p-ISSN: 2580-4596; e-ISSN: 2580-460X
Radius, Pusat, Diameter, dan Bilangan Radio dari Graf Flake
Mohammad Nafie Jauhari
Jurusan Matematika Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang [email protected]
Info Artikel ABSTRAK
Riwayat Artikel:
Diterima: 21 Oktober 2019 Direvisi: 18 November 2019 Diterbitkan: 15 Januari 2020
Graf yang memiliki sifat self-similar telah terbukti memiliki representasi presisi dan akurat terhadap struktur dunia nyata. Struktur tersebut meliputi koneksi jaringan, enkripsi, rima puisi, algoritma pencarian, dan sebagainya.
Sering kali sifat-sifat suatu graf dapat dilihat dan ditentukan dengan cara memecah atau mendekomposisi graf tersebut ke dalam bagian-bagian yang lebih kecil yang mengkonstruksi graf tersebut. Kita dapat memeriksa graf konstriktor tersebut untuk mendapatkan sifat-sifat graf yang disusunnya. Pada tahun 2014 penulis mendefinisikan graf flake sebagai graf yang disusun dari operasi berurutan dan bertalian dari graf komplit yang mana, dengan suatu algoritma embedding tertentu, bentuk geometri yang dihasilkan berbentuk serpih (flake) salju.
Masalah umum yang melatarbelakangi pelabelan radio telah dikenal luas sebagai solusi untuk masalah penetapan saluran radio (atau sebarang koneksi nirkabel). Tujuannya adalah untuk menetapkan saluran radio sedemikian sehingga tidak ada gangguan frekuensi antar pemancar radio yang dekat secara geografis dan memiliki jangkuan dan frekuensi yang berbeda-beda.
Artikel ini membahas radius, diameter, dan bilangan radio dari graf flake.
Kata Kunci:
Flake Graph Radius Diameter Bilangan Radio Self-Similar
Copyright ยฉ 2019 SIMANIS.
All rights reserved.
Korespondensi:
Mohammad Nafie Jauhari, Jurusan Matematika,
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, Jl. Gajayana 50 Malang
[email protected]
1. PENDAHULUAN
Pada tahun 2013 peneliti mendefinisikan dan meneliti graf (๐ฟ๐)๐(๐บ), sedangkan pada tahun 2014 peneliti mengenalkan flake graph fl[๐] dan meneliti beberapa sifat dasar dari graf tersebut. Pada penelitian ini peneliti akan membahas mengenai diameter, radius, center, dan bilangan radio dari graf fl[๐].
Pelabelan radio pada graf dimotivasi oleh munculnya permasalahan mengenai frequency assignment problem (FAP). Permasalahan tersebut terletak pada penentuan frekuensi radio untuk suatu transmitter pada lokasi yang berbeda tanpa mengakibatkan adanya gangguan akibat tumpang tindihnya frekuensi sekaligus meminimalkan rentang frekuensi yang dihasilkan. FAP sangat berperan dalam jaringan nirkabel dan telah dipelajari untuk masalah-masalah penting dalam frekuensi radio. Menyelesaikan FAP dengan pelabelan adalah sebagai berikut: (1) diberikan sejumlah transmitter yang akan ditentukan frekuensinya dan data sejumlah gangguan frekuensi untuk masing-masing transmitter; (2) Tentukan frekuensi radio masing-masing transmitter sedemikian sehingga tidak terjadi gangguan frekuensi dan minimalkan rentang frekuensi tersebut.
Pada penelitian ini penulis membatasi pembahasan bilangan radio fl[๐] pada dua variannya, yaitu bilangan 1-radio dan bilangan (๐, 1)-radio dimana 2 โค ๐ โค diamfl(๐).
2. KAJIAN PUSTAKA 1. Graf
Graf ๐บ merupakan himpunan disjoin (๐, ๐ธ) dimana ๐ธ merupakan subset dari ๐[2] dari barisan terurut ๐.
