RAPOR 100 HARI PRABOWO-GIBRAN
Evaluasi Kinerja Kabinet Merah Putih dan Program Ekonomi,
Energi, Lingkungan Hidup serta Penegakan Hukum
Penulis
Penata Desain Penerbit
Tentang CELIOS
Hak Cipta
Kutipan
Foto Sampul
Media Wahyudi Askar
Bhima Yudhistira Adhinegara Galau D Muhammad
Bakhrul Fikri Jaya Darmawan Muhamad Saleh
Mazdan Maftukha Assyayuti
Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Jakarta, Indonesia
CELIOS (Center of Economic and Law Studies) adalah lembaga penelitian independen yang fokus pada kajian makro-ekonomi, keadilan fiskal, transisi energi, dan kebijakan publik. CELIOS memiliki dedikasi untuk mendorong reformasi kebijakan yang berpihak pada kepentingan publik,
menciptakan ekonomi rendah karbon dan pelibatan aktif dari masyarakat terdampak pembangunan.
© 2025 CELIOS
Celios memegang hak cipta publikasi ini, termasuk teks, analisis, logo, dan desain tata letak. Permintaan untuk memperbanyak sebagian atau seluruh isi publikasi dikirimkan ke [email protected].
Seluruh isi dari publikasi yang diterbitkan oleh CELIOS bebas untuk dikutip sepanjang mencantumkan sumber.
Setneg, 2024.
RAPOR 100 HARI
PRABOWO-GIBRAN
Evaluasi Kinerja Kabinet Merah Putih dan Program Ekonomi, Energi, Lingkungan Hidup serta Penegakan Hukum
Daftar Isi
Temuan Utama
Latar Belakang
Metodologi Penelitian
Evaluasi Kinerja Kabinet Prabowo Gibran
Resolusi Perbaikan Kinerja Kabinet
1 2 4
16
Temuan Utama
100 Hari dalam Angka: Catatan Evaluasi Kabinet Prabowo - Gibran
Menteri Berkinerja Terburuk
Natalius Pigai
Menteri HAM
#1
Kinerja
Terburuk Kinerja Terburuk
#2
Kinerja Terburuk#3
Kinerja Terburuk#4
Kinerja Terburuk#5
-113 poin -61 poin -41 poin -36 poin -28 poin
Budi Arie Setiadi
Menteri Koperasi
Bahlil Lahadalia
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral
Raja Juli Antoni
Menteri Kehutanan
Yandri Susanto
Menteri Desa, dan Pembangunan Daerah Tertinggal
Menteri yang perlu di-reshu e
#1 #2 #3 #4 #5
56 poin 48 poin 46 poin 41 poin 26 poin
Raja Juli Antoni
Menteri Kehutanan
Budi Arie Setiadi
Menteri Koperasi
Bahlil Lahadalia
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral
Natalius Pigai
Menteri HAM
Yandri Susanto
Menteri Desa, dan Pembangunan Daerah Tertinggal
Menteri/Kepala Lembaga yang tak terlihat bekerja
#1 #2 #3 #4 #5
Raja Juli Antoni
Menteri Kehutanan
Natalius Pigai
Menteri HAM
Arifatul Choiri Fauzi
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Budi Arie Setiadi
Menteri Koperasi
Budiman Sudjatmiko
Kepala Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan
Prabowo
Subianto Gibran
Rakabuming Raka
mendapatkan rapor mendapatkan rapor
dari 10 5 3
dari 10
Kualitas
Kepemimpinan Relatif Rendah
38%
Responden melihat rendahnya kualitas kepemimpinan dalam kabinet
Sektor Ekonomi Minim Intervensi
31%
Responden melihat rendahnya intervensi di sektor ekonomi
Reformasi TNI belum selesai
5 dari 10
Responden menilai perlu
Rombak dan Geser Menteri
88%
Responden menyetujui pergantian atau pergeseran menteri dalam tugas yang berbeda
Kinerja POLRI Jauh dari Presisi
Publik Menuntut
4 dari 10
Janji Politik Setengah Hati
74%
Responden melihat janji politik hanya beberapa yang berhasil sementara sebagian lainnya tidak terlaksana
Capaian Program Masih Belum Optimal
39%
Responden menilai pencapaian program buruk sepanjang 100 hari
Rencana Kebijakan Tak Sesuai Kebutuhan Publik
36%
Responden menilai rencana kebijakan tidak sesuai dengan kebutuhan publik
Tata Kelola Anggaran Mengecewakan
Responden yang menilai buruk tata kelola anggaran dalam kabinet
52%
Lintas Lembaga Tak Serasi
46%
Responden melihat kolaborasi antar kementerian dalam kabinet tak efektif
Momen Ideal
Melakukan Reshu e
6 bulan pertama
Sebanyak 48% responden menyepakati reshu e pada 6 bulan pertama pemerintahan (20 April 2025)
Latar Belakang
Production
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit.
Clean Energy
Maecenas vel sem a lorem eleifend rhoncus id id lacus nulla facilisi.
Waste Sorting
& Recycling
Vestibulum vulputate augue sit amet risus rutrum tempus.
Consumption
Cras pretium iaculis nisi, consectetur volutpat metus gravida ut.
Circular Economy
Indonesia memasuki babak baru di bawah kepemimpinan pasangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka. Namun, harapan masyarakat juga dibayangi oleh skeptisisme publik. Apakah duet ini mampu mewujudkan janji kampanye mereka? Apakah kebijakan yang mereka hasilkan benar-benar berorientasi pada kesejahteraan rakyat, atau hanya kosmetik politik belaka? 100 hari pertama bukan sekadar angka, melainkan penanda awal untuk mengukur arah kebijakan, keberanian mengambil keputusan strategis, dan kemampuan mengatasi permasalahan bangsa yang bersifat fundamental. Oleh karena itu, evaluasi terhadap kinerja 100 hari kabinet Prabowo-Gibran menjadi kebutuhan mendesak untuk menakar sejauh mana arah pemerintahan ini sudah berjalan.
Studi ini bertujuan untuk menyajikan analisis, mengupas berbagai capaian, tantangan, dan potensi perbaikan kabinet baru ini. Dalam 100 hari pertama ini, sebenarnya kita sudah mulai dapat mengukur mana menteri yang betul-betul bekerja untuk rakyat dan menteri yang justru memunggungi hak-hak publik. Harapannya, studi sederhana ini dapat menjadi tolok ukur awal yang tidak hanya mendiagnosis kinerja, tetapi juga memberikan rekomendasi strategis untuk masa depan. Sebab, 100 hari pertama bukanlah akhir, melainkan pondasi untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas kebijakan Indonesia era Prabowo-Gibran.
Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini mencakup evaluasi kinerja kabinet secara keseluruhan, dengan fokus pada:
Identi kasi menteri dengan kinerja terbaik dan terburuk berdasarkan indikator keberhasilan program kerja.
Analisis tingkat kolaborasi dan sinergi antar kementerian dalam mendukung agenda nasional.
Penilaian terhadap sektor-sektor yang belum diintervensi secara efektif oleh kabinet, beserta tantangan dan peluang perbaikannya.
1
Metodologi Penelitian
Penilaian ini bertujuan untuk mengidenti kasi para menteri yang memberikan dampak signi kan bagi keberhasilan kebijakan pemerintah dalam 100 hari pertama. Pada saat yang sama, memberikan evaluasi pada menteri yang gagal dan belum maksimal, agar bisa bekerja lebih baik lagi. Metodologi Penilaian Kinerja 100 hari Kabinet Prabowo-Gibran menggunakan survey berbasis expert judgment. Panel juri terdiri dari para jurnalis yang memiliki wawasan mendalam tentang kinerja pemerintah dari beragam media massa baik elektronik, dan cetak.
