RATING KLASIFIKASI BANGUNAN DAN PERHITUNGAN OTTV PADA FASAD BANGUNAN INTILAND TOWER
Tugas ini dibuat untuk Menempuh Mata Kuliah Arsitektur Lingkungan Dosen Pengampu: Dra. Sri Astuti, MSA
Disusun Oleh:
Fani Annisa Rahmawati 10420038
TEKNIK ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
2023
1. Pemenuhan Persyaratan Tahap Perencanaan pada Bangunan.
Klas
Fungsi Bangunan
Gedung Persyaratan Penilaian
Tingkat Pengenaan
Sederhana Tidak
sederhana Khusus
5 Bangunan Gedung
Kantor 1. Pengelolaan tapak:
● Orientasi bangunan
● Pengolahan tapak termasuk
aksesibilitas/sirkulasi
● Pengelolaan lahan terkontaminasi limbah bahaya dan beracun (B3)
● Rencana Ruang Terbuka Hijau Privat
● Penyediaan jalur pedestrian
● Pengelolaan tapak basement
● Penyediaan lahan parkir
● Sistem pencahayaan ruang luar
● Pembangunan bangunan gedung di atas dan/atau di bawah tanah, air dan/atau prasarana/
sarana umum.
2. Efisiensi penggunaan energi
● Selubung bangunan
● Sistem ventilasi
● Sistem pengkondisian udara
● Sistem pencahayaan
● Sistem kelistrikan 3. Efisiensi penggunaan air
● Sumber air
● Pemakaian air
Sukarela disarankan Wajib
✓
✓ -
✓
✓
✓
✓
✓ -
✓
✓
✓
✓
✓
✓
✓
✓
✓
✓
✓
● Penggunaan peralatan saniter hemat air
4. Kualitas udara dalam ruang
● Larangan merokok
● Pengendalian
karbondioksida (CO2) dan karbon monoksida (CO)
● Pengendalian penggunaan bahan pembeku (refrigerant) 5. Penggunaan material
ramah lingkungan
● Pengendalian
penggunaan material berbahaya
● Penggunaan material bersertifikat ramah lingkungan (eco labelling)
6. Pengelolaan sampah
● Penerapan prinsip 3R (reduce, reuse, recycle)
● Penerapan sistem penanganan sampah
● Sistem pencatatan timbulan sampah 7. Pengelolaan air limbah
● Penyediaan fasilitas pengelolaan limbah padat dan limbah cair sebelum
dibuang ke saluran pembuangan kota
● Daur ulang air yang berasal dari limbah cair (grey water)
✓
✓
✓
✓
✓
✓
✓
- - -
-
-
2. Penilaian Tahap Perencanaan Teknis
NO Persyaratan Point Isi Keterangan
PENGELOLAAN TAPAK 1. Orientasi Bangunan
a. Adaptif terhadap pola edar matahari 1 1 1 b. Adaptif terhadap tapak dan iklim mikro 1 1 1 c. Memaksimalkan penggunaan
pencahayaan alami dan meminimalkan rambatan radiasi matahari
2 2 2
TOTAL POIN YANG DAPAT DICAPAI 4 4 4
NO Persyaratan Point Isi Keterangan
2. Pengolahan Tapak termasuk Aksesibilitas/ Sirkulasi a. Penutup atap dan perkerasan memiliki
nilai pantul matahari minimal 0,3
1 1 0
b. Air hujan yang ditangkap pada area tapak dan bangunan minimal 40%
2 2 1
c. Nilai jumlah tajuk vegetasi dibanding area tapak minimal 20%
3 3 3
d. Vegetasi yang digunakan merupakan budidaya lokal skala provinsi minimal 60%
2 2 2
TOTAL POIN YANG DAPAT DICAPAI 8 8 6
NO Persyaratan Point Isi Keterangan 3. Pengelolaan Lahan Terkontaminasi Limbah Bahan Berbahaya dan
Beracun (B3)
a. Merencanakan pemulihan pada lahan terkontaminasi bahan berbahaya
3 3 * Untuk lahan bebas limbah, mendapatkan nilai penuh
TOTAL POIN YANG DAPAT DICAPAI 3 3
NO Persyaratan Point Isi Keterangan
4. Rencana Ruang Terbuka Hijau (RTH) Privat Isikan data berikut
Luas Area Hijau (m2) 23,374.6 m2
Luas Lahan (m2) 59.838,65 m2
Presentase luas area hijau 20%
Pilih salah satu
a. Area hijau 10-20% 1 -
b. Area hijau 20-50% 2 2
c. Area hijau >50% 3 -
Tambahan Point
d. Direncanakan area hijau dapat diakses oleh publik
1 1 e. Direncanakan melakukan penanaman
pohon peneduh, peredam suara, penyaring bau, penyaring debu
1 1
TOTAL POIN YANG DAPAT DICAPAI 5 4
NO Persyaratan Point Isi Keterangan 5. Penyediaan Jalur Pejalan Kaki (Pedestrian)
a. memiliki pedestrian dengan arah yang mengakses antara luar gedung menuju ke teras gedung atau menerus dalam satu komplek gedung
3 3
b. Bangunan Gedung memenuhi
persyaratan kemudahan terhadap fasilitas dan aksesibilitas
2 2
c. Memiliki fasilitas pejalan kaki yang
