PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan Skripsi
Batasan Masalah…
Sistematika Penulisan
DASAR TEORI
Charger…
- Jenis Charger atau Rectifi er
- Prinsip Kerja Charger
- Bagian-Bagian Charger
- Komponen Pengaturan Arus (Current Limiter).…
Melalui MCB, sumber suplai AC 220 V 1 fasa masuk ke sisi primer transformator utama 1 fasa, kemudian dari sisi sekunder transformator keluar tegangan AC 110 V, kemudian melalui rangkaian penyearah dengan jembatan dioda atau jembatan thyristor. Yang dimaksud dengan penyearah 3 (tiga) fasa adalah penyearah yang rangkaian inputnya menggunakan suplai AC 3 fasa. Melalui MCB, sumber suplai AC 3 fasa 380 V masuk ke sisi primer trafo utama 3 fasa, kemudian dari sisi sekunder trafo keluar tegangan AC 110 V per fasa, selanjutnya melalui rangkaian.
Sumber tegangan AC baik 1 fasa maupun 3 fasa masuk melalui terminal input trafo step down dari tegangan 380 V/220 V menjadi tegangan 110 V, kemudian AC dioda penyearah/thyristor diubah untuk mengalirkan arus searah atau gelombang DC tertentu. Trafo utama yang dipasang pada penyearah adalah trafo Step-Down dari 220/380 Volt AC menjadi 110 V AC. Dioda adalah bahan semikonduktor yang berfungsi mengubah arus bolak-balik menjadi arus searah.
Bahan semikonduktor seperti dioda yang dilengkapi terminal kontrol tunggal, thyristor, berfungsi mengubah arus bolak-balik menjadi arus searah. Pengaturan komponen atau pengaturan arus biasanya dilakukan untuk membatasi arus keluaran maksimum penyearah agar baterai tidak kelebihan beban atau overcharge, hal ini juga dapat dilakukan dengan mengatur variabel resistor (VR) pada papan sirkuit elektronik AVR dengan memutar ke kiri atau ke kanan, sesuai dengan spesifikasi baterai yang terpasang.
Filter (penyaring)
Untuk tegangan sinusoidal dengan v(t) = Vp cos (ωt + Φ0), di mana Vp adalah tegangan puncak yang kita peroleh. Misalnya, ketika mengukur tegangan AC dengan voltmeter analog, sebuah dioda digunakan untuk menyearahkannya, sehingga dihasilkan tegangan dalam bentuk absolut dan bukan sinusoidal, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.6. Akibatnya jarum voltmeter analog akan bergetar sangat cepat pada nilai tegangan yang sama dengan nilai rata-rata bentuk pada Gambar 2.6b yang dikenal dengan bentuk gelombang penuh.
Nilai rata-rata ini dapat diperoleh dengan menghitung luas bagian yang diarsir pada Gambar 2.6b dibagi dengan . Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, pengukuran dengan voltmeter analog akan menyebabkan jarum menunjuk langsung ke nilai rata-rata yaitu Vaverage. Tetapi orang akan lebih suka nilai rms, dan ingin voltmeter menunjukkan nilai rms, jadi pada voltmeter AC skala dibuat untuk menunjukkan nilai rms untuk tegangan sinusoidal.
Akibatnya, sebagian besar voltmeter dan ammeter AC menunjukkan pembacaan yang benar bila digunakan untuk mengukur hanya tegangan AC sinusoidal. Pengukuran tegangan ripple dilakukan pada titik output charger (setelah rangkaian filter LC) dan titik input beban (Output Voltage Dropper).
Rangkaian Voltage Dropper
Pengertian Baterai
- Prinsip Kerja Baterai
- Prinsip Kerja Baterai Asam – Timah
- Prinsip Kerja Baterai Alkali
- Jenis-Jenis Baterai
- Bagian-Bagian Utama Baterai
- Instalasi Sel Baterai
- Terminal dan Penghubung Baterai
- Ukuran Kabel
- Rangkaian Baterai
- Ventilasi Ruang Baterai
Setiap sel baterai terdiri dari 2 (dua) jenis elektroda, yaitu elektroda positif (+) dan elektroda negatif (-), yang dicelupkan ke dalam larutan kimia (Gambar 2.17). Yang harus diperhatikan saat mengukur berat jenis elektrolit adalah suhu air zuur pada saat pemeriksaan. Jika berat jenis baterai berkurang, maka perlu dilakukan pengisian ulang baterai melalui proses charging.
Penentuan besar arus dan waktu yang diperlukan untuk mengisi baterai dapat diturunkan dari hasil pengukuran berat jenis elektrolit.
PERANCANGAN SISTEM
General Blok Diagram charging battery
Charging Baterai
Baterai charger
- Mengisi Elektrolit pada Baterai
- Pemeriksaan Baterai
- Pengisian Baterai
Saat akan menggunakan aki baru, pengisian elektrolit aki perlu dilakukan, terutama untuk aki yang menggunakan elektrolit atau dikenal dengan aki basah. Di kalangan bengkel, elektrolit ini dikenal sebagai asam udara, dengan berat jenis 1,270 pada suhu 20 0C atau 68 0F saat baterai terisi penuh. Untuk mendapatkan aki yang benar-benar siap pakai tentunya perlu dilakukan pengecekan terlebih dahulu berat jenis air asam yang akan diisi dengan Hydrometer atau Refractometer, dapat ditentukan berat jenis elektrolit aki tersebut.
