• Tidak ada hasil yang ditemukan

Redesign Website Pariwisata Berbasis User Centered Design (UCD)

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Redesign Website Pariwisata Berbasis User Centered Design (UCD)"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Redesign Website Pariwisata Berbasis User Centered Design (UCD)

Diah Ayu Lestari1, Hari Widi Utomo2,*, Abednego Dwi Septiadi3

1 Fakultas Informatika, Informatika, Institut Teknologi Telkom Purwokerto, Banyumas, Indonesia

2,* Fakultas Informatika, Sistem Informasi, Institut Teknologi Telkom Purwokerto, Banyumas, Indonesia

3 Fakultas Informatika, Software Engineering, Institut Teknologi Telkom Purwokerto, Banyumas, Indonesia Email:. 1[email protected], 2,*[email protected], 3[email protected]

Email Penulis Korespondensi: [email protected] Submitted 14-04-2023; Accepted 30-04-2023; Published 30-04-2023

Abstrak

Perkembangan teknologi informasi di Indonesia berkembang dengan pesat diberbagai sektor yang ada, termasuk sektor pariwisata.

Sektor pariwisata merupakan sektor dalam bidang pemerintahan yang berpeluang besar untuk meningkatkan devisa negara. Pemerintah Kabupaten Pemalang melalui Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga (DISPARPORA) Kabupaten Pemalang telah menerapkan teknologi informasi berbasis website guna menyebarluaskan informasi mengenai objek pariwisata dan kuliner di Kabupaten Pemalang.

Penelitian ini bertujuan untuk melakukan evaluasi dan perancangan ulang terhadap website dari segi front-end. Kelengkapan pada konten website masih menjadi permasalahan utama pada website Pariwisata Kabupaten Pemalang. Metode User Centered Design (UCD) digunakan dalam pengembangan desain dalam penelitian ini, sedangkan kuesioner System Usability Scale (SUS) diterapkan untuk evaluasi. Evaluasi dilakukan sebanyak dua kali kepada 96 responden, dimana evaluasi pertama diperoleh skor rata-rata SUS sebesar 67,43 dan evaluasi kedua sebesar 75,84. Hasil dari penelitian ini terbukti bahwa terdapat peningkatan pada skor rata-rata SUS sebesar 8,41 yang berarti perbaikan desain pada website dapat diterima dengan baik oleh pengguna.

Kata Kunci: Redesign; Website Pariwisata; User Centered Design; System Usability Scale; Dinas Pariwisata; Pemuda Abstract

The development of information technology in Indonesia is growing rapidly in various existing sectors, including the tourism sector.

The tourism sector is a sector in the field of government that has a great opportunity to increase the country's foreign exchange. The Government of Pemalang Regency through the Tourism, Youth and Sports Office (DISPARPORA) of Pemalang Regency has implemented website-based information technology to disseminate information about tourism and culinary objects in Pemalang Regency. This study aims to evaluate and redesign the website from a front-end perspective. Completeness of website content is still the main problem on the Pemalang Regency Tourism website. The User Centered Design (UCD) method was used in developing the design in this study, while the System Usability Scale (SUS) questionnaire was applied for evaluation. Evaluation was carried out twice to 96 respondents, where the first evaluation obtained an average SUS score of 67.43 and the second evaluation was 75.84. The results of this study proved that there was an increase in the average SUS score of 8.41, which means that the design improvements on the website can be well received by users.

Keywords: Redesign; Tourism Website; User Centered Design; System Usability Scale; Department of Tourism; Youth

1. PENDAHULUAN

Perkembangan teknologi informasi baik di Indonesia maupun dunia berkembang dengan sangat cepat seiring dengan kebutuhan masyarakat pada teknologi. Menurut data perolehan dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) pada tahun 2019-2020 kurang lebih 196,71 juta masyarakat Indonesia dari keseluruhan populasi penduduk sebanyak 266,91 juta telah memanfaatkan teknologi internet yang berkembang. Pengguna internet pada tahun 2019 mengalami kenaikan sebesar 8,9% dari jumlah pengguna internet pada tahun 2018 sebesar 64,8% [1]. Perkembangan teknologi informasi di Indonesia juga mulai merambat pada industri pariwisata yang merupakan industri komersial sebagai salah satu sektor dalam bidang pemerintahan yang berpeluang sangat menjanjikan untuk meningkatkan devisa negara [2].

Pemerintah Kabupaten Pemalang melalui DISPARPORA Kabupaten Pemalang telah menerapkan teknologi informasi berbasis website guna menyebarluaskan informasi mengenai objek pariwisata dan kuliner di Kabupaten Pemalang yang beralamatkan pada https://wisatapemalang.com/. Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber pertama yaitu Bapak Oka Mahendra selaku tim pengelola situs website Pariwisata Kabupaten Pemalang, menjelaskan bahwa kendala pada website ada pada update kontennya. Karena website ini merupakan website wisata Pemalang maka dari pihak pengelola harus selalu update menyesuaikan kebutuhan atau kondisi wisata saat ini. Pihak DISPARPORA menyebutkan bahwa pembuatan website Pariwisata Kabupaten Pemalang terinspirasi dengan website Pariwisata Provinsi Jawa Tengah, namun ada beberapa konten yang belum terealisasikan dalam website Pariwisata Kabupaten Pemalang, seperti data-data hotel, travel, dan peta wisata. Berdasarkan Hasilwawancara juga menjelaskan bahwa website Pariwisata Kabupaten Pemalang belumpernah ada yang melakukan penelitian terkait evaluasi website dan dari pihak DISPARPORA Kabupaten Pemalang setuju dengan adanya evaluasi yang akan peneliti lakukan pada website Pariwisata Kabupaten Pemalang, karena hal tersebut akan membangun website menjadi lebih berkembang. Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber kedua yaitu Bapak Solikhin selaku admin dari website Pariwisata Kabupaten Pemalang, dibangunnya website selain sebagai media promosi wisata, juga sebagai dokumentasi potensi wisata di Kabupaten Pemalang.

