• Tidak ada hasil yang ditemukan

The purpose of this study was to determine the effect Bokashi manure plus rice husk to the production of tomato (Solanum licopersicum Mill)

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "The purpose of this study was to determine the effect Bokashi manure plus rice husk to the production of tomato (Solanum licopersicum Mill)"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH BOKASHI PUPUK KANDANG DITAMBAH ARANG SEKAM TERHADAP PRODUKSI TOMAT

(Solanum licopersicum Mill)

Rina Barta, Mulyati, Novi

Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat e-mail: [email protected]

ABSTRACT

Over the years, the market demand for tomatoes continue to grow as the population growth. Based on the Directorate General of Horticulture in 2012 productivity tomatoes 29.92 tonnes / ha, and in 2013 the productivity of tomato 27.82 tonnes / ha, while the productivity of tomato, according to the Central Bureau of Statistics and the Directorate General of Horticulture 2014 tomato productivity decreased to 17.59 tons / hectare. The decline in productivity due to the use of fertilizers tomatoes are not right. Farming systems in Indonesia often use inorganic fertilizers.

Inorganic fertilizers when used continuously will damage the soil as the soil can kill microorganisms, and in the long term cause more damage and hard ground.

In connection with the conducted research in plantation area residents Salimpat, Alahan Panjang, Solok in May 2014 through September 2014. The purpose of this study was to determine the effect Bokashi manure plus rice husk to the production of tomato (Solanum licopersicum Mill). In the implementation of this research using completely randomized design (CRD) with 5 treatments and 4 replications. The treatment given is Bokashi manure fertilizers consisting of a control (A) (UREA 2.44 g + 2.92 g TSP + KCL 1.95 g), (B) 60 g of fertilizer Bokashi / polybag, (C) 80 g fertilizer bokash / polybag, (D) 100 g fertilizer Bokashi / polybag, and (E) 120 g fertilizer Bokashi / polybag.

The results showed that Bokashi manure plus rice husk to give effect to the amount of tomatoes and did not affect the weight of tomatoes. Giving Bokashi manure plus husk can replace inorganic fertilizer for tomato plants.

Key word: Bokashi, EM4, Organic Fertilizer.

PENDAHULUAN

Dari tahun ketahun permintaan pasar terhadap tomat terus meningkat sejalan dengan pertambahan penduduk. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik dan Direktorat Jendral Holtikultura pada tahun 2012 produktivitas tomat 29,92 ton/hektar, dan pada tahun 2013 produktivitas tomat 27,82 ton/hektar, sedangkan produktivitas tomat menurut data Badan Pusat Statistik dan Direktorat Jendral Holtikultura tahun 2014 produktivitas tomat menurun menjadi 17,59 ton/hektar (Badan Pusat Statistik dan Direktorat Jendral Holtikultura, 2014).

Penurunan produktivitas tomat disebabkan karena penggunaan pupuk yang belum optimal serta pola tanam yang belum tepat. Sistem bercocok tanam petani di Indonesia seringkali menggunakan pupuk

praktis, pupuk anorganik juga langka dan harganya mahal. Penggunaan pupuk anorganik secara terus menerus dapat mengganggu keseimbangan sifat tanah, sehingga menurunkan produktifitas lahan dan mempengaruhi produksi. Banyak penelitian menunjukan bahwa pupuk anorganik dapat merugikan dan merusak tanah, karena dapat merusak unsur hara dalam tanah, membunuh mikroorganisme dalam tanah, dalam jangka waktu yang panjang dapat membuat tanah semakin rusak dan keras.

Penggunaan pupuk kimia juga dapat merubah kandungan vitamin dan mineral beberapa komoditi sayuran dan buah. Hal ini tentunya jika dibiarkan lebih lanjut akan berpengaruh fatal bagi siklus kelangsungan kehidupan. Bahkan jika sayuran atau buah

(2)

manusia secara terus-menerus, tentunya akan menyebabkan kerusakan jaringan sel pada tubuh.

