• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE QUALITY CONTROL BETON SERTA PENERAPAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) PADA PEMBANGUNAN UNDERGROUND POWERHOUSE (STUDI KASUS PROYEK PLTA ASAHAN NO.3)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "METODE QUALITY CONTROL BETON SERTA PENERAPAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) PADA PEMBANGUNAN UNDERGROUND POWERHOUSE (STUDI KASUS PROYEK PLTA ASAHAN NO.3)"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

Pengendalian mutu berupa seperangkat prosedur dan persyaratan yang harus dilakukan dan dipenuhi dalam setiap proses pembuatan suatu barang. Tujuan utama pengendalian mutu adalah pengujian, verifikasi, penelitian, analisis proses produksi sehingga produk yang dihasilkan memenuhi standar mutu yang relevan (Tampai, dkk 2017). Hasil pengendalian mutu beton yang memenuhi standar sangat berpengaruh terhadap aspek keselamatan pekerja konstruksi, sehingga kejadian pada saat penuangan atau pekerjaan lain pada material beton dapat diminimalisir.

Pengujian apa saja yang dilakukan terhadap pengendalian mutu beton pada pembangunan pembangkit listrik bawah tanah PLTA ASAHAN No.3. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi pengetahuan mengenai pengendalian mutu beton yang akan digunakan pada konstruksi bawah tanah dan penerapan lingkungan kerja sesuai prosedur. Pengendalian mutu merupakan suatu proses yang pada dasarnya menjadikan perusahaan menjadi peninjau mutu menurut seluruh faktor yang terlibat dalam kegiatan produksi.

Tugas pengendalian mutu meliputi pemantauan, pengujian dan pemantauan seluruh proses produksi dengan tujuan agar tidak ada produk yang tidak sesuai dengan standar mutu yang diinginkan. Tujuan utama pengendalian mutu adalah untuk menguji, mengamati, menelaah, menganalisis proses produksi sehingga produk yang diperoleh diselaraskan dengan standar mutu yang sesuai (Yul Stella Tampai, dkk., 2017). Tugas pengendalian mutu meliputi pemantauan, pengujian dan pemantauan seluruh proses produksi dengan tujuan agar tidak ada produk yang tidak sesuai dengan standar mutu yang diinginkan.

Tujuan utama pengendalian mutu adalah menguji, mengamati, meneliti, menganalisis proses produksi, sehingga produk yang diperoleh sesuai dengan standar mutu yang relevan (Yul Stella Tampai, dkk, 2017).

Tabel 2.1 Komposisi Bahan Utama Semen
Tabel 2.1 Komposisi Bahan Utama Semen

Uji Material Penyusun Beton

Metode gravitasi: dimana kandungan udara diperoleh dengan mengurangkan volume absolut bahan-bahan dalam suatu batch dari volume terukur beton campuran yang dihitung dari kepadatannya. Metode volumetrik: dimana udara dikeluarkan dari beton dengan cara diaduk dalam wadah tertutup berisi air dan udara diukur dengan penurunan tinggi muka air. Uji kemerosotan adalah tinggi campuran dalam kerucut yang ditetapkan pada tinggi campuran setelah cetakan dilepas.

Uji slump berguna untuk memeriksa perubahan kadar air apakah gradasi material dan agregat seragam. Jika jumlah air tetap maka uji slump berguna untuk menunjukkan perbedaan derajat atau perbandingan berat yang salah (Fadli M. Van Gobel, 2017). Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan alat berbentuk kerucut terpotong dengan diameter atas 10 cm dan diameter bawah 20 cm serta tinggi 30 cm, dilengkapi juga dengan kuping untuk mengangkat beton segar dan tongkat pemadat dengan diameter 16 mm dan a panjang minimal 60 cm.

Uji kemerosotan mempunyai 3 macam yaitu kemerosotan sejati (true slump), kemerosotan geser dan kemerosotan runtuh : . 1) Sebenarnya kerusakan. Merupakan penurunan yang umum dan seragam tanpa adanya campuran beton yang pecah, oleh karena itu dapat disebut kemerosotan nyata. Mengambil nilai slump sebenarnya dengan mengukur penurunan minimum dari puncak kerucut (Paul Nugraha dan Antoni, 2007).

Ada dua cara untuk menentukan nilai geser, yaitu dengan mengukur penurunan minimum dan penurunan dari puncak kerucut (Paul, Nugraha dan Antoni, 2007). Keruntuhan beton terjadi pada kerucut campuran beton yang runtuh sempurna akibat campuran beton yang terlalu cair. Nilai kemerosotan ini ditentukan dengan mengukur penurunan minimum dari puncak kerucut (Paul Nugraha dan Antoni, 2007). Selain nilai slump, untuk menjaga kemampuan kerja beton segar, tampilan visual beton, jenis dan sifat keruntuhan harus diperhatikan pada saat dilakukan uji slump.

Setetes beton segar harus dilakukan sebelum beton dituang dan apabila terdapat indikasi bahwa plastisitas beton segar mengalami penurunan.

