• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rencana Pembelajaran Modifikasi Model IDI untuk Pengkajian Pasien HDR

N/A
N/A
dian nofita

Academic year: 2024

Membagikan "Rencana Pembelajaran Modifikasi Model IDI untuk Pengkajian Pasien HDR"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

FORMAT PENYUSUNAN RENCANA PEMBELAJARAN

MODIFIKASI MODEL INTERNATIONAL DEVELOPMENT INSTITUTE (IDI)

Topik : PENGKAJIAN PADA PASIEN HDR

Tempat : RSJ MAGELANG

Waktu : 09.00-10.00 WIB

Sasaran : Pasien HDR

Penyuluh/pengajar : Dian Nofita

I. Tahap Pembatasan (Tahap Define) A. Identifikasi masalah

Peristiwa-peristiwa traumatik seperti bencana tsunami dan konflik berkepanjangan di NAD yang dialami saudara-saudara kita telah meninggalkan dampak yang serius. Saudara-saudara kita di NAD harus mengalami kehilangan baik pekerjaan, harta benda, bahkan nyawa. Dampak kehilangan-kehilangan tersebut sangat mempengaruhi persepsi individu akan kemampuan dirinya, yang berakibat dapat mengganggu harga diri seseorang.

Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah diri yang berkepanjangan akibat evaluasi negatif terhadap diri sendiri dan kemampuan diri. Berikut ini adalah tanda dan gejala harga diri rendah :

• Mengkritik diri sendiri

• Perasaan tidak mampu

• Pandangan hidup yang pesimis

• Penurunan produktifitas

• Penolakan terhadap kemampuan diri

Selain data diatas, saudara dapat juga mengamati penampilan seseorang dengan harga diri rendah, terlihat dari kurang memperhatikan perawatan diri, berpakaian tidak rapih, selera makan kurang, tidak berani menatap lawan bicara, lebih banyak menunduk, bicara lambat dengan nada suara lemah.

B. Analisis setting

 peserta didik :Penderita HIV

(2)

 kondisi peserta didik kita (karakteristiknya) a) umur : 20 tahun

b) jenis kelamin : Perempuan c) pekerjaan : Buruh Pabrik

 sumber-sumber belajar yang digunakan : internet, jurnal

C. Pengelolaan

Hari : Senin/9 Januari 2023 Waktu : 09.00-10.00 WIB Tempat: RSJ Magelang

II. Tahap Pengembangan (Tahap Develop) A. Tujuan instruksional

➔ Tujuan Intruksional umum (TIU):

Untuk meningkatkan pengetahuan pasien cara meningkatkan harga diri pasien kembali.

➔ Tujuan Intruksional Khusus (TIK):

Setelah melakukan pengkajian diharapkan mampu : 1. Mengkaji data yang terkait masalah harga diri rendah

2. Menetapkan diagnosa keperawatan berdasarkan data yang dikaji 3. Melakukan tindakan keperawatan kepada pasien

4. Melakukan tindakan keperawatan kepada keluarga

5. Mengevaluasi kemampuan pasien dan keluarga dalam menangani masalah harga diri rendah

6. Mendokumentasikan hasil asuhan keperawatan pada pasien dengan harga diri rendah

B. Materi instruksional (outline)

Terlampir

C. Metode instruksional

Metode menggunakan sesi tanya jawab.

D. Media instruksional Buku, Bolpoint.

(3)

