Rehabilitasi Rehabilitasi Gambut di Gambut di
Taman Nasional Taman Nasional Sebangau
Sebangau Rehabilitasi Rehabilitasi Gambut di Gambut di
Taman Nasional Taman Nasional Sebangau
Sebangau
Camp SSI
Sebelum penunjukan
Sebelum penunjukan TN Sebangau TN Sebangau
Kanal transportasi kayu (+24 Km) yang ditinggalkan oleh Perusahaan HPH
STASIUN
STASIUN PENELITIAN PENELITIAN MANGKOK (SSI) MANGKOK (SSI)
Kondisi
Kondisi Sekarang Sekarang Kondisi Dahulu
Kondisi
Kondisi Sekarang Sekarang
Kontras antara TN Sebangau NP vs Ex PLGProject
Ex PLG
Sejarah REDD+ di Kawasan TN Sebangau
• Sebelum 2000 : Kawasan Sebangau merupakan Hutan Produksi yang dikelola oleh 13 Perusahaan HPH pembangunan kanal-kanal utk transportasi
• 2004 : Penunjukan Taman Nasional Sebangau oleh Pemerintah
• 2006 – 2007 : Pembangunan dam di Sungai Bakung & Sungai Bangah
• 2008 : Kajian dampak penabatan kanal terhadap pengurangan pelepasan Gas Rumah Kaca dari hutan rawa gambut yang rusak (terdegradasi) dimulai
• 2008 – 2009 : Pembangunan dam di Sungai Rasau
• 2011 : Restorasi di TN Sebangau masuk dalam Rencana Aksi Nasional
Pengurangan Gas Rumah Kaca (Perpres No. 61/2011) 20/09/11 kesepakatan dari Pengelola S. Bakung, S. Rasau & S. Bangah
• 2012 : Percontohan REDD+ TN Sebangau diregistrasi di Kementerian Kehutanan (S.208/BTNS-1/Jasling/2012) & diaudit oleh TÜV-SUD 02/04/12 Nota
Kesepahaman para pemangku kepentingan
• 2013 : Perbaikan dokumen REDD+ TN Sebangau & Persetujuan DA REDD di TN Sebangau (SK. 831/Menhut-II/2013) validasi metodologi
• 2014: Validasi VCS & CCBA Project Documents
• Sebelum 2000 : Kawasan Sebangau merupakan Hutan Produksi yang dikelola oleh 13 Perusahaan HPH pembangunan kanal-kanal utk transportasi
• 2004 : Penunjukan Taman Nasional Sebangau oleh Pemerintah
• 2006 – 2007 : Pembangunan dam di Sungai Bakung & Sungai Bangah
• 2008 : Kajian dampak penabatan kanal terhadap pengurangan pelepasan Gas Rumah Kaca dari hutan rawa gambut yang rusak (terdegradasi) dimulai
• 2008 – 2009 : Pembangunan dam di Sungai Rasau
• 2011 : Restorasi di TN Sebangau masuk dalam Rencana Aksi Nasional
Pengurangan Gas Rumah Kaca (Perpres No. 61/2011) 20/09/11 kesepakatan dari Pengelola S. Bakung, S. Rasau & S. Bangah
• 2012 : Percontohan REDD+ TN Sebangau diregistrasi di Kementerian Kehutanan (S.208/BTNS-1/Jasling/2012) & diaudit oleh TÜV-SUD 02/04/12 Nota
Kesepahaman para pemangku kepentingan
• 2013 : Perbaikan dokumen REDD+ TN Sebangau & Persetujuan DA REDD di TN Sebangau (SK. 831/Menhut-II/2013) validasi metodologi
• 2014: Validasi VCS & CCBA Project Documents
DISTRIBUSI KEDALAMAN GAMBUT DI KAWASAN
TN SEBANGAU
Cm(Cm)
Apakah “canal blocking” benar
Apakah “canal blocking” benar--benar membuat permukaan air benar membuat permukaan air naik secara signifikan?
naik secara signifikan?