Melihat kecenderungan masyarakat tersebut. Salah satu upaya yang dapat dilakukan dalam bidang pertanian adalah mengembangkan pertanian dengan sistem pertanian organik yang prinsip pengelolaannya kembali ke alam.

Pupuk organik mempunyai fungsi dan peranan yang sangat penting. Bahan organik dapat memperbaiki sifat fisik tanah yaitu perbaikan struktur tanah (dari gumpal menjadi gembur), sehingga lebih mudah ditembus akar tanaman. Pupuk organik juga dapat memperbaiki sifat sifat kimia tanah seperti meningkatkan kapasitas tukar kation (pertukaran unsur-unsur hara/zat makanan bagi tanaman) lebih mudah dan lancar, menyediakan hara tanaman berupa unsur- unsur N, P, K, Ca, Mg, S, dan unsur-unsur mikro lainnya yang sangat dibutuhkan tanaman (Sumarniasih, Tatik, Kusmawati, Trigunasih, Dibia, dan Dana, 2009).

Pemberian bahan organik ke dalam tanah khususnya pupuk kandang dilakukan secara langsung oleh petani tanpa melalui proses pengomposan terlebih dahulu, sering menyebabkan tanaman terkena penyakit baik yang disebabkan oleh bakteri maupun jamur.

Perlu diketahui bahwa dari kotoran ternak mentah tanpa diberikan perlakuan penambahan aktivator atau mikroorganisme pengurai akan mengalami perubahan menjadi bahan organik yang siap dimanfaatkan oleh tanaman memerlukan waktu beberapa bulan hingga 1 tahun (Sumarniasih et al 2009).

Proses pengomposan secara cepat dapat dibantu dengan penerapan teknologi EM4.

Salah satu hasil fermentasi bahan organik dengan inokulasi EM4 yang dapat digunakan adalah bokashi. Bokashi merupakan pupuk organik yang dihasilkan dari proses fermentasi atau peragian bahan organik dengan teknologi EM4 (Effective Mikroorganism 4). Jenis bokashi yang dapat digunakan adalah bokashi pupuk kandang ditambah arang sekam. Keuntungan penggunaan bokashi ini adalah pupuk organik ini dapat dihasilkan dalam jangka waktu relatif singkat.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh bokashi pupu kandang

ditambah arang sekam terhadap produksi tomat.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Mei 2014 di kawasan perkebunan warga desa Selimpat, Alahan Panjang, Kabupaten Solok.

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah paranet, bambu, parang, cangkul, ayakan, karung goni, gunting, ember, meteran, jangka sorong, pisau, kertas label, sekop, gayung, dan ajir, bahan yang digunakan adalah EM4, gula, air, arang sekam, dedak, polibag kecil, polibag ukuran 35 x 40 cm, bibit tomat varietas Swadesi F1, tanah, pupuk kandang (kotoran sapi), pupuk UREA, TSP, dan KCL, dan aquades.

Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL)dengan 5 perlakuan dan 4 kali ulangan, dengan perlakuan A sebagai Kontrol (2,44g UREA, 2,92g TSP, 1,95 g KCL), B dengan 60 g bokashi /polibag, C dengan 80 g bokashi/polybag, D dengan 100 g bokashi/polybag dan E dengan 120 g bokashi /polybag.

Prosedur penelitian diawali dengan menyediakan media tanam. Media tanam yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanah. Penyediaan tanah dengan cara dicangkul dengan kedalaman 10 cm.

Sediakan tanah yang telah dicangkul sebanyak 6 kg perpolibag, selanjutnya tanah dicampur dengan bokashi yang telah ditimbang berdasarkan perlakuan, kemudian masing-masing perlakuan diaduk dengan media tanam, setelah bokashi dan tanah tercampur kemudian dikering anginkan selama satu minggu, selanjutnya dimasukkan kedalam polybag ukuran 35 x 40 cm yang telah diberi label sesuai dengan perlakuan.