Setiap panelis memberikan penilaian berdasarkan kriteria yang telah ditentukan.
Keberagaman panelis memastikan bahwa penilaian mencakup berbagai perspektif.
Para jurnalis dipilih karena mereka memiliki akses langsung dan kemampuan untuk melaporkan secara objektif, terperinci, dan kritis tentang kebijakan pemerintah serta
implementasinya. Jurnalis juga memiliki pengalaman dalam mengamati kinerja pejabat publik secara rutin, serta menganalisis hasil dari kebijakan dan program pemerintah. Karena profesi mereka mengharuskan mereka untuk mencari fakta, memveri kasi informasi, dan
memberikan laporan yang akurat dan tidak bias, mereka dapat memberikan penilaian yang lebih objektif dan independen. Peran para jurnalis dalam dunia media massa juga
memungkinkan mereka untuk memperhatikan pergeseran kebijakan, mendalami dampak kebijakan terhadap publik, serta melihat kinerja menteri dari sudut pandang yang lebih luas dan transparan. Para jurnalis juga melaporkan kinerja pemerintah berdasarkan ulasan dari para akademisi, pakar dan persepsi publik. Intensitas yang tinggi dalam mengulas informasi kinerja pemerintahan dapat memastikan bahwa penilaian yang dilakukan mencakup berbagai perspektif yang lebih holistik.
Indikator Penilaian Kinerja 100 hari Prabowo-Gibran 1 Pencapaian Program
Penilaian ini mencakup seberapa berhasil Prabowo-Gibran dalam mencapai tujuan dan target dari program-program yang telah direncanakan. Hal ini mencakup implementasi kebijakan yang berhasil dilaksanakan dan dampaknya terhadap masyarakat.
2 Kesesuaian Rencana Kebijakan dengan Kebutuhan Publik
Penilaian juga memperhitungkan seberapa tepat kebijakan yang dirumuskan oleh menteri sesuai dengan masalah dan kebutuhan masyarakat. Menteri yang berhasil merumuskan kebijakan yang relevan dengan kondisi sosial, ekonomi, dan politik saat ini akan mendapatkan nilai lebih.
3 Kualitas Kepemimpinan dan Koordinasi
Menteri yang menunjukkan kemampuan kepemimpinan yang kuat, mampu memimpin tim dengan efektif, dan berkomunikasi dengan jelas mengenai kebijakan serta tujuannya, akan dihargai. Penilaian ini mencakup transparansi dalam proses pengambilan keputusan dan kemampuan menteri untuk membangun dukungan bagi kebijakan yang diterapkan.
2
5 Komunikasi Kebijakan
Menteri yang mampu mengkomunikasikan kebijakan kepada masyarakat dengan baik dan jelas terkait tujuan, tata kelola, implementasi, dan juga dampaknya terhadap kondisi sosial dan ekonomi akan dihargai. Penilaian ini penting untuk mengetahui sejauh apa kemampuan menteri dalam menjaga transparansi kebijakan mulai dari tahap perencanaan hingga implementasi, serta mencegah bias informasi di ranah publik.
Estimasi Kinerja Kabinet
Setiap panelis memberikan peringkat kepada tiga menteri terbaik berdasarkan kinerja mereka dalam 100 hari pertama pemerintahan Prabowo-Gibran. Proses ini memastikan penilaian yang adil dan komprehensif dengan mempertimbangkan berbagai faktor, termasuk pencapaian program, kesesuaian kebijakan dengan kebutuhan publik, kualitas kepemimpinan, dan tata kelola anggaran. Menteri yang dipilih sebagai yang terbaik mendapat tiga poin, yang kedua dua poin, dan menteri ketiga mendapatkan satu poin. Poin menteri terbaik tersebut kemudian dikurangi jumlahnya dengan pilihan tiga menteri terburuk. Estimasi ini dilakukan secara berjenjang untuk memastikan konsistensi dan keandalan data yang diberikan.
Studi ini menjaring respon dari 95 jurnalis dari total 44 lembaga pers di Indonesia. Lembaga pers tersebut tersebar dari desk berbeda diantaranya desk ekonomi, sosial dan politik, hukum dan ham, serta energi dan lingkungan. Validitas isi (content validity) maupun validitas konstruk (construct validity) dilakukan pada awal studi untuk memastikan pertanyaan benar-benar mengukur variabel yang dimaksud. Setelah data terkumpul, pemeriksaan konsistensi jawaban dilakukan untuk mendeteksi pola atau outlier.
4 Tata Kelola Anggaran
Penilaian ini menilai kemampuan menteri dalam mengelola anggaran kementerian dengan efektif dan e sien. Menteri yang mampu mengalokasikan dan menggunakan anggaran untuk mencapai hasil yang optimal, serta menghindari pemborosan, akan mendapatkan nilai lebih.
Evaluasi Kinerja
Kabinet Prabowo-Gibran 3
3.1. Evaluasi Kinerja Presiden dan Wakil Presiden
Kinerja Presiden Prabowo Subianto Selama 100 Hari Pertama
Sumber: Penulis. N = 95 expert. Responden ditanyakan “Bagaimana Anda menilai kinerja Presiden Prabowo Subianto selama 100 hari pertama?”. Opsi jawaban pertanyaan menggunakan skala linier 1 hingga 10, semakin besar angkanya bermakna semakin positif/baik.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1%
3%
19% 18%
24%
11% 13%
5% 6%
0%
Kinerja Presiden Prabowo Subianto selama 100 hari pertama apabila dirata-rata mendapatkan rapor nilai 5 dari 10. Responden memberikan nilai 1 sebanyak 5%, nilai 2 sejumlah 6% responden, dan nilai 3 sebesar 11% untuk kinerja Presiden. Nilai 4 mendapatkan penilaian 13%, sedangkan mayoritas responden memilih nilai 5 yang memperoleh 24%.
Sebanyak 19% responden memberikan nilai 6 dan 18% responden memberikan nilai 7. Hanya 3% responden yang menilai 8 dan 1% yang memberi nilai 9 pada kinerja Presiden Prabowo.
Kinerja Wakil Presiden Gibran Rakabuming Selama 100 Hari Pertama
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
0%
4%
9%
13%
9%
14%
20%
31%
0%
0%
Sumber: Penulis. N = 95 expert. Responden ditanyakan “Bagaimana Anda menilai kinerja Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka selama 100 hari pertama?”. Opsi jawaban pertanyaan menggunakan skala linier 1 hingga 10, semakin besar angkanya bermakna semakin positif/baik.
Penilaian Kinerja Presiden Prabowo Subianto
Penilaian Kinerja Wakil Presiden Gibran Rakabuming
Kinerja Wakil Presiden Gibran Rakabuming selama 100 hari pertama apabila dirata-rata mendapatkan rapor nilai 3 dari 10. Terlihat responden memberikan nilai 1 mendominasi penilaian yakni sebanyak 31%. Nilai 2 cukup banyak menjadi jawaban responden sejumlah 20% dan nilai 3 sebesar 14%. Nilai 4 mendapatkan jawaban 9%, nilai 5 mendapatkan 13%, dan terdapat 9% responden yang menilai Wakil Presiden 6. hanya 4 % responden memberikan nilai 7 dan tidak ada responden yang memberikan nilai memuaskan yaitu 8-10 untuk Wakil Presiden Gibran.
3.2. Evaluasi Kinerja Kabinet Prabowo-Gibran
Kinerja Kabinet Prabowo-Gibran selama 100 Hari Pertama
Sangat Baik Buruk
42%
Baik
8%
0%
Sumber: Penulis. N = 95. Responden ditanyakan “Secara keseluruhan, bagaimana Anda menilai kinerja Kabinet Prabowo- Gibran selama 100 hari pertama?”. Opsi jawaban pertanyaan meliputi “Sangat Buruk” “Buruk” “Cukup” “Buruk” dan
“Sangat Buruk”.
