• Tidak ada hasil yang ditemukan

RANCANGAN BUJUR SANGKAR LATIN (RBSL)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "RANCANGAN BUJUR SANGKAR LATIN (RBSL)"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

RANCANGAN BUJUR SANGKAR LATIN (RBSL)

(LATIN SQUARE DESIGN)

Sirmas Munte, ST, MT TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MEDAN AREA

(2)

Rancangan Bujur Sangkar Latin (RBSL) merupakan

rancangan percobaan yang desainnya berbentuk bujur sangkar dan perlakuannya menggunakan simbol-simbol huruf latin kapital, misal (A, B, C, D, dst).

Rancangan Bujur Sangkar Latin (RBSL) digunakan apabila percobaan membutuhkan penanganan yang lebih

kompleks, artinya kondisi keheterogenan unit-unit percobaan tidak bisa lagi dikendalikan hanya dengan pengelompokan satu sisi keragaman saja, karena RBSL mampu mengendalikan komponen keragaman unit-unit percobaan dari dua arah (arah baris dan arah kolom).

Keuntungan RBSL adalah :

1. Mengurangi keragaman galat dari dua arah.

2. Analisis mudah

3. Memperbanyak kesimpulan (dari perlakuan, baris dan kolom).

BAGAN DAN PENGACAKAN

(3)

Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam penerapan RBSL adalah :

1. Harus sama jumlah perlakuan dan jumlah ulangan, hal ini menyebabkan penggunaan RBSL tidak efektif bila perlakuan dalam jumlah besar.

2. Jumlah perlakuan yang terlalu kecil menyebabkan galat percobaan menjadi besar. Secara umum jumlah

perlakuan pada RBSL antara 4 s.d. 8 perlakuan.

3. Perlakuan hanya sekali pada baris dan pada setiap lajur (kolom).

Penerapan penggunaan RBSL dapat dipahami melalui contoh kasus berikut :

Suatu penelitian melibatkan 4 perlakuan (A, B, C dan D), dimana penempatan perlakuan diacak berdasarkan posisi baris dan lajur, dengan demikian unit-unit percobaan

menjadi 4x4 = 16 unit percobaan. Cara untuk menempatkan perlakuan secara tepat, dapat mengikuti langkah-langkah berikut :

(4)

1. Pilih perlakuan secara acak dan tempatkan pada diagonal utama.

2. Acak perlakuan untuk penempatan baris, dan

3. Acak perlakuan untuk penempatan lajur.

Bentuk tabulasi data dapat disajikan sebagaimana pada tabel berikut :

Baris

Lajur

Total Baris

1 2 3 4

1 C Y11(3) D Y12(4) B Y13(2) A Y14(1) Y10(0)

2 A Y21(1) B Y22(2) D Y23(4) C Y24(3) Y20(0)

3 D Y31(4) A Y32(1) C Y33(3) B Y34(2) Y30(0)

4 B Y41(2) C Y42(3) A Y43(1) D Y44(4) Y40(0)

Total

Lajur Y01(0) Y02(0) Y03(0) Y04(0) Y00(0)

(5)

ijk k

j i

Y

ijk

         

dimana: i = j = k = 1, 2, …, r

Y

ijk

= Pengamatan pada perlakuan ke-k, baris ke-i dan lajur ke-j.

= Rataan umum

k

= Pengaruh perlakuan ke-k α

i

= Pengaruh baris ke-i

β

j

= Pengaruh lajur ke-j

ijk

= Pengaruh acak (error) pada perlakuan ke-k, baris ke-i dan lajur ke-j.

MODEL LINIER

Model linier aditif secara umum untuk percobaan

Rancangan Bujur Sangkar Latin (RBSL) adalah :

(6)

ASUMSI

Asumsi untuk pengaruh perlakuan tetap :

Asumsi untuk pengaruh perlakuan acak :

0

11

r k

k 0

11

i i

i 0

11

j j

j

dan

ijk bsi~ N(0,2)

) , 0 (

~

2

i bsiN

j bsi~N(0,

2) )

, 0 (

~ r2

bsi

k N

) , 0 (

~ 2

ijk bsiN

dan

(7)

Bentuk umum hipotesis yang akan diuji :