terhubung atau menghubungkan fasilitas publik, misal transportasi umum,
jembatan penyebrangan, ruang publik, dan menuju persil/kavling sekitarnya
1 1
d. Memiliki fasilitas bagi pengguna sepeda, misal jalur khusus sepeda, tempat parkir sepeda, dan fasilitas shower. (shower disarankan pemenuhannya untuk perkantoran yang mensyaratkan penghuninya menggunakan sepeda)
1 1
TOTAL POIN YANG DAPAT DICAPAI 7 7
NO Persyaratan Point Isi Keterangan
6. Pengelolaan Tapak Basemen
Isikan data berikut * bangunan tanpa
basement,
mendapat an nilai penuh
Luas tapak gedung utama (m2) 59.838,65 m2
Luas Lahan (m2) 23,374.6 m2
Nilai Koefisien Dasar Bangunan (A) 55%
Luas Basemen (m2) - m2
Luas Lahan (m2) 23,374.6 m2
Nilai Koefisien Tapak Basemen (B) - Koefisien tapak basemen tidak melebihi
Koefisien Dasar Bangunan
2 2 TOTAL POIN YANG DAPAT DICAPAI 2 2
NO Persyaratan Point Isi Keterangan
7. Penyediaan Lahan Parkir Isikan data berikut
Rencana Luas lahan parkir (m2) -
Luas Lahan (m2) 23,374.6 m2
Nilai Koefisien Tapak Parkir (C) -
Nilai Koefisien Dasar Bangunan (A) 55%
Nilai C <30% -
Pilih salah satu
a. Gedung direncanakan memiliki lahan parkir < 30% dari KDB yang diizinkan
3 - b. Gedung direncanakan memiliki lahan
parkir vertikal (di lantai atas)
3 - c. Gedung direncanakan memiliki lahan
parkir di basemen maksimal 2 lapis
3 3 TOTAL POIN YANG DAPAT DICAPAI 3 3
NO Persyaratan Point Isi Keterangan 8. Sistem Pencahayaan Ruang Luar atau Halaman
Fasilitas penerangan direncanakan menggunakan saklar otomatis atau sensor
3 3
TOTAL POIN YANG DAPAT DICAPAI 3 3
NO Persyaratan Point isi Keterangan
9. Pembangunan Bangunan Gedung di atas dan/ atau di Bawah Tanah, Air dan/atau prasarana/ Sarana Umum
a. Memaksimalkan penggunaan
pencahayaan alami dan penghawaan alami bagi sarana dan prasarana umum yang ada di bawahnya
2 2 *Bangunan yang tidak memiliki kondisi
sebagaimana pada persyaratan,menda patkan nilai penuh b. Menerapkan prinsip penghematan energi
dan air dengan mempertimbangkan persyaratan fungsi bangunan gedung yang ada di bawahnya
2 2
c. Menerapkan pengelolaan limbah domestik di luar lokasi BG, yang tidak mencemari lingkungan
2 2
TOTAL POIN YANG DAPAT DICAPAI 6 6
NO Persyaratan Point Isi Keterangan
B. EFISIENSI PENGGUNAAN ENERGI 1. Selubung Bangunan
a. Selubung bangunan memiliki nilai 5 5
akumulasi OTTV maksimum 35 Watt/m2 b. Nilai perbandingan selubung bangunan
transparan dengan selubung bangunan masif (Window to Wall Ratio) kurang dari 30%
4 4
c. Penggunaan bahan selubung bangunan dapat mendukung efisiensi energi
3 3 TOTAL POIN YANG DAPAT DICAPAI 12 12
NO Persyaratan Point Isi Keterangan
2. Sistem Ventilasi Pilih salah satu
a. Ventilasi alami dan/atau mekanis sesuai dengan standar yang berlaku
4 4 b. Bangunan gedung yang tidak memiliki
ventilasi alami, tetap harus memenuhi kebutuhan udara segar
3 -
c. Sistem ventilasi membantu mengurangi beban pendinginan
3 - TOTAL POIN YANG DAPAT DICAPAI 4 4
NO Persyaratan Point Isi Keterangan
3. Sistem Ventilasi
a. Direncanakan menggunakan AC dengan suhu minimal berkisar 25°C±1°C atau kelembaban relatif ruangan berkisar 60%±10%
2 2
b. kW/TR atau COP dari peralatan pengkondisian udara sesuai dengan standard yang berlaku,
5 5
Apabila bangunan gedung yang tidak merencanakan penggunaan pengondisian 4+udara, diisi dengan poin penuh
7 -
TOTAL POIN YANG DAPAT DICAPAI 7 7
No Persyaratan point isi keterangan
TOTAL POIN TAHAP PERENCANAAN 167 58
Total isian = 35% dari 167
MENILAI KINERJA TAHAP PERENCANAAN TEKNIS BGH KELAS
BANGUNAN GEDUNG
DEFINISI KATEGORI
Kelas 1 Bangunan Gedung hunian biasa:
Sub-klas 1a: Satu rumah tunggal, satu atau lebih rumah gandeng yang dipisahkan dinding tahan api
Sub-klas 1b: Asrama, hostel atau sejenisnya dengan luas paling besar 300 m2 dan tidak dihuni lebih dari 12 orang.