Sangat Buruk
7%
Cukup
42%
Secara keseluruhan kinerja kabinet Prabowo-Gibran selama 100 hari pertama mengecewakan.
Hal ini terungkap dari 7% responden menjawab ”sangat buruk” dan 42% mengisi buruk, sedangkan hanya 42% responden yang menjawab “cukup” dan 8% responden mengisi “baik”.
Pemenuhan Janji-janji Politik dalam 100 Hari
Ya, sebagian besar berhasil Beberapa berhasil, beberapa tidak
0%
Sumber: Penulis. N = 95. Responden ditanyakan “Apakah kabinet ini berhasil dalam memenuhi janji-janji politik mereka selama 100 hari pertama?”. Opsi jawaban pertanyaan meliputi “Beberapa berhasil, beberapa tidak” “Tidak berhasil sama sekali” dan “Ya, sebagian besar berhasil”.
Tidak berhasil sama sekali
26%
74%
Dalam aspek pemenuhan janji politik, responden menjawab “beberapa berhasil, beberapa tidak berhasil” sebesar 74%. Hal ini menunjukkan bahwa ekspektasi terhadap janji kampanye belum seluruhnya dapat terlihat pada 100 hari pertama pemerintahan.
Pencapaian Program Belum Optimal
Penilaian Pencapaian Program dalam 100 Hari
Aspek pencapaian program dalam 100 hari kabinet Prabowo-Gibran masih belum optimal.
Terlihat dari sebesar 39% responden memberikan jawaban “buruk” dan 8% menjawab
“sangat buruk”. Sementara terdapat 45% responden menjawab “cukup” dan 7% mengisi capaian dalam tingkat “baik”.
Kesesuaian Kebijakan dengan Kebutuhan Publik Masih Perlu Ditingkatkan
Buruk
39%
Cukup
45%
Baik
7%
Sumber: Penulis. N = 95 expert. Responden ditanyakan “Berikan penilaian anda untuk kinerja kabinet Prabowo-Gibran mengenai pencapaian program?”. Opsi jawaban pertanyaan meliputi “Sangat Buruk” “Buruk” “Cukup” “Baik” dan
“Sangat Baik”.
Sangat Buruk
8%
Penilaian Kesesuaian Rencana Kebijakan dengan Kebutuhan Publik dalam 100 Hari
Buruk
36%
Cukup
37%
Baik
7%
Sangat Baik
1%
Sumber: Penulis. N = 95 expert. Responden ditanyakan “Berikan penilaian anda untuk kinerja kabinet Prabowo-Gibran mengenai kesesuaian rencana kebijakan dengan kebutuhan publik?”. Opsi jawaban pertanyaan meliputi “Sangat Buruk”
“Buruk” “Cukup” “Baik” dan “Sangat Baik”.
Sangat Buruk
19%
Kesesuaian rencana kebijakan dengan kebutuhan publik menunjukkan 19% responden menilai
“sangat buruk” dan menjawab “buruk” sebesar 36%. hal ini mengindikasikan rencana kebijakan yang diwacanakan selama ini masih elitis dan tidak menjawab kebutuhan publik.
sementara itu, 37% responden menilai “cukup” dan 7% menjawab baik, serta sebesar 1%
memilih “sangat baik”.
Kualitas Kepemimpinan Masih Menjadi Persoalan
Penilaian Kualitas Kepemimpinan dalam 100 Hari
Aspek kualitas kepemimpinan dinilai “sangat buruk” oleh 9% responden dan 38% menilai
“buruk”. Lalu, 36% responden menilai “cukup” dan 14% menilai “baik”. hanya 3% responden yang memberikan jawaban “sangat baik”.
Komunikasi Kebijakan Masih Buruk
Penilaian Komunikasi Kebijakan dalam 100 Hari
Buruk
39%
Cukup
26%
Baik
5%
Sangat Baik
0%
Sangat Buruk
29%
Sumber: Penulis. N = 95 expert. Responden ditanyakan “Berikan penilaian anda untuk kinerja kabinet Prabowo-Gibran mengenai komunikasi kebijakan?”. Opsi jawaban pertanyaan meliputi “Sangat Buruk” “Buruk” “Cukup” “Baik” dan
“Sangat Baik”.
Aspek komunikasi kebijakan mendapat penilaian “sangat buruk” sebesar 18% responden dan 39% menilai “buruk”. Sementara itu, 26% responden menilai “cukup” dan hanya 5% menilai
“baik”.
Buruk
38%
Cukup
36%
Baik
14%
Sangat Baik
3%
Sumber: Penulis. N = 95 expert. Responden ditanyakan “Berikan penilaian anda untuk kinerja kabinet Prabowo-Gibran mengenai kualitas kepemimpinan?”. Opsi jawaban pertanyaan meliputi “Sangat Buruk” “Buruk” “Cukup” “Baik” dan
“Sangat Baik”.
Sangat Buruk
9%
Tata Kelola Anggaran Masih Harus Ditingkatkan
Penilaian Tata Kelola Anggaran dalam 100 Hari
Tata kelola anggaran pemerintah selalu mendapat sorotan karena keterbatasan ruang skal dibandingkan kebutuhan anggaran yang luar biasa. Aspek tata kelola anggaran mendapatkan penilaian “sangat buruk” sebesar 18% responden dan 52% menilai “buruk”. Sementara itu, 26% responden menilai “cukup” dan hanya 4% menilai “baik”.
Cukup
26%
Baik
4%
Sangat Baik
0%
Buruk
52%
Sangat Buruk
18%
Sumber: Penulis. N = 95 expert. Responden ditanyakan “Berikan penilaian anda untuk kinerja kabinet Prabowo-Gibran mengenai tata kelola anggaran?”. Opsi jawaban pertanyaan meliputi “Sangat Buruk” “Buruk” “Cukup” “Baik” dan
“Sangat Baik”.
