• Tidak ada hasil yang ditemukan

The purpose of this study is to describe the efforts of Forum Tigo Sandiang maintain ulayat land dikelurahan Aia Pacah Kecamatan Koto Tangah.

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "The purpose of this study is to describe the efforts of Forum Tigo Sandiang maintain ulayat land dikelurahan Aia Pacah Kecamatan Koto Tangah."

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1

UPAYA FORUM TIGO SANDIANG MEMPERTAHANKAN HAK-HAK MASYARAKAT KELURAHAN AIR PACAH KECAMATAN

KOTO TANGAH KOTA PADANG

Rahmat Fauzi,Isnaini,Salman Assahary

Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat Frahmat809@gmail.com

ABSTRACT

The problem in this research is what efforts Tigo Sandiang Corporal retain ulayat land in Aia Pacah Subdistrict Koto Tangah Subdistrict. The purpose of this study is to describe the efforts of Forum Tigo Sandiang maintain ulayat land dikelurahan Aia Pacah Kecamatan Koto Tangah. The research finds that the conflict between the community and Lehar as the Makboed heirs occurred when Lehar claimed the land of 675 hectares in 2016. Here tigo sandiang Forum as a forum that has a role as mediator in solving the communal land conflict happened in District Koto Tangah, here forum 3 sandiang have effort that is 1). Collecting documents on soil history, 2). collecting valid data from community leaders about the existence of land, 3). Appeal to court.

Keywords: Forum Tigo Sandiang, Ulayat Land

PENDAHULUAN

Manusia merupakan makhluk konfliktis (homo conflikctus), yaitu makhluk yang selalu terlibat dalam perbedaan, pertentangan dan persaingan baik sukarela maupun terpaksa. Konflik tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, perbedaan demikian oleh setiap manusia akan memicu lahirnya konflik sosial didalam kehidupan masyarakat (Susan, 2009:7).

Konflik bisa muncul dalam skala yang berbeda seperti konflik antar orang (interpersonal conflict),

konflik antar kelompok (interstate conflict), konflik antar kelompok dengan Negara (vertical conflict).

Persaingan itu muncul kedalam bentuk pertentangan ide maupun fisik antar kedua belah pihak berseberangan. Konflik yang bisa dikelola secara arif dan bijaksana dan mendinamisasi proses sosial dan bersifat konstruktif bagi perubahan masyarakat yang tidak mengahadiri kekerasan, namun dalam catatan dalam sejarah dunia, konflik sering di ikuti oleh bentuk – bentuk

(2)

2 kekerasan seperti upaya dan pembantaian (Susan,2009:7). .

Salah satu konflik sering terjadi pada masyarakat yaitu konflik perebutan tanah, karena tak jarang keberadaan dan pengolahan tanah menjadi konflik dalam masyarakat.

Tanah yang melekat pada masyarakat hukum adat dikelola dengan berbagai macam cara tergantung dari musyawarah masyarakat adat setempat.

Menurut Maria W

Sumardjono (2001:54),pengakuan hak ulayat adalah wajar, karena hak ulayat beserta masyarakat hukum adat telah ada sebelum terbentuk Negara Republik Indonesia tanggal 17 agustus 1945. Dalam Kementrian Agraria/Kepala BPN No. 5 Tahun 1999 tentang Pedoman Penyelesaian Masalah Hak Ulayat Masyarakat Hukum Adat, pasal 2 ayat 2.

Khususnya di Sumatera Barat (Minangkabau) tanah salah satu sebagai pemicu timbulnya konflik dalam masyarakat, seperti yang terjadi di daerah Air Pacah.Berdasarkan kenyataan yang ditemukan di lapangan yaitu daerah Air pacah Kecamatan Koto Tangah

kota padang, Forum Tigo Sandiang tengah berupaya mempertahankan tanah yang berada dikelurahan aia pacah yakni dari suku Sikumbang, Jambak, Dan Malensiang yang sedang bekonflik dengan Kaum Makboed yang diklaim oleh Lehar bahwasanya tanah tersebut adalah milik pendahulunya yakni Kaum Makboed.

Berdasarkan observasi dan wawancara di lapangan konflik tanah terjadi di Kelurahan Air Pacah Kecamatan Koto Tangah, konflik ini bermula sejak tahun 1982 yang sebagai ahli waris Kaum Makboed saat itu adalah Jinun dan konflik ini mulai bangkit lagi pada tahun 2010 selaku ahli waris Kaum Makboed yaitu Lehar. Konflik tanah ini terjadi antara Lehar dengan masyarakat di Kelurahan Air Pacah, Dadok Tunggul Hitam,Bungo Pasang,dan Ikur Koto termasuk juga pihak swasta yaitu Rumah Sakit Baiturahmah, Universitas Bung Hatta , dan Show room Hino.