Hipotesis Model tetap Model acak

H0

H1

τ1 = τ2 = … = τr = 0

Ada τk0, k = 1, 2, …, r

στ2 = 0 (tidak ada keragaman pada populasi perlakuan)

στ2 > 0 (ada keragaman pada populasi perlakuan)

H0

H1

α1 = α2 = … = αr = 0

Ada αi0, i = 1, 2, …, r

σα2 = 0 (tidak ada keragaman pada populasi baris)

σα2 > 0 (ada keragaman pada populasi baris)

H0

H1

β1 = β2 = … = βr = 0

Ada βj0, j = 1, 2, …, r

σβ2 = 0 (tidak ada keragaman pada populasi lajur)

σβ2 > 0 (ada keragaman pada populasi lajur)

HIPOTESIS

(8)

TABEL ANALISIS RAGAM

Sumber

Keragaman Derajat

Bebas Jumlah

Kuadrat Kuadrat

Tengah FHitung FTabel 0,05 0,01 Perlakuan r-1 JKP KTP KTP/KTG FT0,05 FT0,01

Baris r-1 JKB KTB KTB/KTG FT0,05 FT0,01

Lajur r-1 JKL KTL KTL/KTG FT0,05 FT0,01

Galat (r-1)(r-2) JKG KTG

Total (r2-1) JKT

Struktur tabel analisis ragam untuk percobaan Rancangan

Bujur Sangkar Latin (RBSL) dapat disajikan sebagai berikut :

(9)

PERHITUNGAN

Menghitung Jumlah Kuadrat (JK) :

Faktor Koreksi

2

200

r FK Y

Jumlah Kuadrat Perlakuan

JKP Y r FK

r

k

k

1

) ( 200

Jumlah Kuadrat Baris

JKB Y r FK

r

i

1

) 0 ( 200

Jumlah Kuadrat Lajur

JKL Y r FK

r

j

1

) 0 ( 200

Jumlah Kuadrat Galat

JKG JKT JKP JKB JKL

Jumlah Kuadrat Total

JKT Y FK

r

i

r

j

r

k

k

ij

  

1 1 1

) 2 (

(10)

Menghitung Kuadrat Tengah (KT) : Kuadrat Tengah Perlakuan

dbP KTP JKP

Kuadrat Tengah Baris

dbB KTB JKB

Kuadrat Tengah Lajur

KTL JKLdbL

Kuadrat Tengah Galat

dbG KTG JKG

Menentukan F Hitung : F Hitung Perlakuan

KTG FhP KTP

F Hitung Baris

FhB KTGKTB

F Hitung Lajur

FhL KTGKTL

(11)

Pengujian Hipotesis :

Pengujian hipotesis ditetapkan dengan mengacu pada : Hipotesis pengaruh perlakuan :

Jika F

Hitung

(perlakuan) = F

Tabel α:(r-1);(r-1)(r-2)

, maka H

0

diterima dan sebaliknya H

1

ditolak. Tetapi jika F

Hitung

> F

Tabel α:(r-1);(r-1)(r- 2)

, maka H

1

diterima dan sebaliknya H

0

ditolak.

Hipotesis pengaruh baris :

Jika F

Hitung

(baris) = F

Tabel α:(r-1);(r-1)(r-2)

, maka H

0

diterima dan sebaliknya H

1

ditolak. Tetapi jika F

Hitung

> F

Tabel α:(r-1);(r-1)(r-2)

, maka H

1

diterima dan sebaliknya H

0

ditolak.

Hipotesis pengaruh lajur :

Jika F

Hitung

(lajur) = F

Tabel α:(r-1);(r-1)(r-2)

, maka H

0

diterima dan

sebaliknya H

1

ditolak. Tetapi jika F

Hitung

> F

Tabel α:(r-1);(r-1)(r-2)

,

maka H

1

diterima dan sebaliknya H

0

ditolak.

(12)

TERIMA KASIH

Referensi

Dokumen terkait

Shahin, M.A., Jaksa, M.B., and Maier, H.R.2001, Artificial Neural Network Application IN Geotechnical Engineering, Australian Geomechanics, pp.49-62 Shahin, M.A., Jaksa, M.B., and

ROSENWASSER Investigación realizada en el New York Presbyterian Hospital, Columbia-Presbyterian Medical Center, Nueva York, NY Antecedentes: Conducimos un estudio prospectivo