Permasalahan dalam website menurut Bapak Solikhin ada pada kelengkapan kontennya. Kebutuhan konten lebih baik dilengkapi kerangkanya, seperti akomodasi, transportasi, restoran atau cafe. Selain itu, dalam dua tahun terakhir website

(2)

vakum dikarenakan belum adanya admin yang secara khusus mengelola website. Untuk saat ini website ada didalam pengelolaan Tim Ngawag Digital Media (NGWG) yang bergerak dalam bidang IT dan Multimedia.

Website adalah layanan dalam jaringan internet yang memuat ruang segala informasi dimana pengguna dapat menemukan informasi yang dibutuhkan karena adanya keterhubungan antara page satu dengan yang lainnya (hyperlink) [3]. Sedangkan, pariwisata merupakan sektor dalam bidang pemerintahan yang paling penting untuk terus dikembangkan , karena sektor ini dapat menjadi sumber devisa daerah tersebut. Selain keuntungan pada tempat wisata, juga dapat memberikan keuntungan bagi pihak pendukung lainnya, seperti rumah makan, tempat penginapan, pedagang-pedagang kecil dan sebagainya [4]. Sehingga, website pariwisata merupakan sebuah website yang dibuat untuk dapat memberikan informasi tempat wisata melalui media online agar dapat dijangkau oleh masyarakat luas. Website pariwisata menjadi salah satu media promosi yang dilakukan pengelola tempat wisata untuk dapat meningkatkan jumlah pengunjung dan tempat wisata dapat dikenal luas oleh masyarakat. User Experience adalah bagaimana user berinteraksi dengan memanfaatkan suatu produk atau layanan [5]. Pengalaman pengguna pada hal ini ialah pengguna teknologi eksklusif, termasuk internet serta situs eksklusif, yang disebut sebagai user experience (UX). User experience adalah tanggapan seorang terhadap penggunaan atau hal-hal yang dibutuhkan suatu produk, sistem, atau layanan (ISO 9241-210) [6].

Komponen yang selalu melekat dalam proses pengembangan suatu sistem meliputi user interface (UI) dan user experience (UX), dua komponen tersebut berperan dalam mengidentifikasi kebutuhan pengguna dan harus dirancang dengan baik karena hal tersebut membentuk sudut pandang pengguna terhadap sistem [7]. Keberhasilan pengembangan suatu website dapat diukur dari tingkat usability website tersebut. Tingkat usability website diukur dari kepuasan pengguna dalam memahami dan menggunakan website untuk memperoleh tujuannya [8]. Metode yang dipakai pada pengujian usability dalam penelitian yang akan dilakukan dengan melalui kuesioner System Usability Scale (SUS).

Kuesioner ini digunakan karena memiliki beberapa kelebihan, diantaranya (1) tahapan evaluasi yang gampang untuk dipahami responden, (2) dapat digunakan dengan sampel yang minim namun dapat memberikan hasil yang maksimal, dan (3) dapat memilah dengan benar antara mana saja website atau aplikasi yang tidak dan bisa digunakan [9].

Penelitian sebelumnya terkait dengan evaluasi sebuah website telah ramai dilakukan. Salah satunya adalah penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Faishal Erwin dkk [10] pada tahun 2019 dengan metode SUS yang terbukti efektif dalam mengukur tingkat usabillity. Tujuan penelitian ini untuk menemukan masalah usability pada website malangmenyapa.malangkota.go.id dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Malang untuk memberikan rekomendasi perbaikan website dari segi front-end berupa prototype.Penelitian Rizka Dwi Cahyani dan Aries Dwi Indriyanti [11] pada tahun 2022 dengan metode SUS dan UCD yang dilakukan pada website MAN 1 Pasuruan, bertujuan untuk melakukan evaluasi usability pada website awal sebelum dan sesudah dilakukannya pengembangan. Pengembangan yang dilakukan berbentuk prototype website untuk memberikan rekomendasi perbaikan. Hasil penelitian menghasilkan adanya kenaikan nilai pada usability website setelah dilakukan pengembangan.

Penelitian terkait memiliki pembahasan yang sama mengenai evaluasi usability dan perbaikan desain sebuah website, namun pada objek yang berbeda. Terdapat beberapa pilihan metode dalam perancangan desain, diantaranya yang paling dikenal adalah Human Centered Design (HCD) dan UCD. HCD merupakan pendekatan yang difokuskan kepada semua pengguna, baik yang potensial ataupun yang tidak terlibat dalam uji coba dalam proses pengumpulan data dan evaluasi. Sedangkan, UCD berfokus pada pengguna dengan kategori yang spesifik, seperti jenis kelamin, usia, pekerjaan, dan sebagainya [12]. Pada penelitian ini dalam perancangan ulang website dilakukan dengan metode UCD yang berfokus pada kebutuhan pengguna. Hasil pengembangan berupa perancangan ulang website didapatkan dari hasil wawancara bersama dengan pihak DISPARPORA dan penyebaran kuesioner kepada pengguna. Pengujian usability dengan menggunakan SUS akan dilakukan setelah dilakukan pengembangan untuk membandingkan apakah nilai usability yang didapat setalah dilakukan pengembangan memiliki nilai yang cukup sesuai dengan kebutuhan pengguna. UCD adalah suatu metode dalam proses desain yang dipusatkan bagi pengguna dan kebutuhannya [13]. Pola pengembangan sistem berbasiskan website terbaru ini berkonsep pada pengguna yang dijadikan pusat dari pengembangan pada sistem yang dilakukan dimulai dari tujuan dan konsepnya serta berdasarkan lingkungannya [11]. Pendekatan dengan UCD digunakan pada tahapan perbaikan desain UI (User Interface) karena metode ini dapat terlibat secara langsung dengan pengguna.