DISARANKAN (RECOMENNDED) Kelas 2 Bangunan Gedung hunian yang terdiri atas 2 atau lebih
unit hunian, yang masing-masing merupakan tempat tinggal terpisah.
DISARANKAN (RECOMENNDED) Kelas 3 Bangunan Gedung hunian di luar klas 1 dan 2, yang
umum digunakan sebagai tempat tinggal lama atau sementara oleh sejumlah orang yang tidak berhubungan.
DISARANKAN (RECOMENNDED) Kelas 4 dengan
ketentuan:
- di bawah 3 lantai;
atau
- d iatas 4 lantai dengan luas <
50.000 m²
Bangunan Gedung hunian yang berada di dalam suatu bangunan klas 5, 6, 7, 8, atau 9 dan merupakan tempat tinggal yang ada dalam bangunan tersebut.
DISARANKAN (RECOMENNDED)
Kelas 5 dengan ketentuan:
Bangunan Gedung yang dipergunakan untuk tujuan usaha profesional, pengurusan administrasi, atau usaha komersial, di luar bangunan klas 6, 7, 8, atau 9.
DISARANKAN (RECOMENNDED)
- di bawah 3 lantai;
atau
- di atas 4 lantai dengan luas <
50.000 m² Kelas 6 dengan ketentuan:
- di bawah 3 lantai;
atau
- di atas 4 lantai dengan <
5000 m²
Bangunan Gedung toko atau Bangunan Gedung lain yang dipergunakan untuk tempat penjualan barang- barang secara eceran atau pelayanan kebutuhan
langsung kepada masyarakat. DISARANKAN
(RECOMENNDED)
Kelas 7 dengan ketentuan:
- di bawah 3 lantai;
atau
- di atas 4 lantai dengan luas <
5000 m²
Bangunan gedung yang dipergunakan sebagai penyimpanan.
DISARANKAN (RECOMENNDED)
Kelas 8 dengan ketentuan:
- di bawah 3 lantai; atau - di atas 4 lantai dengan luas <
5000 m²
Bangunan Gedung laboratorium dan Bangunan Gedung yang dipergunakan untuk tempat pemrosesan suatu produksi, perakitan, perubahan, perbaikan, pengepakan, finishing, atau pembersihan barang- barang produksi dalam rangka perdagangan atau penjualan.
DISARANKAN (RECOMENNDED)
Kelas 9a dengan ketentuan luas sampai dengan 20.000 m²
Bangunan gedung umum untuk pelayanan perawatan kesehatan.
DISARANKAN (RECOMENNDED) Kelas 9b dengan
ketentuan luas sampai dengan 10.000 m²
Bangunan gedung umum pertemuan yang tidak termasuk setiap bagian dari bangunan yang merupakan kelas lain.
DISARANKAN (RECOMENNDED) Kelas 10 Sub-kelas 10b: bangunan gedung bukan gunuan
berupa sarana atau prasarana yang dibangun terpisah Sub-kelas 10a: struktur berupa sarana atau prasarana yang dibangun terpisah
DISARANKAN (RECOMENNDED)
PERHITUNGAN OTTV BANGUNAN INTILAND TOWER A. Objek Penelitian
Nama Bangunan : Intiland Tower / Kantor Sewa
Lokasi : Jalan Jendral Sudirman No. 32 RT 03/RW 02, Karet Tengsin, Tanahabang, Jakarta Pusat.
B. Pengumpulan Data Kondisi Eksisting
Luas Bangunan : 59.838,65m² Tinggi Lantai : 24 Lantai Arsitek : Paul Rudolph
KDB : 55%
KLB : 6,65
KDH : 20%
C. Perhitungan OTTV
Gambar 1 Potongan-1 Intiland Tower
Gambar 2 Potongan-2 Intiland Tower
Gambar 3 Potongan-3 Intiland Tower
Gambar 4 Siteplan Intiland Tower
Gambar 5 Denah Tipikal Intiland Tower
Gambar 6 Denah Atap Intiland Tower
RUMUS OTTV
OTTV = α [((1 – WWR) UW) TDEK] + (SC x WWR x SF) + (UF x WWR x ΔT) Keterangan:
- OTTV = Nilai perpindahan termal menyeluruh pada dinding luar yang memiliki arah atau orientasi tertentu (Watt/m2. K).
- α = Absorbtansi radiasi matahari.
- Uw = Transmitansi termal dinding tak tembus cahaya (Watt/m2.K).
- WWR = Perbandingan luas jendela dengan luas seluruh dinding luar pada 1 orientasi.
- TDEK = Beda temperatur ekuivalen.
- SC = Koefisien peneduh dari sistem fenestrasi.
- SF = Faktor radiasi matahari (Watt/m2).
- UF = Transmitansi termal fenestrasi (Watt/m2. K)
- ΔT = Beda temperatur perencanaan antar bagian luar dan bagian dalam.
