7
Rancang Bangun Sistem Sales Force Automation Berbasis Website Pada PT. Maju Jaya Kreasindo, Thendy Rhenaldy, Universitas Multimedia Nusantara
BAB II
LANDASAN TEORI
Teori Yang Digunakan 2.1.1 Rancang Bangun
Rancang atau perancangan adalah serangkaian prosedur untuk menerjemahkan hasil analisa dari sebuah sistem ke dalam bahasa pemrograman untuk mendeskripsikan dengan detail bagaimana komponen-komponen sistem diimplementasikan [10]. Kemudian R.
Pressman juga menjelaskan bahwa bangun atau pembangunan sistem merupakan kegiatan menciptakan maupun mengganti sistem baru atau memperbaiki sistem yang telah ada sebelumnya secara keseluruhan [10]. Berdasarkan dari pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa rancang bangun adalah suatu proses yang melibatkan perencanaan dan pembuatan sketsa atau tata letak yang menyatukan beberapa elemen terpisah menjadi satu kesatuan yang utuh dan dapat berfungsi [11].
2.1.2 Enterprise Resource Planning (ERP)
Enterprise Resource Planning (ERP) adalah sebuah sistem software yang dapat mengintegrasikan berbagai departemen dalam perusahaan/organisasi. Keberadaan sistem ERP tentunya memberikan kemudahan bagi bisnis perusahaan dalam hal pengelolaan data dan pelaksanaan transaksi [12]. Selain itu, pemanfaatan sistem ERP dalam sebuah perusahaan dapat meningkatkan kinerja dan membantu meningkatkan pendapatan perusahaan[13]. Rizky menyatakan bahwa pemanfaatan sistem ERP dilengkapi dengan perangkat keras dan lunak untuk memproses, menyatukan, dan mengkoordinasi data ke semua departemen dalam manajemen proses bisnis, yang dapat mempermudah pengambilan keputusan bisnis yang cepat [12]. Umumnya, sistem ERP
8
Rancang Bangun Sistem Sales Force Automation Berbasis Website Pada PT. Maju Jaya Kreasindo, Thendy Rhenaldy, Universitas Multimedia Nusantara
sering disebut sebagai Back Office System karena tidak melibatkan pelanggan atau customer secara langsung. Sebaliknya, Front Office System, seperti sistem e-Commerce, Customer Relationship Management (CRM), e-Government, dan lain-lain, langsung berurusan dengan pelanggan [3].
2.1.3 Customer Relationship Management (CRM) 2.1.3.1 Pengertian CRM
Customer Relationship Management (CRM) merupakan sebuah pendekatan strategis untuk mengenali, menarik, dan mempertahankan pelanggan yang memiliki nilai tertinggi bagi suatu perusahaan [4]. CRM adalah suatu strategi bisnis utama yang memadukan fungsi-fungsi dan proses internal dengan semua aspek eksternal dalam rangka menciptakan nilai yang bermanfaat dan menguntungkan bagi pelanggan yang ditargetkan [4]. Pada umumnya, setiap strategi CRM tentunya bertujuan untuk memperluas hubungan yang menguntungkan dengan pelanggan [14].
Gambar 2. 1 Pengertian CRM Sumber : [15]
Secara umum, perangkat lunak CRM merupakan sebuah aplikasi yang dapat membantu perusahaan dalam
9
Rancang Bangun Sistem Sales Force Automation Berbasis Website Pada PT. Maju Jaya Kreasindo, Thendy Rhenaldy, Universitas Multimedia Nusantara
memberikan layanan yang lebih cepat kepada pelanggan yang dapat dilihat pada Gambar 2.1. Seperti yang dapat pada Gambar 2.1, CRM memiliki sekumpulan modul perangkat lunak yang dipergunakan untuk mengelola aktivitas bisnis perusahaan, seperti proses front office [15].
2.1.3.2 Jenis-jenis CRM
Aplikasi sistem CRM umumnya dikategorikan menjadi 3 tipe sistem, yakni :
1. Operational CRM
Operational CRM merupakan salah satu komponen yang melibatkan proses otomatisasi secara terintegrasi secara keseluruhan pada suatu proses bisnis, contohnya seperti otomatisasi pelayanan atau pemasaran. Operational CRM umumnya juga memiliki peran untuk berinteraksi langsung dengan pelanggan, dengan begitu komponen ini biasanya diketahui sebagai front office pada suatu perusahaan.
Penerapan sistem operasional CRM salah satunya adalah dilakukan dalam bentuk aplikasi berbasis web [7].
2. Analytical CRM
Analytical CRM merupakan salah satu tipe CRM yang dikenal sebagai back office pada suatu perusahaan, maka dari itu Analytical CRM tentunya melibatkan penggunaan data dengan lebih efektif serta efisien untuk dapat melakukan pengambilan keputusan bisnis yang tepat bagi kelangsungan hidup perusahaan melalui pihak manajemen. Salah satu contoh Analytical CRM seperti business intelligence yang meliputi OLAP, Data Warehouse, dan Data Mining [16].
10
Rancang Bangun Sistem Sales Force Automation Berbasis Website Pada PT. Maju Jaya Kreasindo, Thendy Rhenaldy, Universitas Multimedia Nusantara
3. Collaborative CRM
Collaborative CRM merupakan salah satu komponen tipe CRM yang memiliki tujuan utama untuk meningkatkan nilai tambah serta memperluas kesetiaan pelanggan terhadap pelanggan lain yang belum mencapai tingkat kesetiaan pelanggan [7]. Collaborative CRM tentunya juga memiliki keterkaitan dengan hubungan manajemen pelanggan, seperti distributor, supplier, hingga reseller [16]. Salah satu penerapan Collaborative CRM adalah dengan memberikan akses terhadap mitra bisnis baik konsumen maupun reseller melalui internet dengan menyediakan aplikasi pada portal perusahaan berbasis infrastruktur dan software manajemen hubungan mitra [16].