Sehingga, pengguna berhak memberikan saran yang dapat memberikan pengaruh pada pengembangan sistem. Peran pengguna dalam pendekatan ini tidak hanya sebagai objek dalam penelitian, namun juga berperan langsung dalam proses redesign website [11]. Berdasarkan permasalahan yang ada, penyebaran kuesioner dan wawancara dilakukan untuk memahami berbagai permasalahan yang ada pada website pariwisata tersebut. Diterapkannya kuesioner SUS dalam penelitian ini untuk mengukur tingkat kepuasan pengguna saat menggunakan website. Setelah permasalahan didapat, maka perlu adanya perancangan ulang desain antarmuka guna mengembangkan konten website dengan metode UCD sebagai rekomendasi perbaikan pada website Pariwisata Kabupaten Pemalang.

2. METODOLOGI PENELITIAN

2.1 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner yang dilakukan melalui google formulir dengan menerapkan kuesioner untuk pengujian usability suatu sistem, yaitu SUS. Evaluasi usability melibatkan pengguna dalam pelaksanaannya, sehingga dapat dengan mudah tercapainya asepk-aspek kenyamanan pengguna, seperti efektivitas, efisiensi dan kepuasan pengguna dalam penggunaan sistem [14]. SUS adalah kuesioner yang digunakan untuk mengukur

(3)

tingkat kegunaan (usability) sistem komputer dari sudut pandang pengguna [15]. Kuesioner ini terdiri dari 10 pertanyaan dimana skala penilaian dalam kuesioner ini menggunakan skala likert dengan skor berkisar antara 1 sampai 5, yaitu sangat tidak setuju, tidak setuju, ragu-ragu, setuju, dan sangat setuju. Daftar pertanyaan kuesioner SUS dapat dilihat pada Tabel 1 sebagai berikut [16].

Tabel 1. Daftar Pertanyaan Kuesioner SUS

Kode Pertanyaan

Q1 Saya berpikir akan menggunakan sistem ini lagi.

Q2 Saya merasa sistem ini terlalu rumit digunakan.

Q3 Saya merasa sistem ini mudah untuk digunakan.

Q4 Saya membutuhkan bantuan orang lain atau teknisi untuk menggunakan sistem ini.

Q5 Saya merasa fitur-fitur pada sistem ini sudah berjalan dengan semestinya.

Q6 Saya merasa ada banyak hal yang tidak konsisten dalam sistem ini.

Q7 Saya merasa bahwa orang lain dapat memahami cara menggunakan sistem ini dengan cepat.

Q8 Saya merasa sistem ini sangat membingungkan atau rumit.

Q9 Saya merasa tidak ada kendala dalam menggunakan sistem ini.

Q10 Saya perlu membiasakan diri atau belajar banyak hal sebelum menggunakan sistem ini.

Setelah terkumpulnya data-data dari hasil kuesioner, selanjutnya akan dilakukan perhitungan dari tanggapan responden dengan syarat sebagai berikut [17] :

a. Pertanyaan dengan nomor ganjil, yaitu nomor 1, 3, 5, 7, dan 9 skor yang diberikan dari responden akan dikurangi dengan 1.

𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑆𝑈𝑆 𝑔𝑎𝑛𝑗𝑖𝑙 = ∑ 𝑃𝑋− 1 (1)

b. Pertanyaan dengan nomor genap, yaitu nomor 2, 4, 6, 8, dan 10 skor yang diberikan dari responden akan digunakan untuk mengurangi angka 5.

𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑆𝑈𝑆 𝑔𝑒𝑛𝑎𝑝 = ∑ 5 − 𝑃𝑛 (2)

c. Skor hasil dari persamaan (2) dan (3) di atas, selanjutnya akan dikalikan dengan 2,5 untuk mendapatkan rentang nilai antara 0 – 100.

∑ 𝑋 = (∑ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑆𝑈𝑆 𝑔𝑎𝑛𝑗𝑖𝑙 + ∑ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑆𝑈𝑆 𝑔𝑒𝑛𝑎𝑝) × 2,5 (3)

d. Setelah melakukan perhitungan di tahap sebelumnya, langkah berikutnya adalah mencari skor rata-rata.

𝑋 =∑ 𝑥

𝑛 (4) Keterangan :

𝑃𝑋 : Jumlah pertanyaan ganjil 𝑃𝑛 : Jumlah pertanyaan genap 𝑋 : Skor rata-rata

∑ 𝑋 : Skor SUS 𝑛 : Jumlah responden

Setelah dilakukan pengakumulasian pada skor SUS akan didapatkan nilai rata-rata dari seluruh penilaian responden kuesioner SUS. Kemudian, nilai rata-rata tersebut akan ditentukan grade penilaiannya yang dapat dilihat pada Tabel 2 berikut [15].

Tabel 2 Grade Scale SUS

Skor Grade Indikator

˃ 81 A Excellent

68 – 81 B Good

68 C OK/Fair

51 – 67 D Poor

˂51 E Worst

2.2 Identifikasi Masalah

Tahapan awal penelitian, penulis melakukan identifikasi masalah melalui observasi dan wawancara kepada DISPARPORA Kabupaten Pemalang sebagai pengelola website untuk mendapatkan informasi yang akurat pada website pariwisata yang akan penulis teliti. Hasil dari wawancara ditemukan masalah pada update konten yang terhalang administrasi dan jumlah pengunjung website yang tidak stabil disetiap bulannya. Pengelola juga mengatakan bahwa

(4)

website Pariwisata Kabupaten Pemalang terinspirasi dengan website Pariwisata Provinsi Jawa Tengah. Namun, ada beberapa menu dan fitur yang belum dimiliki website Pariwisata Kabupaten Pemalang, yaitu informasi hotel, travel, dan restoran atau cafe.