RINCIAN
- Absorbtansi Radiasi Matahari (α)
Bahan Dinding Luar α
Beton Berat 0.91
Bata Merah 0.89
Beton Ringan 0.86
Kayu Permukaan Halus 0.78
Beton Ekspos 0.61
Ubin Putih 0.58
Bata Kuning Tua 0.56
Atap Putih 0.50
Seng Putih 0.26
Bata Gelazur Putih 0.25 Lembaran Aluminium yang dikilapkan 0.12
Cata Permukaan Dinding Luar α
Abu-abu/Biru Tua 0.88
Karena pada bangunan ini menggunakan fasad beton ringan untuk dinding luarnya, maka koefisien α adalah 0.86
- Transmisi termal dinding tak tembus cahaya (Uw) Uw = 1 / ∑R (Rul + Rk + Rup)
= 1 / (0.044 + 0.495 + 0.044)
= 1.715 Watt/m2 . K
- - Perbandingan luas jendela dengan luas seluruh dinding luar pada suatu orientasi (WWR) WWR Orientasi Utara = luas bukaan fasad utara / luas dinding fasad utara
= 2.25 / 20
= 0.11
- WWR Orientasi Timur = luas bukaan fasad timur / luas dinding fasad timur
= 4,5 / 30
= 0.15
- WWR Orientasi Selatan = luas bukaan fasad selatan / luas dinding fasad selatan
= 4,5 / 40
= 0,11
- WWR Orientasi Barat = luas bukaan fasad barat / luas dinding fasad barat
= 4,5 / 30
= 0.15 - TDEK = 15
- SC = SCkaca . SCEF
SC Orientasi Utara = 0.8 . 07795
= 0.62
SC Orientasi Timur = 0.8 . 0.7993
= 0.63 SC Orientasi Selatan = 0.8 . 0.753
= 0.60
SC Orientasi Barat = 0.8 . 0.7586
= 0.30
- SF = 130 Watt/m2 untuk sisi Utara menurut SNI
= 112 Watt/m2 untuk sisi Timur menurut SNI
= 97 Watt/m2 untuk sisi Selatan menurut SNI
= 243 Watt/m2 untuk sisi Barat menurut SNI - UF = 2.94 Watt/m2.K untuk kaca Cool-Lite 6 mm - ΔT = 5K menurut SNI
Perhitungan OTTV 1. OTTV Utara
= α [((1 – WWR) UW) TDEK] + (SC x WWR x SF) + (UF x WWR x ΔT)
= 0.86 [((1 – 0.11)] 1.715) 15] + (0.62 x 0.11 x 130) + (2.94 x 0.11 x 5)
= 0.86 [(0.89 x 1.752) 15] + 8.86 + 1.61
= 0.86 x 22.8 + 8.86 + 1.61
= 30,07 Watt/m2 2. OTTV Timur
= α [((1 – WWR) UW) TDEK] + (SC x WWR x SF) + (UF x WWR x ΔT)
= 0.86 [((1 – 0.15) 1.715) 15] + (0.63 x 0.15 x 112) + (2.94 x 0.15 x 5)
= 0.86 [(0.85 x 1.715) 15] + 10.5 + 2.2
= 0.86 x 21.8 + 10.5 + 2.2
= 31,44 Watt/m2 3. OTTV Selatan
= α [((1 – WWR) UW) TDEK] + (SC x WWR x SF) + (UF x WWR x ΔT)
= 0.86 [((1 – 0.11) 1.715) 15] + (0.60 x 0.11 x 97) + (2.94 x 0.11 x 5)
= 0.86 [(0.89 x 1.715) 15] + 6.4 + 1.6
= 0.86 x 22.8 + 6.4 + 1.6
= 27,6 Watt/m2 4. OTTV Barat
= α [((1 – WWR) UW) TDEK] + (SC x WWR x SF) + (UF x WWR x ΔT)
= 0.86 [((1 – 0.15) 1.715) 15] + (0.30 x 0.15 x 243) + (2.94 x 0.15 x 5)
= 0.86 [(0.85 x 1.715) 15] + 10.9 + 2.2
= 0.86 x 21.8 + 10.9 + 2.2
= 31.84 Watt/m2 Kesimpulan
- Bangunan ini memiliki nilai OTTV pada sisi Utara 30,07 Watt/m2,sisi Timur 31,44 Watt/m2, sisi Selatan 27,6 Watt/m2, sisi Barat 31.84 Watt/m2.
- Berdasarkan hasil perhitungan OTTV, nilai OOTV sisi utara, selatan, dan barat bangunan ini berada dibawah angka 45 Watt/m2 Sehingga, menurut SNI 03-6389-2000 bangunan ini dapat dikategorikan bangunan yang hemat energi.
Tabel Daftar Simak Penilaian Kinerja Tahap Perencanaan Teknis BGH untuk Bangunan Gedung Baru
No. PARAMETER PENILAIAN KINERJA Point diisi Keterangan
A. PENGELOLAAN TAPAK 38 Total A
1. Orientasi Bangunan 2 Nilai max 2
Adaptif terhadap pola edar matahari:
Pilih salah satu
a. Bangunan yang dinding terpanjangnya menghadap arah Utara-Selatan dengan sudut kemiringan paling banyak 15° terhadap sumbu Utara-Selatan
1 Pilih a atau b =
nilai 1 atau 2 b. Bangunan yang dinding terpanjangnya menghadap
arah Timur-Barat denganperbandingan lebih dari 2×
panjang arah Utara-Selatan, dan melakukan rekayasa terhadap selubung bangunan (fasad) dan/atau bukaan pada arah Timur-Barat.