2.1.3.3 Tahapan CRM
Dalam menjaga hubungan baik dengan pelanggan, tentunya CRM memiliki beberapa tahapan yang berguna untuk memastikan bahwa hubungan pelanggan dapat terjaga dengan baik. Tahapan tersebut meliputi:
1. Memperoleh Pelanggan Baru (Acquire)
Untuk menjaga kelangsungan dan petumbuhan bisnis, salah satu caranya adalah dengan mendapatkan pelanggan baru. Salah satu strategi yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan akses mudah ke informasi mengenai bisnis kepada calon pelanggan. Selain itu, inovasi serta layanan yang menarik juga berperan penting dalam upaya mendapatkan pelanggan baru. Beberapa cara yang mungkin dilakukan antara lain :
11
Rancang Bangun Sistem Sales Force Automation Berbasis Website Pada PT. Maju Jaya Kreasindo, Thendy Rhenaldy, Universitas Multimedia Nusantara
a. Mempromosikan produk perusahaan dengan memberikan kesan yang baik pada pelanggan, yang dapat berpengaruh terhadap penilaian perusahaan.
b. Meningkatkan kenyamanan pelanggan saat membeli sebuah produk dengan merespon permintaan pelanggan dengan cepat dan mengirimkan pesanan dengan tepat waktu [4].
2. Menambah Nilai Pelanggan (Enhance)
Untuk menjalin hubungan yang erat dengan pelanggan, perusahaan perlu memberikan pelayanan yang terbaik seperti menangani keluhan, memberikan penghargaan untuk pelanggan setia, dan meningkatkan kualitas penjualan. Dalam menambah nilai pelanggan, terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan adalah dengan up selling, yaitu menawarkan produk yang sama dengan kualitas yang lebih baik, atau dengan cross selling, yakni melakukan penawaran produk pelengkap terhadap produk yang sebelumnya telah dimiliki oleh pelanggan [4].
3. Mempertahankan Pelanggan (Retain)
Pada tahapan ini merupakan tahapan yang cukup krusial yang membuat tahap ini menjadi kunci penting dalam meningkatkan hubungan dengan pelanggan. Perusahaan harus membangun loyalitas pelanggan dengan cara memenuhi ekspektasi mereka. Berikut beberapa cara untuk mempertahankan pelanggan :
12
Rancang Bangun Sistem Sales Force Automation Berbasis Website Pada PT. Maju Jaya Kreasindo, Thendy Rhenaldy, Universitas Multimedia Nusantara
a. Memberikan waktu untuk mendengarkan setiap kebutuhan pelanggan dan melayani keluhan terkait produk yang ditawarkan oleh perusahaan.
b. Menyediakan layanan dan aplikasi pendukung yang memastikan hubungan dengan pelanggan tetap terjaga dengan baik [4].
2.1.3.4 E-CRM
E-CRM atau biasanya dikenal dengan Electronic Customer Relationship Management adalah sebuah metode pengelolaan hubungan antara pelanggan dan perusahaan melalui media elektronik yang bertujuan untuk meningkatkan loyalitas pelanggan terhadap produk atau jasa yang ditawarkan oleh sebuah perusahaan. E-CRM merupakan manajemen relasi pelanggan yang dilakukan secara elektronik [15]. Penggunaan e-CRM pada perusahaan tentunya dapat mengotomatisasikan serta menyatukan proses layanan pelanggan terkait pemasaran, penjualan, dan juga layanan produk atau jasa [17]. Dengan adanya bantuan dari sistem e-CRM pada perusahaan, data pelanggan yang telah tersimpan dapat meningkatkan kinerja para karyawan dalam melakukan penjualan, pemasaran, hingga mempermudah karyawan dalam menjalin hubungan dengan para pelanggan [5].
2.1.4 Sales Force Automation (SFA)
Sales Force Automation (SFA) merupakan salah satu modul sistem informasi yang digunakan oleh perusahaan untuk mengotomatisasi pekerjaan yang dilakukan oleh sales force management[18]. Kemudian
13
Rancang Bangun Sistem Sales Force Automation Berbasis Website Pada PT. Maju Jaya Kreasindo, Thendy Rhenaldy, Universitas Multimedia Nusantara
dalam konsep CRM (Customer Relationship Management), proses otomatisasi penjualan dikenal dengan nama Sales Force Automation (SFA) [8]. Secara umum, terdapat 5 fitur utama pada sistem SFA secara operasional, seperti manajemen kontak, produk, manajemen laporan, masukkan, serta laporan penjualan [8]. Sistem SFA dalam sebuah perusahaan bertujuan untuk membantu Sales Representative dalam melakukan manajemen kontak pelanggan, mengelola jadwal kerja tim penjualan, hingga dapat mengoptimalkan penyampaian informasi [9].
Secara umum, Sales Force Automation (SFA) terbagi menjadi beberapa komponen yang dapat dilihat pada Gambar 2.2 berikut.
Gambar 2. 2 Komponen SFA Sumber : [19]
Pada Gambar 2.2 terdapat gambaran dari komponen yang tersedia pada sistem SFA, dimana komponen yang diterapkan pada sistem SFA, antara lain seperti Activity Tracking & Alerts, Appointment Scheduling, Lead Prioritisation, Sales Reporting, Lead Assignment, dan Sales Pipeline Management. Berikut merupakan penjelasan terhadap setiap komponen-komponen tersebut :
a) Activity Tracking & Alerts
14
Rancang Bangun Sistem Sales Force Automation Berbasis Website Pada PT. Maju Jaya Kreasindo, Thendy Rhenaldy, Universitas Multimedia Nusantara
Komponen Activity Tracking & Alerts dalam sistem SFA berguna untuk melakukan pelacakan kegiatan terhadap tim sales dalam melakukan pemantauan kemajuan terhadap pelanggan tertentu, serta memastikan tim sales melakukan tindakan yang benar dalam melakukan penjualan. Selain melakukan pelacakan kegiatan, sistem SFA juga dapat memberikan peringatan otomatis kepada tim sales tentang tindakan atau kegiatan yang perlu untuk dilakukan selanjutnya. Dengan adanya komponen ini, tentunya akan mempermudah tim sales dalam melacak aktivitas yang dilakukan pada perusahaan serta membantu tim sales dalam memberikan peringatan terhadap aktivitas atau tindakan yang perlu dilakukan.
b) Appointment Scheduling
Komponen Appointment Scheduling dalam sistem SFA berguna untuk mempermudah tim sales dalam membuat jadwal pertemuan dengan pelanggan atau klien. Dengan adanya komponen ini, prospek dapat memilih jadwal kosong yang tersedia pada seorang sales yang dimana dalam hal ini proses penjadwalan akan lebih dinamis karena meminimalisir penjadwalan secara ganda.