2.3 Studi Literatur

Setelah permasalahan didapat dari melakukan wawancara, tahapan studi literatur akan dilakukan dengan mencari referensi-referensi untuk mempelajari berbagai teori yang menjadi penunjang dari penelitian ini sebelum melakukan perancangan ulang. Studi literatur yang dilakukan, didapatkan metode UCD sebagai metode dalam perancangan perbaikan desain dan metode SUS sebagai metode evaluasinya.

2.4 Menentukan Jumlah Sampel Penelitian

Pada tahapan ini populasi penelitian yang diambil meliputi masyarakat Kabupaten Pemalang dan luar Kabupaten Pemalang. Simple random sampling digunakan sebagai teknik sampling yang dipakai dalam menentukan jumlah responden dalam penelitian. Simple random sampling adalah teknik pengambilan sampel secara acak dari seluruh anggota populasi. Kemudian, untuk menentukan banyaknya jumlah sampel yang akan digunakan dapat menggunakan rumus Slovin [18].

𝑛 = 𝑁

1 + 𝑁(𝑒)2 (1) Keterangan :

n : Besaran sampel N : Besaran populasi

e : Nilai kritis (batas ketelitian) karena kesalahan pengambilan sampel dan taraf kesalahan error sebesar 0,1 (10%) Jumlah populasi pada penelitian ini diambil dari rata-rata jumlah pengunjung website dari bulan Januari sampai dengan Mei 2022 sebanyak 2.754,8 dengan taraf kesalahan (error) sebesar 10% atau 0,1. Perhitungan besarnya sampel dapat dilihat sebagai berikut :

𝑛 = 𝑁

1 + 𝑁(𝑒)2

𝑛 = 2.754,8

1 + (2.754,8 × (0.1)2) 𝑛 = 96,49713

Berdasarkan hasil perhitungan diatas dengan menerapkan rumus Slovin, maka dapat disimpulkan bahwa jumlah populasi minimal adalah 96,4713 yang dapat dibulatkan menjadi 96.

2.5 Implementasi Metode UCD

Gambar 1 Tahapan Metode UCD [13]

User Centered Design (UCD) adalah salah satu metode pengembangan desain yang berfokus pada pengguna berdasarkan kebutuhan yang ada selama proses desain berlangsung [13]. Dalam pengimplementasian metode UCD akan dilakukan pengumpulan data dari pengguna berdasarkan bagaimana perilaku mereka, bagaimana pendapat pengguna perihal aspek pada aplikasi atau sistem, serta memanfaatkan data tersebut dalam pengambilan keputusan perihal desain yang akan diterapkan pada aplikasi atau sistem [19]. Berikut adalah tahapan dalam pengimplementasian metode UCD [13]:

a. Understand Context of Use (Menentukan Konteks Pengguna)

Pada tahap ini akan dilakukan pendeteksian atau sosialisasi kepada pengguna yang akan menggunakan sistem. Dalam termin ini dijelaskan untuk apa mereka serta dalam kondisi apa mereka menggunakan sistem tersebut.

b. Specify User Requirements (Menentukan Spesifikasi Kebutuhan Pengguna)

Pada tahap ini akan dilakukan identifikasi atau pengenalan requirement atau kebutuhan pengguna agar sistem dapat berhasil diimplementasikan.

c. Design Solution (Pembuatan Solusi Desain)

(5)

Pada level ini akan dilakukan perancangan desain sistem sebagai solusi perbaikan sistem. Perancangan desain ini akan diawali dengan pembuatan sketsa kasar sampai dengan desain lengkap yang telah selesai.

d. Evaluate Against Requirements (Evaluasi Solusi Desain)

Pada tahap ini akan dilakukan evaluasi rancangan solusi desain yang idealnya akan diuji tingkat usability-nya. Pada tahapan ini penilaian desain solusi dilakukan secara langsung dengan melibatkan pengguna menggunakan SUS [20].

2.6 Rekomendasi Desain Website Pariwisata Kab. Pemalang

Pada tahapan akhir dalam penelitian ini adalah menghasilkan redesign website Pariwisata Kabupaten Pemalang berdasarkan metode UCD dan kuesioner SUS.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Perancangan ulang website Pariwisata Kabupaten Pemalang dilakukan dengan melibatkan 96 orang responden dengan perolehan data diambil dari hasil evaluasi pada desain awal website dan desain baru website sebagai bahan rekomendasi dalam penelitian ini.

3.1 Memahami Konteks Pengguna

Peneliti akan menyebarkan kuesioner kepada responden sebagai sampel untuk mengetahui tingkatan nilai usability pada website pariwisata Kabupaten Pemalang. Responden akan dikarakteristikan berdasarkan jenis kelamin, usia, pekerjaan dan pengalaman mereka dalam mengaplikasikan komputer. Pengelompokan usia dalam pengambilan data dari responden didasarkan pada kategori usia menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2009. Tiga golongan yang disesuaikan dalam kuesioner ini adalah golongan usia remaja akhir dikategorikan pada rentang usia 17-25 tahun, dewasa awal usia 26-35 tahun, dan dewasa akhir usia 36-45 tahun.