Pada penelitian ini penulis hanya akan meneliti graf berhingga. Artinya, ๐ dan ๐ธ kedua-duanya adalah himpunan yang berhingga. ๐ adalah himpunan titik, sedangkan ๐ธ adalah himpunan sisi. Misal ๐บ suatu graf, maka ๐ = ๐(๐บ) merupakan himpunan titik ๐บ dan ๐ธ = ๐ธ(๐บ) merupakan himpunan sisi dari ๐บ. Suatu sisi {๐ฅ, ๐ฆ} dinotasikan dengan ๐ฅ๐ฆ. Jika ๐ฅ๐ฆ โ ๐ธ(๐บ), maka ๐ฅ dan ๐ฆ disebut bertetangga atau titik ๐ฅ incident terhadap titik ๐ฆ. Dua buah sisi disebut bertetangga jika memiliki sebuah titik yang sama sebagai salah satu ujungnya.[1]
2. Clique dan bilangan independen
Bilangan bulat terbesar ๐ sedemikian sehingga ๐พ๐โ ๐บ disebut sebagai bilangan clique ๐(๐บ) dari suatu graf ๐บ. Sedangkan suatu bilangan terbesar ๐ sedemikian sehingga ๐พฬ ฬ ฬ โ ๐บ (terinduksi) merupakan bilangan ๐
independen ๐ผ(๐บ) dari ๐บ. Jelas terlihat bahwa ๐ผ(๐บ) = ๐(๐บฬ ) dan ๐(๐บ) = ๐ผ(๐บฬ ).[1]
3. Pelabelan radio
Termotivasi oleh masalah penentuan frekuensi stasiun radio FM dari Federal Communication Commission Amerika Serikat Chartrand dkk [2] mengenalkan radio ๐-coloring dari suatu graf. Aturan pelabelannya adalah sebagai berikut: untuk sebarang bilangan asli ๐, 1 โค ๐ โค ๐๐๐๐(๐บ), suatu radio k-coloring ๐ dari graf ๐บ adalah pemasangan bilangan asli tersebut ke setiap titik di ๐บ sedemikian sehingga
|๐(๐ข) โ ๐(๐ฃ)| โฅ 1 + ๐ โ ๐(๐ข, ๐ฃ)
untuk setiap titik berbeda ๐ข dan ๐ฃ di ๐บ. Notasi ๐(๐ข, ๐ฃ) menyatakan jarak dari titik ๐ข ke titik ๐ฃ.
Rentang ๐๐๐(๐) dari radio k-coloring ๐ untuk ๐บ adalah bilangan asli terbesar yang menjadi label suatu titik di ๐บ. Rentang minimal radio ๐-coloring dari ๐บ disebut sebagai bilangan radio k-chromatic ๐๐๐(๐บ).[3]
4. Pelabelan ๐ฟ(2,1) dan ๐ฟ(๐, 1)
Salah satu varian dari pelabelan radio adalah pelabelan ๐ฟ(2,1) dan ๐ฟ(๐, 1). Pelabelan ๐ฟ(2,1) dari suatu graf ๐บ merupakan pemetaan dari himpunan titik di graf ๐บ ke bilangan bulat tak negatif sedemikian sehingga label dari titik-titik yang bertetangga memiliki selisih paling tidak dua, dan titik-titik yang berjarak dua memiliki label yang berbeda. Rentang dari pelabelan tersebut adalah label maksimum yang digunakan.[4]
Definisi dari pelabelan ๐ฟ(๐, 1) mengikuti definisi dari pelabelan ๐ฟ(2,1). Rentang minimum dari pelabelan ๐ฟ(๐, 1) dinotasikan dengan ๐๐,1.
Definisi 1. Flake graph fl[๐] adalah graf yang dibangun dari ๐พ๐ dan ๐ buah fl[๐ โ 1] dengan menghubungkan langsung semua titik clique dari fl[๐ โ 1] ke satu dan hanya satu titik di ๐พ๐ yang berderajat ๐ โ 1. fl[2] adalah suatu lintasan dengan empat buah titik, ๐4.[5]
Sebagai ilustrasi perhatikan Gambar 1 dan Gambar 2.