– Ya, jika topografi masih mendekati alamiah, dengan perbedaan permukaan yang rendah (<0.5m/km):
– Diimplementasikan langsung setelah ada pengeringan (masih sedikit subsidence), atau
– Dimana jenis gambutnya fibric dan hydraulic conductivity sangat tinggi (uniform subsidence).
Sebelum canal blocking
2- 4 m
Setelah canal blocking
SSumberumber:: DeltaresDeltares 1- 5 km
Jarak Antar Dam Kanal Bloking Jarak Antar Dam Kanal Bloking
0.25
Jenis dam yang dibangun 1. Sangat Sederhana 2. Sederhana
3. Permanen
• Lokasi DA REDD+ Sebangau 40,239 ha
• Periode proyek 30 th (31/5/2009 – 30/5/2039)
• Reduksi emisi: 927.187 ton CO2-e /30 tahun (rata-rata 30.906
ton/tahun)
• 480 dam
Sosialisasi (& Evaluasi)
Apa yang terjadi setelah penabatan kanal
70 keluarga nelayan
MRV (VCS)
Parameter yang dimonitor di lapangan:
Parameter Frekuensi, methode Pencatatan
Kedalaman air Pengukuran langsung
setidaknya setiap bulan, dengan logger air otomatis pengukuran tercatat harian
Eletronik dan tertulis
Curah hujan harian Harian, stasiun cuaca dng
logger otomatis Eletronik dan tertulis Harian, stasiun cuaca dng
logger otomatis Lokasi dan tanggal konstruksi
bendungan baru dan pemeliharaan
Setidaknya sebelum verifikasi,
pada musim kemarau Nomor ID, koordinat, tanggal konstruksi disimpan dalam geodatabase
Area terbakar Setiap tahun, pengukuran langsung di lapangan atau melalui penginderaan jauh
Database GIS
Penggunaan lahan di daerah
yg dikecualikan Sebelum setiap verifikasi Eletronik dan tertulis Info lain di lokasi dan
karakteristik aliran air Pada saat verifikasi, SOP
pengukuran kanal Database GIS
MRV (CCBA)
Mekanisme resolusi konflik dan pengaduan
MRV (CCBA)
CCBA: Monitoring Dampak thd Masyarakat
• Dimonitor melaluisurvei di kalangan masyarakat yang terkena dampak.
• Masyarakat yang disurvei berada padatitik-titik akses ke area proyek dan sepanjang kanal, menggunakan kuesioner pada dokumen pendukung. Survei dilakukan secara teratur,
sebelum setiap verifikasi CCBS.
• Kegiatan monitoring dilakukan olehBalai Taman Nasional Sebangau, dengan dukungan dari WWF Indonesia.
• Data yang dikumpulkandisimpan dalam sistem GIS dan database dikelola olehBalai Taman Nasional Sebangau.
Survei sudah harus dilakukan sebelum verifikasi di tahun 2019
* Silakan lihatkuesioner untuk survei masyarakat di Dokumen Proyek CCBA
CCBA: Monitoring Dampak thd Masyarakat
• Dimonitor melaluisurvei di kalangan masyarakat yang terkena dampak.
• Masyarakat yang disurvei berada padatitik-titik akses ke area proyek dan sepanjang kanal, menggunakan kuesioner pada dokumen pendukung. Survei dilakukan secara teratur,
sebelum setiap verifikasi CCBS.
• Kegiatan monitoring dilakukan olehBalai Taman Nasional Sebangau, dengan dukungan dari WWF Indonesia.
• Data yang dikumpulkandisimpan dalam sistem GIS dan database dikelola olehBalai Taman Nasional Sebangau.