3.2 Menentukan Spesifikasi Kebutuhan Pengguna

Tahapan ini akan menjelaskan kebutuhan pengguna dari hasil kuesioner yang telah disebarkan kepada 96 responden. Pada tahapan menganalisis kebutuhan pengguna dilakukan evaluasi awal terlebih dahulu terhadap website wisatapemalang.com melalui kuesioner SUS. Dari hasil pengujian website awal dengan menggunakan kuesioer SUS dapat disimpulkan bahwa website wisatapemalang.com memiliki nilai usability seperti pada Tabel 3 berikut:

Tabel 3. Skor Usability Website wisatapemalang.com Hasil Skor Rata-rata SUS 67,43

Grade Scale D

Indikator Poor

Dari hasil skor rata-rata SUS pada evaluasi awal dapat disimpulkan bahwa website masih diperlukan perbaikan untuk dapat meningkatkan nilai usability. Perbaikan website didasarkan menurut kebutuhan pengguna dan rekomendasi perbaikan dari hasil penyebaran kuesioner yang telah dilakukan sebelumnya. Pada Tabel 4 berikut merupakan rangkuman dari hal-hal yang perlu diperbaiki dan solusi perbaikan yang diberikan pada website berdasarkan rekomendasi pengguna:

Tabel 4. Permasalahan dan Solusi yang Diberikan Pengguna

No Permasalahan Solusi

1 Pengguna merasa kurang nyaman dengan jenis font dan kombinasi warna yang digunakan

Mengganti jenis font yang digunakan dengan jenis font yang sederhana dan enak dipandang, serta memilih kombinasi 2 warna yang kontras

2 Pada bagian fitur bookmarks perlu dipertimbangkan

Menghilangkan fitur bookmarks setelah melalui beberapa pertimbangan karena pada website tidak ada identifikasi user dan fokus untuk menampilkan informasi wisata Pemalang 3 Pada bagian menu kontak untuk menunjukkan

profil Disparpora kurang menarik karena hanya berupa link saja

Memindahkan informasi kontak pada bagian footer website dan menggunakan ikon yang sesuai agar lebih menarik 4 Halaman awal website terlalu padat karena

terlalu banyak informasi dan membingungkan bagi user saat pertama kali mengakses

Mempersingkat informasi di bagian halaman awal website agar tidak terlihat padat

5 Halaman detail terlalu ramai Memperbaiki tata letak dan mempersingkat informasi 6 Terlalu banyak gambar yang dimuat dalam satu

halaman sehingga membuat website lamban

Lebih dikompres ukuran gambarnya untuk membuat website ringan saat diakses

7 Pemakaian layout yang kurang menarik Memperbaiki tata letak dengan menggunakan card di setiap informasi gambarnya

(6)

8 Informasi pada pariwisata yang kurang lengkap Menambahkan isi informasi mengenai sejarah dari wisata tersebut atau mengkategorikannya dan menambahkan menu yang lebih informatif lagi

9 Fitur keranjang pada website dengan tampilan mobile tidak dapat difungsikan dengan baik, karena pada menu toko tidak ada yang ditawarkan

Menghilangkan fitur ini karena tidak dapat difungsikan dengan baik dan juga karena tidak ada identifikasi user

Berikut merupakan penjelasan berkaitan dengan perbedaan informasi dari konten yang disajikan pada desain awal website dalam Tabel 5, sedangkan pada desain baru website dalam Tabel 6.

Tabel 5 Konten dan Kegunaannya dalam Desain Awal Website Konten Kegunaan

Wisata Menampilkan informasi objek wisata di Kab. Pemalang yang akan dikategorikan menjadi wisata pendakian, curug, pantai, sejarah, taman, buatan, dan desa wisata

Kuliner Menampilkan secara detail mengenai informasi kuliner di Kab. Pemalang

Event Menampilkan informasi mengenai event yang akan berlangsung di Kab. Pemalang Video Halaman website langsung diarahkan menuju Official YouTube Channel Wisata Pemalang Kontak Menampilkan informasi kontak dan sosial media resmi Wisata Pemalang

Tabel 6 Konten dan Kegunaannya dalam Desain Baru Website

Konten Kegunaan

Wisata Menampilkan informasi objek wisata di Kab. Pemalang yang akan dikategorikan menjadi wisata pendakian, curug, pantai, sejarah, taman, buatan, dan desa wisata

Kuliner Menampilkan secara detail mengenai informasi kuliner di Kab. Pemalang Oleh-oleh Menampilkan informasi mengenai jenis oleh-oleh khas Kab. Pemalang

Event Menampilkan informasi mengenai event yang akan berlangsung di Kab. Pemalang

Penginapan Menampilkan informasi mengenai penginapan di Kab. Pemalang, seperti hotel, villa, homestay Cafe &

Resto

Menampilkan informasi mengenai tempat makan di Kab. Pemalang seperti cafe, restoran, kedai ataupun rumah makan

Transportasi Menampilkan informasi mengenai transportasi ataupun tour & travel yang ada di Kab. Pemalang 3.3 Pembuatan Solusi Desain

Pada tahapan pembuatan solusi desain untuk perbaikan rancangan antarmuka website didasarkan dari hasil evaluasi desain awal website wisatapemalang.com dengan kuesioner SUS dan sesuai dengan kebutuhan pengguna. Berdasarkan perbaikan antarmuka desain baru, terdapat beberapa perbedaan yang dapat dibandingkan antara antarmuka desain awal dengan desain baru. Perbaikan dimulai dengan menyusun konsep visual untuk tipografi dan warna yang akan diimplementasikan dalam perancangan desain.

Gambar 2. Pemilihan Font dan Kode Warna

Pada Gambar 2 menjelaskan konsep visual dari tipografi dan warna yang diterapkan dalam redesign. Perbaikan juga dilakukan pada penggunaan jenis font dan warna yang digunakan. Berdasarkan saran dari pengguna website yang terangkum pada Tabel 4 dimana memuat informasi permasalahan dan solusi dari pengguna, penggunaan jenis font ada baiknya diubah dengan font yang memiliki jenis yang sama agar terlihat konsisten dan pengguna merasa nyaman saat melihat tampilan website. Jenis font yang digunakan adalah font dari Lucida Family yaitu Lucida Bright dan Lucida Calligraphy. Pemilihan font ini dianggap lebih mudah untuk dimengerti pengguna dan dapat menarik minat pengguna untuk membacanya. Perbaikan dalam penggunaan warna juga dilakukan berdasarkan saran dari pengguna yang menyarankan dalam penggunaan warna ada baiknya menggunakan dua jenis warna yang sifatnya kontras. Perbaikan warna yang direkomendasikan dalam desain ini mengikuti jenis warna yang digunakan pada logo Wisata Pemalang dari Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Pemalang yaitu jenis warna teal dimana warna ini memiliki unsur warna hijau, serta warna putih dengan aksen keabuan. Berikut ini adalah perbaikan tampilan design website yang telah dilakukan.