2 2 Pilih a atau b = nilai 1 atau 2
2. Pengolahan Tapak termasuk Aksesibilitas atau
Sirkulasi 6 Nilai max 6
a. Penutup atap dan perkerasan memiliki nilai pantul
matahari (albedo) paling rendah 0,3 1 - b. Air hujan yang ditangkap pada area tapak dan
bangunan seluruhnya (100%) harus dapat dikelola selama paling sedikit 2 jam dengan menggunakan sumur resapan dan/atau kolam retensi/detensi yang mengacu pada curah hujan rata-rata harian selama 10 tahun terakhir
2 2
c. Nilai jumlah tajuk vegetasi dibanding area tapak
minimal 20% 3 3
3. Pengelolaan Lahan Terkontaminasi Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun (B3) 3 Nilai max 3
Apabila BGH dibangun di lahan terkontaminasi limbah B3 maka wajib melaksanakan pemulihan lahan terlebih dahulu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan dan diberi nilai 3 poin.
Apabila BGH dibangun di lahan yang tidak
terkontaminasi limbah B3 maka tidak diberikan nilai.
3 -
4. Rencana Ruang Terbuka Hijau (RTH) Privat 6 Nilai max 6
No. PARAMETER PENILAIAN KINERJA Point diisi Keterangan
a. Luas area hijau: Pilih salah satu Pilih salah satu
yang sesuai
1) Area hijau 10-20% 1
2) Area hijau 20-50% 2 2
3) Area hijau >50% 3
b. Direncanakan area hijau yang dapat diakses oleh
publik 1 1
c. Direncanakan melakukan penanaman vegetasi yang berfungsi sebagai peneduh, peredam suara, penyaring bau, atau penyaring debu:
Pilih salah satu
1) Vegetasi memiliki salah satu fungsi sebagai peneduh, peredam suara, penyaring bau, atau penyaring debu
1 Pilih 1) atau 2) 2) Vegetasi memiliki lebih dari satu fungsi sebagai
peneduh, peredam suara, penyaring bau, dan/atau penyaring debu
2 2
5. Penyediaan Jalur Pedestrian 4 Nilai max 4
a. Memiliki jalur pedestrian dengan arah yang
mengakses antara luar gedung menuju ke jalur masuk (entrance) gedung yang memenuhi persyaratan
kemudahan.
3 3
b. Memiliki fasilitas pedestrian yang terhubung atau menghubungkan ke fasilitas publik, misal transportasi umum, jembatan penyebrangan, ruang publik, dan menuju persil / kavling sekitarnya dengan batasan paling jauh 400 meter
1 1
6. Pengelolaan Tapak Basemen 1
Dalam hal terdapat basemen, tidak melanggar aturan Koefisien Tapak Basemen (KTB) serta tetap
memperhitungkan kemudahan resapan air hujan (kedalaman lapis basemen 4 meter dari permukaan tanah)
1 1
7. Penyediaan Lahan Parkir 10 Nilai max 10
No. PARAMETER PENILAIAN KINERJA Point diisi Keterangan a. Gedung direncanakan memiliki lahan parkir ≤ 20%
dari Gross Floor Area (GFA) yang diizinkan atau
memiliki sistem parkir mekanis ≤ 10% dari GFA. 2 2 Poin tambahan
1) Dalam hal parkir berupa basemen paling banyak
2 lapis 1 1
2) Penyediaan lahan parkir berupa lahan parkir vertikal sehingga mengurangi penggunaan atau kerusakan lahan (misal gedung parkir mekanis).
Sistem parkir mekanis boleh tidak berada di dalam bangunan gedung dengan syarat terlindungi dari panas dan hujan.
1 1
b. Memiliki fasilitas bagi pengguna sepeda, yaitu tempat parkir sepeda dan jalur khusus sepeda. Rasio parkir sepeda paling sedikit 1% dari jumlah penghuni.
Setiap tambahan 1% diberi nilai 1 poin, dengan nilai paling banyak 3 poin.
3 3
c. Memiliki fasilitas shower bagi pengguna sepeda
dengan rasio 2 unit shower untuk 25 parkir sepeda. 1 - d. Lahan parkir memiliki fasilitas Stasiun Pengisian
Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) atau Electric Vehicle Charging Station (EVCS) dengan ketentuan palingsedikit 1 unit SPKLU untuk setiap 25 Satuan Ruang Parkir Roda 4 dan 1 unit SPKLU untuk setiap 50 Satuan Ruang Parkir Roda 2
2 2
8. Sistem Pencahayaan Ruang Luar 1 Nilai max 1
Fasilitas penerangan direncanakan menggunakan
saklar otomatis atau sensor cahaya 1 1
9. Pembangunan Bangunan Gedung di atas dan/ atau di Bawah Tanah, Air dan/atau prasarana/ Sarana Umum
5 Nilai max 5
Bangunan Gedung di atas dan / atau di bawah tanah, air dan / atau prasarana / sarana harus memenuhi
ketentuan peraturan perundang undangan:
a. Kejelasan akses masuk dan sarana jalan keluar
(means of egress) 1 1
No. PARAMETER PENILAIAN KINERJA Point diisi Keterangan b. Rekayasa memasukkan udara dan cahaya alami ke
dalam bangunan 1 1
c. Rekayasa yang memungkinkan pandangan ke luar
bangunan 1 1
d. Penerapan efisiensi penggunaan air dan energi 1 1 e. Memiliki pengolahan sampah dan pengolahan air
limbah 1 1
Yang bukan termasuk Bangunan Gedung di atas dan/atau di bawah tanah, air dan / atau prasarana / sarana tidak diberi nilai.