3.3. Evaluasi Kinerja Setiap Menteri Kabinet Prabowo- Gibran
Kinerja Menteri/Kepala Badan Kabinet Merah-Putih Selama 100 Hari Pertama
Menteri dengan rapor merah
Natalius Pigai
Menteri HAM
#1
Kinerja Terburuk
Yandri Susanto
Menteri Desa, dan Pembangunan Daerah Tertinggal
#5
Kinerja Terburuk
#4
Kinerja Terburuk
Raja Juli Antoni
Menteri Kehutanan
#3
Kinerja Terburuk
Bahlil Lahadalia
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral
#2
Kinerja Terburuk
Budi Arie Setiadi
Menteri Koperasi
Nasaruddin Umar
Menteri Agama
#1
Kinerja Terbaik
Meutya Ha d
Menteri Komunikasi dan Digital
#2
Kinerja Terbaik
Abdul Mu'ti
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah
#3
Kinerja Terbaik
Budi Gunadi Sadikin
Menteri Kesehatan
#4
Kinerja Terbaik
Prof. Yassierli
Menteri Ketenagakerjaan
#5
Kinerja Terbaik
Menteri dengan rapor hijau
Nasaruddin Umar (Menteri Agama) Meutya Ha d (Menteri Komunikasi dan Digital) Abdul Mu'ti (Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah) Budi Gunadi Sadikin (Menteri Kesehatan) Prof. Yassierli (Menteri Ketenagakerjaan) Agus Gumiwang (Menteri Perindustrian) Dadan Hidayana (Kepala Badan Gizi Nasional) Sri Mulyani Indrawati (Menteri Keuangan) Arifatul Choiri Fauzi (Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak) Budi Gunawan (Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan) Erick Thohir (Menteri BUMN) Agus Harimurti Yudhoyono (Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan) Rini Widyantini (Menteri PAN-RB) Airlangga Hartarto (Menteri Koordinator Bidang Perekonomian) Satrio Sumantri Brodjonegoro (Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi) Amran Sulaiman (Menteri Pertanian) Maman Abdurrahman (Menteri UMKM) Rosan Roeslani (Menteri Investasi dan Hilirisasi) Prasetyo Hadi (Menteri Sekretaris Negara) Agus Andrianto (Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan) Pratikno (Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan) Muhaimin Iskandar (Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat) Muliaman Darmansyah Hadad (Kepala Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara) Maruarar Sirait (Menteri Perumahan dan Permukiman) Dody Hanggodo (Menteri Pekerjaan Umum) Wihaji (Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga) Muhammad Herindra (Kepala Badan Intelijen Negara) Supratman Andi Agtas (Menteri Hukum) Tito Karnavian (Menteri Dalam Negeri)
Saifullah Yusuf (Menteri Sosial) Sjafrie Sjamsoeddin (Menteri Pertahanan)
Sakti Wahyu Trenggono (Menteri Kelautan dan Perikanan) Budi Santoso (Menteri Perdagangan)
Teuku Riefky Harsya (Menteri Ekonomi Kreatif) Nusron Wahid (Menteri Agraria dan Tata Ruang)
Abdul Kadir Karding (Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia) Rachmat Pambudy (Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional) Iftitah Sulaiman Suryanagara (Menteri Transmigrasi)
Hanif Faisol Nuro q (Menteri Lingkungan Hidup) Dudy Purwagandhi (Menteri Perhubungan) Sugiono (Menteri Luar Negeri)
Widiyanti Putri Wardhana (Menteri Pariwisata) Fadli Zon (Menteri Kebudayaan)
Yusril Ihza Mahendra (Menteri Koordinator Bidang Hukum, HAM, Imigrasi, dan Pemasyarakatan) Ario Bimo Nandito Ariotedjo (Menteri Pemuda dan Olahraga)
Budiman Sudjatmiko (Kepala Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan) Zulki i Hasan (Menteri Koordinator Bidang Pangan)
Yandri Susanto (Menteri Desa, dan Pembangunan Daerah Tertinggal) Raja Juli Antoni (Menteri Kehutanan)
Bahlil Lahadalia (Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral) Budi Arie Setiadi (Menteri Koperasi)
Natalius Pigai (Menteri HAM)
Sumber: Penulis. N = 95 expert. Responden ditanyakan “Siapa menurut Anda Menteri Berkinerja Terbaik dalam Kabinet Prabowo-Gibran selama 100 hari pertama?“. Kemudian juga ditanyakan “Siapa menurut Anda Menteri Berkinerja Buruk dalam Kabinet Prabowo-Gibran selama 100 hari pertama?“. Opsi jawaban pertanyaan tersebut meliputi seluruh nama Menteri & Kepala Badan Kabinet Merah Putih masa jabatan periode 2024-2029. Selanjutnya, jawaban diurutkan dalam pemeringkat 1,2, dan 3.
Evaluasi ini menggunakan sistem skoring yang mencakup rentang nilai negatif hingga positif.
Menteri dengan skor lebih tinggi berada di sisi kanan, sementara yang memiliki skor lebih rendah berada di sisi kiri. Secara keseluruhan, terdapat variasi yang signi kan dalam penilaian kinerja antar-menteri.
Menteri dengan performa buruk
Sebaliknya, skor terendah dalam evaluasi ini diraih oleh Natalius Pigai (Menteri HAM) dengan nilai mendekati -150. Skor ini mengindikasikan adanya kritik yang signi kan terhadap
kebijakan di bidang HAM, karena beragam kontroversi atau kurangnya terobosan yang dilakukan. Budi Arie Setiadi (Menteri Koperasi) menempati posisi kedua terendah dengan skor negatif. Bahlil Lahadalia (Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral) berada di posisi ketiga terendah.
Menteri dengan performa baik
Menteri dengan skor tertinggi dalam evaluasi ini adalah Nasaruddin Umar (Menteri Agama), yang memperoleh nilai mendekati 100, mencerminkan tingginya skor yang diterima terkait kebijakan di sektor agama. Di posisi kedua, Meutya Ha d (Menteri Komunikasi dan Digital) juga menunjukkan skor yang menonjol. Selanjutnya, Abdul Mu'ti (Menteri Pendidikan dan Kebudayaan) mencatat skor yang positif.
Bagian ini menganalisis kinerja menteri dalam Kabinet Merah Putih, yang dibagi ke dalam empat sektor utama: Ekonomi, Lingkungan dan Energi, Sosial Politik, serta Hukum dan HAM.
Ekonomi
Prof. Yassierli (Menteri Ketenagakerjaan) Agus Gumiwang (Menteri Perindustrian) Sri Mulyani Indrawati (Menteri Keuangan) Erick Thohir (Menteri BUMN) Sakti Wahyu Trenggono (Menteri Kelautan dan Perikanan) Maman Abdurrahman (Menteri UMKM) Airlangga Hartarto (Menteri Koordinator Bidang Perekonomian) Amran Sulaiman (Menteri Pertanian) Budi Santoso (Menteri Perdagangan)
Dadan Hidayana (Kepala Badan Gizi Nasional) Widiyanti Putri Wardhana (Menteri Pariwisata) Teuku Riefky Harsya (Menteri Ekonomi Kreatif)
Muliaman Darmansyah Hadad (Kepala Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara) Budiman Sudjatmiko (Kepala Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan)
Zulki i Hasan (Menteri Koordinator Bidang Pangan) Budi Arie Setiadi (Menteri Koperasi)
3
8 11
13 16
18 3
11 -39
-16 -11
-5
-4 -3 -5
0
Sumber: Penulis. N = 27 expert. Responden ditanyakan “Siapa menurut Anda Menteri Bidang Ekonomi yang Paling Berhasil dalam Kabinet Prabowo-Gibran selama 100 hari pertama?”. Kemudian juga ditanyakan “Siapa menurut Anda Menteri Bidang Ekonomi yang Paling Berkinerja Buruk dalam Kabinet Prabowo-Gibran selama 100 hari pertama?“. Opsi jawaban pertanyaan tersebut meliputi beberapa nama Menteri & Kepala Badan bidang Ekonomi dalam Kabinet Merah
Kinerja Menteri/Kepala Badan di Bidang Ekonomi Selama 100 Hari Pertama
#1
Kinerja Terburuk
Budi Arie Setiadi
Menteri Koperasi
#2
Kinerja Terburuk
Zulki i Hasan
Menteri Koordinator Bidang Pangan
#3
Kinerja Terburuk
Budiman Sudjatmiko
Kepala Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan
Menteri dengan rapor merah
3.4. Evaluasi Kinerja Menteri Berdasarkan Sektor
Pada posisi skor terendah, Budi Arie Setiadi (Menteri Koperasi) menerima skor -39, hal ini menandakan tidak adanya terobosan dalam pengelolaan koperasi. Zulki i Hasan (Menteri Koordinator Bidang Pangan) memperoleh skor -16, juga tidak terlepas dari beragam program ketahanan pangan seperti food estate yang cukup kontroversial dan keterangan tidak akan impor beras, jagung, dan gula memicu keraguan publik. Budiman Sudjatmiko (Kepala Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan) mendapatkan skor -11 dipengaruhi oleh kebingungan publik antara keterangan pers dengan program riil yang akan dilakukan dalam menurunkan kemiskinan. Muliaman Darmansyah Hadad (Kepala Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara) memperoleh skor -5, yang menunjukkan lambannya pembentukan lembaga Danantara dan wujud persepsi negatif responden atas kebermanfaatan lembaga tersebut, termasuk kekhawatiran soal isu utang. Sementara itu, Teuku Riefky Harsya (Menteri Ekonomi Kreatif) juga memperoleh skor -5, berkaitan dengan belum optimalnya program untuk mendorong pengembangan ekonomi kreatif.
