• Tidak ada hasil yang ditemukan

Repositori UNHI: Buku I Gusti Bagus Wirawan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Repositori UNHI: Buku I Gusti Bagus Wirawan"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

c'. " ;:, g, �

e

"

co

'<

a- >

c "

,..

"' ::J

z

-e

c.

'):, 0

::E c o t5 � 1 � "

::J' "

)> )> DJ CJ) " - 0 ���

z z " - · 3

!"

s 15

co m > - ·Cl m c:

G) �

c

a.

co[c:O

-0 )> en ;::.: CJ) Q c:cn- )>

z

::,_,...m

go

c .. UJ -· tr

:!: �

:!!

! "

• :!EDJ··

;. > " "

0 � £ 3 c.

'<

co

0 -· Q) c:

• .,

"C ::J "'

m

c ��

g �

,,

Q) -·

"

r - 3 " > .rn "

" :!:

m

;:i ::J

::!

::J' !"

...

(3)

Surabaya: Paramita, 2007 viii+ 136 hal; 12.5 x 18.5 cm

ISBN 978-979- 722-382-3

Penerbit & Percerakan : "PARAMITA"

Email: info@paramitapublisher.com http:/ /www · pa ram i ta publisher. com

JI. Menanggal ][! No. 32 Telp.(031) 8295555 8295500 Surabaya 60234 Fax :(031) 8295555,

PANDANGAN FlLOSOFIS, ETIKA DAN UPAKARA DALAM

SIWARATRI

DI ERA MODERN

Editor : Ida Bagus Suarama Layout&cover : Dika

Katalog Dalarn Terbitan (KDT)

lbANDANGAN FILOSOFIS, ETIKA DAN UPAKARA D>Al.Midl

SIWARATRI

DI ERA MODERN

Om Swastyastu,

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Maha Esa/Ida Sang Hyang \Vidhi. atas anugra sehingga makalah ini dapat kami

rang.kurn m

sebuah buku yang kami beri betjudcl -p_-\...,-0 . .\...' FILOSOFIS, ETIKA. DAS CPAJ-.-\JlA D., SI\VAR.ATRI DI ERA \IOD[RY'. Tulis>

diangk.at dari bahan diskusi dosen Universitas tndoncsia yang di)aksanakan dalam peringat31

Suci Siwaratri tahun 2006 dan 2007.

Kajian filosofis yang dimaksud dalam i makalah-makalah yang dipcrgunakan sebagai dalam diskusi semalam suntuk, untuk mengga

meraih makna yang tersimpan dalam Teks yang dengan Ceritera Lubdhaka, Nisada, dan Tokoh lainnya pada teks tersebut. Tahun 2006 meng dua pemakalah dan di tahun 2007 mengangkat pemakalah. Ini menunjukkan pcningkatan untuk mendalami brahmawidya dalam mening spritualitas.

Kajian etika, yang dimaksud karena nil yang diangkat dalam diskusi itu, dapat dipakai i

"wacana" dalam setiap langkah yang akan di agar tidak menyimpang dari ajaran dharrna. J Catur Asrama dapat dilaksanakan, sebaik m

untuk menghadapi goncangan dari Triguna dar

Purusartha, sehingga tujuan hidup dapat dicapai sempurna.

Kajian upakara, yang dimaksud dale

KATA PENGANTAR

Telp. (0361) 226445 Fax: (0361) 226445

Cetakan Pertama 2007 Pemasaran "PARAMITA"

11. Letda Made Putra 16 Denpasar

(4)
(5)

2.5. Makna Spiritual Tanarnan Bilva

(ficus rcligiousa L.) 62

2.5.1. Pendahuluan... 62

2.5.2. Makna Siwaratri 63

2.5.3. Makna Spiritual 67

2.5.4. Makna Spiritual Tanaman Bilva

(ficus religiousa L.) 69

2.5.5. Kesimpulan 74

2.6. Makna Kcbetulan dalam Kisah Niasada dan

Lubdhaka 76

2.6.1. Pendahuluan 76

2.6.2. Pcrjalanan Lubdaka 81

2.6.3. Nilai Filosotis 82

2.6.4. Makna Kcbetulan 84

2.6.5. Kesimpulan 89

3. Rcalitas Pclaksanaan Siwaratri 90

3.1. Mantram Pemujaan 90

3.2. Pelaksanaan Persembahyangan 91 4. Etika Umat dalam Pelaksanaan Siwaratri 96 4.1. Upakara Siwaratri untuk Sadhaka 100 4.2. Berata... J 01

4.3. Tatacara Etika 102

4.4. Upakara Siwaratri Untuk Walaka... 104

4.5. Upakara dan Tatacara 105

Kesimpulan 107

Perayaan Hari Suci Siwaratri di UNffi 109

Foto-foto Kegiatan 111

Lampiran Lontar Lubdaka 113

viii

1.

