• Tidak ada hasil yang ditemukan

Referat IBD Angeline Rana

N/A
N/A
Angeline Rana

Academic year: 2025

Membagikan "Referat IBD Angeline Rana"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

Inflammatory Bowel Disease (IBD)

REFERAT

1

Pembimbing : Dr.dr.A.M .Luthfi Parewangi, Sp.PD-KGEH

KEPANITERAAN KLINIK

DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT DALAM

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BOSOWA

2023

Angeline Rana (4519111083)

(2)

2

Definisi

Inflammatory Bowel Disease (IBD) adalah penyakit

inflamasi kronis saluran cerna yang bersifat remisi dan relaps dengan penyebab pasti yang belum diketahui dengan jelas.

Secara garis besar terdapat dua jenis IBD yaitu :

Ulcerative Collitis (UC)

Crohn’s Disease (CD).

Intermediet colitis

(3)

4

(4)

4

Epidemiologi

Menurut Centers for Disease Control and Prevention

(CDC), pada tahun 2015, sekitar 1.3 % (3 juta) penduduk Amerika Serikat terdiagnosis IBD (UC atau CD).

IBD cenderung terjadi pada usia dewasa muda ( 25 – 30 tahun) dan tidak ada perbedaan baik pria atapun wanita.

Resiko meningkat pada:

Pasien dengan riwayat keluarga Ras Kaukasia

Di Indonesia belum dilakukan studi epidemiologi ini. Data yang ada banyak berdasarkan laporan dari Rumah Sakit, data di Unit Endoskopi pada beberapa rumah sakit di

Jakarta

(5)

5

Epidemiologi

Data IBD dari Total Kolonoskopi di beberapa Rumah Sakit Nasional

Prevalence (number of existing cases per 100,000 population)

Crohn's disease Ulcerative colitis 26 to 199 cases per

100,000 persons2 37 to 246 cases per 100,000 persons2 201 per 100,000 adults1 238 per 100,000

adults1

(6)

6

Etiopatogenesis

Sampai saat ini belum diketahui etiologi dari IBD, namun yang pasti terdapat interaksi antara faktor genetik, sistem imun serta faktor lingkungan yang mencetuskan kondisi IBD.

Teori Patofisiologi IBD:

Sistem imun teraktivasi oleh patogen ( mis: mycobacterium paratuberculosis, pseudomonas), listeria) reaksi imun berlebihan merusak (inflamasi) sel pada GI tract.

Antigen bakteri dikenali Th1 mnghasilkan sitokin proinflamasi memanggil lebih banyak makrofag (free radical, protease, dan platelet activating factor) inflamasi

Pada Ulcerative Collitis :

Sel T sitotoksik banyak ditemukan pada permukaan mucosa yang rusak

P-ANCA antibody terhadap antigen neutrophil

Terjadi cross reaction pada flora normal GI

(7)

7

(8)

8

Faktor Resiko

Genetik  5 – 20 % individu dengan IBD memiliki orang tua atau saudara penderita IBD

Merokok  memiliki resiko 2x lipat disbanding non smoker

Penggunaan Antibiotik  Riwayat penggunaan antibiotik 2- 5 jenis atau lebih meningkatkan resiko terjadinya IBD

(9)

9

Gambaran Klinis

Ulcerative Colitis

 Diare kronis ataupun episodik yang dapat disertai atau tidak adanya darah dan mucus

 Nyeri dan rasa tidak nyaman pada perut kiri bawah

 Urgency / tenesmus serta tinja berdarah yang terjadi secara perlahan tanpa disertai gejala sistemik, berat badan turun, atau hipoalbuminemia

 Mengenai proctosigmoid (50%), colon descenden (30%), kolitis ekstensif (20%)

 Khas : Gejala berkurang dengan merokok

(10)

10

Gambaran Klinis

Ulcerative Colitis

Klinis Ringan Sedang Berat

Pergerakan usus ≤4x /hari 5x /hari ≥6x /hari Darah pada

feses

Sedikit Sedang Banyak

Demam Tidak ada 37,1 – 37,8C > 37,8C Denyut nadi

istirahat

<70x/menit 70 – 90 x /menit

> 90x /menit

Hb > 110 g/L 105 – 110 g/L <105 g/L

LED < 30   > 30

Endoskopi Eritema, penurunan

corak vaskuler, fine granulity

Eritema jelas, corak koarse, corak vaskuler tidak terlihat, tampak darah, ulserasi (-)

Perdarahan spontan dan ulserasi (+)

Klasifikasi Truelove

(11)

11

Gambaran Klinis

Crohn’s Disease

Nyeri perut kanan bawah (diperburuk setelah makan)

Diare bercampur darah

Lemas (dikarenakan adanya anemia dan defisiensi vitamin serta mineral)

Demam

Beberapa pasien muda dapat terjadi gangguan pertumbuhan.