Energi dan Lingkungan
Kinerja Menteri/Kepala Badan di Bidang Energi & Lingkungan Selama 100 Hari Pertama
Rosan Roeslani (Menteri Investasi dan Hilirisasi) Nusron Wahid (Menteri Agraria dan Tata Ruang) Hanif Faisol Nuro q (Menteri Lingkungan Hidup)
Bahlil Lahadalia (Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral) Raja Juli Antoni (Menteri Kehutanan)
-45
-25
6
22
42
17,209 mm
Sumber: Penulis. N = 25 expert. Responden ditanyakan “Siapa menurut Anda Menteri Bidang Energi & Lingkungan yang Paling Berhasil dalam Kabinet Prabowo-Gibran selama 100 hari pertama?”. Kemudian juga ditanyakan “Siapa menurut Anda Menteri Bidang Energi & Lingkungan yang Paling Berkinerja Buruk dalam Kabinet Prabowo-Gibran selama 100 hari pertama?“. Opsi jawaban pertanyaan tersebut meliputi beberapa nama Menteri & Kepala Badan bidang Energi dan Lingkungan dalam Kabinet Merah Putih periode masa jabatan 2024-2029. Selanjutnya, jawaban diurutkan dalam pemeringkat 1,2, dan 3.
#1
Kinerja Terburuk
Raja Juli Antoni
Menteri Kehutanan
#2
Kinerja Terburuk
Bahlil Lahadalia
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral
#3
Kinerja Terburuk
Hanif Faisol Nuro q
Menteri Lingkungan Hidup
Menteri dengan rapor merah
Menteri dengan skor terendah dalam evaluasi kinerja energi dan lingkungan hidup adalah Raja Juli Antoni (Menteri Kehutanan) dengan nilai -45. Skor ini menampilkan kemunduran dalam pengelolaan konservasi hutan terutama wacana untuk program ketahanan pangan dan transisi energi yang berisiko tinggi meningkatkan deforestasi. Bahlil Lahadalia (Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral) memperoleh skor -25, berkaitan dengan efektivitas pengelolaan sumber daya energi, pengelolaan hilirisasi mineral, dan transisi energi bersih (belum jelasnya pemensiunan PLTU batubara paska G20 Brasil). Hanif Faisol Nuro q (Menteri Lingkungan Hidup) mencatat skor -6, yang mengindikasikan adanya rapor merah dalam penanganan isu lingkungan, seperti penanganan polusi udara, emisi karbon, dan pengelolaan limbah.
Kinerja Menteri/Kepala Badan di Bidang Sosial & Politik Selama 100 Hari Pertama
Menteri dengan rapor merah
Yandri Susanto (Menteri Desa, dan Pembangunan Derah tertinggal) Fadli Zon (Menteri Kebudayaan)
Sugiono (Menteri Luar Negeri)
Maruarar Sirait (Menteri Perumahan dan Permukiman) Ario Bimo Nandito Ariotedjo (Menteri Pemuda dan Olahraga)
Pratikno (Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan) Iftitah Sulaiman Suryanagara (Menteri Transmigrasi)
Dudy Purwagandhi (Menteri Perhubungan)
Saifullah Yusuf (Menteri Sosial)
Wihaji (Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga) Dody Hanggodo (Menteri Pekerjaan Umum)
Satrio Sumantri Brodjonegoro (Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi) Budi Gunawan (Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan)
Muhammad Herindra (Kepala Badan Intelijen Negara)
Sjafrie Sjamsoeddin (Menteri Pertahanan) Rachmat Pambudy (Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional) Prasetyo Hadi (Menteri Sekretaris Negara) Muhaimin Iskandar (Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat)
Rini Widyantini (Menteri PAN-RB) Agus Harimurti Yudhoyono (Menteri Koordinator Bidang infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan)
Meutya Ha d (Menteri Komunikasi dan Digital) Budi Gunadi Sadikin (Menteri Kesehatan)
Nasaruddin Umar (Menteri Agama) Abdul Mu'ti (Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah)
0 1
3 6
14
27 1
1 1
27 14
-1 -2 -3 -4 -29
-16 -12
-10 -7
-1 -2 -4 -4
Sumber: Penulis. N = 23 expert. Responden ditanyakan “Siapa menurut Anda Menteri Bidang Sosial & Politik yang Paling Berhasil dalam Kabinet Prabowo-Gibran selama 100 hari pertama?”. Kemudian juga ditanyakan “Siapa menurut Anda Menteri Bidang Sosial & Politik yang Paling Berkinerja Buruk dalam Kabinet Prabowo-Gibran selama 100 hari pertama?“.
Opsi jawaban pertanyaan tersebut meliputi beberapa nama Menteri & Kepala Badan bidang Sosial dan Politik dalam Kabinet Merah Putih periode masa jabatan 2024-2029. Selanjutnya, jawaban diurutkan dalam pemeringkat 1,2, dan 3.
Menteri dengan skor terendah adalah Yandri Susanto (Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal) yang mendapatkan nilai -29. Posisi ini tak lepas dari kontroversi kebijakan desa yang memicu kritik tajam, ditambah dugaan kon ik kepentingan yang mencuat sejak awal masa jabatannya. Fadli Zon (Menteri Kebudayaan) berada di urutan berikutnya dengan skor -16, sorotan atas aktivitas seni yang dianggap membatasi ruang gerak dan kebebasan berekspresi jadi sentimen kritis publik.
Di posisi selanjutnya, Sugiono (Menteri Luar Negeri) mencatat skor -12. Kinerjanya dinilai kurang efektif dalam menjaga hubungan internasional, terutama di tengah dinamika global yang membutuhkan pendekatan diplomasi lebih strategis. Pada isu BRIC dan OECD. Maruarar Sirait (Menteri Perumahan dan Permukiman), dengan skor -10, menghadapi kritik atas progres dalam menyediakan perumahan yang relevan dengan kebutuhan masyarakat. Ario Bimo Nandito Ariotedjo (Menteri Pemuda dan Olahraga) mencatat skor -7, mencerminkan
#1
Kinerja Terburuk
Yandri Susanto
Menteri Desa, dan Pembangunan Derah Tertinggal
#2
Kinerja Terburuk
Fadli Zon
Menteri Kebudayaan
#3
Kinerja Terburuk
Sugiono
Menteri Luar Negeri
Menteri dengan rapor merah
Sosial dan Politik
Hukum dan HAM
Yusril Ihza Mahendra (Menteri Koordinator Bidang Hukum, HAM, Imigrasi, dan Pemasyarakatan) Supratman Andi Agtas (Menteri Hukum) Tito Karnavian (Menteri Dalam Negeri) Agus Andrianto (Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan)
Abdul Kadir Karding (Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia) Arifatul Choiri Fauzi (Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak) Natalius Pigai (Menteri HAM)
0 -35
-8 -1
1
15
28
Kinerja Menteri/Kepala Badan di Bidang Hukum & HAM Selama 100 Hari Pertama
#1
Kinerja Terburuk
Natalius Pigai
Menteri HAM
#2
Kinerja Terburuk
Arifatul Choiri Fauzi
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
#3
Kinerja Terburuk
Abdul Kadir Karding
Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia
Menteri dengan rapor merah
Sumber: Penulis. N = 20 expert. Responden ditanyakan “Siapa menurut Anda Menteri Bidang Hukum & HAM yang Paling Berhasil dalam Kabinet Prabowo-Gibran selama 100 hari pertama?”. Kemudian juga ditanyakan “Siapa menurut Anda Menteri Bidang Hukum & HAM yang Paling Berkinerja Buruk dalam Kabinet Prabowo-Gibran selama 100 hari pertama?“.