Awal mula konflik ini terjadi karena Lehar selaku ahli waris Kaum Makboed Meklaim (menganggap

(3)

3 kepemilikan) tanah yang dimiliki pendahulunya seluas 765 hektar yang meliputi 4 kelurahan dan tigo kecamatan yakninya Kelurahan Air Pacah, Dadok Tunggul Hitam, Bungo Pasang, dan Ikur Koto.

Persoalan ini merujuk pada hasil putusan pengadilan Belanda No 90 Tahun 1931 dalam perkara perdata antara perusahaan belanda dengan Makboed dan Osoes atas tanah 765 hektar ini. Hasil sidang ini dimenangkan Makboed dan Osoes sebagai pemilik sah atas tanah ini.

Dan pada saat ini perkembangan tanah yang dimenangkan itu dikatakan oleh Lehar selaku ahli waris Kaum Makboed adalah milik pendahulunya seluas 765 hektar.

Sedangkan masyarakat di Kelurahan Air Pacah mengatakan bahwa tanah yang dimiliki oleh Kaum Makboed hanya seluas 2,5 hektar dan itupun berada di kelurahan Dadok Tunggul Hitam. Sontak masyarakat di Kelurahan Air Pacah merasa terganggu dan terusik akibat perlakuan Lehar yang mengatakan tanah seluas 765 hektar itu milik pendahulunya.

Pertama kali tanah ini di gugat pada tahun 1931 oleh Kaum Makboed dan Oesoes keduanya tinggal di dadok kelurahan Tunggul hitam Kecamatan Koto Tangah , Padang. Tanah ini digugat saat itu masih milik perusahaan Naamloze Vennootschap Exploitatie, menurut salah seorang tetua kampung yaitu Bapak Husin yang paham masalah tanah di Kelurahan Air Pacah tersebut “menurut pak Husin tanah ini diperebutkan pertama kali 1971, tanah ini dimiliki oleh empat kaum yaitu kaum Malinsiang, Jambak, Guci Dan Sikumbang yang berada di empat Kelurahan, Air Pacah, Dadok Tunggul Hitam, Bungo Pasang, dan Ikur Koto, jadi dari keempat kaum pemilik tanah tersebut yang naik namanya sebagai penggugat yaitu Jinun suku sikumbang dari Kaum Makboed dari perusahaan belanda Naamloze Vennootschap Exploitatie, setelah lama tanah ini diperebutkan di pengadilan negeri padangmengambil keputusan atas sita tanah tersebut.

Dalam hal ini yang berperan aktif untuk memepertahankan hak-

(4)

4 hak masyarakat yaitu Forum Tigo Sandiang. Forum Tigo Sandiang adalah forum yang yang mempunyai peran seagai mediator dalam menyelasaikan konflik tanah ulayat yang terjadi di Kecamatan Koto Tangah khususnya di Kelurahan Air Pacah, Forum Tigo Sandiang dibentuk pada tahun 27 September 2016, berkantor di samping SPBU depan rumah sakit Baiturrahmah, bangunan ini berdiri di atas nama weno pemilik SPBU di Jalan Bypass.

Selain menelaah kasus sangketa tanah Kaum Makboed forum ini juga sebagai pusat informasi yang valid bagi masyarakat yang tanahnya masuk dalam Egindom Verponding 1794 ini. Pengurus KAN dan tokoh masyarakat tiga Kecamatan masuk dalam persoalan sangketa tanah Kaum Makboed yang berinisiatif untuk membentuk Forum Tigo Sandiang ini.

Pembentukan Forum Tigo Sandiang ini terjadi secara spontan, setelah terjadinya bentrokan antara masyarakat dengan petugas keamanan Polisi dan satuan Polisi Pamong Praja yang sedang

mengamankan juru ukur petunjukan batas dari pihak Lehar di Kelurahan Sungai Sapih, 25 Agustus 2016 lalu.

Setelah saat itu Kaum Makboed selaku ahli warisnya Lehar juga sangat berantusias mengklaim tanah di Kelurahan Air Pacah saat itu.

Kedudukan tanah yang

dipertahankan oleh Forum Tigo Sandiang ini memiliki sertifikat yang sah dari masing-masing masyarakat.

Jika tidak ada wadah yang mengakomodir sekaligus memediatori persoalan ini agar tidak ada pihak-pihak yang mencuri mengambil alih sebelum proses hukum selesai.