Tersering mengenai ileocolitis (50%), ileitis (25%), colitis (20%)

Keradangan transmural

Bisa mengenai seluruh bagian GI

Khas: Skip area

(12)

12

Gambaran Klinis

(13)

13

Pemeriksaan Penunjang

PEMERIKSAAN Ulcerative Colitis Crohn’s Disease

LABORATORIUM

ANCA-positif Sering Jarang

ASCA-positif Jarang Sering

Keterangan: ANCA: Anti Neutrophil Cytoplasm Antibody, ASCA: Anti Saccharomyces Cerevisiae Antibody

RADIOLOGI

Usus halus abnormal Tidak Ya

Ileum terminal abnormal Terkadang Ya

Kolitis segmental Tidak Ya

Kolitis asimetris Tidak Ya

Striktura Terkadang Sering

(14)

14

Pemeriksaan Penunjang

KOLONOSKOPI Ulcerative Colitis Crohn’s Disease LESI INFLAMASI

Bersifat kontinyu Adanya skip area Keterlibatan rektum Lesi mudah berdasar

Cobblestone appearance (CSA) atau pseudopolyp

  +++

- +++

+++

+

  + +++

+ + +++

SIFAT ULKUS

Terdapat pada mukosa yang inflamasi

Keterlibatan ileum

Lesi ulkus bersifat diskrit

  +++

- +

  + ++++

++++

BENTUK ULKUS Diameter >1cm Dalam

Bentuk linier (longitudinal) Aphtoid

  + + + -

  +++

+++

+++

++++

Keterangan: (-) = Tidak ada; (++++) = Sangat diagnostik (karakteristik)

(15)

15

Tatalaksana IBD

Terapi IBD  penghambatan kaskade inflamasi (bila tidak dapat menghilangkan) sehingga mengurangi gejala yang ada.

Tujuan terapi  mencapai fase remisi dan mempertahankan fase remisi

(16)

16

(17)

17

Terapi farmakologi yang biasa digunakan pada IBD :

Aminosalicylates (Sulfasalazine,Mesalamine)

Corticosteroids (prednisone,metilprednisone,budesonide)

Immunosuppressive agents

(Azathioprine,cyclosporin,tacrolimus)

TNF – Tumor Necrosis Factor Inhibitor

(Thalidomide,Infliximab,Golimumab,Adalimumab)

Antimicrobials (Metronidazole,Ciprofloxacin)

(18)

18

Tatalaksana IBD

Terapi Farmakologi (consensus penatalaksanaan IBD)

Mengatasi Keradangan Aktif

Kortikosteroid setelah remisi tapering off 8 – 12 minggu

Prednison 40 – 60 mg/ kgBB

Metilprednisolon 0.5 – 1 mg/kgBB

Budesonide 9 mg

Golongan Asam Amino Salisilat and Antibiotic

Preparat 5-ASA (Sulfasalazine,Mesalamine) 2 – 4 g/hari, setelah 16 – 24 minggu berikan dosis pemeliharaan 1,5 – 3 g

Metronidazole and Ciprofloxacin

Pencegahan Keradangan

Preparat 5-ASA

Immunomodulator (Azathioprine,cyclosporin) kumat >2 kali atau terapi steroid tidak adekuat

TNF inhibitor

(19)

19

Tatalaksana IBD

(20)

20

Tatalaksana IBD

(21)

21

Tatalaksana IBD

Terapi bedah dilakukan bila pengobatan farmakologis gagal atau terjadi komplikasi (perdarahan, obstruksi atau megakolon toksik).

Pada UC, operasi (Proctocolectomy with ileostomy, Restorative proctocolectomy) dilakukan bila terapi farmakologi gagal atau efek samping terlalu berat dan terjadi perforasi, peritonitis, sepsis, perdarahan masif, serta timbul displasia berat atau kanker.

Pada CD (Strictureplasty,Resection) operasi banyak ditujukan pada komplikasi abses, fistula, perforasi dan obstruksi.

(22)

22

Komplikasi

Komplikasi yang dapat terjadi pada pasien IBD adalah

 perforasi usus

 stenosis usus akibat terjadinya fibrosis

 megakolon toksik (terutama pada UC)

 perdarahan dan degenerasi maligna.

(23)

23

Prognosis

Pada dasarnya penyakit IBD merupakan penyakit yang bersifat remisi dan eksaserbasi. Cukup banyak dilaporkan adanya remisi yang bersifat spontan dan dalam jangka waktu yang lama. Prognosis banyak dipengaruhi oleh ada tidaknya komplikasi atau tingkat respons pengobatan konservatif.

(24)

24

Kesimpulan

IBD (Inflammatory Bowel Disease) adalah penyakit inflamasi kronis saluran cerna yang bersifat remisi dan relaps dengan penyebab pasti yang belum diketahui dengan jelas. Secara garis besar terdapat dua jenis IBD yaitu Ulcerative Collitis (UC) dan Crohn’s Disease (CD). Pada umumnya IBD terjadi karena adanya infeksi pathogen dan penyakit autoimun yang dapat meningktkan risiko tersebut.

Penegakan diagnosis seperti

anamnesis,pemeriksaan fisik dan penunjang dilakukan untuk membedakan Ulserative Colitis dan Crohn Disease, serta penatalaksanaan keduanya.

Referensi

Dokumen terkait