Opsi jawaban pertanyaan tersebut meliputi beberapa nama Menteri & Kepala Badan bidang Hukum dan Ham dalam Kabinet Merah Putih periode masa jabatan 2024-2029. Selanjutnya, jawaban diurutkan dalam pemeringkat 1,2, dan 3.
Menteri dengan skor terendah dalam evaluasi ini adalah Natalius Pigai (Menteri HAM), yang mencatat nilai -35. Kritik terhadap kinerjanya tak terlepas dari kontroversi yang memicu respon negatif publik, serta kebijakan HAM yang dinilai kurang terarah dan sering kali
berbenturan dengan kewenangan lembaga lain. Di posisi kedua, Arifatul Choiri Fauzi (Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak) mendapatkan skor -8. Hal ini
mencerminkan ketidakhadirannya dalam merespons isu-isu penting terkait anak dan perempuan, termasuk berbagai kasus besar yang belakangan ini menjadi perhatian publik.
Selain itu, Arifatul juga dinilai kurang mampu memposisikan diri dalam program-program prioritas pemerintah seperti MBG (Makan Bergizi Gratis). Sementara itu, Abdul Kadir Karding (Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia) berada di posisi ketiga dengan skor -1.
Evaluasi ini menunjukkan bahwa ia masih terlalu terfokus pada program administratif, sehingga kurang tanggap dalam menghadapi masalah-masalah mendesak dan faktual yang dihadapi pekerja migran Indonesia.
ketidakpuasan atas kebijakan pemuda dan perkembangan olahraga. Kritik serupa juga diarahkan kepada Budiman Sudjatmiko (Kepala Badan Percepatan Pengentasan
Kemiskinan) yang dinilai tidak menunjukkan langkah-langkah konkret, serta Teuku Riefky Harsya (Menteri Ekonomi Kreatif) yang dianggap kurang hadir dalam menjawab tantangan sektor ekonomi kreatif.
Kinerja Polri
9 10 8
15%
20%
15% 15% 15% 15% 15%
0% 0% 0%
1 2 3 4 5 6 7
Sumber: Penulis. N = 20 expert. Responden ditanyakan “Bagaimana Anda menilai kinerja Kepolisian Republik Indonesia (POLRI) saat ini?”. Opsi jawaban pertanyaan menggunakan skala linier 1 hingga 10, semakin besar angkanya bermakna semakin positif/baik.
Analisis Kinerja POLRI berdasarkan temuan survei menampilkan skor penilaian publik dalam bentuk persentase pada berbagai tingkat nilai, dari 1 hingga 10. Dalam survei ini, nilai 10 tidak secara otomatis mewakili kinerja terbaik, tetapi hanya menunjukkan skor tertinggi yang tersedia, sementara nilai lebih rendah menunjukkan tingkat kepuasan yang berbeda.
Mayoritas responden memberikan skor 5, yang mencapai 20% dari total responden,
mencerminkan penilaian di tingkat tengah. Nilai lain, seperti 1, 2, 3, 4, 6, dan 7, masing-masing memperoleh 15%, sementara tidak ada responden yang memberikan skor di atas 7. Rata-rata skor dari survei tersebut juga ada pada angka 4,45. Skor ini memberikan gambaran kuantitatif atas persepsi publik.
Sebaran penilaian yang cukup besar di tingkat rendah hingga sedang (1-7) mengisyaratkan adanya tantangan serius yang harus diatasi. Ketidakhadiran nilai di atas 7 mencerminkan ketidakpuasan publik yang signi kan terhadap POLRI. Hal ini terkait dengan isu-isu seperti transparansi, profesionalisme, dominasi POLRI dalam politik dan tindakan polisi yang represif dalam penegakan hukum melahirkan sikap kritis masyarakat terhadap institusi POLRI secara keseluruhan.
3.5. Evaluasi Kinerja Kepolisian
Kinerja TNI
1 2 3 4 9 10
0%
10%
20%
30%
10% 10% 10% 10%
5 6 7 8
0% 0%
Sumber: Penulis. N = 20 expert. Responden ditanyakan “Bagaimana Anda menilai kinerja Tentara Nasional Indonesia (TNI) saat ini?”. Opsi jawaban pertanyaan menggunakan skala linier 1 hingga 10, semakin besar angkanya bermakna semakin positif/baik.
3.6. Evaluasi Kinerja TNI
Mayoritas responden memberikan nilai 8, yang mencapai 30% dari total responden, diikuti oleh nilai 7 dengan 20%. Ini menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat merasa puas terhadap kinerja TNI dalam melaksanakan tugasnya. Namun, angka yang tinggi untuk nilai 7 dan 8 juga menunjukkan bahwa ada ruang untuk perbaikan agar institusi ini bisa mencapai tingkat kepercayaan yang lebih tinggi. Jika dihitung rata-rata nilainya sebesar 5,6.
Nilai yang lebih rendah, meskipun hanya sebesar 10% untuk masing-masing kategori,
mengindikasikan adanya kelompok masyarakat yang kurang puas terhadap kinerja TNI. Kritik ini berkaitan dengan beberapa isu seperti, TNI yang aktif pada jabatan sipil, keterlibatan pada proyek atau program strategis nasional (PSN) food estate, dan tingginya intensitas
keterlibatan aktif TNI pada program Makan Bergizi Gratis.
Hasil temuan survei membuktikan bahwa miskoordinasi, program yang tidak dirasakan masyarakat, komunikasi buruk dan kinerja individu menteri yang kurang profesional banyak terjadi di tubuh kabinet merah putih Prabowo-Gibran dalam 100 hari pertama. Berikut hasil dari deretan menteri atau kepala badan yang dianggap tidak terlihat bekerja.
Menteri Tak Terlihat Bekerja
Budi Arie Setiadi
Menteri Koperasi
Menteri Tak Terlihat Bekerja
Budiman Sudjatmiko
Kepala Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan
Menteri/Kepala Badan di Bidang Ekonomi yang Tak Terlihat Bekerja
Budi Arie Setiadi (Menteri Koperasi) Budiman Sudjatmiko (Kepala Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan) Widiyanti Putri Wardhana (Menteri Pariwisata) Teuku Riefky Harsya (Menteri Ekonomi Kreatif) Sakti Wahyu Trenggono (Menteri Kelautan dan Perikanan) Muliaman Darmansyah Hadad (Kepala Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara)
Zulki i Hasan (Menteri Koordinator Bidang Pangan) 4%
7%
11%
30%
7%
11%
30%
Sumber: Penulis. N = 27 expert. Responden ditanyakan “Menurut Anda, siapa menteri bidang Ekonomi yang tidak terlihat bekerja sama sekali dalam Kabinet Prabowo-Gibran selama 100 hari pertama?”. Opsi jawaban pertanyaan tersebut meliputi beberapa nama Menteri & Kepala Badan bidang Ekonomi dalam Kabinet Merah Putih periode masa jabatan 2024- 2029.
30% responden menilai Budi Arie Setiadi (Menteri Koperasi) tidak terlihat bekerja selama 100 hari pertama pemerintahan. Keterlibatan koperasi dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) juga bukan karena kebijakan dari menteri koperasi. Tetapi, memang sudah ada dalam
rancangan awal Badan Gizi Nasional untuk melibatkan koperasi dalam program MBG.
Kemudian 30% responden menilai Budiman Sudjatmiko tidak terlihat bekerja selama menjabat sebagai Kepala Badan. Faktanya belum ada rencana program maupun kebijakan spesi k untuk mengatasi masalah kemiskinan sejak menjabat di kabinet pemerintahan Prabowo-Gibran.