Gambar 2.1 Alat Slump Test
Gambar 2.1 Alat Slump Test

Compressive Strength Test (Uji Kuat Tekan)

Faktor Air Semen

Kepadatan Beton

Nilai Abrasi dari Agregat

Faktor Agregat-Semen

Perencanaan Campuran Beton (Mix Design)

Uji Kuat Tarik Belah Beton

Uji silinder belah (split silinder test atau splitting test) yaitu dengan melakukan uji tekanan pada benda uji berbentuk silinder standar, pada umur 28 hari, beton diletakkan mendatar hingga benda uji terbelah sesuai dengan ketentuan ASTM. Dari 496 -96; dan B.

Underground Powerhouse

Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (K3)

Pengertian kesehatan kerja adalah spesialisasi ilmu kesehatan/kedokteran dan prakteknya yang bertujuan untuk menjamin pekerja/pekerja dan masyarakatnya memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-tingginya, baik fisik, mental, maupun sosial melalui upaya preventif dan kuratif terhadap penyakit/kesehatan. masalah gangguan yang disebabkan oleh faktor pekerjaan dan lingkungan kerja serta penyakit umum. Konsep kesehatan di tempat kerja saat ini semakin banyak mengalami perubahan, tidak hanya ke arah “kesehatan di sektor industri”, tetapi juga ke arah upaya kesehatan setiap orang dalam melaksanakan pekerjaannya (Sri Rejedki, 2016). ). Sesuai dengan undang-undang no. 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja, terdapat beberapa pasal yang menjelaskan peraturan pemerintah tentang K3, yaitu: 1.

Beberapa pedoman standar yang sering digunakan berasal dari Kementerian Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Koperasi serta Standar Nasional Indonesia (Rara Amelia, dkk, 2021). Manajemen keselamatan dan kesehatan kerja pada hakikatnya mencari dan mengungkap kelemahan operasional yang memungkinkan terjadinya kecelakaan. Fungsi ini dapat dilakukan dengan: 1) menemukan penyebab dan akibat suatu kecelakaan dan 2) memeriksa apakah pengendalian kehati-hatian diterapkan atau tidak.

Setiap pekerja yang bekerja pada pembangunan PLTA Asahan 3 terlebih dahulu dilakukan induksi keselamatan untuk mengenalkan keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerja. Penggunaan APD secara lengkap merupakan salah satu peralatan K3 yang banyak digunakan di pembangkit listrik. Merupakan bagian dari penerapan K3 berupa rambu-rambu bagi pekerja yang keluar masuk lokasi proyek.

Sistem Komunikasi

Sistem ventilasi

Sistem Pencahayaan

Keselamatan Kebakaran

Sistem Manajemen K3 (SMK3)

Penelitian Terdahulu

Analisis Manajemen Risiko dan Pengendalian Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) pada Pekerjaan Powerhouse. Jurnal

Dari hasil analisis terlihat kadar lumpur pada agregat halus sebesar 3,1 (tidak memenuhi syarat mutu) dan kadar lumpur pada agregat kasar sebesar 1,1 (tidak memenuhi syarat). Untuk menangani komposisi agregat halus dan kasar dengan kandungan lumpur dan organik yang tinggi, faktor air-semen diturunkan dari 0,5 menjadi 0,49 untuk menjamin kualitas beton. Hasil uji kuat tekan f'c mutu 30Mpa pada beton umur 7 hari = 26,6 MPa persentase karakteristiknya 89% dan pada beton umur 28 hari = 36,8MPa persentase karakteristiknya 123%.

METODOLOGI PENELITIAN

  • Lokasi Penelitian
  • Gambaran Umum Proyek
  • Pengumpulan Data
  • Diagaram Alir Penelitan

Sesuai dengan permasalahan yang ingin diteliti, maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian studi kasus kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan filosofi positivisme dan digunakan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu, dan teknik pengambilan sampel biasanya dilakukan secara acak. Saat memperoleh data yang diperlukan, penulis langsung mengumpulkan data dari kontraktor, konsultan pengawas dan berbagai peserta proyek.

Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data pengendalian mutu beton seperti hasil uji kemerosotan, uji kuat tekan dan uji kadar udara beton, serta data penerapan K3 pada proyek tersebut. Dalam studi kasus ini, penulis memperoleh data penelitian dan juga mencari data untuk pembangunan pembangkit listrik bawah tanah yang berhubungan dengan teknik. Untuk melakukan studi kasus dan menganalisis permasalahan yang diangkat, diperlukan data pendukung yang penulis peroleh dari berbagai sumber.

Data yang digunakan adalah data sekunder, dimana data sekunder merupakan seluruh informasi yang penulis dapatkan ketika berada di lokasi pembangunan pembangkit listrik bawah tanah PLTA Asahan No.3. Dalam penulisan tugas akhir ini diperlukan flowchart tugas akhir untuk memudahkan evaluasi kemajuan tugas akhir.

Gambar 3.2 Akses jalan menuju Undergorund Powerhouse  (Sumber : PT. PLN (PERSERO) UPP SUMBAGUT 4, 2022)
Gambar 3.2 Akses jalan menuju Undergorund Powerhouse (Sumber : PT. PLN (PERSERO) UPP SUMBAGUT 4, 2022)

Gambar

Tabel 2.1 Komposisi Bahan Utama Semen
Gambar 2.2 Slump sebenarnya  (Sumber : Paul Nugraha dan Antoni, 2007)
Gambar 2.1 Alat Slump Test
Gambar 2.4 Slump Runtuh
+7

Referensi

Dokumen terkait