Jadi menurut Zilman salah seorang pemuda kampung tarusan, tujuan Lehar mengklaim tanah yang diduduki oleh pihak-pihak yang memiliki kekuasaan tidak lebih mengambil keuntungan dari pihak tersebut,apabila pihak tersebut bisa dikuasai maka keseluruhan tanah tersebut bisa di kuasai dan dimiliki, sedangkan masyarakat yang tinggal di sekitanya tidak hanya diam dan ingin mempertahankan apa yang seharusnya menjadi hak mereka, dan disinilah timbul konflik yang

(5)

5 membuat resah masyarakat tentang tanah yang digugat saudara Lehar tempat tinggal yang dihuni setelah sekian tahun (BPN, No.780/18- 13/VIII-2016).

Pada tanggal 7 Agustus 1982, Jinun selaku ahli dari Makboed yang pertama mengajukan permohonan agar pengadilan negeri Padang melaksanakan putusan perkara perdata no 90 tahun 1931, permohonan ini terdaftar pada daftar eksekusi no 35/1982 padang.

Selanjutnya Lehar juga menggugat lagi pada tanggal 15 Maret 2010 dalam perkara perdata no 90/1931.

Selanjutnya saudara Lehar telah mengajukan gugatan perdata pada pengadilan tinggi negeri padang terdaftar dalam perkara perdata no 04/pdt.g/2016/PN.PDG./. dan selanjutnya Lehar menggugat lagi pada tanggal 17 mei 2016 dalam

perkara perdata no.

91/pdt.G/2016/PN.PDG.

Untuk mengkaji lebih dalam dalam tentang upaya yang dilakukan oleh Forum Tigo Sandiang untuk

mempertahankan dan

mempertahankan tanah yang telah dihuninya selama bertahun - tahun

bisa dimilikinya kembali secara utuh berdasarkan latar belakang dengan mendeskripsikan upaya forum tigo sandiang mempertahankan hak-hak masyarakat dikelurahan Aia Pacah Kecamatan Koto Tangah.

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori fenomenologi yang dikembangkan oleh Alfred Shcutz. Fenomenologi berangkat dari pola pikir subjektifisme, yang tidak hanya memandang dari suatu gejala yang tampak, akan tetapi berusaha menggali makna di balik gejala itu (Wirawan, 2012:133).

Hubungan teori ini dengan penelitian tentang motif Kaum Makboed dalam mempertahankan tanah, sedangkan Forum Tigo Sandiang berupaya mempertahankan hak- tanah di Kelurahan Air Pacah, hal ini dapat dilihat adanya motif

kamu makboed dalam

mempertahankan tanah tersebut, motif berhubungan erat dengan pencapaian kebutuhan-kebutuhan dasar manusia, ada tingkatan yang memotivasi manusia untuk bergerak melakukan tindakan tersebut, disini peneliti akan melihat motif apa yang

(6)

6 dilakukan oleh Kaum Makboed dalam mencapai kebutuhan- kebutuhan kaum tersebut.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut Moleong, (2005:6) penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan dengan cara mendeskripsikan dalam bentuk kata- kata dan bahasa. Tipe penelitian ini adalah tipe penelitian deskriptif menurut Afrizal, (2014:13) penelitian dengan tipe deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi atau gejala yang ada yaitu keadaan menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan.

pendekatan ini dapat mengungkapkan secara lebih tajam dan mendalam mengenai Upaya forum tigo sandiang dalam mempertahankan hak-hak masyarakat serta penelitian ini tidak melihat hubungan dua variabel atau

lebih tetapi melihat secara menyeluruh (Holistic).

Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik purposive sampling, adapun informan dalam penelitian ini berjumlah 13 orang.

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder.

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah pertama observasi.Kedua wawancara, wawancara yang penulis lakukan untuk mengumpulkan data adalah wawancara mendalam. Ketiga studi dokumen, berfungsi sebagai bukti dari adanya suatu penelitian didaerah yang diteliti.

Unit analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah kelompok, karena pihak–pihak kaum, tokoh masyarakat, pemerintah dan masyarakat di Kecamatan Koto Tangah, Adapun teknik anlaisis data yang digunakan adalah teknik analisis data model interatif yang diajukan oleh Milles dan Huberman yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan verifikasi.

Penelitian dilakukan di karena Forum

(7)

7 tigo sandiang bermukim di Kecamatan Koto Tangah.

HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Upaya Forum Tigo Sandiang

Forum tigo sandiang adalah forum yang yang mempunyai peran seagai mediator dalam menyelasaikan konflik tanah yang terjadi di Kecamatan Koto Tangah khususnya di Kelurahan Air Pacah, Forum Tigo Sandiang dibentuk pada tahun 27 september 2016, berkantor di samping SPBU depan rumah sakit Baiturrahmah, Jalan Bypass. Selain menelaah kasus sangketa tanah Kaum Makboed forum ini juga sebagai pusat informasi yang valid bagi masyarakat yang tanahnya masuk dalam Egindom Verponding 1794 ini. Pengurus KAN dan tokoh masyarakat tiga Kecamatan masuk dalam persoalan sangketa tanah Kaum Makboed yang berinisiatif untuk membentuk Forum Tigo Sandiang ini. Pembentukan Forum Tigo Sandiang ini terjadi secara spontan, setelah terjadinya bentrokan antara masyarakat dengan petugas keamanan Polisi dan satuan Polisi Pamong Praja yang sedang

mengamankan juru ukur petunjukan batas dari pihak Lehar di Kelurahan Sungai Sapih, 25 Agustus 2016 lalu.

Setelah saat itu Kaum Makboed selaku ahli warisnya Lehar juga sangat berantusias mengklaim tanah di Kelurahan Air Pacah saat itu.

Masyarakat Kelurahan Air Pacah bersyukur memiliki kaum Forum Tigo Sandiang yang mengerti hukum sehingga bisa menetralisir konflik yang ada dan membela masyarakat Air Pacah yang tanahnya di Klaim oleh Lehar dengan cara mengumpulkan dokumen-dokumen tentang sejarah tanah, mengumpulkan data yang valid dari tokoh masyarakat tentang keberadaan tanah serta melakukan banding di Pengadilan TinggiKejaksaan. Berikut uraiannya :

5.1.1 Mengumpulkan Dokumen Tentang Sejarah Tanah

Berdasarkan observasi dan wawancara, forum 3 sandiang mempunyai cara dalam upayanya untuk mempertahankan tanah hak masyarakat Aia Pacah yaitu dengan mngumpulkan dokumen-dokumen tentang sejarah tanah tersebut. Dalam

(8)

8 hal ini H.Sofyan, SH Datuak Bijo selaku ketua 1 forum tigo beserta oyon mengambil andil dalam mengumpulkan dokumen-dokumen penting tentang sejarah tanah yang berada di Kelurahan Air Pacah yang berdasarkan landrat No.90/1931.

Menurut BPN (Badan Pertanahan Nasional) RI tentang riwayat tanah yang terdapat pada dokumen-dokumen (berkas-berkas) dari Forum Tigo Sandiang bahwa dalam proses permohonan sertifikat tanah negara bekas eigendom verponding no 1794 tersebut terjadi penangguhan proses berdasarkan surat dari sekretaris daerah provinsi Sumatra Barat dari tanggal 5 juni 2010 sampai dengan tanggal 8 april 2014.Pada tanggal 15 maret 2010, Lehar selaku penggugat mengajukan hal permohonan angkat sita/cabut sita dalam perkara perdata yang tertulis dalam dokumen dari Forum Tigo Sandiang.

Dalam hal ini orang-orang yang terlibat dalam mengumpulkan dokumen-dokumen yaitu Bapak Oyon selaku tokoh masyarakat, mereka bertugas dalam menanyakan

kepada masyarakat yang terlibat dalam kasus tanah dan menanyakan bukti yang ada pada masyarakat guna membuktikan bahwa tanah tersebut memang hak milik masyarakat. Hal ini terbukti dengan serifikat yang dimiliki masyarakat bahwa tanah tersebut memang sudah dihuni dari berpuluh tahun belakang.

5.1.2 Mengumpulkan Data yang Valid dari Tokoh Masyarakat tentang Keberadaan Tanah

Melihat dan mengenali kasus konflik tanah ini forum ini juga sebagai pusat informasi-informasi yang valid bagi masyarakat yang tanahnya masuk dalam sangketa.

Dan juga ikut menyampaikan aspirasi apa yang diinginkan masyarakat menurut landarat 1931 karena banyak terjadi kesimpangsiuran informasi terkait sangketa ini, akibatnya masyarakat resah dan bisa berpotensi anarkis.