c) Lead Prioritisation
Komponen Lead Prioritisation dalam sistem SFA berguna untuk mempermudah tim sales dalam meningkatkan penjualan dan produktivitas pada suatu perusahaan dengan berfokus terhadap prospek yang diprioritaskan. Komponen ini dapat membantu tim sales dalam menentukan prospek tertentu berdasarkan tingkat prioritasnya. Dengan adanya kejelasan terhadap suatu prospek, tim
15
Rancang Bangun Sistem Sales Force Automation Berbasis Website Pada PT. Maju Jaya Kreasindo, Thendy Rhenaldy, Universitas Multimedia Nusantara
sales dapat memastikan untuk dapat fokus terhadap prospek yang paling berkualifikasi.
d) Sales Reporting
Komponen Sales Reporting dalam sistem SFA berguna untuk memberikan laporan penjualan secara otomatis yang dapat menghemat waktu para manajer dalam melakukan analisis kinerja tim sales. Komponen ini tentunya juga dapat memungkinkan manajer dalam membuat perencanaan atau strategi berdasarkan prediksi yang akurat tentang kinerja perusahaan. Dengan diterapkannya komponen ini pada perusahaan, para manajer dimungkinkan akan dapat lebih mudah dalam melakukan analisa laporan penjualan serta mengidentifikasi peluang bisnis baru.
e) Lead Assignment
Komponen Lead Assignment dalam sistem SFA berguna untuk mengelola proses pada CRM dalam mengotomatisasi penugasan prospek terhadap tim sales yang tepat berdasarkan metrik perusahaan. Dengan adanya komponen ini, tentunya beban kerja manajer akan berkurang karena komponen ini dapat membantu manajer dalam mengambil suatu keputusan dalam menugaskan lead pada setiap anggota tim sales.
f) Sales Pipeline Management
Komponen Sales Pipeline Management dalam sistem SFA berguna untuk mengotomatisasi saluran penjualan pada suatu perusahaan. Sales Pipeline tentunya dapat mempermudah tim sales dalam memperoleh informasi terhadap suatu prospek yang beralih dari satu tahap ke tahap berikutnya. Dengan digunakannya Sales Pipeline pada sistem SFA tentunya metrik seperti pendapatan proyeksi serta tingkat penutupan kesempatan akan secara otomatis
16
Rancang Bangun Sistem Sales Force Automation Berbasis Website Pada PT. Maju Jaya Kreasindo, Thendy Rhenaldy, Universitas Multimedia Nusantara
diperbaharui setiap pelanggan dimasukkan kedalam Sales Pipeline [19].
2.1.4.1 Kategori SFA
Secara umum, SFA dalam CRM terbagi menjadi beberapa kategori modul yakni [20] :
a) Lead Management
Lead Management merupakan modul yang mengelola informasi dari berbagai prospek yang baru didapatkan oleh perusahaan. Lead Management tentunya memiliki tujuan untuk menyediakan strategi penjualan secara optimal, dimana selain mampu dalam melacak history pelanggan, produk lead management juga dimungkinkan dapat memonitor para calon pelanggan, membuat perencanaan, serta meningkatkan penjualan secara online. Aplikasi lead management dengan tingkat kecanggihan yang lebih tinggi tentunya memiliki kemampuan dalam melakukan perhitungan terhadap probabilitas penjualan berdasarkan informasi faktor keberhasilan yang telah disimpan pada profil pelanggan.
b) Activity Management & Sales Process Management Activity Management merupakan modul yang digunakan untuk mengelola berbagai jadwal aktivitas atau kegiatan pada suatu perusahaan, seperti melakukan penjadwalan untuk melakukan pendekatan dengan pelanggan, presentasi proposal, dan lain sebagainya.
Sementara itu, Sales Process Management digunakan untuk mengatur proses penjualan serta beberapa aktivitas
17
Rancang Bangun Sistem Sales Force Automation Berbasis Website Pada PT. Maju Jaya Kreasindo, Thendy Rhenaldy, Universitas Multimedia Nusantara
penjualan yang dapat membimbing sales representative dalam melakukan seluruh tahapan proses penjualan.
Dengan adanya kombinasi antara Activity Management
& Sales Process Management dalam perusahaan, tentunya akan mengurangi human error / kesalahan manusia serta memudahkan sales representative dalam melakukan proses penjualan.
c) Contact Management
Contact Management merupakan sebuah modul yang digunakan untuk mengelola informasi personal yang diperoleh perusahaan yang memiliki beberapa sub- modul dalam melakukan pengaturan data pada suatu organisasi, seperti pemeliharaan database, visualisasi grafik, serta mempermudah tim sales dalam melakukan pencatatan data pelanggan.
d) Sales & Territory Management
Sales & Territory Management memungkinkan para eksekutif dan manajer penjualan untuk memperoleh data dan laporan tertentu dari rangkaian aktivitas penjualan sebelum, selama, dan setelah aktivitas penjualan. Secara umum, Sales & Territory Management digunakan dalam mempermudah manajer dalam mengoptimalkan setiap karyawan yang berada didalam sebuah kelompok atau divisi dalam mengelola prospek pelanggan (pelanggan potensial).
e) Knowledge Management
Knowledge Management memungkinkan para karyawan atau tim sales dalam memperoleh informasi,
18
Rancang Bangun Sistem Sales Force Automation Berbasis Website Pada PT. Maju Jaya Kreasindo, Thendy Rhenaldy, Universitas Multimedia Nusantara
baik informasi mengenai produk perusahaan, atau mengenai pelanggan dengan mudah. Dengan kemudahan yang diberikan, tim sales tentunya dapat memperoleh data-data internal perusahaan seperti daftar nomor telepon, laporan histori penjualan, pendapatan, dan lain sebagainya.
f) Configuration Support
Configuration Support memungkinkan perusahaan dapat merancang produk tertentu bagi pelanggannya.
2.1.5 Website
Web atau Situs Web dapat didefinisikan sebagai berbagai kumpulan halaman yang berguna untuk menampilkan berbagai informasi, teks, gambar, animasi, atau suara, baik dalam bentuk statis atau dinamis yang menghasilkan suatu rangkaian halaman yang saling berkaitan yang dihubungkan melalui hyperlink [21]. Secara umum, Website adalah gabungan dari beberapa halaman web yang berhubungan dengan dokumen-dokumen lainnya yang saling berkaitan [21]. Dalam sebuah website, terdapat 2 unsur penunjang yakni, Domain Name (URL) dan Web Hosting. URL (Uniform Resource Locators) merupakan sebuah alamat unik dalam internet yang digunakan untuk mengidentifikasi atau menemukan alamat pada sebuah website, sedangkan Web Hosting dapat didefinisikan sebagai wadah pada harddisk yang memungkinkan untuk menyimpan berbagai informasi seperti gambar, file, dan lain sebagainya yang akan ditampilkan pada suatu website [21].