B EFISIENSI PENGGUNAAN ENERGI 46 Total B
1. Selubung Bangunan 9 Nilai max 9
a. Selubung bangunan memiliki nilai akumulasi Overall Thermal Transfer Value (OTTV) dan Roof Thermal Transfer Value (RTTV) paling tinggi 35 watt/m2 Catatan:
Apabila Bangunan Gedung direncanakan tidak menggunakan sistem pengondisian udara, maka mendapatkan nilai penuh
5 5
b. Nilai perbandingan selubung bangunan transparan dengan selubung bangunan masif atau Window to Wall Ratio (WWR) kurang dari 30%.
Catatan:
Apabila Bangunan Gedung direncanakan tidak menggunakan sistem pengondisian udara, maka mendapatkan nilai penuh
4 4
2. Sistem Ventilasi 3 Nilai max 3
Bangunan Gedung yang ruangan-ruangannya
dilengkapi dengan sistem pengondisian udara, namun direncanakan untuk tidak mengondisikan sebagian atau seluruh ruang pasif (koridor, lobby lift, toilet, dan lain-lain) dan melengkapi dengan ventilasi alami atau ventilasi mekanis sehingga tetap memenuhi
kenyamanan termal.
3 3
3. Sistem Pengkondisian Udara 7 Nilai max 7
No. PARAMETER PENILAIAN KINERJA Point diisi Keterangan a. Direncanakan menggunakan Air Conditioning (AC)
dengan suhu ruangan paling rendah 25°C±1°C atau kelembapan relatif ruangan 60%±10%
Catatan:
Apabila Bangunan Gedung direncanakan tidak menggunakan sistem pengondisian udara, maka mendapatkan nilai penuh.
2 2
b. kW/TR atau COP dari peralatan pengkondisian udara sesuai dengan SNI 6390:2020 atau edisi terbaru.
Catatan:
Apabila Bangunan Gedung direncanakan tidak menggunakan sistem pengondisian udara, maka mendapatkan nilai penuh
5 5
4. Sistem Pencahayaan 12 Nilai max 12
a. Pencahayaan buatan memenuhi persyaratan:
1) Sistem pencahayaan buatan ruangan
direncanakan memiliki daya maksimum dan tingkat pencahayaan sesuai dengan SNI 6197:2020 atau edisi terbaru
2 2
2) Terdapat satu saklar pada ruangan yang lebih
kecil dari pada 30 m 2 2
3) Penggunaan sensor penghuni/pengendali pencahayaan pada ruang dengan fungsi tertentu sebagaimana dipersyaratkan dalam SNI 6197:2020 atau edisi terbaru
2 2
b. Pencahayaan alami memenuhi persyaratan:
1) Daerah yang mendapat pencahayaan alami sesuai standar, memiliki pengelompokan lampu terpisah dengan daerah yang tidak mendapatkan cahaya alami
4 4
2) Daerah yang mendapat pencahayaan alami sesuai standar, dilengkapi dengan sensor intensitas cahaya (lux) yang dapat mengatur penyalaan lampu sesuai dengan tingkat pencahayaan sesuai standar.
2 2
5. Sistem Transportasi dalam Gedung 3 Nilai max 3 a. Perhitungan traffic analysis lif sesuai SNI 03-6573-
2001 atau edisi terbaru. 1 1
No. PARAMETER PENILAIAN KINERJA Point diisi Keterangan Catatan:
Apabila bangunan direncanakan tidak menggunakan lif, maka mendapatkan poin penuh
b. Menggunakan sistem transportasi vertikal yang memiliki fitur hemat energi:
1) Untuk transportasi vertikal elevator menggunakan teknologi Variable Voltage Variable Frequency (VVVF).
Catatan:
Apabila bangunan direncanakan tidak menggunakan lif, maka mendapatkan poin penuh.
1 1
2) Untuk transportasi vertikal eskalator
menggunakan teknologi slow motion atau on/off automatic.
Catatan:
Apabila bangunan direncanakan tidak menggunakan lif, maka mendapatkan poin penuh
1 1
6. Perhitungan Efisiensi Energi 5 Nilai max 5 Terdapat rencana penghematan konsumsi energi listrik
dengan melakukan perhitungankonsumsi energi listrik yang lebih rendah dibandingkan dengan baseline*).
Untuk setiap penghematan konsumsi energi listrik 2%
diberi nilai 1 poin dengan nilai paling banyak 5 poin
*) Baseline adalah besaran rujukan untuk efisiensi energi yang dihitung berdasarkan SNI dan peraturan perundang-undangan tentang konservasi energi. SNI yang diacu diantaranya:
a. SNI 6197:2020 (Konservasi energi pada sistem pencahayaan);
b. SNI 6389:2020 (Konservasi energi selubung bangunan pada Bangunan Gedung);
c. SNI 6390:2020 (Konservasi energi sistem tata udara pada Bangunan Gedung); - atau edisi terbaru.