(7)

a. Home

Gambar 3. Halaman Home

Pada Gambar 3 merupakan menu Home dimana pada page tersebut merupakan halaman awal website yang memuat informasi umum dalam redesign website, seperti menampilkan video profile Wisata Pemalang, pengenalan Kabupaten Pemalang dan jenis-jenis konten yang disajikan di dalam website. Sedangkan, pada bagian footer website menampilkan informasi kontak dan sosial media yang dapat diakses pengguna.

Pada desain awal website hanya menampilkan konten wisata, kuliner, dan event di Pemalang, namun berdasarkan Tabel 4 dimana memuat informasi permasalahan dan solusi dari pengguna pada page home terlihat sangat padat karena terlalu banyak informasi yang dimuat, sehingga membingungkan bagi pengguna saat pertama kali mengakses. Pada desain baru dilakukan perbaikan dengan menampilkan inti dari informasi konten-konten yang akan didapatkan pengguna saat mengakses website. Pada desain awal, onboarding menampilkan slideshow berisi konten-konten pada website, sedangkan pada desain baru dibuat dengan mengimplementasikan hero image. Pada desain baru terdapat button “Tonton Video”

yang apabila diklik akan tampil lightbox untuk menampilkan video teaser pariwisata Kabupaten Pemalang. Tujuan dilakukannya perbaikan tersebut adalah untuk memberikan kenyamanan bagi pengguna saat pertama kali mengakses website karena tampilan sudah terlihat lebih rapi dan tidak terlalu padat.

b. Wisata

Tampilan desain baru pada page wisata dikategorikan menjadi beberapa kategori wisata melalui dropdown menu, seperti wisata pendakian, curug, pantai, sejarah, taman, buatan, dan desa wisata. Perbaikan yang dilakukan pada dasarnya tidak beda jauh dari desain awal, dimana tetap mempertahankan image header dan penggunaan photogrid dalam tiga kolom. Perbaikan dilakukan dengan menghilangkan beberapa elemen yang ada pada desain awal dengan tujuan untuk membuat tampilan website terlihat lebih rapi dan menarik dimata pengguna.

Gambar 4. Tampilan Halaman Awal Menu Wisata Gambar 5. Tampilan Halaman Detail Menu Wisata

(8)

Pada Gambar 4 merupakan tampilan awal pada halaman salah satu kategori menu wisata pada desain baru.

Sedangkan, pada Gambar 5 merupakan gambaran dari tampilan desain baru pada detail kategori wisata yang memuat informasi umum tempat wisata berupa deskripsi, fasilitas, harga tiket masuk wisata, informasi kontak dan sosial media, lokasi tempat wisata, dan galeri wisata dengan memanfaatkan tag embed dari sosial media Instagram, serta menampilkan komentar dari pengguna terkait tempat wisata tersebut.

c. Kuliner

Gambar 6. Tampilan Halaman Awal Menu Kuliner Gambar 7. Tampilan Halaman Detail Menu Kuliner Pada Gambar 6 merupakan tampilan awal pada halaman menu kuliner. Sedangkan, pada Gambar 7 merupakan tampilan halaman detail kuliner yang memuat informasi berupa deskripsi, harga, informasi kontak atau sosial media tempat kuliner, foto, dan lokasi tempat kuliner dapat ditemui serta menampilkan komentar dari pengguna terkait kuliner tersebut.

d. Oleh-oleh

Gambar 8. Tampilan Halaman Awal Menu Oleh-oleh Gambar 9. Tampilan Halaman Detail Menu Oleh-oleh Pada Gambar 8 merupakan tampilan awal pada halaman menu oleh-oleh. Sedangkan, pada Gambar 9 merupakan tampilan desain baru pada menu tambahan, yaitu page oleh-oleh dan detail oleh-oleh yang memuat informasi berupa deskripsi, harga, informasi kontak atau sosial media tempat oleh-oleh, foto, dan lokasi tempat oleh-oleh dapat ditemui serta menampilkan komentar dari pengguna terkait oleh-oleh tersebut. Pada desain baru halaman detail konten dalam menu oleh-oleh secara umum tampilannya sama dengan tampilan detail konten pada menu kuliner. Hal ini dikarenakan menu oleh-oleh merupakan penjabaran dari menu kuliner pada desain awal.

(9)

e. Event

Gambar 10. Tampilan Halaman Awal Menu Event Gambar 11. Tampilan Halaman Detail Menu Event

Pada Gambar 10 merupakan tampilan awal pada halaman menu event. Sedangkan, pada Gambar 11 merupakan tampilan halaman detail event yang memuat informasi berupa deskripsi, informasi kontak dan sosial media serta lokasi event dilaksanakan.

f. Penginapan

Gambar 12. Tampilan Halaman Awal Menu Penginapan Gambar 13. Tampilan Halaman Detail Menu Penginapan Pada Gambar 12 merupakan tampilan awal pada halaman menu penginapan. Sedangkan, pada Gambar 13 merupakan tampilan detail penginapan yang memuat informasi berupa deskripsi, fasilitas, tarif penginapan, informasi kontak dan sosial media penginapan, lokasi penginapan berada, dan galeri penginapan dengan memanfaatkan tag embed dari sosial media Instagram serta menampilkan komentar dari pengguna terkait tempat penginapan tersebut.

