• Tidak ada hasil yang ditemukan

Regulasi penggunaan biodiesel - Spada UNS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "Regulasi penggunaan biodiesel - Spada UNS"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

REGULASI

PENGGUNAAN

BIODIESEL

(2)

LATAR BELAKANG PERLUNYA KEBIJAKAN TERKAIT

BIODIESEL

Perlunya pengenalan pada masyarakat akan pentingnya biodiesel dan keunggulannya.

Promosi perlu ditunjang dengan kebijakan dari

pemerintah.

(3)

REGULASI YANG PERLU DISIAPKAN

Pemberian subsidi pada bahan bakar nabati (BBN)

Penetapan tarif biodiesel yang lebih murah dibanding petrodiesel

Pembebasan pajak untuk produk biodiesel

Pemberlakuan sistem blending biodiesel-solar

Perlindungan produk biodiesel dalam negeri

(4)

CARA YANG PALING EFEKTIF SAAT INI

Blending solar-biodiesel

Peningkatan kadar blending secara bertahap

Masih terbatasnya kapasitas produksi

biodiesel

(5)

PEMENUHAN PRODUKSI

BIODIESEL DIPENGARUHI OLEH :

Mandat dari pemerintah

Insentif pajak

Kebebasan dalam penggunaan energi

Keamanan nasional

Keamanan di bidang perekonomian

Keamanan terhadap lingkungan sekitar

(6)

KEBIJAKAN DI NEGARA- NEGARA :

ASIA

Pemberian insentif

Keringanan pajak di sektor pertanian

Keringanan pajak produksi biodiesel

EROPA

Subsidi biaya bahan baku biodiesel (kedelai dan

canola)

Perlindungan terhadap biodiesel dalam negeri

dengan menerapkan pajak yang tinggi bagi bahan

bakar impor

(7)

KEBIJAKAN DI BERBAGAI

NEGARA

(8)

AMERIKA

Energy Policy Act (penetapan insentif untuk produksi biodiesel)

Beberapa negara bagian menerapkan blending dan

pemberian insentif pajak

(9)

KANADA

Environmental protection bill mandate C-33 (blending 2%

biodiesel)

Eco energy for biofuel (insentif untuk produksi biomassa bahan baku)

Eco agriculture biofuels capital initiatives (perluasan fasilitas industri biofuel)

Agricultural bio-product innovation program and sustainable development technology Canada (membiayai penelitian

tentang biofuel)

(10)

ARGENTINA

Argentine biofuel law (blending 5% biodiesel)

Dekrit 109/2007

(11)

BRAZIL

Blending 4% biodiesel

Insentif pajak untuk biodiesel (73-100%)

(12)

MEXICO

Peraturan 939/2004.

Resolusi 1289/2005.

Blending 5% dan meningkat menjadi 10-20%.

Pembebasan pajak untuk penanaman bahan baku, penjualan produk dan pajak bahan bakar.

Insentif bagi industri agro.

(13)
(14)

EROPA

Perancis

blending

Jerman

Pengecualian pajak

Insentif bahan bakar

UK

Menaikkan persentasi blending dari 2 ke 5%

Uni eropa

Pajak yang tinggi untuk bahan bakar impor

Blending 10%

Pembebasan pajak untuk B100

(15)

INDIA

Kebijakan New and renewable energy policy :

Mengganti semua kebutuhan petrodiesel dengan biodiesel

Mampu menciptakan industri bioenergi yang mampu bersaing di dunia internasional pada 2022.

Penetapan kebijakan blending 5% sejak 2007 dan meningkat menjadi 20% pada 2008.

Pembebasan pajak untuk produksi biodiesel.

(16)

CINA

Regulasi tentang biodiesel belum terlalu diperhatikan.

Fokus pada penyediaan biodiesel dan pengalihan dari bahan baku pangan ke bahan baku non pangan.

Peningkatan kapasitas produksi menjadi 4 kali lipat yang jauh melebihi perkiraan kebutuhan dalam

negeri.

(17)

THAILAND

Penggunaan blending biodiesel B2 mulai 2008.

Menetapkan tarif B5 yang lebih murah dibanding B2.

Peningkatan kapasitas produksi dalam negeri.

Mulai 2009 mewajibkan blending B5 dan B10 Fokus kebijakan :

pengembangan teknologi,

peningkatan produktivitas sawit,

peningkatan nilai tambah biodiesel,

peningkatan persentase campuran biodiesel dalam blending,

pencarian bahan baku non pangan,

pengembangan teknologi biomassa ke biofuel.