19
Rancang Bangun Sistem Sales Force Automation Berbasis Website Pada PT. Maju Jaya Kreasindo, Thendy Rhenaldy, Universitas Multimedia Nusantara
2.1.6 Metode Prototyping
Metode Prototyping atau biasa dikenal dengan model prototyping adalah suatu model pengembangan sistem software dengan mengumpulkan berbagai informasi mengenai kebutuhan pelanggan secara cepat. Tujuan model pengembangan sistem prototyping adalah untuk dapat merepresentasikan mengenai pemodelan aplikasi yang akan dirancang, dimana rancangan aplikasi pada metode ini berbentuk mock up yang selanjutnya akan dilakukan proses evaluasi pengguna serta memberikan masukan kepada developer berdasarkan dari evaluasi yang telah dilakukan [22]. Secara umum, metode prototyping dilakukan mulai dari pengumpulan data, melakukan rancangan atau desain terhadap sistem, serta pengujian sistem [23]. Berikut merupakan gambaran dari tahapan pengembangan sistem dengan metode prototyping:
Gambar 2. 3 Model Prototyping Sumber : [23]
Dalam menggunakan metode prototyping terdapat beberapa fase yang perlu dilakukan, yakni : Communication, Quick Plan, Modeling Quick Design, Construction of Prototype dan Deployment Delivery & Feedback [24].
20
Rancang Bangun Sistem Sales Force Automation Berbasis Website Pada PT. Maju Jaya Kreasindo, Thendy Rhenaldy, Universitas Multimedia Nusantara
A. Communication
Fase pertama yang perlu dilakukan dalam menggunakan metode prototyping adalah Communication, yakni menjalin komunikasi dengan pengguna dengan melakukan analisis kebutuhan. Fase ini bertujuan untuk memperoleh berbagai informasi mengenai kebutuhan-kebutuhan fitur yang diperlukan oleh perusahaan dalam membangun suatu aplikasi. Proses analisis kebutuhan pengguna dapat dilakukan menggunakan wawancara atau survei yang ditujukan kepada pihak yang bertanggung jawab di perusahaan. Fase ini menghasilkan suatu dokumen dengan rangkaian prosedur yang sedang berjalan.
B. Quick Plan & Modeling Quick Design
Fase kedua dalam metode prototyping adalah Quick Plan
& Modeling Quick Design, dimana fase ini dilakukan dengan membuat desain terhadap sistem yang menghasilkan spesifikasi fungsional. Fase ini dilakukan dengan membangun sebuah desain antarmuka pengguna atau User Interface (UI) yang bertujuan untuk menghasilkan suatu gambaran dalam bentuk UI, Use Case Diagram, Use Case Scenario, Class Diagram, atau Activity Diagram.
C. Construction of Prototype
Fase ketiga dalam pembuatan sistem menggunakan prototyping adalah Construction of Prototype, dimana fase ini merupakan fase pembangunan sistem. Fase ini dilakukan dengan melakukan pelaporan pengujian sistem, implementasi, evaluasi, serta melakukan modifikasi hingga dapat diterima oleh user atau pengguna. Proses pengujian
21
Rancang Bangun Sistem Sales Force Automation Berbasis Website Pada PT. Maju Jaya Kreasindo, Thendy Rhenaldy, Universitas Multimedia Nusantara
sistem tentunya bertujuan untuk melacak error yang terdapat pada sistem serta melakukan revisi terhadap error pada sistem. Fase ini tentunya merupakan fase yang penting dilakukan untuk memastikan bahwa sistem yang dirancang berjalan dengan baik.
D. Deployment Delivery & Feedback
Fase keempat yang perlu untuk dilakukan juga dalam menggunakan metode ini adalah Deployment Delivery &
Feedback. Fase ini bertujuan untuk melakukan pengembangan, pengiriman serta memperoleh feedback dari pengguna. Secara umum, fase ini dilakukan ketika prototype telah diterima oleh user. Dalam tahapan ini, user dapat memberikan feedback mengenai sistem yang dirancang guna untuk meningkatkan kemampuan sistem. Selain itu, pelaporan juga dibutuhkan dalam tahapan ini untuk mendokumentasikan mengenai penggunaan sistem yang dijalankan untuk memberikan pengetahuan serta melakukan komparasi antara sistem lama dan baru [24].
2.1.7 Unified Modeling Language (UML)
Unified Modeling Language atau biasa dikenal dengan UML merupakan suatu bahasa yang dapat divisualisasikan dalam bentuk gambar atau grafik dari sebuah sistem software berbasis Object- Oriented (OO) [27]. Dengan kecanggihan yang dimiliki, UML tentunya dimungkinkan untuk dihubungkan langsung ke berbagai bahasa pemrograman, contohnya seperti C++, JAVA, Visual Basic hingga Object Oriented Database [27]. Secara umum, UML juga sangat berguna untuk memodelkan sebuah sistem dengan konsep Object
22
Rancang Bangun Sistem Sales Force Automation Berbasis Website Pada PT. Maju Jaya Kreasindo, Thendy Rhenaldy, Universitas Multimedia Nusantara
Oriented, dengan begitu UML juga mampu membuat suatu bahasa pemodelan yang dapat dipahami oleh manusia maupun mesin [28].
2.1.7.1 Use Case Diagram
Use Case Diagram merupakan salah satu dari komponen UML (Unified Modeling Language) yang divisualisasikan dalam bentuk relasi interaksi antara aktor dan sistem [28]. Dengan adanya Use Case Diagram dalam perancangan sebuah sistem, tentunya aktor atau pengguna sistem dimungkinkan dapat memberikan masukan sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan oleh pengguna sistem.
Secara umum, Use Case Diagram memiliki beberapa komponen simbol yang dapat dilihat pada Tabel 2.1.s
Tabel 2. 1 Komponen Use Case Diagram
Simbol Nama Keterangan
Actor
Merepresentasikan peranan pengguna ketika berinteraksi dengan use case, dengan begitu actor pada use case biasanya diklasifikasikan sebagai role.
Use Case
Sebuah deskripsi yang merepresentasikan berbagai urutan aksi pada sistem yang bertujuan untuk memperoleh hasil yang terarah bagi actor.
