di PT. Berdasarkan tanggapan responden terhadap variabel loyalitas karyawan di atas terlihat bahwa variabel ini mempunyai nilai mean sebesar 4,10.

Hasil Analisis Data

Uji t digunakan untuk menguji apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel independen terhadap variabel dependen secara terpisah. Dari rumusan masalah yang dikemukakan: analisis data yang dilakukan dan pembahasan yang telah disampaikan pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa. Penerapan kompensasi pegawai merupakan suatu hal yang sensitif, oleh karena itu penerapannya harus obyektif dan terbuka agar manfaatnya dapat dirasakan oleh organisasi dan bagi pegawai.

Proses kompensasi harus dilakukan secara terbuka dan tujuan serta manfaatnya dinyatakan secara eksplisit sehingga pihak-pihak yang berpartisipasi dapat mendukung proses implementasi. Dalam pelaksanaan kompensasi finansial perlu diperhatikan kualitas kerja dan kemampuan karyawan, hal ini penting karena PT. Anak kesembilan dari sembilan bersaudara dari pasangan Yusuf.D dan Sampeany. Penulis mulai memasuki pendidikan dasar pada tahun 2001 dan lulus pada tahun 2007 dari SD Inpres Baruppu.

Pada tahun yang sama, penulis melanjutkan pendidikannya di SMK PGRI Enrekang dan lulus pada tahun 2013.

Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan

Saran

Gambar

Gambar 1 : Karangka Pikir
Tabel 1 : Deskripsi operasional Variabel
Tabel 2 : Skor ideal
Tabel 3 : Pedoman interprestasi koefisien korelasi ( r )
+2

Referensi

Dokumen terkait

Secara sederhana dapat dijelaskan bahwa kompensasi adalah gaji, upah, penghargaan atau ganjaran yang diberikan kepada para pegawai yang telah memberikan kontribusi