PENDAHULUAN

Pranamva sirasa visnum trailokyadhipati, prabhum nnasatroddhartam vaksye raja-niu samuccayam. Anunta-sastram bahulasca vidya alpasca ka!o bahu-vighnta ca yastaru-bhutam tadupasaniyam banso yatha ksiramivamhu madyat. Tadaham sampravakf..yami lokanam hit kamayaya ca yasya vijnana-matrena sorva-jnatv;

prapaddyute. (Nitisastra Sloka 1,2, 10).

Sembah sujud sastangga hamba yang rendah kepada Sri Wisnu (pengendali kchidupa, penguasa dari ketiga susunan alam scmcsta. Harr menyampaikan ajaran yang diintisarikan dari herb sastra (pemakalah) dan dinamakan kumpulan raja (dalam sajian ini dinyatakan scbagai kajian; Filsa Etika dan Upacaraffradisi yang dinamis). Ilrru pengetahuan suci tidak ada akhimya, pengetahu wcda itu terdiri dari banyak cabang, sedangkan u:

manusia pendek dan cobaan alangkah banyakny Oleh karena itu, hendaknya pandai-pandai mengai (inti sari setiap pengctahuan, schingga menjadi ii pengetahuan) hanya merupakan sarinya saja, sebs mana burung angsa (itik makan dalam Lumpur, h;

makanannya yang didapatkan) dalam campura susu dengan air, yang diminum hanya susunya s, Apa yang akan hamba sampaikan ini adalah denj

tujuan kesejahteraan seluruh umat manusia. Deni memahami segala ajaran ini, seseorang menger scbagai sarwajnana, yaitu mengerti segala sesua

dengan sebenarnya.

(6)

1.

PENDAHULUAN

Pranamya sirasa visnum trailokyadhipatim prahhum nanasairoddharlam vaksye raja-nui samuccayam. Ananta-sastram bahulasca vidyah

alpasca ka!o bahu-vighnta ca yastara-bhutam tadupasaniyam banso yatha ksiramivambu madyat, Tadaham sampravakkyami lokanam hita- kamayaya ca yasya vijnana-matrena sarva-jnatwam

prapaddyate.

(Nitisastra Sloka 1,2,10).

Sembah sujud sastangga hamba yang rendah kepada Sri Wisnu (pengendali kehidupan), penguasa dari kctiga susunan alam semesta. Hamba menyampaikan ajaran yang diintisarikan dari berbagai

sastra (pemakalah) dan dinamakan kumpulan raja niti (dalam sajian ini dinyatakan sebagai kajian; Filsafat.

Etika dan Upacaraffradisi yang dmamisy. l!mu pcngetahuan suci tidak ada akhirnya, pengetahuan weda itu terdiri dari banyak cabang, scdangkan umur

manusia pcndek dan cobaan alangkah banyaknya.

Oleh karena itu, hcndaknya pandai-pandai mengambil (inti sari setiap pengetahuan, sehingga menjadi ilmu pengetahuan) hanya merupakan sarinya saja. sebagai mana burung angsa (itik makan dalam Lumpur, hanya

makanannya yang didapatkan) da\am campuran susu dengan air, yang diminum hanya susunya saja.

Apa yang akan hamba sampaikan ini adalah dengan tujuan kesejahteraan seluruh umat manusia. Dengan

memahami segala ajaran ini, seseorang mengerti sebagai sarwajnana, yaitu mengerti segala sesuatu

dengan sebenarnya.

l

(7)

Lahir sebagai manusia harus menghonnati yang memberikan kehidupan, yang mcmberi kehidupan didunia im salah satu antaranya adalah Air, yang disimboliskan dengan "Wisnu". Setelah manusia itu hidup, yang terpentmg dilaksakan adalah kewajiban sebagar manusia, yaitu Catur Asrama yang dimulai dari Grahasta. Kenapa dari Grahasta? Karena kalau tidak ada rumah tangga tentu tidak akan ada anak, sebagai cikal bakalnya Brahrnacari yang selanjutnya untuk mcncapai Bhiksuka. Adapun rangkurnan inti pokok pernabahsan rnakalah yang disajikan adalah sebagai berikut:

Pertama, rnenyampaikan hidup manusia sudah digariskan dalam empat tingkatan; belujar, bersuami istri, intospeksi diri menuju kebaikan, mengamalkan tentang kebaikan, discbut dengan Catur Asrama. Di zaman modern manusia tidak pcrlu kehutan, tctapi yang terpenting bagaimana ia rnelaksnakan Trigunaya di masyarakat dalam usaha meraih Catur Purusartha, sehingga ujung-ujungnya mencapai filosofis Siwaratri (untuk mencapai kesejahteraan, yang diperingati tiap- tiap bulan sekali) dan mencapai filosofis Mahasiwaratri.

(untuk mencapai kesejahteraan dan kedamaian, yang dipcringati setiaptahun sekali, di India). Kalau kitadi Bali semestinya harus drperingati dan dilaksakan sctiap saat.

Nilai filosofisnya harus diterapkan, setiap mengarnbil keputusan dalam suatu tindakan (akan mendatangkan kesejahteraan atau tidak, akan mendatangkan kedmaian a tau tidak), sete!ah berpik:irseperti itu baru!ah mengarnbil suatu pekerjaan. Jika scperti itu telah d.ilakukan berarti anda adalah seorang Lubdhaka yang scjati. yang dapat d.iiendtikan telah mencapai jiwan rnukti dan pintu sorga akan terbuka di dunia akhirat. (setelah matt narna anda 2

masih harum).

Kedua, menyampaikan bahwa st Lub scbagai orang yang papa, karena perbuatannya membunuh. Berkaitan dengan ha\ tcrscbut naskah drsebutkan bahwa ada bcberapa perbuatar dapat dikatcgorikan sebagai perbuatan papa.

kecil tak pemah berbuat baik dan amal, pekerja hanya bcrburu, membunuh harimau, babi hutan.

dan badak. Dalam mentransfonnasi kisah ini masyarakat Hrndu di Bah kebanyakan drla rnelalui ditembangkan dengan penggunakan bel wirama. Di dalamnya terdapat wacana papa dan J

Lubdhaka d.iwacanakan sebagai seorang yang karena setiap hari pekerjaannya selalu mem binatang buruannya. Namun berkat brata siwaratr Ia lakukan yaitu upawasa, monobrata danjagra, rr pun sampai ke alam Siwaloka. Pertemuan dan per dengan Siwa merupakan tujuan akhir pemeluk Siwa.

Ketiga, menyampaikan bahwa pelak' Siwalatri pada zaman dahulu (Tradisi) ini bcrper pada kitab Padma Purana. Pelaksanaannya dile secara perseorangan pada tempat terprlih b:

rumah, maupun di asram, sesuai petunjuk spmitualnya. Dalam kitab Padma Purana disei bahwa setelah bangun pada pergantian hari, orang datang ke rumah guru atau pembimbing spint minta petunjuk-petunjuk pelaksanaan brata. S membersihkan diri dan mengenakan pakaian orang hams menenangkan diri hingga semua I tcrkontrol, dan melaksanakan ritus sehan-hani i saatnya matahari tenggelam. Setelah sck

(8)
(9)

membersihkan diri. orang kemudian melakukan puja kepada Genesa. Zaman Modem, bukan bathin manusia yang harus menycsuaikan diri dengan lingkungan lahiriah, melainkan alam yang harus menyesuaikan dan dengan norma-norma batin manusia, bahwa manusia adalah tuan dan penguasa dunia demikianlah filsafat modem. Ciri-ciri pclaksanaan agama pada zaman pasar adalah kapitalisrnc, privatisasi dan eklusivisme. Scsuai dcngan Jogika dalam teori-teori kebudayaan jika terjadi intcraksi antara budaya maka budaya yang kuat pasti akan mempengaruhi budaya yang lemah. Kapitalisme dapat diposisikan sebagai budaya kuat yang dapat mempengaruhi, menghegomoni budaya yang lain yang berbasis pada keyakinan tcologi atau etika tradisional.