Teorema 1.[5] Untuk setiap ๐ โค ๐, banyaknya fl[๐] โ fl[๐] adalah
|fl[๐]| =๐!
Teorema 2.[5] Bilangan clique dari fl[๐] adalah ๐(fl[๐]) = ๐. ๐!
Teorema 3.[4] Masalah pelabelan ๐ฟ(2,1) dengan rentang ๐ dapat diselesaikan dalam waktu ๐((๐ โ 1)๐)
Definisi 2.[6] Suatu pelabelan ๐ฟ(๐, 1) atas graf ๐บ adalah fungsi ๐: ๐(๐บ) โ โค sedemikian sehingga jika ๐ฅ๐ฆ โ ๐ธ(๐บ), maka |๐(๐ฅ) โ ๐(๐ฆ)| โฅ ๐ dan jika jarak dari ๐ฅ ke ๐ฆ adalah dua maka |๐(๐ฅ) โ ๐(๐ฆ)| โฅ 1.
Teorema 4.[7] Misal ๐๐ adalah suatu lintasan dengan jumlah titik ๐. Maka (i) ๐2,1(๐2) = 2; (ii) ๐2,1(๐3) = ๐2,1(๐4) = 3, dan (iii) ๐2,1(๐๐) = 4 untuk ๐ โฅ 5.
Teorema 5.[7] Misal ๐บ adalah suatu graf. Maka ๐2,1(๐บ) โค ฮ2+ 2ฮ.
Teorema 6.[8] Misal ๐บ adalah suatu graf. Maka ๐2,1(๐บ) โค ฮ2+ ฮ.
Teorema 7.[9] Misal ๐บ adalah suatu graf. Maka ๐2,1(๐บ) โค ฮ2+ ฮ โ 2.
Definisi 3.[10] Graf chordal adalah graf dimana setiap cycle dengan panjang lebih dari tiga memiliki chord.
Graf chordal memiliki banyak bentuk aplikasi, khususnya di bidang Biologi. Salah satu contohnya adalah
๐๐,1(๐บ) โค
Teorema 9.[6] (1). Jika ๐บ adalah suatu graf chordal ๐๐๐น, maka ๐4 ๐,1(๐บ) โค ๐ฮ; (2). Jika ๐บ suatu graf chordal SF,
maka ๐๐,1(๐บ) โค ฮ + (2๐ โ 2)(ฯ(G) โ 1).
Teorema 10.[11] Misal ๐บ adalah graf. Maka ๐บ adalah graf chordal jika dan hanya jika setiap separator titik minimalnya adalah komplit.
Teorema 11.[11] Misal ๐ฎ adalah graf chordal. Maka ๐ฎ memiliki titik simplicial. Jika ๐ฎ bukan graf komplit, maka ๐ฎ memiliki dua titik simplicial yang tidak bertetangga.
Gambar 1. fl[3] and fl[4]
Misal ๐บ = (๐, ๐ธ) adalah suatu graf dan ๐ โ ๐. ๐ท๐บ(๐ฃ, ๐) menotasikan jarak maksimum dari titik ๐ฃ ke semua titik yang ada di ๐. Untuk suatu titik ๐ฃ, eccentricity dari ๐ฃ,๐๐๐๐บ(๐ฃ), merupakan jarak maksimum ๐ฃ ke sebarang titik di ๐บ, atau max
uโV{๐๐บ(๐ฃ, ๐ข)} bisa juga ditulis ๐ท๐บ(๐ฃ, ๐). Diameter dari suatu graf ๐บ merupakan eccentricity maksimum dari sebarang titik di ๐บ. Radius dari suatu graf ๐บ adalah eccentricity minimum dari semua titik di ๐บ, dan center dari graf ๐บ adalah titik-titik yang memiliki nilai eccentricity yang sama dengan radius.[12]
PEMBAHASAN
Teorema 12. Diameter dari fl[๐] adalah ๐ ๐๐๐fl[๐]= ๐๐ โ ๐.