E. Kegiatan belajar-mengajar

Tahap kegiatan & waktu Kegiatan pengajar Kegiatan peserta didik

Pembukaan Salam, memperkenalkan

diri, dan menyakan perstujuan

3 menit

Kegiatan inti Pengkajian : - Mencari

permasalahan klien - Mendiagnosa pasien - Memberikan

penyeselasaian - evaluasi

15 menit

Penutup Kesimpulan

Evaluasi/refleksi Tindak lanjut Salam penutup

2 menit

III. Tahap Evaluasi (Tahap Evaluate) A. Prosedur evaluasi

● Peserta

1. Peserta penyuluhan mengikuti kegiatan sampai selesai

2. Pesrta penyuluhan kooperatif dan aktif berpartisipasi selama proses kegiatan

3. Pertemuan berjalan dengan lancar

● Penyuluh

1. Bisa memfasilitasi jalannya penyuluhan

2. Bisa menjalankan perannya sesuai tugas dan tanggung jawab.

● Suasana selama kegiatan kondusif

B. Alat evaluasi (jenis tes)

(4)

Evaluasi, dengan Penyuluh memberi pertanyaan dan meminta untuk menjelaskan kembali materi yang telah disampaikan kepada Peserta untuk mengetahui seberapa tingkat kepamahaman materi yang sudah disampaikan.

C. Soal-soal tes

Apakah ibu bisa menjelaskan dan mempraktikkan kembali apa yang sudah saya ajarkan ?

--- ---

Referensi:

Stuart, G.W. (2009). Principles and Practice of Psychiatric Nursing (9 thed).

St.Louis, Missouri: Mosby Elsevier.

Townsend, M.C. (2009). Psychiatric Mental Health Nursing (6thed).

Philadelphia: F.A. Davis Company.

Undang-Undang Republik Indonesia No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan

Videbeck, S.L. (2006). Psychiatric Mental Health Nursing (3 th ed).

Philadelphia: Lippincott Williams &Wilkins

Hidayat. E. (2011). Pengaruh Cognitif Behaviour Therapy (CBT) dan Rational

Emotive Behaviour Therapy (REBT) terhadap Klien Perilaku Kekerasan dan Harga Diri Rendah di RSMM Bogor. Tesis. Depok_FIK UI.

(5)

Fase Orientasi

Perawat : assalamualaikum, selamat siang Bu.

Pasien : siang sus

Perawat : Perkenalkan saya Perawat Nofi yang bertugas pada shift siang hari ini. Sebelum nya boleh liat gelangnya sebentar ibu?, dan bisa minta tolong sebutkan nama dan tanggal lahir?

Pasien : nama saya Dian, tanggal lahir 22 januari 2002.

Perawat : baik sudah sesuai ya ibu, disini saya mau mengajak ngobrol dengan ibu sebentar untuk mengetahui permasahalan ibu.ibu tenang semua yang ibu sampaikan akan saya rahasiakan semua hanya untuk masalah kesehatan ibu. Untuk waktunya kurang lebih 10-15 menit kedapan, Sebelumnya apakah ibu bersedia?

Pasien : iya boleh sus

Perawat : baik sebelumnya apakah ibu sudah nyaman untuk mengobrol disini?

Pasien : iya sudah sus

Perawat : baik Kalau begitu mari kita mulai ibu Pasien : iya sus

Fase Kerja

Perawat : baik sebelumnya, boleh saya tau alasan kenapa bisa dibawa ke RS ini ibu?

Pasien : saya sering menyalahkan diri sendiri sus, kadang saya suka menyendiri dan diam. Dan bahkan kemarin saya hampir mau membunuh diri saya dengan menyayat lengan saya. Ini sus bekasnya masih sakit. (pasien menunjukkan lengannya yang terluka)Dan saya hampir kehabisan darah katanya kemarin, namun tetangga saya malah meyelamtkan saya. Padahal saya mau mati saja sus ( pasien mulai menangis)

Perawat : (mengelus pundak pasien). Astaufirallah kenapa ibu melakukan itu.

Ibu islamkan ? seharusnya tau itu perbuatan dosa yang paling tidak diampuni.

Pasien : iya sus saya tau, tapi saya gak kuat buat bertahan hidup Perawat : kenapa ibu bisa berkata seperti itu? (mengusap air mata ibu)

Pasien : saya sudah menikah dengan suami saya namun sudah menikah 6 tahun belum dikaruniai anak sus. Sedangkan ibu mertua sudah menuntut saya

(6)

harus hamil dari darah daging suami saya sendiri. Akhirnya saya diceraikn sus (pasien menagis dengan histeris).