balam dimcnsi praktek yang kita bisa arnati, bahwa ritual keagamaan dapat berfungsi sebagai usaha pelarian atau usaha pencarian jati diri. Sebagai contoh tirtayatra bukan lagi karcna kebutuhan batiniah, akari tetapr secara bersama-sama merupakan pemuasan kebutuhan bahwa seseorang harus berwisata, yang dikemas dalam pe!aksaaan hari suci Siwaratri, lnstitusi keagarnaan pada zaman modern mampu mengatur kejamakan pclaksaan Siwaratri terancam sckedar menjadi pelengkap kehidupan nostalgia karena individu mcnjadi struktur yang bebas. bi la berhak menafsirkan sendiri terhadap dasar eksistensi pelaksaaan brata Siwaratri yang selama zaman modern menjadi urusan majelis agama pusat.

Memang kitab suci bagaikan sebuah gudang yang berisi jawaban tentang semua persoalan keagamaan, namun pada ak.himya manusialah yang membuat pilihan bagaimana menentukan sikap dan tindakan dalam kompleksitas kehidupan kini.

4

Kempat, menyampai'kan argument b, menurut pandangan masyarakat hindu, meray siwaratri adalah untuk menebus dosa-dcsa yang diper sebelumnya, atau supaya dosa-dosa diampuni ole!

Sanghyang Widhi ( Siwa). namun muncul pertan' apakah benar hari siwaratri itu sebagai hari penet dosa, a tau sebagai hari pengampunan dosa?, ap dengan melaksanakan jagra, upawasa pada m siwa si lubdhaka mendapatkan sorga?, dan ap ada hubungan antara pendidikan dengan siwar Untuk lebih memahami makna siwaratn manlah renungkan dan diskusikan pada malam yang berbal im dengan mcnyimak kembali cerita kakawin lubdl Kakawin lubdhaka di gubah oleh Mpu Tana merupakan karya sastra bertnakna ganda, makr itu diungkapkan dcngan simbol-simboVtanda mcrupakan kode budaya dari ajaran agama hindu. l mengungkapkan makna simbol-simbol ini memerl pengetahuan yang berhubungan dcngan kode bu Perayaan malam siwararti bukanlah malam pelel dosa, tetapi malam pcmujaan dewa siwa untuk me kejahatan (kepapaan) atau mcmbcbaskan rnanusir keterikatannya dengan rdrya, dan juga meruj malam pembangkitan kesadaran akan sang diri de melakukan brata siwarartri.

Pelaksanaan perayaan siwaratri adalah ketu dan kejujuran pengakuan kita kehadapan hyang · (siwa) dengan melaksanakan instrcpeksi diri, be kebajikan dan mengikuti ajaran-ajaran kebenaran s dengan weda. Karena dosa tak bisa dnebus dl hanya melck sehari, tapi harus diimbangi d(

merubah karma yang jelek dengan bcrkarma yang

(10)

Kempal, menyampaikan argument bahwa menurut pandangan masyarakat hindu, merayakan siwaratri adalah untuk menebus dosa-dosa yang diperbuat sebelumnya, atau supaya dosa-dosa diampuni oleh Ida Sanghyang Widhi ( Siwa). namun muncul pertanyaan, apakah benar hari siwaratri itu sebagai hari penebusan dosa, atau scbagai hari pengampunan dosa?, apakah dengan melaksanakan jagra, upawasa pada malam siwa si Iubdhaka mendapatkan sorga?, dan apakah ada hubungan anrara pendidikan dengan siwarJtri?.

Untuk lebih memahami makna siwaratri marilah kita renungkan dan diskusikan pada malam yang bcrbahagia ini dengan menyimak kembah cerita kakawin lubdhaka.

Kakuwin lubdhaka di gubah oleh Mpu Tanakung merupakan karya sastra bcrmakna ganda, maknanya itu diungkapkan dcngan simbol-simbol/tanda yang merupakan kode budaya dari ajaran agama hindu. Untuk mengungkapkan makna simbol-simbol ini mcmerlukan pengetahuan yang berhubungan dengan kode budaya.

Perayaan malarn siwararti bukan!ah malum pclcburan dosa, tetapi malam pemujaan dewa siwa untuk melebur kejahatan (kepapaan) atau mcmbebaskun manusia dari kcterikatannya dcngan idrya, dan juga merupakan malam pembangkiran kesadarun akan sang diri dengan melakukan brata siwarartri.