Resolusi Perbaikan Kinerja Kabinet
4
Menteri yang Tidak Terlihat Bekerja Harus Dievaluasi Ulang
Iftitah Sulaiman Suryanagara (Menteri Transmigrasi) Agus Harimurti Yudhoyono (Menteri Koordinator Bidang infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan) Rini Widyantini (Menteri PAN-RB) Wihaji (Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga) Budi Gunawan (Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan) Pratikno (Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan) Prasetyo Hadi (Menteri Sekretaris Negara) Yandri Susanto (Menteri Desa, dan Pembangunan Derah tertinggal) Saifullah Yusuf (Menteri Sosial) Maruarar Sirait (Menteri Perumahan dan Permukiman) Rachmat Pambudy (Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional) Ario Bimo Nandito Ariotedjo (Menteri Pemuda dan Olahraga) Sjafrie Sjamsoeddin (Menteri Pertahanan) Fadli Zon (Menteri Kebudayaan)
Dudy Purwagandhi (Menteri Perhubungan) 4%
4%
4%
4%
4%
4%
4%
4%
4%
4%
4%
9%
26%
9%
9%
Menteri Tak Terlihat Bekerja
Iftitah Sulaiman Suryanagara
Menteri Transmigrasi
Sumber: Penulis. N = 23 expert. Responden ditanyakan “Menurut Anda, siapa menteri bidang Sosial dan Politik yang tidak terlihat bekerja sama sekali dalam Kabinet Prabowo-Gibran selama 100 hari pertama?”. Opsi jawaban pertanyaan tersebut meliputi beberapa nama Menteri & Kepala Badan bidang Sosial dan Politik dalam Kabinet Merah Putih periode masa jabatan 2024-2029.
Menteri Transmigrasi (Iftitah Sulaiman Suryanagara) mendapatkan penilaian terbanyak sebagai menteri di bidang sosial dan politik yang tidak terlihat bekerja dari 26% responden.
Sejak dilantik pada 20 Oktober 2024, tidak ada terobosan berarti untuk mengatasi tantangan utama sektor transmigrasi. Terutama terhadap masalah relokasi penduduk terdampak akibat Proyek Strategis Nasional (PSN) dan kon ik agraria.
Kinerja Menteri/Kepala Badan di Bidang Hukum & HAM yang Tak Terlihat Bekerja
Menteri Tak Terlihat Bekerja
Natalius Pigai
Menteri HAM
Tito Karnavian (Menteri Dalam Negeri) Agus Andrianto (Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan) Abdul Kadir Karding (Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia) Arifatul Choiri Fauzi (Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak)
Natalius Pigai (Menteri HAM) 40%
40%
10%
5%
5%
Sumber: Penulis. N = 20 expert. Responden ditanyakan “Menurut Anda, siapa menteri bidang Hukum dan HAM yang tidak terlihat bekerja sama sekali dalam Kabinet Prabowo-Gibran selama 100 hari pertama?”. Opsi jawaban pertanyaan tersebut meliputi beberapa nama Menteri & Kepala Badan bidang Hukum dan HAM dalam Kabinet Merah Putih periode masa jabatan 2024-2029.
Menteri/Kepala Badan di Bidang Sosial & Politik yang Tak Terlihat Bekerja
Menteri Hak Asasi Manusia (Natalius Pigai) dan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Arifatul Choiri Fauzi) masing-masing dinilai tidak terlihat bekerja oleh total 80% responden. Tidak ada kebijakan ataupun rancangan program berarti untuk mengatasi kasus pelanggaran dan kejahatan HAM, perlindungan anak, dan pemberdayaan perempuan. Sementara angka kejahatan HAM, kekerasan terhadap anak, dan diskriminasi terhadap perempuan semakin tinggi terutama di daerah kon ik.
Kinerja Menteri/Kepala Badan di Bidang Energi & Lingkungan yang Tak Terlihat Bekerja
Menteri Tak Terlihat Bekerja
Raja Juli Antoni
Menteri Kehutanan
Raja Juli Antoni (Menteri Kehutanan)
Bahlil Lahadalia (Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral) Nusron Wahid (Menteri Agraria dan Tata Ruang) Hanif Faisol Nuro q (Menteri Lingkungan Hidup)
Rosan Roeslani (Menteri Investasi dan Hilirisasi)
36%
24%
16%
16%
8%
Sumber: Penulis. N = 25 expert. Responden ditanyakan “Menurut Anda, siapa menteri bidang Energi dan Lingkungan yang tidak terlihat bekerja sama sekali dalam Kabinet Prabowo-Gibran selama 100 hari pertama?”. Opsi jawaban pertanyaan tersebut meliputi beberapa nama Menteri & Kepala Badan bidang Energi dan Lingkungan dalam Kabinet Merah Putih periode masa jabatan 2024-2029.
Terdapat 5 menteri yang dinilai oleh responden tidak terlihat bekerja. Bahkan cenderung kontroversial terhadap kebijakan yang dikeluarkan. Mulai dari Raja Juli Antoni (Menteri Kehutanan), Bahlil Lahadalia (Menteri ESDM) hingga Rosan Roeslani (Menteri Investasi dan Hilirisasi). Terhitung 100 hari pemerintahan berjalan, kelima menteri tersebut dinilai tidak memiliki kontribusi berarti dalam mengatasi masalah krisis iklim yang semakin mendesak di Indonesia. Tercermin dari meningkatnya angka deforestasi akibat program alih fungsi lahan yang lebih berorientasi terhadap kepentingan ekonomi tanpa mempertimbangkan
konsekuensi bencana ekologis di masa mendatang. Ditambah transisi energi juga masih didominasi solusi palsu yang dinilai dapat menekan emisi karbon akan tetapi meningkatkan jenis emisi yang lebih berbahaya disaat yang bersamaan. Kebijakan investasi dan hilirisasi juga masih terfokus pada sektor ekstraktif yang dinilai memiliki nilai tambah semu bagi
perekonomian.
Kolaborasi Antar Kementerian Harus Ditingkatkan
Cukup Tidak Efektif Sangat Tidak Efektif Efektif
Sangat Efektif
6%
38%
2%
46%
7%
Sumber: Penulis. N = 95 expert. Responden ditanyakan “Bagaimana Anda menilai efektivitas kolaborasi antar
kementerian dalam Kabinet Prabowo-Gibran selama 100 hari pertama?”. Opsi jawaban meliputi “Sangat Tidak Efektif”
“Tidak Efektif” “Cukup” “Efektif” “Sangat Efektif”
46% responden menilai kolaborasi antar kementerian tidak efektif. Tercermin dari
pelaksanaan program yang sering mengalami tumpang tindih kebijakan antar kementerian.
Sehingga sering terjadi inkonsistensi dalam implementasi kebijakan di lapangan seperti manajemen implementasi yang terus berubah-ubah terkait program Makan Bergizi Gratis.
Sektor Yang Belum Diintervensi dalam 100 Hari
Ekonomi Lingkungan Pendidikan Infrastruktur Pertanian Kesehatan 31%
3%
9%
6%
4%
25%
Sosial 0%
Sumber: Penulis. N = 95 expert. Responden ditanyakan “Sektor apa saja yang menurut Anda masih belum diintervensi dengan baik oleh Kabinet Prabowo-Gibran selama 100 hari pertama?”. Opsi jawaban meliputi “Ekonomi” “Kesehatan”
“Pendidikan” “Infrastruktur” “Pertanian” dan “Lingkungan”
Efektivitas Kolaborasi Antar Kementerian dalam Kabinet Prabowo-Gibran
Prioritas Perbaikan di Sektor Ekonomi dan Lingkungan
31% responden menjawab sektor ekonomi merupakan sektor yang paling belum di intervensi oleh kebijakan. Kondisi ini berkaitan dengan pelemahan daya beli masyarakat, maraknya PHK di sektor padat karya, dan kekhawatiran adanya risiko global seperti perang dagang yang menurunkan potensi pertumbuhan ekonomi. Sementara 25% menjawab lingkungan hidup merupakan sektor yang paling sedikit di intervensi dari sisi kebijakan. Rencana pembukaan lahan 20 juta hektar hutan untuk ketahanan energi dan pangan, serta komitmen penutupan PLTU batubara yang belum memiliki rencana teknis menjadi sorotan utama.
