DAMPAK PROGRAM ADIWIYATA BAGI WARGA SEKOLAH KASUS: DI SMAN 6 PADANG
Maidora Puspita Sari1, Maihasni2, Irwan2
1Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat
2Dosen Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat [email protected]
ABSTRACT
Adiwiyata Program is one of the government's environmental education strategy with the aim to create a caring and cultured school environment. This Adiwiyata program aims to increase knowledge and understanding of the environment to learners and society. This research is based on the problem of how the impact of Adiwiyata Program for the school residents in SMAN 6 Padang.
The purpose of this study is to describe the impact of Adiwiyata Program for the case school residents in SMAN 6 Padang. The theory used in this reserach was social changed theory, proposed by Neil Smelser, where the factors that determine social change was the state of structure to change and the implementation of social control. The approached in this reserch used qualitative approach with descriptive research type. Informant retrieval used purposive sampling. Type of data was the primary data and secondary data form, with non- participant data collecting technique, depth interview and documentation study.
And the unit analysis was groups, with an interactive data analysis model Milles and Huberman. The result of this study reveal that the impach of Adiwiyata Program for school residents is: 1). Environmental care, 2). Enterepreneurship, 3).
SMAN 6 Padang became UNESCO-sponsored school, 4). Become a school tour, healthy school and environmentally friendly, 5). Become a school builder for schools that have not yet adiwiyata in the city of Padang, 6). The conditions of theaching and learning more comfortable and conducitive for all school citizens.
Keywords: Adiwiyata Program, School, and School Residents.
PENDAHULUAN
Permasalahan lingkungan hidup tidak dapat dipisahkan secara teknis semata, namun yang lebih penting adalah pemecahan yang dapat mengubah mental, serta kesadaran akan pengelolaan lingkungan. Untuk mengatasi dampak kerusakan lingkungan hidup
diperlukan suatu perubahan sikap dan perilaku pada masyarakat serta perbaikan moral melalui pendidikan, dan perbaikan moral ini dapat ditempuh melalui pendidikan formal seperti sekolah (Syafril, 2012:36).
Sekolah adalah sebuah lembaga yang dirancang untuk pengajaran siswa atau murid dibawah
1
pengawasan guru. Melalui pendidikan formal seperti sekolah anak dididik, diarahkan, diajak untuk menjadi warga negara yang baik.
Dengan kemajuan pendidikan begitu banyak program yang diterapkan oleh pemerintah, dengan adanya program-program ini maka akan timbulnya perubahan-perubahan sosial dalam kehidupan masyarakat maupun dilingkungan sekolah.
Tujuan diciptakannya program- program oleh pemerintah adalah untuk memajukan pendidikan di Indonesia salah satunya Program sekolah berwawasan lingkungan atau Adiwiyata.
Program Adiwiyata di Indonesia dicanangkan oleh Kementrian Lingkungan Hidup pada tahun 2005 di Pulau Jawa. Program ini pada awalnya menetapkan 10 sekolah sebagai model dengan mengedepankan prinsip partisipatif.
Tidak hanya di Pulau Jawa saja di
Kota Padang juga
mengimplementasikan sekolah berwawasan lingkungan (adiwiyata).
Dari 375 sekolah di Kota Padang mulai dari tingkatan SD, SLTP dan SLTA, yang terdaftar sebagai sekolah adiwiyata adalah sebanyak
99 sekolah dari tingkatan SD, SLTP, dan SLTA, dengan meraih berbagai penghargaan sekolah adiwiyata dan penghargaan adiwiyata mandirilah yang paling tinggi tingkatanya.
Sekolah adiwiyata mandiri merupakan sekolah yang dianggap berhasil menjadi sekolah yang berbudidaya dan bewawasan lingkungan secara mandiri dan mampu membina sekolah lain dalam mewujudkan sekolah peduli dan berwawasan lingkungan. Pada tingkatan SLTA di Kota Padang terdapat enam sekolah yang mampu meraih prestasi sekolah Adiwiyata Mandiri, salah satunya adalah SMAN 6 Padang pada tahun 2013 dari Kementerian Lingkungan Hidup.