Bukti. Dari definisi, suatu graf fl[๐] terbentuk atas ๐ buah fl[๐ โ 1] dan suatu ๐พ๐ yang dihubungkan dengan suatu aturan tertentu. Misal ๐ข, ๐ฃ โ fl[๐] dan ๐ข-๐ฃ memiliki jarak maksimal di fl[๐], maka pasti ๐ข dan ๐ฃ berderajat satu.
Karena jika ๐ข atau ๐ฃ berderajat ๐ > 1 maka lintasan ๐ข โ ๐ฃ bisa kita perpanjang hingga ke titik yang berderajat satu.
Misal ๐บ1, ๐บ2, โฆ , ๐บ๐ adalah subgraf terinduksi dari fl[๐] dimana ๐บ๐ isomorf terhadap fl[๐ โ 1]. Jika ๐ฃ โ ๐(fl[๐]) adalah titik terjauh dari ๐ข, maka ๐ฃ โ ๐(๐บ๐) dan ๐ข โ ๐(๐บ๐) untuk ๐, ๐ โ {1,2, โฆ , ๐} dan ๐ โ ๐.
Jarak ๐ข dan ๐ฃ ke titik ๐พ๐โ fl[๐] adalah ๐ โ 1. Karena untuk suatu titik ๐ค โ ๐(๐พ๐) โ fl[๐] maka lintasan ๐ข โ ๐ค atau ๐ฃ โ ๐ค dibangun oleh ๐ฅ1, ๐ฅ2, โฆ , ๐ฅ๐ dimana ๐ฅ๐โ ๐(๐พ๐) โ fl[๐]. Dengan demikian jarak ๐ข ke ๐ฃ adalah 2๐ โ 1. โ
Teorema 13. Center dari fl[๐] adalah titik-titik {๐ โ ๐ฒ๐โ fl[๐]} dimana ๐ berderajat ๐(๐ โ ๐).
Bukti. dari Teorema 12 kita tahu bahwa jika ๐ข, ๐ฃ โ fl[๐] adalah titik terjauh, maka lintasan ๐ข โ ๐ฃ selalu melewati ๐พ๐
dari Definisi 1. Dari definisi tersebut ๐ฃ โ ๐(๐พ๐) โ fl[๐] yang dimaksud berderajat 2(๐ โ 1). โ
Teorema 14. Radius dari fl[๐] adalah ๐ซ๐๐(fl[๐]) = ๐.
Gambar 2. fl[7]
๐
Bukti. Dari definisi fl[๐] diketahui bahwa ๐(fl[๐]) = ๐. Dengan demikian ๐1(fl[๐]) โฅ ๐ โ 1.
Misal ๐ฃ0, ๐ฃ1, โฆ , ๐ฃ๐โ1 adalah center dari fl[๐] dan 0,1, โฆ , ๐ โ 1 berturut-turut adalah label dari ๐ฃ๐. Tanpa mengurangi perumuman, misal ๐บ adalah fl[๐ โ 1] yang bertetangga dengan ๐ฃ0. Kita bisa melabeli center dari ๐บ dengan 1,2, โฆ , ๐ โ 1. Secara umum kita bisa melabeli semua center dari fl[๐ โ 1] yang bertetangga dengan ๐ฃ๐ dengan label ๐ = 0,1, โฆ , ๐ โ 1 dimana ๐ โ ๐. Jika kita melakukan algoritma ini secara induktif hingga ke fl[1], maka kita peroleh pelabelan yang tidak melebihi ๐ โ 1. Dengan demikian ๐1(fl[๐]) = ๐ โ 1.
โ Teorema 16. Batas atas pelabelan ๐ณ(๐ , ๐)dari fl[๐] adalah ๐๐ ,๐(fl[๐]) โค ๐๐ (๐ โ ๐).
Bukti. Dari definisi fl[๐], kita peroleh beberapa sifat khusus diantaranya:
1. fl[๐] adalah graf chordal, karena tidak ada ๐ถ๐: ๐ โฅ 4 yang merupakan subgraf terinduksi dari fl[๐].