Menteri dengan Kinerja Buruk Harus Di-reshu e
Rekomendasi di-reshu e
Budi Arie Setiadi
Menteri Koperasi
Budi Arie Setiadi (Menteri Koperasi) Teuku Riefky Harsya (Menteri Ekonomi Kreatif) Zulki i Hasan (Menteri Koordinator Bidang Pangan) Sakti Wahyu Trenggono (Menteri Kelautan dan Perikanan) Sri Mulyani Indrawati (Menteri Keuangan) Widiyanti Putri Wardhana (Menteri Pariwisata) Budiman Sudjatmiko (Kepala Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan) Airlangga Hartarto (Menteri Koordinator Bidang Perekonomian) Amran Sulaiman (Menteri Pertanian) Dadan Hidayana (Kepala Badan Gizi Nasional) Budi Santoso (Menteri Perdagangan) Muliaman Darmansyah Hadad (Kepala Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara) Prof. Yassierli (Menteri Ketenagakerjaan)
Maman Abdurrahman (Menteri UMKM) 1 2
3 4
6 8
12 14
15 17
48
14
12
6
Sumber: Penulis. N = 27 expert. Responden ditanyakan “Menurut Anda, siapa menteri bidang Ekonomi yang sebaiknya direshu e dalam 6 bulan pertama Kabinet Prabowo-Gibran?”. Opsi jawaban pertanyaan tersebut meliputi beberapa nama Menteri & Kepala Badan bidang Ekonomi dalam Kabinet Merah Putih periode masa jabatan 2024-2029. Selanjutnya, jawaban diurutkan dalam pemeringkat 1,2, dan 3.
Kinerja Menteri/Kepala Badan di Bidang Ekonomi
yang Perlu di-reshu
e dalam 6 Bulan PertamaYandri Susanto (Menteri Desa, dan Pembangunan Derah Tertinggal) Maruarar Sirait (Menteri Perumahan dan Permukiman) Sugiono (Menteri Luar Negeri) Ario Bimo Nandito Ariotedjo (Menteri Pemuda dan Olahraga) Fadli Zon (Menteri Kebudayaan) Pratikno (Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan) Meutya Ha d (Menteri Komunikasi dan Digital) Satrio Sumantri Brodjonegoro (Menteri pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi) Muhaimin Iskandar (Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat) Iftitah Sulaiman Suryanagara (Menteri Transmigrasi) Dudy Purwagandhi (Menteri Perhubungan) Agus Harimurti Yudhoyono (Menteri Koordinator Bidang infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan) Saifullah Yusuf (Menteri Sosial) Wihaji (Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga) Budi Gunadi Sadikin (Menteri Kesehatan) Sjafrie Sjamsoeddin (Menteri Pertahanan) 1
1 2
3 3 4 4 4 5
8 11
15
21 26
15 15
Rekomendasi di-reshu e
Yandri Susanto
Menteri Desa, dan Pembangunan Derah Tertinggal
Rekomendasi di-reshu e
Maruarar Sirait
Menteri Perumahan dan Permukiman
Sumber: Penulis. N = 23 expert. Responden ditanyakan “Menurut Anda, siapa menteri bidang Sosial dan Politik yang sebaiknya direshu e dalam 6 bulan pertama Kabinet Prabowo-Gibran?”. Opsi jawaban pertanyaan tersebut meliputi beberapa nama Menteri & Kepala Badan bidang Sosial dan Politik dalam Kabinet Merah Putih periode masa jabatan 2024- 2029. Selanjutnya, jawaban diurutkan dalam pemeringkat 1,2, dan 3.
Kinerja Menteri/Kepala Badan di Bidang Hukum & HAM yang Perlu di-reshu
e dalam 6 Bulan PertamaRekomendasi di-reshu e
Natalius Pigai
Menteri HAM
Yusril Ihza Mahendra (Menteri Koordinator Bidang Hukum, HAM, Imigrasi, dan Pemasyarakatan) Supratman Andi Agtas (Menteri Hukum) Tito Karnavian (Menteri Dalam Negeri) Agus Andrianto (Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan) Abdul Kadir Karding (Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia) Arifatul Choiri Fauzi (Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak)
Natalius Pigai (Menteri HAM) 41
18 17 16 14 8
6
Sumber: Penulis. N = 20 expert. Responden ditanyakan “Menurut Anda, siapa menteri bidang Hukum dan HAM yang sebaiknya direshu e dalam 6 bulan pertama Kabinet Prabowo-Gibran?”. Opsi jawaban pertanyaan tersebut meliputi beberapa nama Menteri & Kepala Badan bidang Hukum dan HAM dalam Kabinet Merah Putih periode masa jabatan 2024- 2029. Selanjutnya, jawaban diurutkan dalam pemeringkat 1,2, dan 3.
Kinerja Menteri/Kepala Badan di Bidang Sosial & Politik
yang Perlu di-reshu
e dalam 6 Bulan PertamaKinerja Menteri/Kepala Badan di Bidang Energi & Lingkungan yang Perlu di-reshu
e dalam 6 Bulan PertamaBahlil Lahadalia
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Rekomendasi di-reshu e
Raja Juli Antoni
Menteri Kehutanan Rekomendasi di-reshu e
Raja Juli Antoni (Menteri Kehutanan) Bahlil Lahadalia (Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral) Nusron Wahid (Menteri Agraria dan Tata Ruang) Hanif Faisol Nuro q (Menteri Lingkungan Hidup)
Rosan Roeslani (Menteri Investasi dan Hilirisasi) 7 11
16
46
56
Sumber: Penulis. N = 27 expert. Responden ditanyakan “Menurut Anda, siapa menteri bidang Energi dan Lingkungan yang sebaiknya direshu e dalam 6 bulan pertama Kabinet Prabowo-Gibran?”. Opsi jawaban pertanyaan tersebut meliputi beberapa nama Menteri & Kepala Badan bidang Energi dan Lingkungan dalam Kabinet Merah Putih periode masa jabatan 2024-2029. Selanjutnya, jawaban diurutkan dalam pemeringkat 1,2, dan 3.
Momen terbaik Prabowo-Gibran melakukan reshu
e kabinetSaat ini juga 6 bulan pertama
pemerintahan
1 tahun pertama pemerintahan
2 tahun pertama pemerintahan 48%
26%
23%
2%
Sumber: Penulis. N = 95 expert. Responden ditanyakan “Menurut anda, kapan sebaiknya Prabowo-Gibran melakukan reshu e kabinet?”. Opsi jawaban meliputi “Saat ini juga” “6 bulan pertama pemerintahan” “1 tahun pertama pemerintahan” “2 tahun pertama pemerintahan” “3 tahun pertama pemerintahan” “4 tahun pertama pemerintahan”
“Tidak perlu reshu e”
Reshu e atau perombakan kabinet ideal dilakukan pada 6 bulan pertama atau bertepatan dengan 20 April 2025. Sementara opsi kedua atau 26% responden menjawab saat ini juga atau bertepatan dengan evaluasi 100 hari Prabowo-Gibran. Sisanya menjawab 1 tahun pertama, dan 2 tahun pertama pemerintahan.
Reshu e harus DIlakukan Setidaknya pada 6 Bulan Pemerintahan
Center of Economic and Law Studies (CELIOS)