g. Cafe & Resto

(10)

Gambar 14. Tampilan Halaman Awal Menu Cafe & Resto Gambar 15. Tampilan Halaman Detail Menu Cafe & Resto Pada Gambar 14 merupakan tampilan awal pada halaman menu cafe & resto. Sedangkan, pada Gambar 15 merupakan tampilan detail cafe & resto yang memuat informasi berupa deskripsi, fasilitas, informasi kontak dan sosial media cafe & resto, lokasi cafe & resto berada, dan galeri cafe & resto dengan memanfaatkan tag embed dari sosial media Instagram serta menampilkan komentar dari pengguna terkait tempat cafe & resto tersebut.

h. Transportasi

Gambar 16. Tampilan Halaman Awal Menu Transportasi Gambar 17. Tampilan Halaman Detail Menu Transportasi Pada Gambar 16 merupakan tampilan awal pada halaman menu transportasi. Sedangkan, pada Gambar 17 merupakan tampilan detail transportasi yang memuat informasi berupa deskripsi informasi kontak dan sosial media transportasi, lokasi transportasi berada, dan galeri transportasi dengan memanfaatkan tag embed dari sosial media Instagram.

Dari tampilan desain baru diatas dapat disimpulkan bahwa pada page Home tampilan website diubah untuk fokus menampilkan informasi-informasi apa saja yang akan pengguna dapatkan ketika mengakses website. Sedangkan, pada page detail konten dari setiap menu pada website dasarnya memiliki desain yang sama dengan yang lainnya, yaitu akan menampilkan video ataupun foto tentang konten yang diambil dari YouTube dan Instagram dengan memanfaatkan tag embed, serta informasi-informasi penting sesuai dengan isi konten, seperti harga, fasilitas, lokasi, informasi kontak, sosial media, dan lain sebagainya. Pada page detail konten dari wisata, kuliner, oleh-oleh, penginapan, dan cafe & resto terdapat button “Tinggalkan Komentar” untuk pengguna dapat meninggalkan komentar mereka terkait tempat yang mereka

(11)

kunjungi atau kuliner dan oleh-oleh yang mereka beli. Button tersebut akan menampilkan popup seperti pada Gambar 18 dibawah ini.

Gambar 18. Popup Button Tinggalkan Komentar 3.4 Evaluasi Solusi Desain

Setelah tahap pembuatan solusi desain, akan dilakukan evaluasi terhadap hasil perbaikan website menggunakan kuesioner SUS kepada 96 responden dengan waktu satu minggu. Tahapan evaluasi akhir dilakukan sama seperti tahapan pada evaluasi awal, yaitu responden diberikan 10 instrumen pertanyaan dari pengujian SUS melalui kuesioner yang dibuat dengan google formulir. Hasil evaluasi akhir melalui pengujian SUS pada rancangan rekomendasi desain baru website wisata Pemalang disajikan dalam bentuk rangkuman berupa tabel yang dapat dilihat pada Tabel 7 berikut.

Tabel 7. Skor Usability Evaluasi Desain Baru Website Hasil

Skor Rata-rata SUS 75,84

Grade Scale B

Indikator Good

4. KESIMPULAN

Penelitian ini memperoleh hasil akhir berupa front-end design yang dibuat berdasarkan tahapan dari metode UCD, yaitu memahami konteks pengguna, spesifikasi kebutuhan pengguna, pembuatan solusi desain, dan evaluasi solusi desain. Pada tahap memahami konteks pengguna dilakukan identifikasi dengan pengkategorian berdasarkan usia, jenis kelamin, dan pekerjaan. Pada tahap spesifikasi kebutuhan pengguna dilakukan evaluasi pada desain awal website dan diperoleh data dan kebutuhan pengguna, serta solusi yang diperlukan. Pada tahap pembuatan solusi desain dibuat perbedaan diagram use case desain awal dan baru, kemudian dilakukan perancangan desain baru sebagai solusi desain. Pada tahapan terakhir, yaitu evaluasi akan dilakukan pada desain baru untuk mengukur usability desain baru menggunakan pengujian SUS.

Berdasarkan pengujian yang dilakukan menggunakan kuesioner SUS pada desain awal website wisata Pemalang diperoleh skor rata-rata SUS sebesar 67,43 dimana berada pada grade scale D dengan indikator poor. Setelah dilakukannya perbaikan pada desain awal website dengan mempertimbangkan masukan dan saran baik dari responden maupun narasumber, kemudian dilakukan kembali evaluasi pada desain baru diperoleh skor rata-rata SUS sebesar 75,84 dimana berada pada grade scale B dengan indikator good. Hal tersebut membuktikan bahwa perbaikan desain yang dilakukan membawa peningkatan skor rata-rata SUS sebesar 8,41. Hal tersebut membuktikan bahwa pengujian dengan SUS dalam penelitian ini berhasil dilakukan dan rancangan desain baru dapat diterima dengan baik oleh pengguna.

REFERENCES

[1] APJII, “Penetrasi dan Pengguna Internet di Indonesia,” 2019. https://apjii.or.id/survei (accessed May 25, 2022).

[2] I. alwiah Musdar and H. Arfandy, “Rancang Bangun Sistem Informasi Pariwisata Sulawesi Selatan Berbasis Android Dengan Menggunakan Metode Prototyping,” SINTECH (Science Inf. Technol. J., vol. 3, no. 1, pp. 70–76, 2020, doi:

10.31598/sintechjournal.v3i1.542.

[3] S. T. Manurung, S. Widowati, and R. R. Riskiana, “Perancangan Website Dinas Pariwisata Kabupaten Toba Samosir Menggunakan User Centered Requirements Engineering,” eProceedings Eng., vol. 7, no. 3, pp. 9914–9935, 2020.