2. fl[๐] tidak memuat ๐-sun sebagai subgraf terinduksinya, dengan demikian fl[๐]
dengan demikian dari Teorema 9 maka
๐๐,1(fl[๐]) โค ฮ + (2๐ โ 2)(ฯ(G) โ 1)
= 2(๐ โ 1) + (2๐ โ 2)(๐ โ 1)
= 2๐(๐ โ 1)
โ
Teorema 17. Batas bawah dari pelabelan ๐ณ(๐ , ๐) dari fl[๐] adalah ๐๐ ,๐โฅ ๐ (๐ โ ๐)
Bukti. Karena ๐(fl[๐]) = ๐ maka paling sedikit kita bisa melabeli clique tersebut dengan label 0, ๐, 2๐, โฆ , ๐(๐ โ 1).
Dengan demikian ๐๐,1โฅ ๐(๐ โ 1). โ
Batas bawah tersebut relatif trivial dan mudah ditemukan, mengingat graf ini merupakan kelas graf yang relatif baru, maka belum banyak dilakukan penelitian seputar batas bawah rentang ๐ฟ(๐, 1) dari graf fl[๐].
KESIMPULAN
Dari penelitian yang dilakukan, diperoleh kesimpulan:
1. Diameter dari fl[๐] adalah ๐ ๐๐๐fl[๐]= ๐๐ โ ๐.
2. Center dari fl[๐] adalah titik-titik {๐ โ ๐ฒ๐โ fl[๐]} dimana ๐ berderajat ๐(๐ โ ๐).
3. Radius dari fl[๐] adalah ๐ซ๐๐(fl[๐]) = ๐ โ ๐.
4. Bilangan 1-radio dari graf fl[๐] adalah ๐๐(fl[๐]) = ๐ โ ๐.
5. Batas atas pelabelan ๐ณ(๐ , ๐)dari fl[๐] adalah ๐๐,๐(fl[๐]) โค ๐๐ (๐ โ ๐).
6. Batas bawah dari pelabelan ๐ณ(๐ , ๐) dari fl[๐] adalah ๐๐,๐โฅ ๐ (๐ โ ๐).
DAFTAR PUSTAKA
[1] Diestel R. Graph theory. 2005. Grad Texts Math 2005.
[2] Chartrand G, Erwin D, Zhang P. A graph labeling problem suggested by FM channel restrictions. Bull Inst Comb Appl 2005;43.
[3] Panigrahi P. A Survey on Radio k -Colorings of Graphs 2009;1:161โ9.
[4] Kratochvil J, Kratsch D, Liedloff M. Exact algorithms for L(2, 1)-labeling of graphs n.d.;1.
[5] Jauhari MN. On The Domination Number and Chromatic Number of Flake Graph. Proseding Semin. Int.
Pendidik. Mat. dan Teor. Graph UNISMA, 2014.
[6] Chang GJ, Ke W-T, Kuo D, Liu DD-F, Yeh RK. On L (d, 1)-labelings of graphs. Discrete Math 2000;220:57โ66.
[7] Griggs JR, Yeh RK. Labelling graphs with a condition at distance 2. SIAM J Discret Math 1992;5:586โ95.
[8] Chang GJ, Kuo D. The L(2,1)-labeling problem on graphs. SIAM J Discret Math 1996;9:309โ16.
[9] Gonรงalves D. On the L (p, 1)-labelling of graphs. Discrete Math 2008;308:1405โ14.
[10] Caria P De. A joint study of chordal and dually chordal graphs. Universidad Nacional de La Plata, 2012.
[11] Dirac GA. On rigid circuit graphs. Abhandlungen aus dem Math. Semin. der Univ. Hambg., vol. 25, Springer; 1961, p. 71โ6.
[12] Wu BY, Chao K-M. Spanning Trees and Optimization Problems. 2004. Chapman&Hall, London, UK n.d.