Pemasangan label dilakukan pada tanaman sebelum tanam. Label dipasang pada polybag untuk setiap unit sesuai dengan perlakuan. Pemasangan label ini dimaksudkan agar mudah untuk pengamatan selanjutnya. Label dibungkus dengan plastik agar tidak kena hujan.

Peletakan sampel dilakukan sebelum benih ditanam dalam polybag, kemudian polybag disusun secara acak pada lokasi yang telah disiapkan.

(3)

Benih yang digunakan dalam penelitian ini adalah tomat varietas Swadesi F1 dalam bentuk kemasan yang diperoleh dari toko pertanian. Sebelum ditanam, bibit direndam terlebih dahulu selama 6 jam.

Prosedur Pembuatan pupuk bokashi diantaranya adalah diawali dengan membuat larutan dari EM4 200 ml, gula 5 sendok makan, dan 3 liter air. Kotoran sapi, arang sekam padi, dan dedak dicampur secara merata dengan perbandingan 2 : 1 :1.

Kemudian Siramkan EM4 secara perlahan- lahan ke dalam adonan secara merata sampai kandungan air adonan mencapai 30 %, atau bila adonan dikepal dengan tangan, air tidak menetes dan bila kepalan tangan dilepas maka adonan susah pecah (megar). Adonan digundukan diatas ubin yang kering.

Kemudian ditutup dengan karung goni selama 7 hari. Setelah 7 hari bokashi telah selesai terfermentasi dan siap digunakan sebagai pupuk organik. Pembuatan bokashi dikatakan berhasil jika fermentasi terjadi dengan baik. Ciri-cirinya adalah bokashi akan ditumbuhi oleh jamur yang berwarna putih.

Pembibitan dilakukan dengan mengecambahkan benih. Benih tomat direndam terlebih dahulu selama 6 jam kedalam air untuk menghilangkan dormansi, kemudian disemaikan pada polibag kecil, sedalam 0,5 cm. Setelah kecambah berumur 22 hari dipindahkan kedalam polybag besar yang telah berisi tanah dengan pupuk bokashi yang telah dicampurkan seminggu sebelumnya. Penanaman dilakukan pada sore hari untuk menghindari panas matahari pada waktu siang yang dapat menyebabkan bibit menjadi layu.

Pemeliharaan tanaman dilakukan langkah-langkah penyiraman, penyiangan pemupukan , pengajiran , pemberantasan hama dan penyakit, serta panen. Pemupukan awal, sebagai kontrol untuk perlakuan A dilakukan pemupukan dengan pupuk buatan, dengan 2,44 gram UREA, 2,92 gram TSP, dan 1,95 gram KCL, Pemupukan dilakukan dua kali yaitu pada saat tanaman tomat berumur 22 hari dan kemudian pada saat tanaman berumur 52 hari.

Pengendalian hama dan penyakit yaitu dengan penyemprotan menggunakan pestisida Rudomil konsentrasi 2 ml/liter air.

Penyemprotan dilakukan dengan alat

penyemprot, dengan cara menyemprot keseluruh tanaman.

Panen dilakukan setelah buah tomat matang, dengan kriteria warna kulit buah berubah dari warna hijau menjadi warna kuning kemerah-merahan. Panen pertama dilakukan pada umur 2 bulan tanam.

Pemanenan dilakukan 4 kali dengan selang waktu 1 minggu.

Pengamatan yang dilakukan berupa Pengamatan terhadap jumlah buah dan berat buah tomat. Dilakukan dengan menghitung jumlah buah tomat yang dihasilkan setiap unit percobaan. Buah yang dihitung adalah buah yang telah memenuhi kriteria panen, kemudian dijumlahkan dari hasil panen pertama hingga ke empat. Menjumlahkan tomat dilakukan dengan interval waktu satu mingu.