Hal ini senada dengan visi SMA N 6 Padang yaitu Berbudaya Lingkungan”.
Sesuai dengan observasi awal dan penulis juga melakukan wawancara lansung dengan guru- guru, sebelum adanya Program Adiwiyata, SMA N 6 Padang belum mampu untuk meimplementasikan Program Adiwiyata di sekolah dikarenakan masih banyak indikator- indikator sekolah adiwiyata yang belum terpenuhi seperti sarana dan
prasarana belum mendukung, lingkungan fisik belum terbenahi secara sempurna dengan contoh belum adanya penghijauan yang cukup di lingkungan sekolah, semenjak saat itulah SMA N 6 Padang mulai membenahi setiap aspek di lingkungan sekolah demi mewujudkan sekolah yang berwawasan lingkungan hidup.
Seiring berjalannya waktu sikap kepedulian warga sekolah kepada lingkungan pun mengalami perubahan terkhusus kepada peserta didik. Berbagai masalah lingkungan pun muncul seperti buang sampah sembarangan dan merusak sarana dan prasarana sekolah. Sanksi telah ditetapkan namun masih belum bejalan efektif dilingkungan sekolah, salah satu contohnya dalam hal membuang sampah, peserta didik masih terbiasa membuang sampah sembarangan dilingkungan sekolah seperti diruangan belajar, padahal hampir setiap ruangan depan kelas telah disediakan tempat pembuangan sampah yang berjumlah 25 tempat pembuangan sampah. Hal ini disebabkan karena adanya penurunan semangat dan kesadaran akan pentingnya kepedulian kepada
lingkungan. Jadi berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang
“Dampak Program Adiwiyata bagi Warga Sekolah Kasus: di SMA N 6 Padang”.
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan tipe penelitian bersifat deskriptif yaitu data yang dikumpulkan dalam penelitian adalah berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka.
Selain itu, semua yang dikumpulkan berkemungkinan menjadi kunci terhadap apa yang sudah diteliti.
Dengan demikian, laporan penelitian akan berisi kutipan-kutipan data untuk memberi gambaran penyajian laporan (Moleong, 2010:11).
Pengambilan informan digunakan dengan cara purposive sampling.
Jenis data yang digunakan berupa data primer dan data sekunder, dengan teknik mengumpulkan data observasi non partisipat, wawancara mendalam (depth interview) dan studi dokumentasi. Unit analisis yaitu kelompok, dengan model analisis data interaktif Milles dan
Huberman (Sumber: Miles Huberman: 1992:20).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Program Adiwiyata ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman lingkungan hidup kepada peserta didik dan masyarakat. Adiwiyata artinya tempat yang besar, agung, baik dan indah yang dimana tempat itu digunakan oleh seseorang untuk mendapatkan ilmu pengetahuan, norma dan etika (Kementerian Lingkungan Hidup, 2-3:2012).
SMAN 6 Padang merupakan salah satu sekolah yang ikut mengimplementasikan Program Adiwiyata, semenjak tahun 2008 dimana awalnya SMAN 6 Padang mendaftar sebagai sekolah adiwiyata, dan semenjak saat itulah SMAN 6 Padang mulai membenahi setiap aspek dilingkungan sekolah dengan tujuan agar terciptanya lingkungan sekolah yang nyaman, asri, ramah lingkungan dan indah sehingga dalam memperoleh ilmu pengetahuan warga sekolah terutama peserta didik menjadi nyaman berada dilingkungan sekolah. Pada tahun 2010 SMA N 6 Padang masuk jalur
adiwiyata tingkat kota selanjutnya pada tahun 2011 SMAN 6 Padang masuk adiwiyata Provinsi kemudian tahun 2012 SMA N 6 Padang meraih prestasi adiwiyata nasional dan setahun kemudian tepatnya pada tahun 2013 SMA N 6 Padang meraih prestasi adiwiyata mandiri hingga saat sekarang ini.