Association
Sebuah simbol yang digunakan untuk menghubungkan antara satu objek dengan objek lainnya.
Generalization
Sebuah simbol yang menggambarkan hubungan descendent (objek anak) dan ancestor (objek induk).
Extend
Sebuah simbol yang digunakan untuk melakukan menspesifikkan target use case dari sumber use case pada sebuah titik yang diberikan.
23
Rancang Bangun Sistem Sales Force Automation Berbasis Website Pada PT. Maju Jaya Kreasindo, Thendy Rhenaldy, Universitas Multimedia Nusantara
2.1.7.2 Activity Diagram
Activity Diagram atau diagram aktivitas merupakan sebuah gambaran diagram yang digunakan untuk melakukan pemodelan proses-proses yang terjadi pada sebuah sistem aplikasi yang akan dibangun. Dalam hal ini, Activity Diagram dapat dikatakan sebagai hasil pengembangan use case yang telah memiliki alur aktivitas antara interaksi pengguna dengan sistem aplikasi [28]. Terdapat beberapa simbol Activity Diagram yang dapat dilihat pada tabel 2.2 [29].
Tabel 2. 2 Komponen Activity Diagram
Simbol Nama Keterangan
Start Activity
Sebuah simbol yang digunakan untuk menentukan titik awal dari diagram aktivitas.
End Activity
Sebuah simbol yang digunakan untuk menentukan titik akhir dari diagram aktivitas.
Activity
Sebuah simbol yang digunakan untuk menentukan aktivitas yang dilakukan di dalam sistem.
Decision
Sebuah simbol yang digunakan untuk memberikan kondisi tertentu pada suatu aktivitas yang memberikan pilihan kepada pengguna.
Swimlane
Sebuah simbol yang digunakan sebagai pembagian aktivitas antara satu pihak dengan pihak lainnya.
24
Rancang Bangun Sistem Sales Force Automation Berbasis Website Pada PT. Maju Jaya Kreasindo, Thendy Rhenaldy, Universitas Multimedia Nusantara
2.1.7.3 Class Diagram
Class Diagram atau biasa dikenal dengan diagram kelas merupakan salah satu jenis diagram pada UML yang bersifat statis, dengan memiliki beberapa struktur maupun deskripsi kelas, metode, atribut, serta hubungan antar setiap objeknya [28]. Secara umum, Class Diagram memiliki beberapa komponen simbol yang dapat dilihat pada Tabel 2.3.
Tabel 2. 3 Komponen Class Diagram
Simbol Nama Keterangan
Generalization
Sebuah simbol yang menggambarkan hubungan descendent (objek anak) dan ancestor (objek induk).
Nary Association Digunakan untuk mencegah adanya asosiasi yang lebih dari 2 objek.
Class
Sebuah kelas dari berbagai objek yang memiliki atribut serta memiliki operasi yang sama.
Collaboration
Sebuah deskripsi yang merepresentasikan berbagai urutan aksi pada sistem yang bertujuan untuk memperoleh hasil yang terarah bagi actor.
Realization Tindakan operasi yang dilakukan oleh sebuah objek.
Dependency
Sebuah simbol yang merepresentasikan suatu hubungan yang mengalami perubahan secara independent yang dapat mempengaruhi suatu elemen yang bergantung pada element yang tidak independent.
Association
Sebuah simbol yang digunakan untuk menghubungkan antara satu objek dengan objek lainnya.
25
Rancang Bangun Sistem Sales Force Automation Berbasis Website Pada PT. Maju Jaya Kreasindo, Thendy Rhenaldy, Universitas Multimedia Nusantara
Framework Yang Digunakan 2.2.1 Bootstrap
Bootstrap merupakan salah satu framework CSS (Cascading Style Sheets) dalam bentuk paket aplikasi yang dapat langsung digunakan untuk membangun tampilan front-end pada sebuah website. Tujuan digunakannya bootstrap adalah untuk mempermudah proses pembuatan desain tampilan pada suatu website baik dapat digunakan oleh pemula maupun yang telah berpengalaman [25]. Selain itu, bootstrap juga mampu untuk membuat tampilan halaman web secara responsive.
Pengguna tidak perlu khawatir mengenai halaman yang akan dibuka pada berbagai ukuran peramban, karena pemanfaatan bootstrap dapat menangani hal tersebut secara otomatis [26].
Tools Yang Digunakan
2.3.1 VS Code (Visual Studio Code)
VS Code atau dikenal dengan Visual Studio Code adalah sebuah software kode editor yang bersifat open source dimana software ini dapat digunakan pada sistem operasi Windows, Linux, serta MacOs [30].
Software ini tentunya telah mendukung beberapa bahasa pemrograman seperti C++, C#, Java, Python, PHP, dan GO. Dalam mempermudah pengembangan sistem, VS Code juga menyediakan berbagai macam ekstensi yang dapat ditambahkan oleh pengembang untuk dapat menggunakan berbagai fitur tambahan yang tidak tersedia di software VS Code secara default [30].
2.3.2 HTML (Hypertext Markup Language)
HTML (Hypertext Markup Language) merupakan bahasa standard yang digunakan untuk menampilkan halaman web [31]. Secara umum, HTML memiliki kemampuan untuk mengelola tampilan web baik dapat
26
Rancang Bangun Sistem Sales Force Automation Berbasis Website Pada PT. Maju Jaya Kreasindo, Thendy Rhenaldy, Universitas Multimedia Nusantara
membuat tabel, melakukan publikasi secara online, serta membuat form yang bertujuan untuk mengelola proses registrasi serta transaksi dalam bentuk web [31].
2.3.3 CSS (Cascading Style Sheets)
CSS (Cascading Style Sheets) merupakan kumpulan atribut yang berfungsi untuk mengelola format tampilan serta mengontrol beberapa dokumen secara bersamaan, maka dari itu CSS tentunya memiliki kelebihan yakni tidak perlu untuk melakukan pengeditan satu per satu ketika ingin melakukan perubahan pada suatu format dokumen pada HTML (Hypertext Markup Language) [21].