(18)

FILIPINA

Kebijakan biofuel act mulai 2007 (mewajibkan

penggunaan B5 hingga 2 tahun ke depan dan B10 untuk 4 tahun ke depan.

Mewajibkan industri dan kendaraan bermotor untuk blending 1% biodiesel dalam waktu 3 bulan dan B2 dalam waktu 2 tahun.

Pemberian insentif untuk produksi, distribusi dan

penggunaannya.

(19)

MALAYSIA

Penetapan kebijakan mulai 2006 dengan tujuan untuk

mengurangi ketergantungan bahan bakar fosil dan impor bahan bakar, serta menaikkan harga CPO yang sebelumnya sangat rendah.

Fokus kebijakan :

Transportasi dan industri

Pengembangan teknologi

Produksi untuk tujuan ekspor

Produksi untuk lingkungan yang bersih

(20)

MALAYSIA

National biofuel policy (2005) menetapkan aturan blending B5.

Biodiesel Malaysia ada 2 macam : envodiesel (campuran biodiesel dan minyak sawit mentah) dan PME (Palm Methyl ester/ biodiesel dari minyak sawit)

2 kebijakan insentif :

Pemberian insentif minimal 70% untuk pengurangan pajak pendapatan yang diperoleh dari produksi biodiesel selama 5 tahun oleh PS (Pioneer status)

Pemberian dana untuk fasiltas peralatan operasional industri oleh ITA (Insentive Tax allowance)

(21)

NEGARA LAINNYA

Singapura :

fokus pada produksi biodiesel generasi kedua

Korea Selatan :

Blending B1 sejak 2008,

Pengecualian pajak untuk biodiesel.

Jepang :

penetapan batas maksimal kadar biodiesel maksimal 5%.

(22)

REGULASI

BIODIESEL DI

INDONESIA

(23)

KEBIJAKAN ENERGI DI INDONESIA

Tahun 1980 : Kebijakan Umum Bidang Energi (KUBE) yang berisi program pengembangan energi terbarukan sebagai energi alternatif.

Tahun 1998 : fokus pada pemanfaatan energi terbarukan yang ramah lingkungan, yang meliputi intensifikasi energi,

diversifikasi energi, konservasi energi, tarif energi, tingkat keramahan lingkungan energi tertentu.

Tahun 2004 : Permen no 2 tentang Pengembangan Energi Terbarukan dan Konservasi Energi.

Diarahkan untuk mewujudkan langkah operasional

pengembangan energi terbarukan, khususnya energi biomassa, geotermal, matahari, air, angin dan gelombang.

(24)

Tahun 2006 :

Inpres no 1/2006 tentang instruksi pada 13 menteri, gubernur dan

bupati/walikota untuk mengambil langkah dalam mempercepat penyediaan bahan bakar alternatif.

Perpres no 5/2006 tentang kebijakan energi nasional, yang menekankan substitusi BBM dengan energi terbarukan. Pengurangan konsumsi BBM dan penggunaan energi alternatif.

Keppres no 10/2006 mengatur pembentukan tim nasional pengembangan BBN untuk pengurangan kemiskinan dan pengangguran, bertugas

menyusun blue print pengembangan energi terbarukan nasional,

menyusun roadmap serta menyiapkan evaluasi pengembangan BBN.

KEBIJAKAN ENERGI DI

INDONESIA

(25)
(26)
(27)
(28)
(29)
(30)
(31)
(32)

Tahun 2007 : UU no 30/2007 tentang energi, yang memuat

kebijakan penggunaan energi secara efisien, peningkatan nilai tambah produk, keberlanjutan energi, kesejahteraan,

konservasi lingkungan dan ketahanan nasional.

Tahun 2008 : permen ESDM no 32/2008 tentang penyediaan, pemanfaatan dan tata niaga bahan bakar nabati sebagai

bahan bakar lainnya (Tabel 7.3).

KEBIJAKAN ENERGI DI

INDONESIA

(33)
(34)

Tahun 2009 : Perpres no 45/2009 tentang penyediaan dan pendistribusian BBM jenis tertentu yang merupakan revisi Perpres no 71/2005 tentang Pemberian Subsidi untuk BBN.

Tahun 2011 : Kepmen ESDM no 3053/2011/K/12/MEM/2011 mengatur harga indeks pasar BBM dan harga indeks pasar BBN yang dicampurkan ke dalam jenis BBM tertentu.

KEBIJAKAN ENERGI DI

INDONESIA

(35)

Referensi

Dokumen terkait