Semua warga sekolah dilibatkan dalam mensukseskan Program Adiwiyata, kemudian pihak sekolah juga membondong orang tua siswa untuk juga ikut membantu mensukseskan Program Adiwiyata ini yaitu dengan cara pihak sekolah meminta sumbangan kepada wali murid, selanjutnya pihak sekolah juga membuat kebijakan sabtu bersih yaitu seluruh warga sekolah dilibatkan dalam membersihkan lingkungan sekolah tampa adanya pengecualian dengan tujuan agar lingkungan sekolah tetap berih dan terjaga keasriannya.
Program Adiwiyata merupakan suatu program yang mendorong terciptanya pengetahuan dan kesadaran warga sekolah dalam upaya pelestarian lingkungan hidup menuju lingkungan yang sehat dan menghidarkan dampak lingkungan
yang negatif. Dengan begitu setelah
SMAN 6 Padang
mengimplementasikan Program Adiwiyata ini memiliki dampak bagi warga sekolah sebagai berikut:
Bentuk peduli lingkungan disini yaitu apabila warga sekolah melihat sampah berserakan dilingkungan sekolah tampa harus dikomandoi warga sekolahpun lansung bertindak untuk membersihkan dan lansung membuang sampah tersebut ketempat yang telah disediakan kemudian bentuk kepeduliannya lagi apa bila ada tamu yang merokok di lingkungan SMA N 6 Padang, warga sekolah disini langsung bertindak dengan cara memberi tahu dengan sopan bahwa sekolah ini merupakan sekolah adiwiyata dan bebas dari asap rokok, bentuk tindakan warga sekolah dalam kepeduliannya terhadap lingkungan yaitu berupa bentuk tindakan, ajakan dan juga memberikan nasehat.
SMAN 6 Padang memiliki tanaman yang rindang, seperti adanya kebun markisa, tanaman toga, hutan sekolah, green house, kebun terong, sayuran hidroponik, kebun buah naga, budidaya jamur tiram dan
lainnya, hasil kebun ini dapat dimanfaatkan oleh warga sekolah
SMAN 6 Padang untuk
berwirausaha. Hasil kebu dimanfaatkan oleh warga sekolah seperti buah markisa yang dijadikan jus, dan hasil kebun lainnya dimanfaatkan sesuai dengan kebutuha dan juga dijual. Dan biasanya hasil kebun dipasarkan dilingkungan sekolah juga, seperti contoh budidaya jamur tiram, tahap awal siswa diarahkan dan dibina terlebih dahulu setelah itu baru siswa yang mengolahnya di rumah, hasil produksi tersebut di pasarkan di lingkungan sekolah oleh siswa, dan ketika adanya pameran hasil kebun dan karya siswa seperti pengolahan sampah anorganik yaitu tas, dompet, taplak meja dan lain sebagainya.
Pameran diadakan ketika kegiatan ekrakurikuler, dan juga pada saat sebelum pembagian lapor (hasil ujian sekolah).
Pada tahun 2013 SMAN 6 Padang meraih prestasi adiwiyata mandiri, semenjak prestasi adiwiyata mandiri diperoleh SMAN 6 Padang lansung menjadi sekolah binaan UNESCO, bentuk binaan yang dilakukan UNESCO untuk SMAN 6
Padang ini dilakukan tergantung kepada kegiatan KNUNESCO tersebut dan tentunya yang paling utama bentuk binaannya berkaitan dengan lingkungan, biasanya binaan ini dapat dilakukan dalam jangka waktu dua kali setahun, bentuk kegiatan biasanya UNESCO ini mengundang sekolah-sekolah untuk melaksanakan suatu kegiatan seperti kegiatan DNPI (Dewan Perubahan Iklim dengan Global Warming), kemudian adanya workshop, seminar, pelatihan-pelatihan untuk guru-guru, kegiatan ini diadakan di Jakarta.