Perawat : ya ampun, yang sabar ya ibu.

Pasien : saya sudah merasa tidak berguna lagi sebagai wanita.

Perawat : suami ibu bagaimana apakah masih mau menerima ibu?

Pasien : yang membuat saya terpukul adalah suami saya hanya menurut apa kata ibu mertua sus. Padahal dulu dia bilang sangat mecintai saya dan mau menerima kekurangan saya

Perawat : sebelumnya apakah dari keluarga ibu ada yang permah tidak bisa punya anak juga bu?

Pasien : tidak ada sus, ini smeua karena kesalahan saya karena dulu waktu muda sering memakan makanan tidak sehat seperti mie instan. Dan saya sangat menyesal

(nampak jelas muka penyesalan dari pasien)

Perawat : ibu mohon banyak bersabar dan banyak berdoa ya ibu, ini smeua bukan kesalahan ibu. Semua itu pasti cobaan dari allah. Allah menunjukkan orang mau menerima ibu dan memperlihatkan semua sisi suami ibu. Yang terpenting sekarang ibu terus bersoa dan mendekatkan diri dengan sang pencipta dan semoga allah memberi keajaiban agar ibu dipertemukan dengan sesorang yang mampu menerima ibu apa adanya. Ibu masih muda dan cantik tentu bnyak yang masih menerima ibu. Dan smeoga ibu juga diberi keajaiban dengan segera dikarunia anak ya ibu.

Paisen : amiin mbak (pasien mulai tenang dan mngehela nafas)

Perawat : dan jika ibu tiba-tiba terlintas pikiran untuk bunuh diri kembali ibu bisa melakukan rileksasi nafas dalam ibu tujuannya untuk membantu menengkan pikiran ibu. Saya ajarkan ya ibu.

Pasien : iya sus

Perawat : ibu bisa mengikuti apa yang saya intruksikan ya ibu. Yang pertama ibu bisa tarik nafas dalam dulu selama 3 hitungan lalu tahan selama 3 hitungan dan kembali hempuskan perlahan 3 hitungan. Sambil dipraktikkan ibu,

Pasien : mengikuti apa yang saya katakan

Perawat : baik ibu lakukan terus sampai ibu merasa tenag ya ibu.

Pasien : ( pasien mempraktikkan sapai lega)

(7)

Tahap Terminasi

Perawat : baik ibu. Mungkin untuk hari ini saya cukupkan dulu. Sebelumnya bagaimana perasaan ibu setelah ibu mengobrol dengan saya dan saya bantu ajarka rileksasi nafas dalam?

Pasien : saya merasa lega sus, karena semua yang saya pikirkan sudah saya keluarkan emosi semua.

Perawat : baik ibu sudah paham apa yang sudah saya ajarkan tadi? Bisa dijelaskan dan dipraktikkan kembali ibu?

Pasien : iya bisa sus (praktik rileksasi nafas dalam)

Perawat : baik untuk kegaiatan ibu nanti saya catat dibuku kegiatan harian. Ibu mau melakukan berapa kali sehari ?

Pasien : 3x saja sus

Perawat : baik ibu, nanti saya catat jika 1 artinya ibu melakukan kegiatan secara mandiri dan 2 dibantu dan yang ke 3 ibu tidak melakukan . begitu ya bu kurang lebih Pasien : iya sus. Terima kasih banyak

Perawat : sama sama ibu.

Pasien : (tersenyum)

Perawat : baik kalau begitu saya undur pamit dulu ya ibu. Besok saya akan kembali keisini jam yg sama ya ibu. Untuk membantu mengajarkan ibu rileksasi nafas dalam kembali. begitu ya ibu saya undur pamit. Selamat siang

Pasien : siang sus

Referensi

Dokumen terkait