2.3.4 PHP (Hypertext Preprocessor)
PHP merupakan kode script yang digunakan dalam pembuatan halaman suatu website yang memiliki sifat yang dinamis [32]. PHP (Hypertext Preprocessor) adalah sebuah bahasa pemrograman yang sering digunakan sebagai script pada sisi server dalam pengembangan situs web. Dalam proses pengembangan situs, script PHP dimasukkan ke dalam dokumen HTML dan dijalankan pada server web sehingga dapat menghasilkan tampilan yang dinamis pada situs web. Oleh karena itu, PHP selalu memerlukan server web untuk dapat menjalankan fungsinya [25].
2.3.5 JavaScript
JavaScript merupakan sebuah bahasa pemrograman yang memungkinkan pengembang untuk dapat berinteraksi dengan fungsionalitas pada web browser. JavaScript juga merupakan skrip bahasa pemrograman tradisional yang diinterpretasikan saat runtime dan tidak di lakukan pre-compile menjadi byte code. Bahasa pemrograman JavaScript memiliki tujuan utama yaitu mengubah perilaku aplikasi lain
27
Rancang Bangun Sistem Sales Force Automation Berbasis Website Pada PT. Maju Jaya Kreasindo, Thendy Rhenaldy, Universitas Multimedia Nusantara
yang umumnya ditulis dalam bahasa pemrograman yang berbeda, dimana JavaScript diinterpretasikan serta dijalankan secara real time [33].
2.3.6 XAMPP
Xampp adalah sebuah software yang dapat digunakan oleh banyak sistem operasi serta merupakan gabungan dari beberapa program seperti Apache, MYSQL, PHP, dan Perl. Xampp telah menyediakan paket perangkat lunak yang terdiri dari Apache (Web Server), MYSQL (Database), PHP (Server Side Scripting), Perl, FTP Server, PhpMyAdmin, serta beragam pustaka bantu lainnya [21].
2.3.7 MySQL
Gambar 2. 4 Logo MySQL Sumber : [34]
MySQL atau biasa dikenal dengan SQL (Structured Query Language) merupakan sebuah bahasa pemrograman terstruktur. Pada tahun 1986 bahasa ini didefinisikan pertama kali oleh American National Standards Institute (ANSI) yang memiliki kegunaan untuk mengolah database yang bersifat open source [21]. Hal tersebut sesuai dengan tag yang dimiliki oleh MySQL yakni, “The World’s most popular open source database”. Selain itu, MySQL juga memiliki lisensi, yakni “FOSS License Exception” serta tersedia juga pada versi komersial. Dalam pengoperasiannya, MySQL dapat dijalankan diberbagai versi windows dan linux [34].
28
Rancang Bangun Sistem Sales Force Automation Berbasis Website Pada PT. Maju Jaya Kreasindo, Thendy Rhenaldy, Universitas Multimedia Nusantara
2.3.8 PhpMyAdmin
Gambar 2. 5 Logo PhpMyAdmin Sumber : [34]
PhpMyAdmin merupakan sebuah platform aplikasi yang bersifat open source serta disediakan secara gratis guna untuk memudahkan pengguna dalam melakukan berbagai kegiatan administrasi yang berkaitan dengan database MySQL, hingga melakukan pemrograman.
Berbagai operasi MySQL tentunya telah disediakan oleh PhpMyAdmin antara lain seperti mengelola database, tables, fields, relations, indeks, users, permissions, dan lain sebagainya. Hal tersebut tentunya menunjukkan bahwa PhpMyAdmin dan MySQL memiliki suatu perbedaan yakni dari segi kegunaannya, dimana PhpMyAdmin berperan sebagai sebuah alat (tools) untuk mempermudah dalam mengelola database MySQL, sedangkan MySQL merupakan sebuah database terpisah yang hanya berfungsi untuk menyimpan data [34].
2.3.9 User Acceptance Testing (UAT)
User Acceptance Testing (UAT) merupakan sebuah proses untuk melakukan verifikasi dengan tujuan untuk memastikan bahwa solusi yang telah dirancang pada sistem telah sesuai kebutuhan pengguna [35].
Secara umum, proses UAT akan dijalankan oleh end user atau klien yang terdiri dari beberapa jenis testing seperti Alpha & Beta Testing, Black Box Testing, Contract Acceptance Testing, Regulation Acceptance Testing, dan Operational Acceptance Testing[35].
29
Rancang Bangun Sistem Sales Force Automation Berbasis Website Pada PT. Maju Jaya Kreasindo, Thendy Rhenaldy, Universitas Multimedia Nusantara
Penelitian Terdahulu
Tabel 2. 4 Penelitian Terdahulu
Penulis Judul Artikel Nama Jurnal, Volume dan
Tahun
Metode yang digunakan
Hasil
IS Tiyani, H Irawan
Rancang Bangun Sistem Informasi Electronic Customer Relationship Management (E-CRM) Guna
Meningkatkan Pelayanan Serta Loyalitas Pelanggan Studi Kasus PT Djaya Bersama Putra Prima
Jurnal IDEALIS, Vol.2 No. 4 ,Juli 2019
Prototyping Hasil yang didapatkan adalah sebuah sistem E-CRM berbasis web yang dapat membantu perusahaan dalam mendapatkan, meningkatkan serta
mempertahankan pelanggan dengan beberapa fitur yang tersedia salah satunya adalah fitur promo yang dapat menarik pelanggan baru.
RI Khadija, CE
Widjayanti, E Setyawati
Implementasi Customer Relationship Management (CRM) Berbasis Website Pada Kantor Advokat Jou H Waimahing
&Associates
INCODING:
Journal of Informatic and Computer Science Engineering, Vol 1, No. 1, April 2021:
25-40
Prototyping Hasil uji manfaat menunjukkan bahwa nilai rata- rata dari usability, learnability, efficiency, dan acceptability CRM Berbasis Website pada Kantor Advokat Jou H
Waimahing &
Associates berada di atas nilai rata-rata minimal 75%
S Fabriani, S Juanita
Implementasi Electronic Relationship Management (E-CRM) Pada
Jurnal IDEALIS, Vol.3 No.1, Januari 2020
Waterfall Dalam penelitian ini, ditemukan beberapa fitur e- CRM yang dapat meningkatkan
30
Rancang Bangun Sistem Sales Force Automation Berbasis Website Pada PT. Maju Jaya Kreasindo, Thendy Rhenaldy, Universitas Multimedia Nusantara
Penulis Judul Artikel Nama Jurnal, Volume dan
Tahun
Metode yang digunakan
Hasil
Beauty Karlina Salon Untuk Meningkatkan Loyalitas Dan Menarik Pasien Baru
loyalitas dan menarik pasien baru untuk datang ke Beauty Karlina Salon. Fitur tersebut antara lain fitur promosi, tukar poin,
testimonial, dan penanganan keluhan atau komplain.