Kemudian dampak yang ditimbulkan oleh sekolah dibawan binaan UNESCO, yaitu peningkatan pada akademik, kualitas sekolah bahkan SMAN 6 Padang juga sudah dilirik oleh masyarakat dari luar dan kunjungan dari luar pun ada dan itu tidak hanya kunjungan dari sekolah yang ada di daerah Kota Padang saja namun dari luar Kota Padang juga ada terdapat kunjungan.
Sebelum prestasi adiwiyata mandiri diperoleh SMAN 6 Padang berkewajiban untuk dapat membina sekolah yang sedang merintis sekolah menjadi sekolah adiwiyata,
sekolah yang dibawah binaan SMAN 6 Padang adalah SMP N 8 Padang, SMP N 1 Padang, SMA N 2 Padang, SMK 2 Padang, SMK N 9 Padang, SMA pariaman dan masih ada sekolah lainnya, bentuk binaanya yaitu pihak sekolah SMAN 6 Padang mensosialisasikan Program Adiwiyata, dan juga langsung terjun ke lapangan untuk memberikan binaan namun ada juga dari pihak sekolah binaan yang lansung datang ke SMAN 6 Padang untuk mendapatkan binaan.
Setelah prestasi adiwiyata diperoleh SMAN 6 Padang tidak membatasi untuk sekolah lain yang ingin membuat MoU atau menjalin kerjasaman, SMAN 6 Padang selalu bersedia untuk membina sekolah- sekolah tersebut dengan baik, karena apabila banyak sekolah lain yang menjalin kerja sama dengan SMAN 6 Padang itu akan menimbulkan dampak yang baik bagi sekolah salah satunya prestasi sekolah meningkat dan sekolah dapat dikenal oleh masyarakat banyak kemudian prestasi pun juga meningkat.
Setelah penghargaan adiwiyata diperoleh maka sekolah ini banyak dikunjungi oleh sekolah dari luar dan
bahkan oleh wisatawan juga, tidak hanya berasal dari sekolah-sekolah yang ada di Sumatera Barat ini saja namun dari luar Kota Padang juga ada seperti dari Bangka Belitung, Medan, Riau, Tanggerang dan kota- kota lainya. Kunjungan dilakukan oleh kepala-kepala sekolah dan pengawas dengan tujuan untuk melihat bagaimana keadaan sekolah SMAN 6 Padang dan jugu sebagai percontohan untuk mewujudkan sekolah adiwiyata.
Para peserta didik akan terasa nyaman dan aman ketika kondisi lingkungan sekolah yang nyaman dan aman sehingga kegiatan belajar mengajarpun akan lebih kondusif dan prestasi siswa akan lebih meningkat.
Dimana sebelum memperoleh prestasi adiwiyata lingkungan sekolah SMAN 6 Padang masih jauh dikatakan sekolah sehat karena masih adanya ditemukan sampah berserakan dilingkungan sekolah, lingkungan sekolah belun hijau dan ramah lingkungan, namun disini pimpinan sekolah dan warga sekolah selalu berusah untuk menciptakan lingkungan sekolah yang ramah lingkungan hijau dan kondusif untuk memperoleh ilmu pengetahuan.
Wujud kepedulian warga sekolah untuk menciptakan lingkungan sekolah yang ramah lingkungan yaitu semua warga sekolah selalu berusaha untuk membersihkan lingkungan sekolah salah satu bentuk tindakan warga sekolah yaitu setiap minggunya diadakan gotong royang bersama yaitu diadakan pada hari sabtu dimana warga sekolah memberikan nama sabtu bersih, kegitan ini dilaksanakan setelah proses belajar mengajar dilaksanakan, yaitu proses efektif belajar dari jam 07.00-10.00 WIB, setelah proses PBM selesai dilanjutkan untuk membersihkan lingkungan sekolah, kegiatan ini dilakungan oleh seluruh warga sekolah, mulai dari pimpinan sekolah, guru, pegawai dan peserta didik, kemudian masing-masing peserta didik diberikan pembagian masing-masing untuk membersihkan lingkungan sekolah.