Pengamatan terhadap berat buah tomat dilakukan pada saat panen dengan menimbang semua tomat yang dihasilkan perunit percobaan, kemudian dijumlahkan dari hasil panen pertama hingga panen ke-4.

Analisa data dilakukan dengan Analisis Sidik Ragam (ANOVA), dan dilanjutkan dengan uji beda rata-rata Duncan’s New Multiple Range Test (DNMRT).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang pengaruh bokashi pupuk kandang ditambah arang sekam terhadap produksi tomat (Solanum licorpersicum Mill.) meliputi jumlah buah, dan berat buah didapatkan data dari uji analisis sidik ragam seperti yang disajikan pada Tabel 1.

(4)

Tabel 1. Hasil Analisis Sidik Ragam Jumlah Tomat dan Berat Tomat

* = Berpengaruh Nyata (F hitung > F tabel α 5%)

ns = Berpengaruh Tidak Nyata (F hitung < F tabelα5%)

Berdasarkan analisis sidik ragam pada Tabel. 1 menunjukkan pemberian bokashi pupuk kandang ditambah arang sekam berpengaruh nyata terhadap jumlah buah tomat, dan tidak berpengaruh nyata pada berat buah tomat. Kemudian dilakukan uji lanjut DNMRT seperti yang disajikan pada Tabel 2 .

Tabel 2. Tabel rata-rata jumlah buah tomat (Solanum licopersium Mill) Perlakuan Rata-rata jumlah buah

tomat

C 10,50 a

B 10,25 a

E 9,50 a

A 8,50 ab

D 4,75 b

Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf kecil yang sama, berbeda tidak nyata menurut DNMRT.

Pada Tabel. 2 perlakuan C, B, E, dan A, menunjukkan pengaruh yang berbeda tidak nyata, dan berbeda nyata pada perlakuan D, tetapi perlakuan D berbeda nyata dengan perlakuan A.

Tabel 3. Tabel rata-rata berat buah tomat (Solanum licopersium Mill) Perlakuan Rata-rata berat buah

tomat

B 0,74

C 0,69

E 0,63

A 0,56

D 0,41

Pada Tabel. 3 menunjukkan semua rata- rata tertinggi adalah pada perlakuan B, tetapi pemberian bokashi pupuk kandang ditambah arang sekam tidak memberikan pengaruh nyata terhadap berat buah tomat.

Berdasarkan uji lanjut diperoleh hasil pada perlakuan C, B, E, dan A tidak dapat membedakan jumlah buah tomat. Perlakuan C, B, E, dan A sama dalam mendukung jumlah buah tomat, dan berbeda pada perlakuan D. Hasil jumlah buah tomat dengan pemberian bokashi pada perlakuan D tidak berbeda dengan tanpa diberi bokashi pada perlakuan A. Pemberian bokashi pada perlakuan D tidak meningkatkan jumlah buah tomat.

Berdasarkan hasil pengolahan data untuk jumlah buah tomat, bokashi pupuk kandang ditambah arang sekam menunjukkan pengaruh yang nyata dan untuk berat buah tomat berpengaruh tidak nyata. Bila diperhatikan ukuran buah tomat hasil penelitian ini jika jumlahnya sedikit tetapi ukurannya besar. Sedangkan untuk jumlah buah tomat yang banyak ukuran buahnya lebih kecil. Akibatnya untuk berat buah setelah diuji dengan analisis sidik

Parameter SK Db Jk Kt F

hitung F table α5%

F tabel α1%

Jumlah Tomat

Perlakuan Galat Total

4 15 19

50,82 59,05 109,87

12,70 3,93 16,63

3,23* 3,06 4,89

Berat Tomat Perlakuan Galat Total

4 15 19

0,27 0,34 0,61

0,022 0,089

3,04ns 3,06 4,89

(5)

ragam memberikan hasil yang berbeda tidak nyata.