Survei sudah harus dilakukan sebelum verifikasi di tahun 2019
* Silakan lihatkuesioner untuk survei masyarakat di Dokumen Proyek CCBA
S. Landabung
• Fishery
• Jelutung sap
• Gemor
• Damar
• Rattan
• Bush meat
• Herbs
• Wild fruit
• Timber
• Bird hunting
S. Bulan
• Fishery
• Jelutung sap
• Gemor
• Damar
• Rattan
• Bush meat
• Herbs
• Wild fruit
• Bird hunting
• Paddy field
• Orchard
S. Rasau & S. Sampang
• Fishery
• Jelutung sap
• Gemor
• Damar
• Bush meat
• Nyatu
• Paddy field
• Madu
S. Paduran Alam
• Fishery
• Jelutung sap
• Gemor
• Damar
• Rattan
• Herbs
• Wild fruit
• Timber
• Purun grass
• Dahanen
S. Koran
• Fishery
• Jelutung sap
• Gemor
• Damar
• Rattan
• Nyatu
S. Bangah
• Fishery
• Jelutung sap
• Gemor
• Damar
• Rattan
• Bush meat
S. Rasau
• Fishery
• Jelutung sap
• Gemor
• Damar
• Rattan
• Timber
• Nyatu
S. Bakung
• Fishery
• Jelutung sap
• Bush meat
• Herbs
• Wild fruit
S. Punggualas
• Fishery
• Jelutung sap
• Gemor
• Bush meat
• Herbs
• Wild fruit
• Ketiau
Usage of natural ressources
(Edutama Envirocare 2013) S. Kamipang
• Fishery
• Jelutung sap
• Gemor
• Damar
• Rattan
• Bush meat
• Timber
• Nyatu
• Bird hunting
• Paddy field
• Orchard
• Wood bark
S. Rasau Gunung
• Fishery
• Jelutung sap
• Gemor
• Damar
• Rattan
• Bush meat
• Timber
• Bird hunting
S. Landabung
• Fishery
• Jelutung sap
• Gemor
• Damar
• Rattan
• Bush meat
• Herbs
• Wild fruit
• Timber
• Bird hunting
S. Bulan
• Fishery
• Jelutung sap
• Gemor
• Damar
• Rattan
• Bush meat
• Herbs
• Wild fruit
• Bird hunting
• Paddy field
• Orchard
S. Kaki
• Fishery
• Jelutung sap
• Gemor
• Damar
• Rattan
• Bush meat
• Herbs
• Wild fruit
• Ketiau
• Purun grass
S. Sebangau Kecil
• Fishery
• Jelutung sap
• Gemor
• Damar
• Rattan
• Bush meat
• Herbs
• Nyatu
• Ketiau
S. Sampang
• Fishery
• Jelutung sap
• Gemor
• Damar
• Rattan
• Bush meat
• Herbs
• Timber
• Ketiau
• Purun grass
• Dahanen
S. Paduran Alam
• Fishery
• Jelutung sap
• Gemor
• Damar
• Rattan
• Herbs
• Wild fruit
• Timber
• Purun grass
• Dahanen
Langkah Berikutnya: tambahan penghitungan pool carbon dan cakupan wilayah
Tujuan: Meningkatkan potensi additionality dari pencegahan kebakaran dan rehabilitasi lahan dan menambah lokasi baru.
Biocarbon (~40k ha) + Seka Moza (100k ha) + Sungai Bulan (166k ha)
• Above ground biomass, Below ground biomass
• Forest condition (reforestasi, pencegahan penebangan hutan)
• Pencegahan kebakaran
Tujuan: Meningkatkan potensi additionality dari pencegahan kebakaran dan rehabilitasi lahan dan menambah lokasi baru.
Biocarbon (~40k ha) + Seka Moza (100k ha) + Sungai Bulan (166k ha)
• Above ground biomass, Below ground biomass
• Forest condition (reforestasi, pencegahan penebangan hutan)
• Pencegahan kebakaran
Peta Jalan Peta Jalan
1.Sosialisasi RPTN ke stakeholders
2. Pembentukan Forum Stakeholders
3. Kesepakatan Pengelolaan Kolaborasi 3. Kesepakatan Pengelolaan Kolaborasi
4. Pemaparan Sumber Daya Keuangan, Anggaran, Gap dan masalah teknis di lapangan a.l. Tata
batas,komunikasi antar stakeholders , peran masing- masing, dll
5. Identifikasi Sumber Dana baru