Dari hasil pengukuran akan diperoleh data kondisi elektrolit, jika berat jenis elektrolit lebih besar dari 1,280, tambahkan akuades agar berat jenis berkurang dari 1,280. Ini berguna jika Anda memberi waktu pada baterai agar elektrolit dapat sepenuhnya merendam pelat di dalam sel baterai. Untuk alasan ini, kehati-hatian harus dilakukan untuk mengukur suhu ruangan untuk mendapatkan perhitungan yang benar dari berat jenis baterai.
Ada beberapa produsen baterai yang menggunakan indikator berat jenis baterai yang terintegrasi dengan colokan baterai atau dipasang indikator terpisah. Adanya indikator berat jenis aki membuat perawatan menjadi lebih mudah, karena selama pengecekan berat jenis membutuhkan waktu yang cukup lama dan jika tidak dilakukan dengan hati-hati elektrolit dapat tumpah/menetes ke kendaraan. Jika data ini dibandingkan dengan grafik hubungan antara berat jenis dan laju kehilangan muatan (Ah), jumlah arus pengisian, waktu pengisian = x 1,2 ~ 1,5.
Hati-hati jangan sampai terbalik, jika terbalik akan terjadi percikan api, jika dipaksakan maka aki akan rusak, beberapa model charger aki dilengkapi dengan indikator, dimana jika dipasang terbalik ada akan menjadi suara peringatan. Lepas penjepit charger aki dari terminal aki, ambil terminal negatifnya terlebih dahulu, jangan lepas klem pada saat aki masih hidup karena akan terjadi percikan api pada terminal saat dilepas dan menyebabkan ledakan pada aki karena asap aki yang terbakar . Lepas klem charger aki dari terminal aki, ambil terminal negatifnya dulu, jangan lepas klem saat aki masih menyala karena akan menimbulkan percikan api pada terminal saat dilepas dan menyebabkan ledakan pada aki.
Berhati-hatilah jangan sampai memegangnya terbalik, jika terbalik akan muncul percikan api, jika dipaksakan akan merusak baterai, charger baterai model tertentu dilengkapi dengan indikator, dimana akan muncul suara peringatan jika dipasang terbalik. Lepas klem dari charger aki pada terminal aki, lakukan terminal negatif terlebih dahulu, jangan lepas klem jika aki masih hidup, karena jika dilepas akan menimbulkan percikan api pada terminal dan menyebabkan ledakan pada aki akibat untuk membakar asap baterai.
Rangkaian Digital to Analog Converter (DAC) 0808
Rangkaian Catu Daya Tegangan Rendah DC
Flowchart Program
Bandingkan apakah nilai tegangan baterai lebih besar dari nilai Vmax, jika benar maka aktifkan relai inverter. Jika tegangan aki lebih rendah dari Vmax dan lebih rendah dari Vrnin, lakukan proses charging dengan mengaktifkan relai aki dan menonaktifkan relai inverter. Tabel 4.1 berikut menunjukkan pengaturan tegangan pada R9 dengan membatasi Vout hingga maksimum 12V dengan menyetel VR1.
Melihat hasil pengujian perubahan tegangan ke R9, dapat dianalisa bahwa tegangan output charge dapat kita kendalikan secara otomatis dengan menggunakan rangkaian DAC0808, seperti terlihat pada Gambar 4.3. Relai baterai digunakan untuk mengontrol proses pengisian atau pemutusan saat baterai terisi penuh. Selama pengujian, saat alat digunakan, relai inverter ON dan relai baterai OFF karena tidak ada perintah untuk memasukkan parameter pengisian baterai.
Pada saat proses charging berlangsung, relay inverter akan OFF dan relay baterai akan ON, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.2. Untuk membaca dan mengontrol batas arus yang dikeluarkan oleh pengisian, digunakan rangkaian seperti pada Gambar 4.6. Kemudian mikrokontroler akan menjaga tegangan pada nilai 0,2V, sehingga arus yang dilewatkan hanya 2A dan baterai tidak rusak.
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui berapa lama waktu yang diperlukan untuk mengisi penuh baterai dengan arus basis 2A dan melihat berapa besar tegangan yang dikeluarkan oleh DAC. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menguras baterai hingga 11V dan melihat berapa besar tegangan yang dikeluarkan oleh DAC. Dari grafik terlihat bagaimana DAC menjaga tegangan output konstan agar output charger tetap 12V untuk menyuplai inverter.
2 Mengosongkan secara otomatis saat baterai mencapai voltase minimum yang telah ditentukan, sehingga baterai tidak terkuras habis dan masa pakai baterai diperpanjang. 3 Arus yang masuk ke baterai selama proses pengisian selalu konstan agar baterai tidak cepat rusak dan tahan lama. 4 Alat ini sangat fleksibel digunakan karena tegangan dan arus yang diberikan sesuai dengan parameter yang kami tentukan, sehingga keamanan baterai terjamin.
PENGUJIAN
Pengujian Rangkaian
- Pengujian Rangkaian Pengisi Baterai
- Pengujian Rangkaian Switch
- Pengujian Rangkaian Pembagi Tegangan
Pengujian Lama Waktu Pengisian Baterai (Charging)
Pengujian Pengosongan Baterai (Dhischarging)
KESIMPULAN