5 5
7. Sistem Kelistrikan 7 Nilai max 7
a. Bangunan Gedung direncanakan memiliki pengelompokan beban listrik dan masingmasing memiliki kWh meter, serta tersedia submeter energi listrik untuk sumber daya utama lebih besar dari 100 kVa
2 2
No. PARAMETER PENILAIAN KINERJA Point diisi Keterangan b. Bangunan dengan sistem pengondisian udara
terpusat (centralized air conditioning system) harus menggunakan Building Management System (BMS) guna mengendalikan konsumsi listrik pada Bangunan Gedung.
3 3
c. Terdapat rencana pemanfaatan sumber energi listrik
dari sumber energi terbarukan. 2 2
C EFISIENSI PENGGUNAAN AIR 22 TOTAL C
1. Sumber Air 13 Nilai max 13
a. Air PDAM atau perusahaan air minum lainnya 1 1 b. Air permukaan (air sungai, air danau, air laut) yang
diolah dengan izin 3 3
c. Air hujan yang diolah 2 2
d. Air daur ulang:
1) Air daur ulang dari air bekas (grey water) 2 2 Apabila dilengkapi meter air diberi nilai tambahan 1 1 1 2) Air daur ulang dari air kotor (black water) 3 3 Apabila dilengkapi meter air diberi nilai tambahan 1 1 1
2. Pemakaian Air 4 Nilai max 4
a. Direncanakan meter air dipasang di setiap sistem
keluaran air tanah 2 2
b. Terdapatnya perhitungan rencana penghematan
konsumsi air dalam bentuk neraca air 2 2 3. Penggunaan Peralatan Saniter Hemat Air (Water
Fixture) 5 Nilai max 5
Pilih salah satu
a. Direncanakan Bangunan Gedung menggunakan paling sedikit 25% produk fixture hemat air dari total rencana pengadaan produk fixture
3 Pilih salah satu b. Paling sedikit 50% dari total pengadaan produk
fixture 4 4
c. Paling sedikit 75% dari total pengadaan produk
fixture 5
No. PARAMETER PENILAIAN KINERJA Point diisi Keterangan
D KUALITAS UDARA DALAM RUANG 19 Total D
1. Pelarangan Merokok 5 Nilai max 5
a. Ada komitmen dari Pengelola Bangunan Gedung
untuk menjadikan gedungnya bebas dari asap rokok 2 2 b. Ada peringatan dan rambu larangan merokok di
seluruh bagian Bangunan Gedung. Apabila tersedia area merokok, maka disiapkan terpisah dari Bangunan Gedung.
3 2
2. Pengendalian Karbon dioksida (CO2) dan Karbon
monoksida (CO) 9 Nilai max 9
a. Setiap ruangan, termasuk ruangan yang dilengkapi sistem pengondisian udara, harus dirancang memiliki sistem ventilasi dan disediakan suplai udara segar sesuai persyaratan SNI 03-6572-2001 atau edisi terbaru dengan memperhitungkan kandungan CO2 dan / atau CO.
3 3
b. Setiap ruang tertutup pada bangunan yang memiliki kepadatan tinggi dan / atauyang berpotensi
menimbulkan akumulasi CO2 harus dilengkapi dengan sensor CO2 dengan alarm dan sistem ventilasi
mekanis yang beroperasi secara otomatis untuk
menjaga ambang batas kenyamanan konsentrasi CO2 (1000 ppm) tidak terlampaui.
3 3
c. Setiap area parkir tertutup dengan bukaan dinding kurang dari 3 sisi harus dilengkapi dengan sensor CO dengan alarm dan sistem ventilasi mekanis yang beroperasi secara otomatis ketika konsentrasi gas CO untuk menjaga ambang batas kenyamanan
konsentrasi
3 3
3. Pengendalian Penggunaan Bahan Pembeku
(Refrigerant) 5 Nilai max 5
Pilih salah satu Pilih salah satu
a. Ruangan dirancang tidak menggunakan alat
pendingin udara yang menggunakan refrigeran 5 b. Pada Bangunan Gedung yang direncanakan
menggunakan alat pendingin:
No. PARAMETER PENILAIAN KINERJA Point diisi Keterangan 1) Apabila ruangan harus menggunakan mesin
pendingin udara, dipilih mesin yang menggunakan refrigeran dengan nilai Ozone Depletion Potential (ODP) sama dengan nol.
3 3
2) Alat pendingin udara menggunakan refrigeran dengan nilai Global Warming Potential (GWP) paling tinggi 700.
2
E PENGGUNAAN MATERIAL RAMAH LINGKUNGAN 21 TOTAL E 1. Pengendalian Penggunaan Material Berbahaya 6 Nilai max 6
a. Dalam RKS direncanakan menggunakan material cat sesuai ketentuan tidak mengandung zat pencemar berbahaya.
2 2
b. Rencana penggunaan kayu / bambu / material terbarukan tidak terdapat perekat dan/atau pelapis yang mengandung bahan berbahaya dan beracun (B3).
2 -
c. Material logam menggunakan pelapis cat tahan karat yang tidak mengandung bahan berbahaya dan beracun (B3).
2 -
2. Penggunaan Material Bersertifikat Ramah
Lingkungan (Eco-Labelling) 15 Nilai max 15
a. Material beton menggunakan bahan baku yang berasal dari sumber lokal dengan jarak paling jauh 1000 km atau berasal dari sumber/pabrik terdekat dari lokasi proyek.