Berdasarkan hasil dari penelitian didapatkan pengaruh yang tidak berbeda nyata pada berat buah. Hal ini diduga karena unsur hara yang terkandung dalam bokashi memberikan pengaruh yang sama dengan unsur hara yang terkandung dalam pupuk anorganik. Ini membuktikan bahwa bokashi pupuk kandang ditambah arang sekam layak dijadikan sebagai alternatif pupuk dalam kegiatan budidaya tomat karena mampu memberikan hasil yang sama baiknya dengan pemakaian pupuk anorganik khususnya UREA, TSP dan KCL.

Pada penelitian pemberian takaran 80 gr menunjukkan hasil rerata tertinggi terhadap jumlah tomat dibandingkan takaran yang lain yaitu takaran 60 gr bokashi, 100 gr bokashi, dan 120 gr bokashi. Hal ini menunjukkan bahwa dengan takaran tersebut sudah dapat mencukupi unsur hara tanaman tomat. Hal ini sejalan dengan penelitian terdahulu Anggraini (2013) pengaruh pemberian pupuk bokashi jerami bayam (Amaranthus tricolor L.) dengan takaran 80 gr memberikan hasil terbaik.

Menurut Sutedjo (2010) pemberian hara yang terlalu sedikit akan menyebabkan unsur yang diserap tidak mencukupi untuk kebutuhan tanaman dan mengakibatkan kematian tanaman yang dibudidayakan.

Ditambahkan lagi menurut Lakitan (1993)

pemberian unsur hara yang terlalu banyak mengakibatkan ketidakseimbangan hara dalam tanah dan tanaman, sehingga dapat menyebabkan keracunan pada tanaman tomat.

Setelah dikonversi berdasarkan hasil penelitian, produksi tomat mengalami kenaikan produksi mencapai 18,57 ton/perhektar jika dibandingkan dengan produksi tomat tahun 2014 dengan hasil produksi 17,59 ton/hektar. Berarti pemberian bokashi pupuk kandang ditambah arang sekam dapat mengganti pupuk anorganik untuk meningkatkan produksi tomat.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian tentang pengaruh bokashi pupuk kandang ditambah arang sekam terhadap produksi tomat (Solanum licopersicum Mill) didapatkan hasil bahwa pemberian bokashi pupuk kandang ditambah arang sekam dapat menggantikan pupuk anorganik untuk tanaman tomat.

SARAN

Dari kesimpulan yang diperoleh dari penelitian maka penulis menyarankan masyarakat terutama petani tomat

disarankan untuk memanfaatkan bokashi pupuk kandang ditambah arang sekam sebagai pengganti pupuk anorganik.

DAFTAR PUSTAKA

Anggraini, L. T. 2013. Pengaruh Pupuk Bokashi Jerami Terhadap Produksi dan Mutu Bayam Cabut (Amaranthus tricolor L.) Skipsi STKIP PGRI Sumatra Barat, Padang.

BPS. 2014. Produktivitas Tomat menurut Provinsi di Indonesia.

http://www. pertanian. go. id / Indikator / tabel–2–prod–lspn–

prodvitas- horti. Pdf. Diakses 20 September 2014.

Lakitan, B. 1993. Dasar- dasar Fisiologi Tumbuhan. Rajawali Perss:

Jakarta.

Sutedjo, M. M. 2010. Pupuk dan cara pemupukan. Rineka Cipta:

Jakarta.

Sumarniasih, Tatik, Kusmawati, Trigunasih, Dibia, dan Dana (2009).

Pembuatan Kompos Bokashi dari Limbah Pertanian dengan menggunakan Aktivator Em4 di desa Megati Tabanan. Jurnal Penelitian.

http://ojs.unud.ac.id/index.php/

jum/article/download/1958/122 8. Diakses 2 agustus 2013.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil analisis keragaman menunjukkan bahwa perlakuan kombinasi media tanam organik arang sekam padi, pupuk kandang sapi, arang sabut kelapa dan tanah, berpengaruh tidak