Sebaliknya pada penelitian ini upaya yang dilakukan oleh Forum Tigo Sandiang dengan mekanisme kerja Forum Tigo Sandiang ialah ketika kaum Lehar mengungkit kembali masalah tanah di Kecamatan Koto Tangah khususnya di Kelurahan Air

(9)

9 Pacah mengakibatkan konflik maka forum Tigo Sandiang tidak hanya diam.

Forum Tigo Sandiang akan mempertahankan hak dari masyarakat dan tidak akan membiarkan masyarakat melawan sendiri, karena apabila masyarakat yang akan melawan sendiri gugatan yang diajukan Lehar kepengadilan tersebut maka akan jelas akan kalah, karena hal ini sudah sebagaimana menjadi keputusan landrat 1931, Berikut Mekanisme kerja Forum Tigo Sandiang yaitu yang pertama mengumpulkan data-data mulai sejak Lehar mengklaim tanah yang berada di Kelurahan Air Pacah pada tanggal 27 september 2016, dan setelah itu apabila Lehar mulai mengungkit masalah penggugatan tanah tersebut.

5.1.3 Menaikan Banding ke Pengadilan Tinggi Kejaksaan

Masyarakat Air Pacah rata- rata telah memiliki bukti sertifikat yang sah dari BPN, akan tetapi Lehar selaku ahli waris Kaum Makboed juga memiliki sertifikat yang sama dan sah dari BPN juga. Di sini terjadi kesimpangsiuran atas informasi ini

yang membuat masyarakat resah dan takut tanah yang dimilikinya ini akan diambil oleh Lehar tersebut.

Disinilah letak peran Forum Tigo Sandiang mengemukakan pendapat ke pengadilan atas landasan dasar dari putusan landraat No 90 / 1931.

Dalam hal ini Metri sebagai kuasa hukum dari Forum Tigo Sandiang memperjuangkan hak-hak masyarakat ke pengadilan, dan H.

Arifin Musa juga ikut andil dalam hal ini untuk memperjuangkan hak masyarakat.

Hasil sidang ini dimenangkan Makboed dan Osoes sebagai pemilik sah atas tanah ini. Pada saat ini perkembangan tanah yang dimenangkan itu dikatakan oleh Lehar selaku ahli waris Kaum Makboed adalah milik pendahulunya seluas 765 hektar. Sedangkan masyarakat di Kelurahan Air Pacah mengatakan bahwa tanah yang dimiliki oleh Kaum Makboed hanya seluas 2,5 hektar dan itupun berada di kelurahan Dadok Tunggul Hitam.

Sontak masyarakat di Kelurahan Air Pacah merasa terganggu dan terusik akibat perlakuan Lehar yang

(10)

10 mengatakan tanah seluas 765 hektar itu milik pendahulunya.

Menurut BPN (badan pertanahan nasional) RI tentang riwayat tanah yang terdapat pada dokumen-dokumen (berkas-berkas) dari Forum Tigo Sandiang bahwa dalam proses permohonan sertifikat tanah negara bekas eigendom verponding no 1794 tersebut terjadi penangguhan proses berdasarkan surat dari sekretaris daerah provinsi Sumatra Barat dari tanggal 5 juni 2010 sampai dengan tanggal 8 april 2014.Pada tanggal 15 maret 2010, Lehar selaku penggugat mengajukan hal permohonan angkat sita/cabut sita dalam perkara perdata yang tertulis dalam dokumen dari Forum Tigo Sandiang.

KESIMPULAN

Konflik antara Lehar dengan masyarakat Kelurahan Air Pacah, Lehar selaku ahli waris Kaum Makboed itu terjadi pada saat Lehar megklaim tanah yang dimilikinya.

KonflikKaum Makboed dan Forum Tigo Sandiang dalam sebuah konflik pasti akan terjadi, begitulah yang

sedang terjadi dalam konflik tanah ini. UpayaForum Tigo Sandiang adalah mengumpulkan dokumen, menaikan banding ke pengadilan, serta mencari data yang valid dari tokoh masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Afrizal, 2014. Metode penelitian Kualitatif. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Moleong, J, Lexy. 2005. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung:

PT. Remaja

Rosdakarya.

Sumardjono, Maria S.W. 2007.

Kebijakan Pertanahan. Jakarta : Kompas

Susan, Novri. 2009, Pengantar Sosiologi Konflik dan Isu-isu Konflik Konteporer:Jakarta : Pranada Medias Group.

Supriadi, Bambang, Eko. 2012.

Hukum Agraria Kehutanan.

Jakarta : Rajawali Pers.

Wirawan, 2012. Teori-Teori Sosial Dalam Tiga Paradigma.

Jakarta : Kencana Prenamedia Group.

Referensi

Dokumen terkait

ban€lsa Minangkabau yang t ernasuk Deutro Me1ayu' sedanglcan kepulauan Ment awai di di ani oleh suku bangsa fientawai yang tergplong ke dalam suklr bangF a