Y Irawan Sistem Informasi Pemasaran Busana Syar'i Dengan Penerapan Customer Relationship Management (CRM) Berbasis Web
Intecoms:
Journal of Information Technology and Computer Science, Volume 2 Nomor 1, Juni 2019
Waterfall Hasil penelitian yang telah dilakukan adalah dalam bentuk sebuah sistem aplikasi CRM berbasis web pada Toko Cahaya Sunnah yang memiliki fitur halaman utama, registrasi, menu login kosumen, data produk, keranjang belanja, data order, data ongkos kirim dan menu pelaporan.
MRG Qowindra, J Wiratama
The
Development of Enterprise Resource Planning (ERP) Using The Rapid Application Development (RAD) Method for the Garment
G-Tech : Jurnal Teknologi Terapan, Vol 7, No. 2, April 2023
Rapid Application Devolopment
(RAD)
Hasil dari penelitian ini adalah sebuah pengembangan sistem ERP menggunakan Odoo yang menghasilkan 5 modul
terintegrasi, antara lain modul
31
Rancang Bangun Sistem Sales Force Automation Berbasis Website Pada PT. Maju Jaya Kreasindo, Thendy Rhenaldy, Universitas Multimedia Nusantara
Penulis Judul Artikel Nama Jurnal, Volume dan
Tahun
Metode yang digunakan
Hasil
Industry in Indonesia
Akuntansi, Penjualan, Pembelian, Inventaris, dan Manufaktur.
F Rahayu, H Irawan
Perancangan Sistem Electronic Customer Relationship Management (E-Crm) Guna Membantu Meningkatkan Pelayanan Dan Loyalitas Pelanggan Studi Kasus : Lembaga Pendidikan Kumon
Jurnal IDEALIS, Vol.2 No. 4 ,Juli 2019
Prototyping Dalam penelitian ini, sebuah prototype e- CRM telah berhasil dibuat dengan berbagai fitur penting seperti promosi, pendaftaran, pembayaran, pencatatan nilai, evaluasi belajar, pengumuman, dan penanganan keluhan yang bertujuan meningkatkan loyalitas dan pelayanan terhadap pelanggan pada lembaga pendidikan Kumon.
WR
Jayamangala, J Wiratama, Hery
Analisis Perancangan Fitur Pada Sistem ERP Untuk Inventory Module Di PT XYZ Untuk Mengurangi Bullwhip Effect
Jurnal Ilmiah MATRIK , Vol.24 No.2, Agustus 2022
Kualitatif Hasil dari penelitian ini adalah berupa sebuah modifikasi perancangan fitur pada modul inventory yang dapat melakukan akses Demand Request secara real-time.
32
Rancang Bangun Sistem Sales Force Automation Berbasis Website Pada PT. Maju Jaya Kreasindo, Thendy Rhenaldy, Universitas Multimedia Nusantara
Penulis Judul Artikel Nama Jurnal, Volume dan
Tahun
Metode yang digunakan
Hasil
F Ishami, RI Rokhmawati, MC Saputra
Pengembangan Sistem Self- Service Reservation pada Everyday Smart Hotel Malang Menggunakan Customer Relationship Management (CRM) Operasional Modul Sales Force Automation dan Service Automation
Jurnal
Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu
Komputer Vol.2 No.2, Februari 2018
Prototyping Hasil dari penelitian ini adalah berupa sebuah sistem Self-Service Reservation berbasis web dengan konsep CRM
Operasional pada modul Sales Force Automation dan Service
Automation.
I Lestari, RA Saputra / 2022
Implementasi User Centered Design untuk Rancang Sistem Sales Force Automation UMKM Dapur Amy
Jurnal SNTIKI (Seminar Nasional Teknologi Informasi Komunikasi dan Industri) Oktober 2022
User Centered Design (UCD)
Sebuah rancangan sistem Sales Force Automation berbasis web menggunakan metode User Centered Design (UCD).
A Anshori, E Setiawan
Rancang Bangun Sistem Informasi Sales Force Automation Berbasis Web Di PT. Garam
Jurnal Cahaya Mandalika Vol. 4 No.1, 2023
Waterfall Hasil dari penelitian ini adalah berupa sebuah rancangan sistem Sales Force Automation (SFA) dalam bentuk website yang
divisualisasikan menggunakan aplikasi dan diagram.
33
Rancang Bangun Sistem Sales Force Automation Berbasis Website Pada PT. Maju Jaya Kreasindo, Thendy Rhenaldy, Universitas Multimedia Nusantara
Pada penelitian terdahulu pertama yang berjudul “Rancang Bangun Sistem Informasi Electronic Customer Relationship Management (E-CRM) Guna Meningkatkan Pelayanan Serta Loyalitas Pelanggan Studi Kasus : PT Djaya Bersama Putra Prima” melakukan rancang bangun terhadap E-CRM berbasis web pada PT Djaya Bersama Putra Prima dengan tujuan untuk meningkatkan loyalitas pelanggan. Artikel jurnal ini menggunakan metode pengembangan prototyping.
Hasil penelitian ini adalah sebuah sistem E-CRM berbasis web yang dapat membantu perusahaan dalam mendapatkan, meningkatkan serta mempertahankan pelanggan dengan beberapa fitur yang tersedia salah satunya adalah fitur promo yang dapat menarik pelanggan baru [37].
Pada penelitian terdahulu kedua yang berjudul “Implementasi Customer Relationship Management (CRM) Berbasis Website Pada Kantor Advokat Jou H Waimahing & Associates” melakukan penelitian mengenai hasil uji manfaat terhadap sistem CRM berbasis website pada Kantor Advokat Jou H Waimahing &
Associates. Artikel jurnal ini menggunakan metode pengembangan sistem prototyping. Hasil penelitian ini adalah berupa hasil uji manfaat yang menunjukkan bahwa nilai rata-rata dari usability, learnability, efficiency, dan acceptability CRM Berbasis Website pada Kantor Advokat Jou H Waimahing & Associates berada di atas nilai rata-rata minimal 75% [2].