Pelaksanaan pcrayaan siwaratri adalah ketulusan dan kejujuran pengakuan kitu kehadapan hyang widhi (siwa) dengan melaksanakan instropcksi diri, berbuat ebajikan dan mengikuti ajaran-ajaran kebenaran sesuai dengan weda. Karena dosa tak bisa ditebus dcngan hanya melek sehari, tapi harus diimbangi dengan merubah kanna yangjelek dengan berkarma yang baik.

5

(11)

Perayaan siwaratri mcm.iliki hubungan yang positif dcngan pendidikan. Yaitu pendidikan moral, keagaman yang sangat tinggi dan mendalam serta dapat di rmplemcntasikan mclalui pendekatan pembelajaran konstruktivistik.

Kelima, menyajikan Tanaman bilva (ficus religiousa I.) Adalah tanaman suci (crataeva religiousa}, mempunyai akar ke atas (spirit) dan akar kc bawah (duniawi), mcrupakan tanamanaswatha (bhagawadgita), dimana setiap lembarnya adalah simbol sloka-sloka suci weda. Tanaman bilva dinarnakan tempat kcdiaman para dewa, sebab ia sclalu memancarkan oksigen (nectar). Di Bali scsuai petunjuk lontar Sivaratrikalpa, daun bilva digunakan sebagai sarana pemujaan dalam rangka hari siwaratri. Dan pucuk bunga bilva mcrupakan haturan yang paling utama untuk menyembah dewa siwa. Brata siwaratri adalah suatu yoga. Ccrita lubdhaka naik pohon bi Iva, takut jatuh dan memctik-mctik daun bilva sejumlah 108, daun bilva dijatuhkan ke dalam telaga yang secara riba-tiba muncul lingga didalam telaga itu dan daun bilva yang dijatuhkan mengenai lingga itu, adalah simbolik dari scorang yogi yang tckun memuja dcwa siwa.

Keenom, menyajikan ''kebetulan" (kcbenaran yang sejati) bukanlah sesuatu yang terjadi tanpa proses.

Diterimanya Nisada di alarn Siwa loka juga secara kebetulan. tetapi karena ketekunannya melaksanakan swadharma dan selalu ingat kepada Ida Sanghyang Widhi Wasa. Kebctulan yang diikuti dengan kisahNisada terkau dcngan Srwaratri, adalah pendakran spiritual bagi setiap manusia yang sadar akan penderitaan, kenestapa, papa, yang selanjutnya berusaha untuk kembali 6

menghormati Rta hukurn alam yang dinyatakan se Siwa. Dcngam mensyukuri apa yang kita tctima, s,

bekcrja scsuai dengan dharma kita masing-masing kita akan mencapai kedamian.

Selanjutnya diakhiri dengan realitas ( pelasanakan Siwaratri, dusi dcngan mantram-ma clan upakara yang dipergunakan sebagai wujud bagi umat dcwasa ini.

Khusus untuk di Universitas Hindu Indc pada tanggal 17 Januari 2007, dilakukan dengan j kegiatan sebagai berikut :

�o. Krgiaian Pukul Ptnaoi:gun:: Kererr

[awab seksl

.

,

. . -

I Prro�rnhah)an2•n I

Sul!ngg,h 19.00-20

·'°

>Cbi Up�lua & Ora Wi

rr» SaDdtwa) Sul!nwh

w-

b Dha.nna Wacana 20 30-2100 &hi Up.,1.an & INym.

(Prof. Dr I U Gu- �uli111:1:,h Adny;u:

Mdh;,_ ,\1.S,.)

'

Dan� l'un)� �mti(l.1- 21 00-2).)0 !'.,rpu11.han . Ir A A�

h11 drul Penye,i,h:rn Agung.

P<,ns,,hargaan ;, ,.

"''

J ,,

'

2 Oi,ku•I

C,q;unW!gan 21 30 22 00 Ke<eni4n & kun\umsi Aoal: >.111 Drs Putu Saryana. (! fl Su•U

b D"�UII 22.00 23.45 Z..!.SI Dr, ld

KOftSUJmi &

""""

pcrtengkop:tn .

""·"'

SIL.) Ir. A.>

'''""

M.Kc,

. D, N

(12)

menghormati Rta hukum alam yang dinyatakan sebagai Siwa. Dengam mensyukuri apa yang kita terima, setelah bekerja sesuai dengan dhanna kita masing-masing maka kita akan mencapai kedamian.