1 1
b. Material beton penggunaan semen terdapat ketentuan rencana menggunakan semen dari pabrik yang menerapkan sistem manajemen lingkungan ISO 14001
3 3
c. Material penutup dinding terdapat ketentuan harus berasal dari sumber lokal dengan jarak paling jauh 1000 km atau berasal dari sumber/pabrik terdekat dari lokasi proyek.
1 1
d. Rencana penggunaan kayu memiliki ketentuan legal 2 2 e. Rencana penggunaan kayu daur
ulang/bambu/material terbarukan lainnya paling sedikit 1 1
No. PARAMETER PENILAIAN KINERJA Point diisi Keterangan 50% dari biaya komponen plafon dan/atau dinding
bangunan.
f. Dalam RKS direncanakan menggunakan material cat dengan ketentuan memilih dari pabrik yang menerapkan sistem manajemen lingkungan ISO 14001.
3 3
g. Penutup atap direncanakan menggunakan material yang ramah lingkungan, yaitu tidak mengandung bahan beracun dan berbahaya (B3) antara lain asbes,dan / atau memiliki ekolabel.
1 1
h. Rencana penggunaan material berbasis limbah/produk samping sebagai agregat, filler, substitusi
semen, dan bahan finishing telah memenuhi ketentuan. 1 1 i. Penggunaan material dengan Tingkat Komponen
Dalam Negeri (TKDN) paling sedikit 40%. 2 2
F PENGELOLAAN SAMPAH 7 Total F
1. Penerapan Prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle) 1 Nilai max 1 Pengelola sampah di gedung direncanakan
berkomitmen untuk pengelolaan sampah dengan
prinsip 3R (reduce, reuse, recycle) di sumber. Rencana usaha pengurangan dan penggunaan kembali kantong plastik dan kertas.
1 1
2. Penerapan Sistem Penanganan Sampah 5 Nilai max 5 a. Rencana penyediaan fasilitas tempat/wadah sampah
skala individual maupun komunal. Tempat/wadah sampah sesuai dengan pengelompokan dan
pemisahan sampah terhadap jenis sampah. Fasilitas tempat/wadah sampah terpisah pada Bangunan Gedung paling sedikit 3 jenis sampah, yaitu untuk sampah organik, anorganik, dan B3, dengan kapasitas sesuai jumlah / volume timbulan sampah
1 1
b. Rencana membangun Tempat Penampungan Sementara (TPS) sampah dengan kapasitas yang cukup di lingkungan bangunan gedung, serta
melakukan pengambilan dan pemindahan sampah dari sumber sampah ke TPS secara terjadwal atau setiap hari dengan menggunakan alat pengumpul sampah yang tersekat/terpilah
2 2
No. PARAMETER PENILAIAN KINERJA Point diisi Keterangan c. Merencanakan fasilitas pengolahan sampah organik
dan/atau sampah anorganik secara mandiri dan/atau melibatkan pihak ketiga yang memiliki fasilitas
pengelolaan sampah organik dan/atau anorganik di luar BGH untuk menambah nilai manfaat dan mengurangi dampak lingkungan.
2 2
3. Penerapan Sistem Pencatatan Timbulan Sampah 1 Nilai max 3 Merencanakan pencatatan berat/volume timbulan
sampah yang akan dikelola 1 1
G PENGELOLAAN AIR LIMBAH 12 Total G
1. Penyediaan Fasilitas Pengolahan Air Limbah
Sebelum Dibuang ke Saluran Pembuangan Kota 7 Nilai max 7 a. Bangunan Gedung yang terletak di daerah
pelayanan sistem jaringan air limbah kota atau komunal dapat memanfaatkan jaringan tersebut:
Pilih salah satu
1) Jaringan pipa langsung terhubung tanpa pra
pengolahan 1 Pilih satu
2) Dilengkapi dengan pra pengolahan (bak kontrol,
grease trap, screen, dan sebagainya) 2 2 b. Bangunan Gedung memiliki fasilitas pengolahan air
limbah:
1) Jenis Pengolahan:
Pilih salah satu
a) Hanya pra pengolahan 1 Pilih satu
b) Pra pengolahan dan pengolahan primer 2 c) Pengolahan lengkap (pra pengolahan,
pengolahan air limbah, dan pengolahan / penanganan lumpur)
3 3
2) Rencana kualitas air olahan memenuhi baku mutu sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan 2 2. Daur Ulang Air yang Berasal dari Air Limbah
Domestik 5 Nilai max 5
No. PARAMETER PENILAIAN KINERJA Point diisi Keterangan a. Menggunakan air hasil daur ulang untuk lebih dari
satu fungsi:
Pilih salah satu
1) Penggunaan hanya untuk dua fungsi 2 Pilih satu 2) Penggunaan lebih dari dua fungsi 3 3
b. Rencana kualitas air daur ulang untuk fungsi cooling tower atau penggelontoran / flushing memenuhi standar baku mutu sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan
2 2
TOTAL POIN TAHAP PERENCANAAN TEKNIS BANGUNAN
GEDUNG BARU 165 149 TOTAL A, B, C,
D, E, F, G Total nilai (isian) = 149 / 165 x 100 % = 90,3 %
• 45 – 65% Pratama
• 65 – 80% Madya
• 80 – 100% Utama