Pada penelitian terdahulu ketiga yang berjudul “Implementasi Electronic Relationship Management (E-CRM) Pada Beauty Karlina Salon Untuk Meningkatkan Loyalitas Dan Menarik Pasien Baru” melakukan perancangan konsep Electronic Customer Relationship Management pada Beauty Karlina Salon untuk mengefektifkan penanganan serta penyampaian komplain. Artikel jurnal ini menggunakan metode pengembangan waterfall. Hasil penelitian ini adalah berupa beberapa fitur e-CRM yang dapat meningkatkan loyalitas dan menarik pasien baru
34
Rancang Bangun Sistem Sales Force Automation Berbasis Website Pada PT. Maju Jaya Kreasindo, Thendy Rhenaldy, Universitas Multimedia Nusantara
untuk datang ke Beauty Karlina Salon. Fitur tersebut antara lain fitur promosi, tukar poin, testimonial, dan penanganan keluhan atau komplain [17].
Pada penelitian terdahulu keempat yang berjudul “Sistem Informasi Pemasaran Busana Syar’I Dengan Penerapan Customer Relationship Management (CRM) berbasis Web” melakukan penelitian mengenai perancangan website dengan metode Customer Relationship Management (CRM) yang bertujuan untuk meningkatkan akurasi dalam penyimpanan data, serta mempercepat proses pembuatan laporan penjualan. Artikel jurnal ini menggunakan metode pengembangan waterfall. Hasil penelitian ini adalah dalam bentuk sebuah sistem aplikasi CRM berbasis web pada Toko Cahaya Sunnah yang memiliki fitur halaman utama, registrasi, menu login konsumen, data produk, keranjang belanja, data order, data ongkos kirim dan menu pelaporan [38].
Pada penelitian terdahulu kelima yang berjudul “The Development of Enterprise Resource Planning (ERP) Using The Rapid Application Development (RAD) Method for the Garment Industry in Indonesia” melakukan penelitian mengenai pengembangan sistem ERP berbasis Odoo pada PT Mardohar Catur Tunggal Gaya. Artikel jurnal ini menggunakan metode pengembangan sistem Rapid Application Devolopment (RAD). Hasil dari penelitian ini adalah sebuah pengembangan sistem ERP menggunakan Odoo yang menghasilkan 5 modul terintegrasi, antara lain modul Akuntansi, Penjualan, Pembelian, Inventaris, dan Manufaktur [39].
Pada penelitian terdahulu keenam yang berjudul “Perancangan Sistem Electronic Customer Relationship Management (E-CRM) Guna Membantu Meningkatkan Pelayanan Dan Loyalitas Pelanggan Studi Kasus : Lembaga Open source Kumon” melakukan penelitian mengenai perancangan sistem E-CRM yang berguna untuk meningkatkan pelayanan serta loyalitas pelanggan. Artikel jurnal ini menggunakan metode prototyping. Hasil penelitian ini adalah sebuah prototype e-
35
Rancang Bangun Sistem Sales Force Automation Berbasis Website Pada PT. Maju Jaya Kreasindo, Thendy Rhenaldy, Universitas Multimedia Nusantara
CRM telah berhasil dibuat dengan berbagai fitur penting seperti promosi, pendaftaran, pembayaran, pencatatan nilai, evaluasi belajar, pengumuman, dan penanganan keluhan [40].
Pada penelitian terdahulu ketujuh yang berjudul “Analisis Perancangan Fitur Pada Sistem ERP Untuk Inventory Module Di PT XYZ Untuk Mengurangi Bullwhip Effect” melakukan penelitian mengenai analisis perancangan fitur pada sistem ERP khususnya pada modul Inventory di PT XYZ guna untuk mengurangi Bullwhip Effect. Artikel jurnal ini menggunakan metodologi kualitatif dengan melakukan wawancara mendalam dan observasi dengan perwakilan manajemen secara langsung di PT XYZ. Hasil dari penelitian ini adalah berupa sebuah modifikasi perancangan fitur pada modul inventory yang dapat melakukan akses Demand Request secara real-time[41].
Pada penelitian terdahulu kedelapan yang berjudul “Pengembangan Sistem Self-Service Reservation pada Everyday Smart Hotel Malang Menggunakan Customer Relationship Management (CRM) Operasional Modul Sales Force Automation dan Service Automation” melakukan penelitian mengenai perancangan sistem Self-Service Reservation menggunakan konsep CRM Operational pada modul Sales Force Automation dan Service Automation. Artikel jurnal ini menggunakan metode pengembangan prototyping. Hasil penelitian ini adalah berupa sebuah sistem Self-Service Reservation berbasis web dengan konsep CRM Operational pada modul Sales Force Automation dan Service Automation, dimana penerapan sistem ini memiliki keberhasilan dalam aspek efektivitas untuk pelanggan sebesar 97% dan receptionist sebesar 92%. Kemudian dalam aspek efisiensi pada pelanggan sebesar 80% dan receptionist sebesar 83%. Selain itu terdapat juga hasil pengujian terhadap aspek kepuasan pengguna yang memperoleh 16 pertanyaan yang memiliki nilai baik pada setiap responden [42].
36
Rancang Bangun Sistem Sales Force Automation Berbasis Website Pada PT. Maju Jaya Kreasindo, Thendy Rhenaldy, Universitas Multimedia Nusantara
Pada penelitian terdahulu kesembilan yang berjudul “Implementasi User Centered Design untuk Rancang Sistem Sales Force Automation UMKM Dapur Amy” melakukan penelitian mengenai perancangan sistem Sales Force Automation menggunakan terhadap UMKM Dapur Amy. Artikel jurnal ini menggunakan metode User Centered Design (UCD). Hasil dari penelitian ini adalah sebuah rancangan sistem aplikasi Sales Force Automation berbasis web menggunakan metode User Centered Design (UCD), dimana penelitian ini menunjukkan bahwa konsep Customer Relationship Management (CRM) dan metodologi UCD dapat dilakukan kombinasi dalam perancangan sistem UMKM, baik dari rekomendasi tampilan sistem serta kebutuhan fitur [8].
Pada penelitian terdahulu kesepuluh yang berjudul “Rancang Bangun Sistem Informasi Sales Force Automation Berbasis Web Di PT. Garam” melakukan penelitian mengenai perancangan sistem informasi Sales Force Automation pada PT. Garam dalam membantu proses penjualan pada sales. Artikel jurnal ini menggunakan metode pengembangan sistem waterfall. Hasil dari penelitian ini adalah berupa sebuah rancangan sistem Sales Force Automation (SFA) dalam bentuk website yang divisualisasikan menggunakan aplikasi dan diagram[18].