Selanjutnya diakhiri dengan realitas (Etika) pelasanakan Siwaratri, diisi dengan mantram-rnantram dan upakara yang dipergunakan sebagai wujud bhakti bagi umat dewasa ini.

Khusus untuk di Universitas Hindu Indonesia, pada tanggal 17 Januari 2007, dilakukan dengan jadwal kegiatan sebagai berikut:

No. Kegiatan Pukut Penanggung Keterangan

jawab seksl

'

' [

. .

I. Pcnemb�h)an�an I

Sulmgg,h. 191)()..20.30 Sets, Up.,hra & Oro Way•n

(Tn S<llldhya) Suhngg1h Wandr,. Ms,

'

Dh.rma Wacana 20 30-21 00 Sel..s, Up,,<ar., & 11' yu, Put,a

(Prof. Dr I H Sulingg,h Adnyana, S.11.

n,ldh4, M �' )

' Dana Puny,, l'cnd1d1- 21 00-21 30 Pcrpustaban . Ir A AA�"

kan dan Pcuycr.>han Agung. S Ag ,M

Pcngahargaa:1 Kcs

••

" .

. .

2. Di,ku,i

..

Gcguntangan 21 30 22.00 Kcscnian & konsumsa Ar,a�-anak Drs Puru S<lfJJTI<l. (I B SU<ltAflld)

'

Disbm 22.00 23 45 M.S, Ors Jdol;lagu,

Kon.sum" & Dl"inni\.a, MA perlengbpan Dr1 Paramarthd.

Sll.,MH Ir AA Sri Agung, � Ag., MKe, Dr Adiputra

7

(13)

No. Kcgi11tan Pukul Pcnan:,c:gung jaw ab Kctcrangan scksi

' 4,

3 l'erstmb•hyoni.::•n II

,, Pers,apan 23.00-23 45 Pcrlengk.1p.m

"

rn SandyJ (Yoga) 24000130 r», TB �uatama. Ms,

1 "

"

4. Ke,enion

I openg 01 30-02 30 Mhs Program S2 Bpl Ag II.ala

"

Wa}•"G 02 30-04.30 MJ,..Program St

c W,rarna/Geguritaol 04.lO-O!i 45 l)ra I G�t Ayu P,,ld"',1l..yJ Ilud1as1h. M.S, &

Konmnm

' '

' ,,

5. Pcnembahyani.::an Ill

,. Br•hm.1 Muhur1an (me- 06 00-06 3U n,s 18 Suatarna. vi Si n)•mbut rn.ttahar1 pag,) Jero manglu

"

Pralm.1 Oli ()0.1)6 45 3enma pemedd

' Ng,,nyut 1;., •esar• l)(i.4,-C}7 00 .Clc)d\

Program kegiatan dapat berjalan dengan baik, dari awal pclaksanaan upakara dan upacara, yang diikuti olch seluruh Doscn, Pegawai, Mahasiwa S 1 dan S2. Pcmentasan Wayang mengambil Terna, "Arjuna Wiwalw". Mcngindentikkan Arjuna dengan Lubdaka sedang benapa di Gunung. Kemudian digoda oleh kehidupan duniawi; tujuh bidadari, simbolis Saptatimira, tujuh kegelapan "peteng pitu", sasih kepitu. Lebih menekankan terhadap pengendalian diri.

Sedangkan Mahasiswa S2 mcnyajikan Sutasoma, mcninggalkan sanak keluarga pergi kehutan untuk menuntut ilmu. agar rnencapai nirwana. Ilmu yang diperolch "Sakit, Tua, Kernatian" dan Pendeta, manusia tidak akan pcrnah luput dari ketiga ha] tersebut, maka satu-satunya jalan adalah mempclajari, mcmahami dan melalui guru spiritual.

8

Gusti Bagus Wtrawan (kiri), Wayan Watra (ka

(14)

"'

c c �-"'

-

2 ,; �c:

"

c-,

:,::

:::, ,-'. ·c :;;! ��

- "

c E �

"'

��

"

0..

" §:

��ec �

"'

·;: ��0

(15)

Referensi

Dokumen terkait

By way of conclusion, the Executive Committee may wish to consider the following points: a Acknowledge the global dimension of the problem and encourage States to cooperate with UNHCR