Hasil dari penelitian di lapangan akan dibahas lebih lanjut, uraian peneliti mendeskripsikan bagaimana dampak Program Adiwiyata bagi warga sekolah kasus di SMAN 6 Padang. Dari hasil uraian pembahasan diatas jika dikaitkan
dengan teori yang dikemukanan oleh Neil Smelser yaitu teori perubahan sosial, menggunakan 2 faktor yang menyebabkan perubahan terjadi dikemukakan oleh Neil Smelser (dalam Lauer, 1993:118:120) yakni:
1. Keadaan struktur untuk berubah, perubahan yang terjadi di SMAN 6 Padang karena perubahan itu dikehendaki atau perubahan itu direncanakan sehingga keadaan strukturpun ikut berubah, sehingga perilaku warga sekolahpun menjadi berubah karena adanya struktur yang mengatur, seperti peserta didik berperilaku baik dilingkungan sekolah dan mematuhi semua peraturan sekolah karena adanya aturan yang mengatur dan mengharuskan siswa memgikuti semua aturan yang telah ditetapkan. Sama halnya setelah prestasi adiwiyata diperoleh maka struktur sekolah pun berubah dan mengharuskan semua warga sekolah taat dan patuh terhadap aturan yang telah ditetapkan tersebut.
2. Pelaksanaan kontrol sosial, setelah prestasi adiwiyata diperoleh maka keadaan struktur sekolahpun menjadi berubah, dan mengharuskan warga sekolah patuh dan taat terhadap aturan yang telah ditetapkan, disinilah fungsi kontrol sosial digunakan, peran kontrol sosial ini dijalankan oleh seluruh warga sekolah, dengan tujuan agar lingkungan sekolah tertap terjaga keindahannya dan prestasi adiwiyata pun dapat dipertahankan dengan baik.
Dengan adanya Program Adiwiyata ini dapat dimanfaatkan oleh warga
sekolah untuk
mengembangkan prestasi sekolah dibidang lingkungan yaitu SMAN 6 Padang menjadi salah satu sekolah contoh bagi sekolah lain yang sedang merintis adiwiyata.
KESIMPULAN
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
Dampak Program Adiwiyata bagi warga sekolah di SMAN 6 Padang: yaitu kondisi lingkungan sekolah menjadi hijau dan kondusif dalam memperoleh ilmu pengetahuan, SMAN 6 Padang dapat menjalin kerjasama dengan sekolah di luar negri seperti sekolah di Jepang, kemudian menjadi sekolah binaan dibawah naungan UNESCO, SMAN 6 Padang menjadi sekolah Pembina bagi sekolah yang sedang merintis menjadi sekolah adiwiyata, siswa diajarkan berwirausaha dengan cara mengolah sampah menjadi barang berguna dan ada nilai jualnya, dan kepedulian warga sekolah menjadi meningkat terhadap lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA Buku:
Lauer, H, Robert. 1993.
Perspektif Tentang
Perubahan Sosial.
Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Miles, Mattthew dan A. Michael Huberman. 1992.
Analisis Data Kualitatif.
Jakarta: Universitas Indonesia.
Moleong, Lexy J. 2010.
Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Panduan Adiwiyata tentang Panduan Adiwiyata.
2011. Kementrian Lingkungan Hidup dengan Kementrian
Pendidikan dan
Kebudayaan. Jakarta.
Syafril, Zen Zelhendri, dkk.
2012. Pengantar Pendidikan. Padang:
Suka Bina Press.