[4] I. M. B. Aditya, I. P. Y. Ananta, K. N. Yusgiantara, and R. D. R. Pratama, “Sistem Informasi Pariwisata Pantai Pandawa Berbasis Web,” J. Ris. Inov. Bid. Inform. dan Pendidik. Inform., vol. 2, no. 1, pp. 11–17, 2021, [Online]. Available: https://library.usu.ac.id.

[5] D. H. Putra, M. Asfi, and R. Fahrudin, “Perancangan UI/UX Menggunakan Metode Design Thingking Berbasis Web Pada Laportea Company,” vol. 8, no. 1, 2021.

[6] D. Nurhayati, H. M. Az-zahra, and A. D. Herlambang, “Evaluasi User Experience Pada Edmodo Dan Google Classroom Menggunakan Technique for User Experience Evaluation in E-Learning ( TUXEL ) ( Studi Pada SMKN 5 Malang ),” J.

Pengemb. Teknol. Inf. dan Ilmu Komput., vol. 3, no. 4, pp. 3771–3780, 2019, [Online]. Available: http://j-ptiik.ub.ac.id.

[7] L. A. Anggoro, A. Triayudi, and ..., “Analisis User Experience Pada (s2ti. ftki. unas. ac. id) S2 Teknologi Informasi Universitas Nasional dengan Menggunakan Metode User Centered Design dan System …,” JURIKOM (Jurnal …, vol. 10, no. 1, pp. 172–

181, 2023, doi: 10.30865/jurikom.v10i1.5629.

[8] H. Simatupang, S. Widowati, and R. R. Riskiana, “Evaluasi Website Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung

(12)

Menggunakan Metode WEBUSE dan Importance-Performance Analysis (IPA),” e-Proceeding Eng., vol. 7, no. 3, pp. 9804–

9821, 2020.

[9] S. Suyanto and U. Ependi, “Pengujian Usability dengan Teknik System Usability Scale pada Test Engine Try Out Sertifikasi,”

MATRIK J. Manajemen, Tek. Inform. dan Rekayasa Komput., vol. 19, no. 1, pp. 62–69, 2019, doi: 10.30812/matrik.v19i1.503.

[10] M. F. Erwin, N. H. Wardani, and A. R. Perdanakusuma, “Evaluasi Usability Pada Website Malangmenyapa.malangkota.go.id Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Malang Menggunakan Metode Usability Testing,” J. Pengemb. Teknol. Inf. dan Ilmu Komput., vol. 3, no. 9, pp. 9334–9340, 2019.

[11] R. D. Cahyani and A. D. Indriyanti, “Penerapan Metode User Centered Design dalam Perancangan Ulang Desain Website MAN 1 Pasuruan,” vol. 03, no. 02, pp. 40–48, 2022.

[12] M. S. Hartawan, “Penerapan User Centered Design (UCD) Pada Wireframe Desain User Interface dan User Experience Aplikasi Sinopsis Film,” vol. 02, pp. 43–47, 2022.

[13] R. L. Ramadhan, A. Syahrina, and A. Musnansyah, “Perancangan Ulang User Interface Dan User Experience Pada Website Telkom University Open Library Dengan Metode User Centered Design,” eProceedings …, vol. 8, no. 5, pp. 9693–9704, 2021, [Online]. Available: https://openlibrarypublications.telkomuniversity.ac.id/index.php/engineering/article/view/15775.

[14] W. Welda, D. M. D. U. Putra, and A. M. Dirgayusari, “Usability Testing Website Dengan Menggunakan Metode System Usability Scale (Sus)s,” Int. J. Nat. Sci. Eng., vol. 4, no. 3, p. 152, 2020, doi: 10.23887/ijnse.v4i2.28864.

[15] F. G. Sembodo, G. F. Fitriana, and N. A. Prasetyo, “Evaluasi Usability Website Shopee Menggunakan System Usability Scale (SUS),” J. Appl. Informatics Comput., vol. 5, no. 2, pp. 146–150, 2021, doi: 10.30871/jaic.v5i2.3293.

[16] M. F. Azi, C. Wiguna, and K. N. Meiah, “Analisis User Interfaces Pada Website Kampiun ITTP Dengan Metode Heuristik dan System Usability Scale ( SUS ),” vol. 6, no. April, pp. 1080–1089, 2022, doi: 10.30865/mib.v6i2.3802.

[17] A. Saputra, “Penerapan Usability pada Aplikasi PENTAS Dengan Menggunakan Metode System Usability Scale (SUS),” JTIM J. Teknol. Inf. dan Multimed., vol. 1, no. 3, pp. 206–212, 2019, doi: 10.35746/jtim.v1i3.50.

[18] E. Retnoningsih and N. F. Fauziah, “Usability Testing Aplikasi Rekomendasi Objek Wisata Di Provinsi Jawa Barat Berbasis Android Menggunakan USE Questionnaire,” Bina Insa. ICT J., vol. 6, no. 2, pp. 205–216, 2019.

[19] A. Al Ghiffari, E. Darwiyanto, and D. Junaedi, “Perancangan Ulang User Interface Website Politeknik Kesehatan Makassar Menggunakan Metode User-Centered Design,” eProceedings Eng., vol. 6, no. 1, pp. 2291–2341, 2019.

[20] A. F. Nabawi and P. A. Raharja, “Evaluasi Usability dan Redesign Aplikasi PI-Mobile ITTP Menggunakan Pendekatan UCD ( User Centered Design ),” vol. 10, no. 1, pp. 10–18, 2023, doi: 10.30865/jurikom.v10i1.5515.

Referensi

Dokumen terkait

There are five items that get highest mean score for problem in using the mobile phone, first is item seven which stated “I think I might be spending too much time using my cell phone”